Anda di halaman 1dari 5

C.

UANG, BERBANKAN, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG MONETER

 UANG
 Pengertian
Uang adalah sesuatu yang diterima masyarakat umum sebagai alat tukar maupun
sebagai alat pembayaran
 Syarat-syarat uang
Syarat-syarat suatu benda dapat diterima sebagai uang antara lain sebagai berikut :
 Tahan lama (durability)
 Dapat diterima umum (acceptability)
 Nilainya cenderung tetap dalam jangka waktu lama ( stability of value)
 Mudah di bagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
 Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)
 Mudah disimpan dan mudah dibawa (portability)
 Fungsi uang
 Fungsi asli
Fungsi asli uang meliputi :
o Alat tukar. Uang berperan mempermudah dalam transaksi atau pertukaran
karena uang diakui secara umum dan dapat diterima semua pihak sebagai alat
tukar
o Satuan hitung. Melalui uang dapat diketahui dengan jelas nilai dan harga suatu
barang
 Fungsi tambahan (turunan)
Fungsi turunan uang meliputi :
o Alat pembayaran. Uang berfungsi sebagai alat pembayaran jika digunakan
untuk melakukan pembayaransesuatu.
o Penyimpan nilai atau pembayaran masa depan. Uang berfungsi mengalihkan
daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang, misdalnya seseorang yang
menerima uang atas transaksipenjualan barang dan jasa, hasil penerimaan uang
tersebut dapat disimpan atau digunakan untuk membeli barangdan jasa pada
masa yang akan datang.
o Pemidah kekayaan.kekayaan dalam bentuk uang dapat dipindahkan ke suatu
tempatatau dalam bentuk lain. Contohnya seseorang menjual mobil dengan
harga 100 juta dan hasil penjualan mobil dibelikan sebuah rumah.
o Pembentuk kekayaan. Dengan mengumpulkan uang dapat membentuk
kekayaan sebab uang dapat dibelikan kekayaan dalam bentuk rumah, emas, atau
barang-barang berharga lainnya.

 Permintaan uang
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat pada kurun waktu
tertentu. Faktor yang mempengaruhi permintaan uang (jumlah uang yang dibutuhkan)
antara lain sebagai berikut :
 Motif bertransaksi (transaction motive), artinya seseorang memegang uang tunai
karena memiliki keinginan untuk mendanai transaksi kebutuhan hidup sehari-hari.
 Motif berjaga-jaga (precautionary motive), artinya seseorang memegang uang tunai
karena didorong keinginan untuk membiayai kejadian-kejadian yang sifatnya
darurat dan tak terduga.
 Motif berspekulasi (speculative motive), artinya seseorang memegang uang tunai
karena ia berharap dengan uang tunai yang dimilikinya ia akan mudah mendapatkan
keuntungan.
 Penawaran uang
Penawaran uang adalah jumlah dari uang yang beredar dalam perekonomian pada
waktu tertentu, jumlah uang dalam arti sempit (narrow money) terdiri atas uang kartal
rupiah (uang kertas dan uang koin) yang berada di laur bank umum dan BPR ditambah
dengan uang giral. Adapun jumlah uang beredar dalam arti luas adalah uang beredar
dalam arti sempit + uang kuasi + surat berharga selain saham.
Penawaran uang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut
 Pendapatan
 Tingkat suku bunga
 Selera masyarakat
 Harga barang
 Fasilitas kredit
 Kekayaan masyarakat
 Struktur ekonomi masyarakat
 Jenis nilai uang
 Nilai intrinsik, yaitu harga kertas/logam yang digunakan untuk membuat selembar
uang kertas dan uang koin.
 Nilai nominal, yaitu nilai/ angka yang tertera pada uang kertas dan uang logam.
 Teori nilai uang
Hubungan antara jumlah uang yangt beredar dengan harga umum menurut Irving
fisher dirumuskan secara matematis :
MxV=PxT
Keterangan :
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
V = Velocity of circulation ( kecepatan predaran uang)
P = Price (tingkat harga rata-rata barang)
T = Trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
 PERBANKAN
Menurut UU pokok Perbankan Nomor 10 tahun 1998, jenis bank menurut fungsinya
terdiri dari bank sentral, bank umum dan bank perkreditan rakyat
Bank sentral (bank Indonesia ) memiliki kegiatan sebagai berikut
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Sebagai penyedia dana terakhir (last lending resort) bagi bank umum dalam bentuk
bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Bank umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu bank umum konvensional dan bank
umum syariah.
Kegiatan bank umum konvensional yaitu :
 Menghimpun dana dalam bentuk giro (demand deposit), tabungan (saving deposit),
dan deposito berjangka (time deposit)
 Menyalurkan dana dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja, kredit
perdagangan, kredit produktif, dan kredit profesi.
 Melakukan jasa pengiriman uang (transfer)
 Melakukan jasa inkaso antar bank (penagihan utang piutang atas nama nasabah)
 Menyediakan cek perjalanan
 Banker order (pembayaran listrik, gaji dan telepon)
 Menerbitkan kartu kredit
 Jual beli surat-surat berharga, seperti wesel, dan kertas perbendaharaan negara
 Jual beli valuta asing
 Menerima titipan barang-barang berharga (seve deposit box)
 Memberikan jaminan bank (bank garansi)
Kegiatan bank umum syariah pada dasarnya sama dengan kegiatan yang ada di bank
umum konvensional. Perbedaannya hanya dalam manajemen pengelolaannya. Bank
konvensional menganut prinsip umum sedangkan bank syariah menganut prinsip-prinsip
islam yang ada dalam Qur’an dan hadist rasulullah.
Prinsip tersebut antara lain :
 Prinsip mudharabah, yaitu bank memberi modal, nasabah memberikan keahlian, laba
dibagi menurut rasio nisbah yang disetujui
 Prinsip murabahah, yaitu nasabah membeli suatu komoditi menurut rincian tertentu,
bank mengirimkan kepada nasabah imbalan harga tertentu berdasarkan persetujuan
awal kedua belah pihak
 Prinsip musharakah, yaitu bank dan nasabah menjadi mitra usaha dengan masing-
masing menyumbang modal dan laba di bagi sesuai rasio yang disepakati di muka
 Prinsip ijarah, yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan, dan prinsip ijarah wa iqtina, yaitu untuk pemindahan kepemilikan atas
barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain.
Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meliputi :
 Menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, deposito, dan bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu
 Memberikan kredit/pinjaman kepada nasabah
 Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasrkan prinsip bagi hasil sesuai yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilarang melakukan usaha-usaha berikut:
 Menerima simpanan berupa giro
 Ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, seperti transfer dan kliring
 Melakukan kegiatan usaha valuta asing
 Melakukan penyertaan modal
 Melakukan usaha asuransi.
Secara umum kegiatan ekonomi bank dikelompokkan menjadi dua Yaitu :
o Kredit pasif adalah kegiatan menerima/menarik dana dari masyarakat dan berakibat
kerugian bagi bank karena harus memberi balas jasa kepada nasabah.
Contohnya : tabungan, giro, sertifikat deposito, deposit on call, loan deposits, dan
deposit automatic roll over.
o Kredit aktif adalah kegiatan memberikan dana kepada masyarakat berupa pinjaman
yang berakibat bank mendapat keuntungan berupa bunga dan komisi.
Contohnya : memberi kredit/pinjaman kepada nasabah, memberikan jasa pelayanan
kepada nasabah berupa pengiriman uang (transfer), penagihan piutang(inkaso), jual
beli valuta asing, menerbitkan kartu kredit, menyewakan tempat benda berharga
milik nasabah, menerima komisi dari penerima pembayaran listrik, telepon dan lain-
lain.

 KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral (Bank Indonesia)
untuk mempertahankan, menambah, atau mengurangi jumlah uang beredar
Jenis kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
 Kebijakan Moneter Ekspansif / monetary Expansive Policy, adalah suatu kebijakan
dalam rangka menabah jumlah uang yang beredar. Kebijakn ini dilaksanakan dengan
cara membeli surat berharga, menurunkan bunga, menurunkan cadangan minimum
kas, mempermudah pemberian pinjaman, himbauan meminjam
 Kebijakan Moneter kontraktif/ Monetary Contractive Policy, adalah suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (Tight Money Policy). Kebijakan ini dilaksanakana dengan cara menjual
surat berharga, menaikkan bunga, menaikkan cadangan minimum kas, mempersulit
kredit, himbauan menabung.
Instrumen kebijakan moneter antara lain sebagai berikut :
 Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)
 Politik Diskonto (discount Policy)
 Politik Cash Ratio/ cadangan kas ( Cash Reserve Policy)
 Politik Kredit (Plafond Credit Policy)
 Kebijakan moneter lainnya antara lain :
 Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang dalam
negeri (rupiah) terhadap mata uang asing
 Revaluasi adalah kebijakan bank sentral menaikkan nilai mata uang dalam negeri
(rupiah) terhadap mata uang asing
 Sanering adalah kebijakan bank sentral untuk memotong nilai mata uang dalam negeri
(rupiah)
 Himbauan moral seperti bank sentral mengeluarkan pidato, pengumuman, atau edaran
kepada bank umum dan pelaku meneter lain yang berupa larangan atau ajakan untuk
menahan pinjaman atau melepas pinjaman pada waktu tertentu
 Mencetak uang baru
 Menarik dan memusnahkan uang lama.

Anda mungkin juga menyukai