Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN JOB 2

APLIKASI TRANSISTOR DALAM RANGKAIAN SEDERHANA

Kelompok 1

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD RIZKY AKBAR

061930321218

3EN

POLITEKNIK NEGRI SRIWIJAYA

JURUSAN ELEKTRO PROGRAM STUDI D3 ELEKTRONIKA

PALEMBANG 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkat kehadirat tuhan yang maha esa atas segala
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek elektronika analog II dalam
bentuk makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata
kuliah praktek elektronika analog II

Selama menulis laporan ini saya banyk menemui hambatan dan kesulitan,
namun berkat doa dan bantuan dari segala pihak saya dapat menyelesaikannya laporan ini
semoga laporan ini bermanfaat untuk pembaca dan penulis .dan untuk perbaikan laporan ini
saya sangat mengharapkan kritik dan saran

Palembang ,02 Januari 2021


A.PENDAHULUAN

A.1. Tujuan percobaan


Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapakan dapat :
1. Membuat aplikasi transistor dalam rangkaian peka cahaya;
2. Membuat aplikasi transistor dalam pengukuran atau pemantauan temperatur;
3. Membuat aplikasi transistor untuk rangkaian waktu tunda;
4. Mengembangkan pemakaian transistor untuk keperluan-keperluan sederhana

A.2.Dasar teori
Dengan mempelajari karakteristik transistor, maka transistor dapat dioperasikan
dalam berbagai keperluan, misalnya dipergunakan sebagai pengontrol atau dapat juga sebagai
penguat. Terntunya, hal ini tidak lepas dari sistem pemberian bias pada transistor itu sendiri.
Yang perlu diperhatikan dalam pembiasan transistor berlaku syarat utama, yaitu antara basis
emiter harus mendapat bias maju sedangkan antar kolektor basis mendapat bias mundur. Dari
bias maju pada VBE akan menghasilkan arus Ib, sedangkan bias mundur diperoleh dari VCC.
Dalam percobaan ini transistor akan dipergunakan untuk mengemudikan lampu atau
alat lain yang memerlukan arus cukup besar, sedangkan inputnya adalah tranduser yang
berubah resistansinya apabila terdapat perubahan besaran. Tranduser yang dipergunakan
adalah LDR, yang berubah resistansinya jika cahaya yang mengenainya berubah dan NTC,
yang berubah nilai resistansinya jika panas yang mengenainya berubah. Tranduser-tranduser
ini akan berfungsi sebagai pengatur arus basis, sehingga dengan perubahan arus basis yang
kecil dapat mengakibatkan perubahan arus kolektor yang cukup besar (lihat karakteristik
pindahan).
Pada saat resistansit tranduser besar, maka pada base transistor akan mendapat
tegangan yang relatif kecil, sehingga transistor dalam kondisi mati, Ic sangat kecil sehingga
lampu beban mati. Pada saat resistansi tranduser kecil, pembagi tegangan pada base akan
menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk menghidupkan transistor karena Ib yang
cukup besar maka transistor ON, akibatnya Ic mengalir dan ini mengakibatkan lampu
menyala. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah perbedaan resistansi pada tranduser dan
resistor pembagi tegangan harus cukup menghasilkan arus yang mampu mendorong transistor
dan keadaan arus kolektor mengalir maksimum.
B.POKOK-POKOK ISI
B.1.Alarm Peka Cahaya
B.1.1.Alat dan Bahan

1. Catu daya 1 Buah


2. Multimeter 1 Buah
3. Transistor BD 130,BCY 56 1 Buah
4. Resistor 47Ω, 10Ω, 47KΩ, 100K 1 Buah
5. Kpasitor 100µF, 470µF 1 Buah
6. Lampu pijar 9 V 1 Buah
7. Papan percobaan 1 Buah
8. Kawat penghubung secukupnya

B.1.2.Gambar Rangkaian

Gambar 2.1

B.1.3.Langkah Kerja
1. Rakitlah rangkaian seperti Gambar 2.1
2. Siapkan DC catu daya dengan tegangan 9 V, hubungkan ke rangkaian
3. Ukurlah tegangan base dan tegangan kolektor pada saat lampu mati
VBE = 40,55 uV (0,0004 V)
VCE = 9,00 V
4. Siapkan lampu pijar hubungkan dengan sumber daya, sehingga menyala
5. Dekatkan lampu tersebut pada LDR sehingga lampu beban menyala
6. Ukurlah kembali tegangan base dan tegangan kolektor
VBE = 836,41 mV (0,84 V)
VCE = 121,73 mV (0,12 V)
7. Amati kerja dari rangkaian di atas, setelah itu matikan sumber tegangan
B.2. Pemantauan Temperatur
B.2.1. Alat dan Bahan
1. Catu daya 1 Buah
2. Multimeter 1 Buah
3. Transistor BD 130 1 Buah
4. Resistor 10Ω 1 Buah
5. Lampu pijar 9 V 1 Buah
6. Kawat penghubung secukupnya

B.2.2. Gambar Rangkaian

Gambar 2.2

B.2.3. Langkah Kerja


1. Rakitlah rangakaian seperti Gambar 2.2
2. Siapkan DC catu daya dengan tegangan 9 V, hubungkan ke rangkaian
3. Siapkan solder daya rendah 20/25W
4. Panaskan NTC , perhatikan apa yang terjadi pada lampu
5. Lakukan pengukuran pengukuran tegangan base dan saat lampu mati dan lampu
hidup
Saat lampu mati Saat lampu hidup
VBE = 148,60 mV -VBE= 9 V
VCE = 826,04 mV -VCE= 11,26 mV
6. Matikan semua peralatan
B.3. Saklar waktu (time switch)
B.3.1. Alat dan Bahan
1. Catu daya 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Transistor BCY 56 1 buah
4. Resistor 47KΩ, 100KΩ 1 buah
5. Kapasitor 100µF, 470µF 1 buah
6. Lampu pijar 9V 2 buah
7. Kabel penghubung secukupnya

B.3.2. Gambar Rangkaian

Gambar 2.3
7
B.3.3. Langkah Kerja
1. Rakitlah rangkaian seperti Gambar2.3
2. Siapkan DC catu daya dengan tegangan 9 V, hubungkan ke rangkaian
3. Siapkan stopwatch untuk mengukur waktu
4. Untuk R 47K dan C 100µF ukurlah waktu antara tombol ditekan dan lampu
menyala
5. Ulangi langkah diatas untuk :
a. R 47K, C 470µF
b. R 100K, C 100µF
c. R 100K, C 470µF

6. Isikan dalam tabel berikut :


C/uf Waktu t/s
R 47K ohm R 100K ohm
100 0,64 s 1,3 s
470 1,64 s 4,7 s
C. Keselamatan kerja
1. Hati-hati saat menggunakan lampu pada LDR maupun solder NTC
2. Jika lampu tidak bisa menyala, cek lagi transistornya

D.Tugas dan Pertanyaan

1. Dari hasil pengukuran pada percobaan alarm peka cahaya dan percobaan
pemantauan temperatur terangkan kerja dari rangkaian tersebut diatas.
2. Pada percobaan alarm peka cahaya jika diperlukan untuk mengontrol bel
listrik atau alarm dengan tegangan 220V, bagaimana cara pemasangannya
3. Pada percobaan saklar waktu mengapa lampu meyala secara periodik.
4 .buatlah analisa dan kesimpulan dari percobaan diatas

Jawaban
1. a. Cara kerja alarm peka cahaya
lampu akan menyala jika LDR tidak terkena cahaya atau intensitas cahaya kurang (gelap).
Begitu pula sebaliknya. Saat tahanan gelap tahanan LDR menjadi kecil. Pembagi tegangan
akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk menghidupkan transistor. Transistor
akan HAIN. Karena arus cukup besar . akibatnya kolektor mengalir dan mengakibatkan
beban/ lampunya mendapat tegangan dan lampu menyala.
Dan saat cahaya terang tegangan, tahanan LDR besar. Maka pada basis mendapat tegangan
kecil. Sehingga transistor dalam kondisi mati dan arus kolektor yang mengalir sangat kecil.
Sehingga lampu/ beban tidak mendapat tegangan maka lampu tidak menyala.
b. Cara kerja rangkaian pemantau temperature
pada percobaan pemantau temperature menggunakan NTC sebagai sensornya. Dimana
prinsip kerja NTC yang berubah resistansinya menjadi turun apabila terkena panas. Jadi
ketika NTC dipanasi maka resitansinya kecil.
Pembagi tegangan akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk menghidupkan
transistor. Transistor akan ON. Karena arus basis cukup besar, akibatnya kolektor mengalir
dan mengakibatkan beban/ lampu menyala.

2. Untuk menghidupkan alarm tegangan AC 220 volt dapat menggunakan “relay”


dipasang pada beban L. Relay berfungsi agar dapat memberikan sumber tegangan yang
berbeda dengan tegangan pada rangkaian sehingga dapat menggunakan sumber lain seperti
tegangan AC 220 volt. Untuk lebih jelas lihat pada gambar.

3. Karena saklar waktu berfungsi sebagai saklar tunda. Apabila resistor serta kapasitor yang
digunakan dalam percobaan semakin besar, sehingga lampu menyala secara periodic,
semakin besar semakin semakin lama.

4 . Analisa data

1. pada percobaan pertama didapat bahwa tegangan vbe pada saat gelap
Yaitu=0,0004 dan tegangan pada VCE=9,00v. Tegangan besar diakibatkan resistansi pada
LDR kecil dan pada saat terang tegangan pada VBE adalah 0,79v dan tegangan pada VCE
adalah 0,15v. tegangan tersebut kecil dikarnakan resistansi pada LDR besar sehingga arus
tidak mengalir pada rangkaian dan menyebabkan lampu padam.
2. pada percobaan kedua didapat tegangan VBE pada saat NTC dipanaskan maka
tegangan pada VCE yaitu 11,26v dan tegangan pada VBE yaitu 9v tegangan besar
diakibatkan resistansi pada NTC kecil sehingga arus dapat mengalir dan pada saat
NTC didinginkan tegangan pada VCE adalah 826,24mV dan tegangan pada VBE
adalah 148,60mV tegangan kecil diakibatkan resistansi pada NTC besar sehingga arus
tidak mengalir pada led yg ada, sehingga lampu padam.

3. pada percobaan ketiga saat tombol ditekan R47k dan 100uF didapat waktu 0,64s
pada R47k dan 470uF didapat waktu 1,64s pada R100k dan 100uF didapat waktu
1,3s pada R100k dan 470uF didapat waktu 4,7s

Kesimpulan
Pada Analisa yang sudah didapat, maka kesimpulan pada job kali ini adalah :
1) Pada percobaan pertama LDR yang dipakai untuk menyala dan memadamkan lampu,
disaat lampu padam maka tahanan menuju lampu lebih besar dibandingkan menuju ke
rangkaian. Akhirnya arus lebih menuju ke rangkaian yang memiliki resistansi lebih
kecil.
2) Dalam percobaan kedua NTC digunakan untuk mengontrol lampu hidup dan mati.
Pada saat diberi suhu tinggi resistansi pada NTC kecil sehingga arus dapat masuk
kerangkaian dan menghidupkan lampu dan pada saat suhu rendah resistansi pada
NTC tinggi mengakibatkan arus tidak dapat lewat yang menyebabkan lampu padam
3) Dalam percobaan ketiga aplikasi transistor dalam waktu tunda/delay. Ketika saklar
dalam posisi on (kapasitor terhubung singkat) ini artinya kapasitor melakukan
pelepasan muatan/energi yang ada didalamnya, namun ketika saklar dalam posisi off
kapasitor melakukan pengisian muatan sampai tegangan pada kapasitor mendekati
tegangan supply, setelah itu baru arus mengalir ke basis dan transistor dapat aktif dan
lampu akan hidup, proses pengisian inilah yang dimanfaatkan untuk membuat waktu
delay yang menunda lampu hidup untuk beberapa waktu. Untuk menentukan lama
atau tidaknya delay maka hal itu dilihat pada nilai resistor.

Anda mungkin juga menyukai