FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020 KEBIJAKAN TOL LAUT NASIONAL
Mengapa kita perlu mengedepankan diskusi tentang pemanfaatan wilayah laut
nasional kita hal itu didasarkan pada keadaan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan sebagai mana yang diketahui Indonesia terdiri dari banyak pulau kurang dengan jumlah pu;au terbanyak yaitu 18. 110 pulau, kemungkinan masih lebih dari jumlah yang di tetapkan karena masih ada beberapa pulau yang belum terdata, sebagai negara yang memiliki wilayah laut mecapai dua pertiga dari luas wilayahnya, yang artinya wilayah lautan lebih luas di bandingkan wilayah daratan, serta negara kedua yang memiliki pantai terpanjang di dunia dengan pantai sepanjang 95. 181 KM, hal ini tentu sangat menguntungkan. Diperkirakan dari sector laut saja Indonesia sudah bisa memberikan lapangan kerja bagi 180 juta penduduk di Indonesia. Untuk itu Indonesia perlu membutuhkan terobosan untuk mengoptimalkan potensi tersebut agar bisa memberikan efek kesejahteraan baik itu pembukaan lapangan kerja maupun peningkatan pendekatan bagi penduduk Indonesia. Pengembangan tol laut ini merupakan salah satu terobosan yang di lakukan pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi laut tersebut. Melalui tol laut ini dibuat rencana trayek angkutan laut, subsidi angkutan laut, revitalisasi pelayaran rakyat, dan pengembangan industry berbasisi komoditi wilayah, menjadi hal penting untuk direlasasikan itu menjadi hal penting di kebijakan tol laut ini. Sampai saat ini telah berbagai kebijakan telah dilakukan. Bahwa di simpulkan salah sattu Kesuksesan tol laut telah diberikannya subsidi atau public service obligation (PSO) kepada armada tol laut yang beroperasi di Indonesia sehingga subsidi ini di harapkan membuat kapal bisa berlayar terus secara teratur meski angkutannya yang dibawa kosong. dengan adanya subsidi atau public sevice obligationmemungkinkan untuk secara rutin kapal terus berlayar menhubungkan pulau-pulau dan berbagai pelabuhan di seluruh Indonesia.Salah satu dasar pemikiran dari salah satu dari tol laut ini yang ditekankan oleh presiden Jokowi Dodo beberapa tahun yang alau adalah bagaiman dengan jalur laut bisa menghubungkan antara wilayah timur dan wilayah barat Indonesia. Guna meminimalisir atau menekankan biaya logistic. Selain itu juga bisa membuka peluang untuk akses niaga dari negara di kawasan pasifik selatan dan asia bagian timur, sebelum adanya subsidi dan angkutan frekuensinya rendah maka ini akan membuat perbedaan harga yang besar anatara di papua dan jawa. Dengan lancarnya trayek atau arus kapal ini diharapkan harga-harga itu bisa ditekan sehingga dipersitas atau perbedaan harga itu bisa menjadi lebih rendah. Kenyataannya bahwa transportasi laut saat ini itu digunakan sekitar 90% perdagangan domestic dan internasional sehingga pengembangan kapasitas dan konektivitas dari pelabuhhan sanngat penting untuk penurunan biaya logisyik tadi dan pemerataan pertumbuhan nasional. Perkembangan sector maritime nasional masih sangat terbatas. Untuk itu Indonesia harus mampu mengoptimalkan wilayah laut sebagai basis pengembangan kekuatan geopolitik, kekuatan militer, kekuatan ekonomi dan kekuatan budaya bahari.S. Indonesia memiliki potensi wilayah laut yang dappat dioptimalkan pemanfaatannya, selain transportasi kita juga banyak memiliki potensi seperti kandungan cadangan minyaak, gas alam, pariwisata bahari, perikanan tangkap dan budidayaa kelautan lain. Khusunya di sector tranportasi, wilayah laut Indonesia tidak saja berfungsi untuk menghubungkan seluruh kepulauannya, namun juga melayani angkutan laut/logistic internasional yang melintasi alur laut kepulauam Indonesia (ALKI). Berdasarkan perhitungan pakar maritime Indonesia diperkirakan sekitar 90% perdagangan internasional diangkut melalui laut, dan 40% hamper setengahnya dari rute perdagangan internasional melewati wilayah Indonesia. Angka yang luar biasa. Hal ini berarti, Indonesia sampai kapanpun akan menjadi tempat strategis dalam peta dunia. Saat ini wilayah angkutan laut domestic masih terpusat melayani wilayah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi yaitu diwilayah barat Indonesia meskipun karakteristik kepulauan di wilayah timur Indonesia telah menjadikan transportasi laut sebagai tulanng punggung aktivitas pergerakannya sat ini. Konsep tersebut sebagai konsep pembangunan ship follow the trade artinya kapal-kapal atau transportasi laut itu mengikutu aktivitas perdagangan. Namun untuk mewujudkan pemerataan, diperlukan pembangunan dengan konsep ship ppromote the trade, dimana pembangunan konektivitas wilayah timur Indonesia diharapkan mampu meningkatkan aktivitas ekonomi dan perdagangannya. Pada periode pembanguan jangka menengah 2015-2019, konsep tol laut diimplementasikan diantaranya untuk tujuan peningkatan kinerja transportasi laut melalui perbaiikan jaringan pelayaran domestic dan internasional, penurunan dwelling time sebagai penghambat utama kinerja pelabuhan nasional, serta peningkatan transportasi Indonesia yang saat ini baru mencapai 4 % dari seluruh transportasi Indonesia, dimana share tersebut sangat kecil bagi sebuah negara kepulauan. Padahal diketahui sekitar 40 % melewati laut Indonesia. Permasalahan yang kita hadapi saat ini adalah perbandingan kinerja pelabuhan strategis di ASEAN itu menunjukan bahwa : waktu tunggu/waiting time (WT) masih tinggi 277-447 jam (WT terendah di ASEAN hanya 2 jam), ggross crane productivity disejumlah pelabuahan sstrategis di Indonesia masih relative rendah sekitar 7-11/jam sementara di ASEAN mencapai 20-30 crane moves per hour atau MPH, Domestik Dwilling Time atau waktu tunggu dipelabuhan di indonesia juga tinggi sekitar 5 hari sementara Dwilling Time ASEAN mencapai 1 hari. Beberapa sumber permasalahan yang telah diidentifikasi adalah: Kurangnya penyediaan infrastruktur pelabuhan, khusunya dermaga dan lapangan penumpukan, terutama pada pelabuhan pelabuhan utama. Kondisi fisik pelabuhan, khusunya kedalaman pelabuhan, dimana sebagaian besar pelabuhan berada dimuara sungai sehingga memiliki tingkat sedimentasi tinggi. Aksesbilitas pelabuhan yang terganggu akibat kepadatan yang tidak terkendali disekitar pelabuhan, menimbulkan pendapatan arus keluar masuk pelabuhan. Waktu operasional pelabuhan dan keterbatasan kinerja SDM, khususnya tenaga bongkar muat. Kurangnya jaminan kemanan (premi kargo ke Indonesia yang lebih tinggi) Distribusi logistic diwilayah depan (pelabuhan hab internasional) akan dihubungkan ke wilayah dalam melalui pelabuhan hub nasional (pelabuhan pengumpul)yang kemudian diteruskan dipelabuhan feeder (pelabuhan pengumpan) yang ada di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga akan terjadi interkoneksi antara wilayah hinterlen dan forlen. Untuk mendukung hal tersebut maka armada kapal yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub internasional harus terhubung dengan pelabuhan hub nasional dan berbagai pelabuhan feeder atau pengumpan. Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti rencana tersebut maka perlu dillakukan optimalisasi pelabuhan : Optimalisasi pelabuhan hub internasional (pelabuhan kuala tanjung dan bitung) termasuk melalui peningkatan pangsa muatan angkutan luar negeri (perubahan term-of-trade). Evaluasi optimalisasi pemanfaatan pelabuhan yang telah dibangun (khususnya pelabuhan umum pemerintah. Kajian efektivitas penyediaan terminal khusus (TERSUS)/terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS), termasuk dampaknya terhadap oprasional dan pengembangan terminal atau pelabuhan umum. Evaluasi efektivitas kebijakan pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan internasional untuk mendukung konsep wilayah depan atau wilayah dalam. Penguatan landasan hukum dan kelembagaan dalam koordinasi penyelenggaraan pelabuhan perikanan dan pelabuhan penyeberangan. Pembangunan galangan kapal baru yang berteknologi canggih dan efisien diwilayah yang tersebar.