Diketahui
Coba tebak, huruf apa yang tidak ada di tabel periodik?
thoughtco.com
Verified Writer
Peter Eduard
Kalau kamu pernah belajar kimia di SMP atau SMA, kamu mungkin masih ingat dengan
sebuah tabel yang disebut tabel periodik unsur. Tabel tersebut berisi nama-nama unsur yang
ada di alam, lengkap dengan lambang, nomor atom, dan massanya. Mungkin kamu masih
hapal beberapa atau bahkan sebagian besar di antaranya.
Tabel periodik disusun sedemikian rupa hingga kita bisa langsung mengetahui berbagai sifat
dan kecenderungan segala jenis unsur di tabel tersebut. Sebuah susunan yang luar biasa
bukan? Tapi siapa sebenarnya pencipta tabel ini, dan fakta unik apa lagi yang ada di balik
tabel ini? Berikut ulasannya.
Siapa orang yang menyusun elemen-elemen hingga membentuk tabel periodik seperti
sekarang? Ia adalah Dmitri Mendeleev, seorang kimiawan asal Rusia, yang mempublikasikan
tabel buatannya pada tahun 1869. Tabel tersebut baru berisi 63 elemen saat itu, dan seiring
penemuan elemen-elemen baru tabel itu pun semakin terisi.
Mendeleev layak disebut sebagai bapak dari tabel periodik, tapi tentu ia tidak melakukan
segalanya seorang diri. Ilmuwan seperti Julius Lothar Meyer dan Henry Moseley juga turut
membantu perkembangan tabel periodik. Butuh sekitar 75 tahun untuk membuat tabel
periodik dengan susunan yang paling tepat.
Cerita awal perjuangan Mendeleev menemukan susunan tabel yang paling tepat terbilang
unik. Salah satunya adalah bahwa awalnya, unsur-unsur golongan 8A atau yang biasa disebut
gas mulia tidak terdapat dalam tabel ini. Bukan karena unsur-unsur itu belum ditemukan, tapi
karena Mendeleev memilih untuk menganggapnya tidak ada. Lho kok?
Unsur-unsur gas mulia memiliki sifat istimewa yang tidak seperti unsur-unsur lain. Hal itu
membuat Mendeleev bingung mau menempatkan mereka dimana pada tabel, karena itu ia
pun memilih untuk mengabaikan mereka. Barulah pada 1902 Mendeleev memutuskan untuk
memasukkan mereka ke dalam sebuah golongan tersendiri yang disebut gas mulia.
Baca Juga: 11 Unsur Kimia yang Gak Bakal Kamu Temui di Tabel Periodik
3. Tidak semua unsur terdapat di alam
thoughtco.com
Editor’s Picks
Ya, para ilmuwan telah berhasil mensintesis 26 elemen mulai dari neptunium hingga
oganeson di laboratorium. Dan mereka telah melakukan itu dari dulu, bukan baru-baru ini
saja. Maka bukan mustahil jika di masa depan para ilmuwan akan berhasil mensintesis
elemen nomor 119 dan seterusnya.
Ada pula beberapa elemen yang memang di alam tapi sangat langka, sehingga umumnya para
ilmuwan harus melakukan sintesis untuk bisa memperolehnya dalam jumlah besar.
Contohnya adalah elemen nomor 43 (teknesium), 61 (prometium), 85 (astatin), dan 87
(fransium).
Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana cara para ilmuwan menamai elemen? Ternyata
ada banyak hal yang bisa jadi inspirasi dalam menentukan nama sebuah unsur. Ada beberapa
unsur yang dinamai berdasarkan nama planet, misalnya uranium, neptunium, dan plutonium.
Nama ilmuwan terkenal pun bisa jadi inspirasi. Misalnya einsteinium yang tentunya
terinpirasi dari Albert Einstein dan kopernisium yang diambil dari nama Nicolas Copernicus.
Ada pula yang terinspirasi mitologi kuno, seperti titanium yang diambil dari para titan bangsa
Yunani atau torium yang diambil dari nama Thor si dewa petir.
Coba lihat sebuah tabel periodik lengkap dan amati satu-persatu nama-nama elemennya.
Kamu akan menyadari sebuah fakta unik: tidak ada huruf J dan Q di tabel periodik, baik pada
lambang maupun nama lengkap elemen. Sementara huruf X terdapat dalam nama Xenon
(nomor 54), huruf Y sebagai lambang itrium (39) dan Z pada zink (30) serta zirkonium (40).
Itulah 5 fakta tentang tabel periodik unsur yang jarang diketahui. Ternyata tabel yang telah
kita kenal sejak masa sekolah itu punya sejarah yang unik ya. Untunglah saat ini kita sudah
mengetahui susunan tabel yang tepat sehingga membuat kita lebih mudah untuk mempelajari
berbagai unsur di alam semesta.