Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS

 Umur : terjadi pada semua umur

 Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan meningkatnya


insidennya sesuai pertambahan usia dan aktivitas seksual

 Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi

2. KELUHAN UTAMA

 Rasa sakit atau panas di uretra sewaktu kencing

 Urine sedikit

 Rasa tidak enak di daerah supra pubik

3. RIWAYAT PENYAKIT

 Riwayat ISK sebelumnya

 Obstruksi pada saluran kemih

 Masalah kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual

4. PEMERIKSAAN FISIK

 TTV : sepsis

 Infeksi abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder : pengosongan


tidak maksimal

 Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan vagina introitus

 Kaji perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang


menyengat, nyeri pada supra pubik

5. PEMERIKSAAN PSIKOSOSIAL

 Sering terjadi pada usia remaja dan dawasa muda  activitas seksual
timbul perasaan malu dan bersalah

 Perasaan takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan


terhadap aktivitas sexual
 Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh
terhadap penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari – hari

6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Urinalis  urin tengah

Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood


Cell), RBC (Red Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan
keteribatan ginjal

Tes sensitifitas  banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic


dan antiseptic berhubungan dengan infeksi berulang

 Pengkajian radiographic

Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat,


jika terdapat retensi urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV
(Identivikasi perubahan dan abnormalitas structural)

 Culture  Mengidentifikasi bakteri penyebab

 Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly


struktur nyata

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Rasa nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih

Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang

Tujuan : Tidak ada nyeri dan rasa terbakar saat berkemih

INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau : Untuk mengidentifikasi indikasi,


kemajuan atau penyimpanan dari hasil
 Haluan urine terhadap perubahan yang diharapkan
warna,bau dan pola berkemih

 Masukan dan haluan setiap 8 jam

 Hasil urinalis ulang


2. Konsul dokter bila : Temuan-temuan ini dapat member
tanda kerusakan jaringan lanjut dan
 Sebelumnya kuning gading-urine perlu pemeriksaan lebih luas,seperti
kuning,jingga gelap , berkabut atau pemeriksaan radiology jika sebelumnya
keruh tidak dilakukan

 Pola berkemih berubah,sebagai


contoh rasa panas seperti terbakar saat
kencing , rasa terdesak saat kencing

 Nyeri menetap atau bertambah


sakit
3. Berikan analgesic sesuai Analgesik memblok lintasan nyeri,
kebutuhan dan evaluasi sehingga mengurangi nyeri
keberhasilannya
4. Jika frekuensi menjadi masalah, Berkemih yang sering mengurangi
jamin akses kekamar mandi, pispot statis urine pada kandung kemih dan
dibawah tempat tidur atau menghindari pertumbuhan bakteri
bedpan.Anjurkan pasien untuk
berkemih kapan saja ada keinginan
5. Berikan antibiotic.Buat berbagai Akibat dari peningkatan haluan urina
variasi sedian minuman, termasuk memudahkan sering berkemih dan
air segar disamping tempat membantu membilas saluran kemih
tidur.Pemberian air sampai 2400
ml/hari

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factor


resiko nosokomial

Kriteria hasil : Klien dapat berkemih dengan urine


jernih tanpa ketidaknyamanan,urinalisis dalam batas
normal,kultur urine menunjukkan tidak ada bakteri

Tujuan : Tidak ada infeksi pada kandung kemih

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan perawatan perineal Untuk mencegah kontaminasi uretra


dengan air sabun setiap shift.Jika
pasien inkontinensia,cuci perineal
sesegera mungkin
2. Jika dipasang kateter indwelling, Kateter memberikan jalan pada bakteri
berikan perawatan kateter 2 kali untuk memasuki kandung kemih dan
perhari (merupakan bagian dari naik kesaluran perkemihan
waktu mandi pagi dan pada waktu
akan tidur) dan setelah buang air
besar
3. Ikuti kewaspadaan umum (cuci Untuk mencegah kontaminasi silang
tangan sebelum dan sesudah kontak
langsung,pemakaian sarung
tangan),bila kontak dengan cairan
tubuh atau darah yang mungkin
terjadi (memberikan perawatan
perineal,pengosongan kantung
drainase urina, penampungan
specimen urine).Pertahanan teknik
aseptic bila melakukan kateterisasi,
bila mengambil contoh urine dari
kateter indwelling
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam Untuk mencegah statis urine
dan anjurkan masukan cairan
sekurang-kurangnya 2400
ml/hari(kecuali kontra
indikasi).Bantu melakukan ambulasi
sesuai kebutuhan
5. Lakukan tindakan untuk Asam urna menghalangi tumbuhnya
memelihara asam urina kuman

3. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan
perawatan di rumah

Kriteria hasil : klien manyatakan mengerti tentang


kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan,
tindakan perawatan diri preventif

Tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan keinginan


untuk mentaati rencana terapiutik

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan iformasi tentang : Pengetahuan apa yang diharapkan


a. Sumber infeksi dapat mengurangi ansietas dan
b. Tindakan untuk mencegah membantu mengembangkan kepatuhan
penyebaran atau kekambuhan klien terhadap rencana terapiutik
c. Jelaskan pemberian antibiotic
yang meliputi nama, tujuan,
dosis, jadwal dan catat efek
sampingnya
d. Pemeriksaan diagnostic,
termasuk :
 Tujuan
 Gambaran singkat
 Persiapan yang di
butuhkan sebelum
pemeriksaan
 Perawatan sesudah
pemeriksaan
2. Pastikan klien atau orang Instruksi verbal dapat dengan mudah
terdekat telah menulis perjanjian dilupakan
untuk perawatanlanut dan instruksi
tertulis untuk tindakan pencegahan
3. Instruksi klien untuk Klien seringmenghentikan obat
menggunakan seluruh antibiotic mereka, jika tanda dan gejala mereda.
yang diresepkan. Minum sebanyak Cairan menolong membilas ginjal
8 gelas/hari

C. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari cystitis tipe infeksi adalah :

 Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam


urine

 Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 –


10 hari

 Atropine untuk meringankan kejang otot

 Fenazopridin untuk mengurangi nyeri

 Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum


baking soda yang di larutkan dalam air

 Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur

Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :

 Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari

 Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih,
masukan dan haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang

 Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang

 Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon

 Istirahat dan nutrisi adekuat

 Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK

Terapi obat untuk cystitis

Drug / obat Dosis Intervensi keperawatan Rasional

Quinolones 400 mg diMenghindari hidangan yangQuinolones


norfloxacin minum mengandung cafein danmemperpanjang umur
(noroxin) memperhatikan klien yangparuh cafein dan
PO x 3 , 7 atautelah menerimatheophylline
10 hari theophylline

Ciprofloxacin 250 mg di  Hindari antacid yangAluminium dan


(cipro) minum PO x mengandung aluminiummagnesium
3 , 7 atau 10 dan magnesium bertentangan dengan
hari  Beri dengan makananpenyerapan obat
atau susu
Nitrofuration  50 – 100Monitor untuk gejala seperti  Nitrofuration
(Macrodantin, mg 4 hariinfluenza pada klien lanjut dapat menyebabkan
Nephronex, sekali PO x 7usia dan pada klien dengan iritasi GI : Makanan
Novofuran) – 10 hari masalah paru - paru atau susu membantu
 50 mg penurunan masalah
sebelum tidur ini
PO x 6 bulan  Interstisial
 50 mg PO pneumonitis
setelah coitus merupakan kasus
yang jarang terjadi
pada klien yang peka
terhadap
nitrofurantoin
Trimetroprim /  160/800Sediakan masukan cairan  Sulfa mempunyai
sulfamethoxazole mg sebelumyang cukup dan kecenderungan
(bactrim, Septra, tidur PO 1menghindari asam untuk mengkristal,
Apo-Sulfatrim dosis ascorbich dan ammonium terutama pada
roubac)  160/800klorit, yang akan keasaman atau
mg diminummengasamkan urine konsentrasi urine
PO x 3 , 7  Alergi sulfa
atau 10 hari umum terjadi pada
 80/400 klien ini
mg PO
setelah
coitus
 Catatan :
DS atau DF
berarti
double-
strength
sebesar
160/800 mg
Amoxicillin / 250 mg tiap 8Berikan perhatian pada  Augmentin dapat
asam clavulanich jam sekali POklien dengan asma, menyebabkan iritasi
(augmentin, x 7-10 hari defisiensi G6Pd, dan alergi GI : bantuan
clavulin) yang lain makanan dapat
menurunkan
problem ini
 Kedua 250 mg
dan 500 mg tablet
mengandung 125 mg
asam cluvulanic
Cephalosporins :  250 mg  Jangan menggantikan  Cross-
Cefuroxime tiap 12 jam separo dari 500 mg tablet sensitivitas dengan
(Ceftin) Po x 3 , 7 untuk 250 mg tablet penisilin secara
atau 10 hari  Tanyakan tentang umum
 250 mg riwayat apakah ada alergi  Peningkatan
sebelum penisilin penyerapan pada
tidur PO x 1  Beri dengan makanan makanan
dosis
Phenazopyridine 100–200 mg 3  Beri dengan makanan  Bantuan
(pyridium, hari sekali PO  Memberitahu klien makanan
phenzo, x 2 atau 3 hari urine akan berubah mengurangi distress
pyronium) sampai nyeri warna menjadi merah GI
sembuh atau kuning keruh  Perubahan warna
 Informasikan pada urine normal terjadi
klien bahwa obat  Klien boleh
merupakan anestetik minum obat seperti
mukosa urine antibiotic

D. DISCHARGE PLANNING

Mempersiapkan tentang HE dilaksanakan oleh pasien atau keluarga; memberikan


HE pada klien tentang kebersihan daerah genital klien; aktivitas, gizi harus
terpenuhi dan kunjungan dokter.

E. EVALUASI

Perawat mengevaluasi keadaan klien , hasil yang di harapkan dan evaluasi


tersebut adalah :

 Berkurangnya tanda dan gejala infeksi

 Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi

 Mencegah adanya kekambuhan infeksi

1. Pengertian

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke
dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.(Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2. hal.1432)

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien wanita, dimana
terjadi infeksi oleh Escherichia Coli.(Lewis.Medical Surgikal Nersing. Hal 1262)

Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan


umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan
aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama
yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena
uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang
ditemukan pada cairan seminal.

Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena


kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan
sempurna kandung kemih. Cistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa
faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.

2. Klasifikasi

Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

1. Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi
karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan
striktura uretra.

2. Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit
primer misalnya uretritis dan prostatitis.

3. Etiologi

• Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli.

• Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan
pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.

• Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi


rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli
atau obstruksi.

• Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus
terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering
disebabkan karena infeksi E.coli.
• Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya
urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau
karena infeksi dari usus.

Jalur infeksi

 Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini lebih sering
ditemukan pada wanita

 Infeksi ginjalyan sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.

 Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih
misalnya appendiksiti

 Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.

4. Patofisiologi

Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh
bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara
hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik
dapat bilateral maupun unilateral.Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi pada suatu tempat
misalkan pada vagina atau genetalia eksterna menyebabkan organisme melekat dan
berkolonisasi disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung kemih.

5. Manifestasi Klinis

Uretro Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

 Disuria (nyeri waktu berkemih) karena epitelium yang meradang tertekan

 Peningkatan frekuensi berkemih

 Perasaan ingin berkemih

 Piuria(Adanya sel-sel darah putih dalam urin)

 Nyeri punggung bawah atau suprapubic

 Demam yang disertai hematuria (danya darah dalam urine) pada kasus yang parah.
6. Pemeriksaan diagnostik

a. Urinalisis

1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih

2) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

b. Bakteriologis

 Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102 – 103 organisme
koliform/mL urin plus piuria  2 )

 Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

c. Pemeriksaan USG abdomen

d. Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP

7. Pengobatan

o Pemberian terapi single : trimekstropin-sulfametroxazole (bactrhim,septa)

o Pemberian terapi 1-3 hari : Nitrofurantoin (Macrodantin, Furadantin), Chephalaxin


(keflek), Ciprofloksasim (cibrloksin, noroksin), Ofdlksasin (floksin)

o Pemberian anlgesik untuk mengurangi nyeri.

8. Kompslikasi :

1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal

2) Gagal ginjal

3) Sepsis

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh
yaitu :
Data biologis meliputi :

1) Identitas klien

2) Identitas penanggung

Riwayat kesehatan :

1) Riwayat infeksi saluran kemih

2) Riwayat pernah menderita batu ginjal

3) Riwayat penyakit DM, jantung.

Pengkajian fisik :

1) Palpasi kandung kemih

2) Inspeksi daerah meatus


a) Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b) Pengkajian pada costovertebralis

Riwayat psikososial :

Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan

Persepsi terhadap kondisi penyakit

Mekanisme kopin dan system pendukung

Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga


1) Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2) Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis

2. Diagnosa Keperawatan

1) Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemih

2) Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang
berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih

3) Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit


4) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

3. Perencanaan

a. Infeksi yang b.d adanya bakteri pada kandung kemih,

Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien memperlihatkan


tidak adanya tanda-tanda infeksi.

Kriteria Hasil :
1) Tanda vital dalam batas normal
2) Nilai kultur urine negative
3) Urine berwarna bening dan tidak bau

Intervensi :

1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
R/:Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2) Catat karakteristik urine
R/ :Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangandari hasil
yang diharapkan.
3) Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
R/ :Untuk mencegah stasis urine
4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon
terapi.
R/ :Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.
5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali
kemih.
R/ :Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi
uretra

b. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang
berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria :
1) Klien dapat berkemih setiap 3 jam
2) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
3) Klien dapat bak dengan berkemih
Intervensi :
1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
R/ :Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put
2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
R/ :Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.
3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
R/ :Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4) Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
R/ :Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5) Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
R/ :Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

c. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa


nyaman dan nyerinya berkurang

Kriteria Hasil :
1) Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
2) Kandung kemih tidak tegang
3) Pasien nampak tenang
4) Ekspresi wajah tenang

Intervensi :

1) Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
R/ :Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
R/ :Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
R/ :Untuk membantu klien dalam berkemih
4) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
R/ :Analgetik memblok lintasan nyeri

d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-


tanda gelisah.

Kriteria hasil :
1) Klien tidak gelisah
2) Klien tenang

Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan
R/ :Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
R/ :Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan
pengobatan
3) Beri support pada klien
R/ :Meningkatkan respon fisiologis pada klien
4) Beri dorongan spiritual
R/ :Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support
pada klien
5) Beri penjelasan tentang penyakitnya
R/ : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
MASALAH CISTITIS

DISUSUN OLEH
NINGSIH

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
TAHUN2018

Anda mungkin juga menyukai