Anda di halaman 1dari 50

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mutu pendidikan adalah menurut Suderajat bahwa pada saat ini pendidikan

yang berkualitas seperti sinonim denganpendidkan elit dan mahal, padahal tidak

selalu yang mahal itu bermutu meskipun disadari bahwa diperlukan adanya

komponen pendidkan yang minimal sesuai dengan standar kebutuhan bagi

penyelenggara pendidkan bermutu. Dalam aspek produksi misalnya, mutu

merupakan kebutuhan pokok, sebab kemajuan suatu usaha sangat ditentukan

oleh mutu sesuai dengan tuntutan pengguna. Mutu ternyata bukan saja milik

dunia bisnis, tetapi secara spesifik sangat dibutuhkan dalam dunia pendidkan.

Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang bermutu, melalui

lulusan yang bermutu diharapkan akan tersedia sumber daya manusia yang

bermutu.

Berdasarkan pemahaman tersebut diatas maka penulis hendak

melakukan penelitian tentang akreditasi sekolah pada sekolah SD Negeri

139 lamanda, kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi

Selatan. Dalam melakukan penelitian ini juga kami sebagai penulis

beralasan untuk meneliti sekolah ingin mengetahui perkembangan

bagaimana kemajauan sekolah tersebut, ingin mengunjungi sekolah

dimana kami dahulu menempuh pendidkan di sekolah ini, dan

bersilahturahim kepada guru-guru kami dan siswa-siswa di sekolah SD

Negeri 139 lamanda.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah: Pembiayaan dan pendanaan

sekolah pada SD Negeri 139 Lamanda.

C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui akreditasi yang diperoleh

sekolah SD Negeri 139 Lamanda

D. Manfaat

Adapun manfaat penitian tersebut antara lain:

1. Manfaat untuk diri pribadi yaitu menjadi pengalaman yanh kami dapatkan

untuk memperluas wawasan atau pengetahuan tentang penilaian mutu

pendidikan di sekolah.

2. Manfaat untuk tempat penelitian yaitu dapat mengetahui kekurangan dan

kelebihan, serta meningkatkan kinerja dan pengembangan mutu pendidikan

pada sekolah tersebut.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Penyelenggara layanan belajar bagi peserta didik biasanya di

kaji dalam konteks mutu pendidikan yang erat dengan kajian kualitas

manajemen dan sekolah efektif. Komite sekolah/ madrasah sebagai

lembaga mandiri di bentuk dan berperan dalam peningkatan mutu

pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan

tenaga. Sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan ( pasal 56, ayat 3 UU Nomor 20 Tahun

2003 ).

Hal ini untuk menjadikan organisasi tetap bertahan dan terus

melangsungkan kehidupannya, masalah mutu harus menjadi perhatian

termasuk dalam bidang pendidkan. Oleh karena itu, masalah mutu

dalam dunia pendidikan harus menjadi tanggung jawab bersama antara

pemerintah, sekolah dan masyarakat. Mengingat masih diperlukan

upaya yang serius guna meningkatkan mutu pendidikan serta

persaingan global dalam bidang pendidikan yang menunjukkan

kecenderungan makin meningkat dengan baik.

Mutu berarti sesuatu yang dinilai dari tingkat keunggulan. Mutu

dalam konsep yang absolute berarti harus high quality atau top quality.

Mutu yang absolute ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus

dipenuhi, berstandar tingg, mahal, sangat mewah, dan jarang dimiliki

3
orang. Pandangan secara umum banyak factor yang mempengaruhi

mutu pendidikan diantaranya factor kurikulum, kebijakan pendidikan,

fasilitas pendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi

dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di

kelas, dilaboratorium dan lingkup belajar lainnya melalui fasilitas

internet, aplikasi metode, strategi, dan pendekatan pendidikan yang

tepat.

a. Kurikulum pembelajaran

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program

pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelanggara

pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan

kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan

keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam

penyelenggara pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

b. Adminitrasi dan manajemen sekolah

Adminitrasi atau manajemen sekolah standar

adminitrasi/manajemen meliputi:

1. Perencanaan sekolah adalah seharusnya memiliki renacana

yang akan dicapai dalam jangka panjang ( rencana strategis )

yang dijadikan acuan dalam rencana operasional. Dalam

rencana ini wawasan masa depan atau visi dijadikan pemandu

bagi rumusan misi sekolah. Kegiatan sekolah idealnya

4
dilakukan berdasarakan atas tujuan sekolah dirumuskan secara

jelas, criteria utama keunggulan sekolah adalah sejauhmana

warga sekolah memahami dan menyadari visi, misi, dan tujuan

sekolah dan sejauhmana tujuan itu dicapai.

2. Manajemen sekolah adalah pengelolaan sekolah yang

dilakukan dengan melalui sumberdaya manusia untuk

mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Dua hal

yang merupakan inti dari manajemen sekolah adalah aspek dan

fungsi. Dengan pola pemikiran manajemen sekolah yang

meliputi aspek dan fungsi seperti tersebut diatas, maka

manajemen sekolah meliputi semua fungsi yang diterapkan

pada semuasekolah.

3. Kepemimpinan jika manajemenmemfokuskan diri pada sekolah

sebagai jiwanya. Keduanya, manajemen dan kepemimpinan

deperlukan. Tugas dan fungsi manajer adalah mengelolah para

pelaksananya dengan sejumlah input manajemen.

Kepemimpinana sekolah adalah dalam memahami dan

mengembangkan dirinya, menciptakan dan mengartikulasikan (

visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi sekolah.

4. Pengawasan merupakan salah satu fungsi penting dalam

manajemen sekolah. Dalam pelaksanaan pengawasan ini

terkandung pula fungsi pemantauan yang diarahkan untuk

melihat apakah semua kegiatan berjalan lancar dan semua

5
sumber daya dimanfaatkan secara optimal, efektif dan efisien.

Pengawasan dan monitoring dilakukan secara berkala dan tepat

sasaran sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan

perbaikan.

5. Ketatalaksaan sekolah akan berjalan lancar jika didukung oleh

adminitrasi atau ketatalaksanaan yang efisien dan efektif.

Secara umum, adminitrasi sekolah dapat diartikan sebagai

upaya pengaturan dan pendayagunaan seluruh sumber daya

sekolah dalam penyelanggara pendidikan untuk mencapai

tujuan pendidikan sekolah secara optimal.

c. Organisasi dan kelembagaan

Menurut S.B Hari Lubis, organisasi adalah kesatuann social

dari kelompok manusia yang berinteraksi, dimana semua anggota

memiliki fungsi dan tugas serta terdapat batasan jelas, sehingga

dapat dipisahkan secara tegas denganlingkungannya, dengan kata

lain, organisasi bersifat formal dan informal. Organisasi memiliki

struktur yang jelas dimana masing-masing anggota memiliki

spesialisasi.

Lain halnya dengan lembaga, di dalam lembaga tidak harus

mempunyai spesifikasi dalam pembagian tanggung jawab para

anggotanya. Lembaga juga tidak harus memiliki kantor sebagai

tempat berkumpul dan bekerja. Lembaga bersifat normal dan non

formal. Namum pada umumnya lembaga bersifat nonformal karena

6
tidak memenuhi beberapa syarat sebagai alat legalisasi dan

pengakuan dari pemerintah.

d. Sarana dan prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai

alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu

proses produksi. Sementara prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggranya produksi. Dari

pengertian sarana dikatakan moenir tersebut jelas member petunjuk

sarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu

proses kegiatan baik hal tersebut.

e. Ketenagaan

Keberadaan tenaga kependidikan sebagai salah satu factor

dalam proses pendidikan penting artinya bagi organisasi dalam

suatu sekolah. Dalam perkembangannya, organisasi sekolah akan

menghadapi permasalahan tenaga kependidikan yang semakin

kompleks, dengan demikian pengelolaan tenaga kependididkan

harus dilakukan secara professional oleh departemen tersendiri

dalam susatu orgaanisasi yaitu departemen sumber daya manusia

Tenaga kependidikan sebagai salah satu unsure penunjang

organisasi sekolah, dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja

lingkungan suatu organisasi atau potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi sekolah dalam mewujudkan eksistensinya

atau potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal

7
non material dalam organisasi sekolah, yang dapat diwujudkan

mejadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan

eksistensi organisasi sekolah.

f. Pembiayaan dan pendanaan

Pendanaan ( funding ) adalah sejumlah uang yang diberikan

oleh organisasi atau pemerintah atas dasar kesepakatan. Hal ini

biasanya gratis, mungkin ada persyaratan kontrak tertentu dalam

perjanjian itu, tapi tidak ada persyaratan untuk membayar kembali

modal. Fasilitator yang paling umum yang biasanya memenuhi

kebutuhan dana dari sebuah organisasi adalah sumbangan yang

dibuat oleh pemerintah atau dermawan.

Pembiayaan ( financing ) adalah jumlah modal atau jumlah

uang yang diberikan kepada sebuah organisasi dengan harapan

untuk dibayar kembali jumlah modal bersama dengan presentase

tertentu daru bunga.

g. Peserta didik

Salah satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa

ditinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan

mungkin proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta didik

merupakan komponen manusiawi yang menepati posisi sentral

dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar

8
mengajar,peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita,

memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.

h. Peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya anggota

masyarakat dalam memecahkan suatu permasalahan masyarakat

tersebut. Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti

keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahksn

setiap permasalahan. Di dalam hal ini masyarakat sendirilah yang

aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasikan program-program kesehatan masyarakatnya.

Lembaga atas wadah yang ada dimasyarakat hanya dapat

mendukung, memotivasi dan membimbingnya.

i. Lingkungan dan budaya sekolah

Disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaaan

memenuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku

dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Peningkatan disiplin

atas dasar dorongan dari dalam diri manusia dapat terlaksana, kalau

menyadari dan menerima disiplin itu sebagai hal yang wajar dalam

kehidupan dimanapun kita berada. Begitu pula rasa tanggung

jawab dapat ditingkatkan kalau orang dilibatkan sejak dari

merencanakan kegiatan, sehingga merasa bahwa kegiatan itu

adalah miliknya.

9
B. Permasalahan yang ditemukan dan kendala proses pengelolaan

pendidikan.

Selama penelitian masalah yang kami temukan adalah jadwal

kepala sekolah biasanya tidak bertemu sehingga itu yang menjadi

masalah dalam penyelesaian tes wawancara atau instrumen akreditasi

dan kegiatan – kegiantan kepala sekolah sangat padat. Operator

sebagai pemegang semua file atau yang mengetahui semua file

biasanya tidak hadir dikarenakan banyak pekerjaan sehingga

instrument ini belum lengkap.

Pada saat sampai disekolah kami memperkenalkan diri kepada

kepala sekolah tersebut dan mengatakan kami dari sekolah tinggi

agama islam ingin melakukan penelitian selama 4 bulan dan ingin

kerjasama dalam sekolah ini. Dan kepala sekolah merespon dengan

baik atau menerima kami dalam melakukan penelitian.

Selama penelitian kami mewawancai kepala sekolah dan bendahara

sekolah, dan pada saat mewawancarai dia merespon dengan dan sesuai

dengan data-data yang di Sekolah.

10
BAB III PROSES SURVEY DAN HASIL SURVEY

Pernyataan Utama

No Komponen Bobot Jumla Skor Nilai


h Butir
1. Kurikulum Dan 20 34 33 19,41
Pembelajaran
2. Adminitrasi Dan 10 15 15 10,00
Manajemen Kelas
3. Organisasi Dan 5 5 5 5,00
Kelembagaan
4. Sarana Dan Prasarana 15 7 7 15,00
5. Ketenagaan 15 8 6 12,25
6. Pembiayaan Dan 15 10 4 6,00
Pendanaan
7. Peserta Didik 10 8 6 7,50
8. Peran Masyarakat 5 5 5 5,00
9. Lingkungan Dan 5 10 10 5,00
Budaya Sekolah
Jumlah 85,16

Pernyataan Tambahan

No Komponen Bobot Jumla Skor Nilai


h Butir
1. Kurikulum Dan 20 11 9 16,20
Pembelajaran
2. Adminitrasi Dan 10 14 10 7,10
Manajemen Kelas
3. Organisasi Dan 5 4 3 3,75
Kelembagaan
4. Sarana Dan Prasarana 15 8 5 9,30
5. Ketenagaan 15 5 0 0
6. Pembiayaan Dan 15 5 3 9,00
Pendanaan
7. Peserta Didik 10 3 2 6,60
8. Peran Masyarakat 5 4 4 5,00
9. Lingkungan Dan 5 5 4 4,00
Budaya Sekolah
Jumlah 60,95

11
Pernyataan Gabungan

Nilai
No Komponen Bobot Pernyataa Pernyataan Gabunga Gabungan
n Utama Tambahan n Asli Ratusan
1. Kurikulum Dan 20 19,41 16,20 18,42 92,10
Pembelajaran
2. Adminitrasi Dan 10 10,00 7,10 9,13 91,30
Manajemen Kelas
3. Organisasi Dan 5 5,00 3,75 4,62 92,40
Kelembagaan
4. Sarana Dan Prasarana 15 15,00 9,30 13,39 88,60
5. Ketenagaan 15 12,25 0 8,57 67,13
6. Pembiayaan Dan 15 6,00 9,00 6,90 46,00
Pendanaan
7. Peserta Didik 10 7,50 6,60 7,23 72,30
8. Peran Masyarakat 5 5,00 5,00 5,00 100,00
9. Lingkungan Dan 5 5,00 4,00 4,70 94,00
Budaya Sekolah
85,16 60,95 77,86 733,83

12
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Penentuan Perangkat didasarkan kepada jumlah nilai gabungan dan

setiap kemampuan nilai akhir akreditasi yang diperoleh: 77,86, sehingga

perangkat akreditasi sekolah tersebut adalah B.

Brdasarkan uraian laporan observasi ini dapat kami simpulkan bahwa

akreditasi sekolah/madrasah bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan sesuai yang diharapkan atau mengacu pada standar nasional

pendidikan, dalam hal ini pemerintah sudah melaksanakan akreditasi

sekolah bagi lembaga maupun program satuan. Akreditasi sekolah atau

madrasah adalah proses penilaian secara komprehansif terhadap kelayakan

dan kinerja satuan atau program pendidikan, yang dilakukan sebagai

akuntabilitas publik.

Akreditasi sekolah bertujuan untuk memberikan informasi tentang

kelayakan sekolah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan

standar Nasional pendidikan, memberikan rekomendasi tentang

pemjaminan mutu pendidikan kepada program atau satuan pendidikan

yang akreditasi.

B. Saran

Adapun saran dari dari kami tentang selama penelitian ini dengan

observasi adalah sebaiknya data-data sekolah lengkap dan operatornya

bisa selalu ada di saat hari sekolah agar ketika ada pengunjung atau

nahasiswa yang meneliti bisa dapat data yang lengkap. Dan kami harapkan

13
kedepannya sekolah SD Negeri 139 Lamanda dapat berkembang dengan

fasilitas sekolahnya lengkap dan bisa menjadi sekolah yang unggul dan

banyak menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Amri,s.2013 Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah
dalam Teori, Konsep dan analisis. Jakarta.

Anwar, Moch Idochi. 2013. Adminitrasi Pendidikan dan Manajemen


Biaya Pendidikan. Jakarta.

Bahri, Syamsul.2014. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD.


Gowa.

Damayanti, Devi. 2015. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala


Sekolah Dan iklim Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan
Ngampuh Kabupaten Bandung.

Daryanto, M. 2006. Adminitrasi Pendidikan. Jakarta. Bineka Cipta

15
LAMPIRAN ATAU DEKUMENTASI

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Anda mungkin juga menyukai