Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa .karena berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review (CJR) tepat pada waktunya . Adapun
tujuan dibuat nya penulisan “Critical Jurnal Review” ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keterampilan Bahasa Produktif. Dengan membuat tulisan ini, penulis harapkan
pembaca dapat memahami isi yang penulis tulis.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun Critical Jurnal
Review ini, karena berkat dari berbagai pihak yang telah membantu penulis menyusun
Critical Jurnal Review dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik
dalam isi maupun sistematiknya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Simpulan...............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
PENDAHULUAN
Seseorang sering mengalami keraguan dalam memilih journal untuk dibaca, dipahami
serta dipelajari. Karena terdapat pula jurnal-jurnal yang menurut kita memiliki kekurangan
ataupun kelemahan. Misalnya kelemahan dari segi analisis bahasa, keefektifan kalimat, serta
pembahasanya. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Journal Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih jurnal khususnya dalam pokok pembahasan tentang
Metode Berbicara Efektif Untuk Siswa Sekolah Dasar.
Bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keterampilan Bahasa Produktif, krit
is dan apresiatif serta menganalisis atau mengkritisi jurnal yang membahas tentang
Metode Berbicara Untuk Siswa Dasar. Sehingga penulis dapat meningkatkan kemampuan
dalam membaca jurnal serta mengkritisi, dan menganalisis sebuah jurnal. Mencari informasi
yang terdapat pada jurnal serta melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi
yang diberikan oleh penulis dalam jurnal yang ditulisnya.
C. Manfaat CJR
Jurnal Utama
Jurnal Pembanding
JURNAL UTAMA
JURNAL PEMBANDING
1 Judul Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui
Metode Bercerita Siswa Kelas III SD Negeri 1
Beringin Jaya Kecamatan Bumi Raya Kabupaten
Morowali
2 Jurnal Jurnal Kreatif Tadulako Online
3 Volume dan Halaman Vol. 2 No. 4
4 Tahun 2014
5 Penulis Suwarti Ningsih
6 Reviewer Thoibun A’laisidi Siregar
7 Tanggal -
8 Abstrak Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah keterampilan berbicara siswa dapat
ditingkatkan melalui metode bercerita. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa dan membantu siswa kelas III SD
Negeri 1 Beringin Jaya. Penelitian ini
menggunakan metode bercerita. Jenis penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri atas
Kegiatan Awal, Kegiatan Inti dan kegiatan akhir.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi
hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian
tes bercerita di depan kelas, kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran yang diambil
dari lembar observasi kegiatan guru, aktivitas
siswa yang diambil dari lembar observasi kegiatan
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
tindakan siklus I terdapat 15 orang siswa yang
tuntas secara individu dari 25 siswa sehingga
presentase ketuntasan klasikal 60% dan daya
serap individu sebesar 64,28% sedangkan hasil
observasi aktivitas siswa 62,5% dan observasi
aktivitas guru 87,5% dengan kategori cukup. Pada
tindakan siklus II terdapat 22 siswa yang tuntas
secara invidu sehingga presentase ketuntasan
klasikal 88% dan daya serap individu 79,94%
sedangkan hasil observasi aktivitas siswa 87,5%
dan hasil observasi guru 85,7% dengan kategori
sangat baik. Hal ini berarti pembelajaran pada
siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan
sehingga dapat disimpulkan bahwa perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode
Bercerita dapat meningkatkan keterampilan
berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas III SD Negeri I Beringin Jaya.
9 Pendahuluan Bahasa merupakan sarana manusia untuk
menyampaikan pemikiran atau penalaran, sikap
dan perasaannya. Khususnya kemampuan
menggunakan bahasa, tidaklah merupakan
kemampuan yang bersifat alamiyah, seperti
bernapas. Kemampuan ini tidak dibawasejak lahir
dan tidak dapat dikuasai dengan sendirinya
melainkan harus dipelajari. Fungsi bahasa,
khususnya bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
dasar mendapatkan alokasi waktu yang cukup.
Dalam pembelajaran tersebut diberikan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang
meliputi mendengarkan atau menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Kesemuaanya itu
dimaksudkan untuk dapat memahami pengetahuan
mengungkapkan pikiran dan perasaan serta
pengalaman, baik secara lisan maupun tertulis
(KTSP, SK dan KD tingkat SD tahun 2006:18).
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
mempunyai peranan yang sangat penting bagi
siswa dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta
kemampuan dasar yang diperlukan untuk
perkembangan selanjutnya, selain itu pembelajaran
bahasa Indonesia harus dapat membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan bahasa yang
diperlukan, bukan saja untuk komunikasi
melainkan untuk menyerap berbagai nilai serta
pengetahuan yang dipelajari.
Berdasarkan hal di atas, peneliti memilih
metode bercerita untuk dijadikan sebagai strategi
dan salah satu upaya dalam meningkatkan
keterampilan berbicara anak di SD Negeri I
Beringin Jaya yang berjumlah 25 siswa belum
secara baik ditingkatkan. Padahal keterampilan
berbicara sangat penting untuk ditingkatkan dan
awal cocok dikembangkan keterampilan berbicara
yaitu pada masalah pendidikan di Sekolah Dasar.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan adalah 65, sehingga pembelajaran di
sekolah harus lebih ditingkatkan agar memenuhi
standar KKM yang telah ditentukan. Tujuan
penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa kelas III SD Negeri I Beringin Jaya
melalui metode bercerita.
Nurhasana (2013) dan Winarti (2011) dalam
penelitiannya masing-masing telah membuktikan
bahwa Metode Bercerita mampu mengembangkan
kemampuan bahasa anak di sekolah dengan
langkah-langkah penerapan metode bercerita
sebagai berikut:
1) Anak mengatur posisi duduknya,
2) Anak memperhatikan guru menyiapkan alat
peraga,
3) Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita,
4) Anak diberi kesempatan untuk memberi judul
cerita,
5) Mendengarkan judul cerita,
6) Anak mendengarkan cerita guru sambil
memperhatikan gambar yang guru perlihatkan,
7) Setelah selesai bercerita anak memberikan
kesimpulan isi cerita,
8) Guru melengkapi kesimpulan tentang isi cerita
dari anak.
Keterampilan Berbicara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:
1180) keterampilan adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Jadi, dapat disimpulkan
keterampilan adalah kemampuan anak dalam
melakukan berbagai aktivitas dalam usahanya
untuk menyelesaikan tugas.
Definisi berbicara juga dikemukakan oleh
Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk (Riadi,
2006:34). Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyibunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran,
gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini
pada intinya mempunyai makna yang sama dengan
pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu
bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan
kata-kata.
Tujuan utama berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Komunikasi merupakan
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar
dapat menyampaikan pesan secara efektif,
pembicara harus memahami apa yang akan
disampaikan atau dikomunikasikan.
Tim LBB SSC Intersolusi (2006:84)
berpendapat bahwa tujuan berbicara ialah untuk:
(1) memberitahukan sesuatu kepada pendengar,
(2) meyakinkan atau mempengaruhi pendengar,
dan
(3) menghibur pendengar.
Sedangkan tujuan berbicara secara umum
ialah untuk memberitahukan atau melaporkan
informasi kepada penerima informasi, meyakinkan
atau mempengaruhi penerima informasi, untuk
menghibur, serta menghendaki reaksi dari
pendengar atau penerima informasi.
Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara penyampaian
atau penyajian materi pembelajaran secara lisan
dalam bentuk cerita dari Guru kepada anak didik.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD,
metode bercerita dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kemampuan siswa berbicara,
memberikan keterangan atau penjelasan tentang hal
baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran
yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi
dasar pada siswa SD. Oleh karena itu materi yang
disampaikan berbentuk cerita yang awal dan
akhirnya berhubungan erat dalam kesatuan yang
utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan
terlebih dahulu. Kagiatan bercerita dapat dilakukan
pada saat kegiatan pembukaan, kegiatan inti,
maupun pada waktu-waktu senggang di sekolah.
Ada 3 strategi menurut Tampubolon, (1991 :
18) yang terdiri dari: ”strategi storytelling, strategi
reproduksi cerita dan strategi simulasi kreatif.”
Strategi Storytelling merupakan penceritaan cerita
yang dilakukan secara terencana dengan
menggunakan boneka, atau benda-benda visual,
metode ini bertujuan untuk menghasilkan
kemampuan berbahasa anak. Penggunaan metode
ini dibutuhkan untuk melatih dan membentuk
keterampilan berbicara, pengembangkan daya
nalar, dan pengembanangkan imajinasi anak.
Metode ini contohnya seperti metode sandiwara
boneka, metode bermain peran, metode bercakap-
cakap dan metode tanya jawab.
10 Metode Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini
mempunyai tahap yang bersiklus. Model penelitian
ini mengacu pada modifikasi diagram yang
mencantumkan Kemmis dan McTanggart
(Depdiknas, 2005: 6), seperti pada gambar. Tiap
siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu:
1) Perencanaan Tindakan,
2) Pelaksanaan Tindakan,
3) Observasi,
4) Refleksi.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri I
Beringin Jaya dengan subyek penelitian yaitu
seluruh siswa berjumlah 25 anak yang terdiri dari
12 anak laki-laki dan 13 anak perempuan.
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam siklus
berulang. Setiap dilaksanakan sesuai dengan RPP
yang telah disiapkan. Rencana tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
a). Perencanaan Tindakan,
b). Pelaksanaan Tindakan,
c). Observasi, dan
d) Refleksi.
Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari
penelitian ini, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Teknik analisa data kuantitatif ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam melafaklan kata, ekspresi dan intonasi. Hasil
perhitungan tes evaluasi siswa tersebut masing-
masing bersiklus kemudian dibandingkan.
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara
individu bila diperoleh persentase daya serap
individu sekurang-kurangnya 65% dan suatu kelas
dikatakan tuntas belajar jika persentase ketuntasan
belajar klasikal sekurang-kurangnya 70%. Indikator
keberhasilan penilaian ini adalah jika ketuntasan
belajar individu siswa minimal 65% dan ketuntasan
belajar klasikal rata-rata 70%. Indikator
keberhasilan untuk penilaian kinerja adalah jika
hasil tes kegiatan pembelajaran siswa rata-rata
berada dalam kategori baik dan sangat baik.
11 Hasil Penelitian dan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
Pembahasan
observasi di kelas III SD Negeri I Beringin Jaya.
Rata-rata hasil belajar siswa adalah 60,82.
Berdasarkan data yang diambil dari Guru kelas III
SD Negeri 1 Beringin Jaya menyatakan bahwa nilai
belajar klasikal anak yang belum tuntas mencapai
52%. Hal inilah yang menyebabkan keterampilan
berbicara siswa masih rendah. Siswa masih malu
untuk berpendapat atau bertanya. Siswa di SD
Negeri 1 Beringin Jaya mempunyai beberapa suku,
diantaranya suku Jawa, Bali, Bugis dan Sunda.
Keanekaragaman suku inilah yang menyebabkan
siswa kurang mempunyai keterampilan berbicara,
terutama di kelas rendah. Banyak siswa kurang
mampu berkomunikasi dengan baik, mencampur
adukan antara bahasa Indonesia dengan bahasa
daerah.
Pembahasan
Metode bercerita telah membuktikan bahwa
hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini dapat
dibuktikan dari data hasil penelitian. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran terjadi
pada 2 siklus. Siklus pertama siswa sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajarnya dari
60,82 Menjadi 64,28 meskipun belum mencapai
KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Metode ini
dianggap baik maka dilakkukanlah siklus II untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
membuktikan bahwa terdapat kenaikan 15 % dari
siklus I yaitu antara 64,28 menjadi 79,94.
Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke
siklus II meningkat. Presentase belajar klasikal juga
meningkat dari 60% menjadi 88%. Namun masih
terdapat 3 siswa yang belum tuntas. Hal ini bisa
terjadi karena ketiga siswa tersebut mempunyai
kekurangan daya tangkap lemah/IQ rendah dan
masih malu berekspresi di depan kelas.
Hasil belajar siswa sebelum penelitian adalah
rata-rata 52. Setelah diadakan penelitian pada
siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai
64,28 atau mengalami peningkatan sebesar
26,63%. Sementara siklus II, nilai rata-rata hasil
belajar semakin meningkat menjadi 79,94. Sama
halnya dengan hasil ketuntasan klasikal yang
dicapai pada tes hasil belajar siklus I sebesar 60%
atau terdapat 12 siswa yang tuntas dari dari 25
jumlah siswa. Presentase klasikal pada siklus I ini
belum dapat mencapai indikator keberhasilan
belajar pada umumnya yaitu 70%. Dalam hal
tersebut, peneliti perlu perbaikan dan peningkatan
hasil yang lebih baik, sehingga dilanjutkan
penelitian pada tahap selanjutnya atau ke siklus II.
Dengan demikian terjadi peningkatan analisis hasil
penelitian, dimana ketutasan belajar klasikal
mencapai 88% atau terdapat 22 siswa yang tuntas
dari 25 siswa yang mengikuti tes.
A. KELEBIHAN JURNAL
- Pada jurnal pertama struktur pembahasannya dimulai dari abstrak sampai
dengan kesimpulan, bahasa yang tertulis di jurnal tersebut menggunakan
bahasa yang mudah untuk dipahami. Bagian pendahuluan jurnal ini
memaparkan mengenai pentingnya berbicara serta pengertian berbicara, serta
di hasil pembahasannya berisi jurnal tersebut memaparkan dengan jelas
metode – metode yang tepat untuk dilalukan supaya dapat berbicara dengan
baik, dan dibagian kesimpulan berisi mengenai semua kesimpulan yang
terdapat dalam hasil dan pembahasan.
- Pada jurnal kedua struktur pembahasan yang dipaparkan sama seperti jurmal
pertama mulai dari abstrak hingga kesimpulan namun pada jurnal ini terdapat
metode penelitiannya yaitu berupa cara untuk dapat menelaah berbicara
B. KELEMAHAN JURNAL
- Pada jurnal pertama tidak memaparkan latar belakang dan teori, serta tidak
tercantum tanggal pembuatan jurnal
- Pada jurnal kedua jurnal ini tidak tercantum tahun dan tanggal pembuatan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu dengan yang
lain, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannya. Dalam jurnal ini,
terkandung informasi yang sangat melimpah yang mana membuat pembaca menjadi tertarik
untuk membaca atau menganalisis jurnal ini seperti yang telah penulis lakukan. Diatas telah
disampaikan ringkasan dan juga kelebihan yang diharapkan dapat menjadi perbandingan
antara opini atas pembaca jurnal tersebut.
B. Saran
Didalam kelebihan jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat lagi, dan
mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih
maksimal.Sehingga para pembaca dapat memahami secara jelas dan merasakan puas ketika
membaca jurnal tersebut.
DARTAR ISI