PENGANTAR EKONOMI
DISUSUN OLEH:
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Pengantar Ekonomi. Adapun judul yang dibahas dalam
makalah berikut ini yaitu mengenai Definisi,Kekhawatiran,dan
Komponen Makroekonomi.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen dan pihak yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat
menambah pengetahuan kita tentang apa itu makroekonomi beserta
kekhawatiran dan komponen-komponennya. Untuk kesempurnaan
dari makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca agar dalam menyusun makalah berikutnya dapat
lebih baik lagi. Akhirnya dengan tersusunnya makalah ini dapat
menambah ilmu pengetahuan kita semua, terima kasih.
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Makroekonomi……………………....................................................................2
2.2. Kekhawatiran Makroekonomi………………………........................................3
2.3. Komponen Makroekonomi………………………….........................................4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................5
3.2. Saran...................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara. Tak terkecuali bagi negara yang masih
berkembang seperti Indonesia, pertumbuhan ekonomi akan selalu menjadi pusat perhatian untuk
melihat tingkat perekonomian negara tersebut. Untuk dapat mencapai tingkat perekonomian
yang tinggi namun tetap stabil tidaklah mudah, harus di ikuti oleh kemampuan variable makro
ekonomi dalam mengatasi setiap permasalahan (Seprillina, 2013).
Berbagai negara tidak selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan
perkembangan kemampuan memproduksi yang di miliki oleh faktor-faktor produksi yang
semakin meningkat. Di banyak negara kerap kali di dapati keadaan dimana pertumbuhan
ekonomi 2 yang sebenarnya adalah jauh lebih rendah dari potensi pertumbuhan yang dapat di
capai, khususnya Indonesia. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka
panjang. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berati
perkembangan produksi barang dan jasa di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah barang
produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah ,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal (Sukirno, 2011).
Indonesia saat ini dilandai penurunan drastis ekonomi, sebelum itu Bank Indonesia
mencatat posisi investasi RI sangat baik, Posisi Investasi Internasional (PII)
Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$338,2 miliar atau sekitar 30,2
persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 2019 atau sebelum virus
corona menghantui ekonomi RI.
Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi investasi portofolio berupa arus masuk
modal asing berjangka panjang di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik
dan obligasi global milik korporasi dan pemerintah.
Akan tetapi setelah virus covid 19 mmasuki negeri ini, kondisi ekonomi indonesia
mulai menurun disebabkan himbauan untuk masyarakat agar melakukan social
distansing.
ADVERTISEMENT
Banyak perusahan dilanda kerugian yang cukup signifikan, apalagi pada data yang
diterbitkan Bank Indonesia Jumat pagi (3 April 2020) menempatkan kurs referensi
Jisdor di level Rp16.464 per dolar AS, ini akan menyebabkan proses ekspor impor
pun rugi dan berpengaruh pada ekonomi indnesia saat ini.
Kemudiam ada sektor jasa yang akan paling terdampak akibat pandemi ini,
Terutama Jasa pariwisata dan Maskapai. Sektor pariwisata memiliki rantai
produksi yang panjang dan melibatkan manusia. Satu destinasi wisata mampu
mengerakkan sektor lain seperti restoran, hotel, transportasi domestik, jasa
pemandu wisata, hingga maskapai penerbangan.
Jika destinasi wisata ditutup, maka sektor-sektor ini yang akan terkena dampak
lanjutan. Hal tersebut merupakan salah satu yang menjadi kekhawatiran para
ekonom terhadap ekonomi Indonesia. Selain itu beberapa ekonom memiliki
pendapat yang bersebrangan terhadap pemerintahannya Pak Jokowi salah satunya
yaitu Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli.
"Kalau soal ekonomi, tanpa corona pun ekonomi Indonesia tahun 2020 bakal
anjlok ke 4 persen," ucap Rizal.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC)
bertajuk "Corona: Pro dan Kontra Lockdown" yang tayang di tvOne pada Selasa
(17/3/2020) malam.
Ekonom senior ini menjelaskan beberapa hal yang membuat ekonomi Indonesia
semakin anjlok dan hal penting di sektor ekonomi yang saat ini tengah memiliki
masalah besar.
Hal tersebut yakni, pertama indikator makro ekonomi yang merosot. Kedua, daya
beli yang menurun. Lalu ketiga, pemerintah gagal membayar Jiwasraya. Keempat,
ekonomi digital mengalami koreksi valuasi dan yang terakhir gagal panen para
petani, kemudian yang terakhir jika semua itu terjadi secara bersamaan.
Kalau masih satu persatu terjadi bisa diatasi tetapi bagaimana jika terjadi secara
bersamaan?bisa terjadi sesuatu besar di Indonesia sebelum Lebaran.
Indonesia sering kali memiliki posisi dalam krisis ekonomi, pemerintah tidak
mengantisipasi corona ini dengan baik, Indonesia bisa mengalami krisis.
Krisis bisa dicegah dengan persiapan kebijakan yang tepat. Suatu perekonomian
dikatakan krisis apabila mayoritas pelaku ekonomi dihampir semua sektor tidak
bisa melakukan aktivitas ekonomi secara baik, semua indikator ekonomi
mengalami perkembangan negatif.
Seperti yang kita lihat sayangnya sejauh ini kebijakan itu belum tampak,
pemerintah terlihat tidak punya persiapan untuk kondisi yang terburuk bahkan jika
pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi penyebaran virus Corona, maka akan
menyebabkan Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan.
Pemerintah seakan dilema antara upaya yang benar-benar fokus mengatasi virus
corona dengan upaya menyelamatkan perekonomian. Karena jika pemerintah terus
menerus berfokus terhadap virus corona dengan penanganan yang serba tanggung
saat ini akan terjadi ledakan penderita corona, yang pada ujungnya akan memaksa
pemerintah mau tidak mau melakukan lockdown atau isolasi.
Upaya social distancing pun yang sedang indonesia lakukan ini benar-benar
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia seperti sektor transportasi serta
sektor pariwisata saja yang terpengaruh melainkan merambat ke beberapa sektor
lainnya seperti perdagangan, kesehatan dan lainnya.
Dilihat dari hal kecil seperti para pedagang kecil pun tidak dapat berjualan
sehingga mereka tidak memiliki pekerjaan, penghasilan sedikit bahkan ada yang
tidak memiliki penghasilan dan mereka pun menjadi bingung mau makan apa
nantinya, lalu pemerintah bertanggung jawab atas kebutuhan pangannya seperti
memberikan sembako dan tentunya itu mengeluarkan dana yang besar karena
upaya ini terjadi tidak hanya di satu wilayah saja akan tetapi seluruh Indonesia.
Masih ada masalah lain yang belum teridentifikasi. Sejumlah besar kontrak bisnis
tidak dapat terpenuhi dan akan muncul berbagai klaim terkait dengan force
majeure, pengecualian untuk memenuhi kewajiban karena bencana yang tentunya
hal tersebutlah yang menjadi faktor mengapa Indonesia selalu berada di posisi
perekonomian yang krisis.
Optimisme dan sentimen positif ekonomi baru akan terjadi jika pandemi COVID-
19 dapat diatasi, setidaknya menunjukkan tanda-tanda terkendali dan akhirnya
dapat diselesaikan.
Di sisi lain pemerintah selalu melakukan upaya-upaya yang dapat mereka lakukan
meskipun hanya secercah harapan yang didapat tetapi jika selalu berusaha dan
tidak tanggung-tanggung untuk melakukannya maka segala masalah akan
terselesaikan.
Tanpa ini sepertinya puluhan jurus stimulus perekonomian pun tidak akan mempan
menggeliatkan perekonomian. Secara umum prioritas utama Pemerintah saat ini
adalah dukungan untuk sektor kesehatan, penguatan jaring pengaman sosial dan
penyelamatan sektor dunia usaha.
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari
ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta
penentuan hargaharga pasardan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan
perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan
jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya,
menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu
yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-
sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala
makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus). Teori
penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan
pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan
penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas
untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai
transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu
(baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami
persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori
ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
3.2 Saran
Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran dan
kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun pada masa yang
akan dating untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang
semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan.
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak – pihak
yang terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan
terjadi di masyarakat. Kebijakan-kebijakan ekonomi makro yang baik seharusnya
memperkuat perekonomian Negara secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
http://besmart.uny.ac.id/v2/course/info.php?id=967&lang=id
http://opzloper.blogspot.com/2017/11/makalah-ekonomi-makro-indonesia.html
https://slideplayer.info/slide/13890019/
https://www.coursehero.com/file/9323691/Contoh-makalah-ekonomi-makro-di-
indonesia/
http://eprints.ums.ac.id/63197/2/BAB%201%20FIX%20AMIN.pdf
https://www.academia.edu/12664567/MAKALAH_EKONOMI_MAKRO