KEPERAWATAN
HALUSINASI
I. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa diman klien mengalami
perubahan persepsi sensori. Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang
apapun pada panca indra sesorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar atau
bangun, dasarnya mungkin organik, psikotik ataupun histerik (Maramis, 1994).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi. Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami
seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimuli ekstern; persepsi palsu
(Lubis, 1993).
Berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri yang objektif dan subjektif pada klien
dengan halusinasi
1
stimulus yang nyata) listrik.
Halusinasi Kinestetik Memegang kakinya yang Mengatakan badannya melayang
(klien merasa badannya dianggapnya bergerak sendiri. di udara.
bergerak dalam suatu
ruangan atau anggota
badannya bergerak).
Halusinasi Viseral Memegang badannya yang Mengatakan perutnya menjadi
(perasaan tertentu timbul). dianggapnya berubah bentuk mengecil setelah minum soft
dan tidak normal seperti drink.
biasanya.
2
III. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai
tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energy ekstra untuk
menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien
dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi, objek yang ada di
lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering menjadi pencetus
terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang
merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
3
dalam beberapa detik
atau menit
Tampak tanda
kecemasan berat seperti
berkeringat, tremor,
tidak mampu mengikuti
perintah.
Conquering Pengalaman sensori bisa Perilakku klien tampak
Melebur dalam mengancam jika klien tidak seperti dihantui terror
pengaruh halusinasi, mengikuti perintah dari halusinasi. dan panic
Panic Halusinasi mungkin berakhir Potensi kuat untuk
dalam waktu empat jam atau sehari bunuh diri dan
bila tidak ada intervensi terapeutik membunuh orang lain
Aktifitas fisik yang
digambarkan klien
menunjukan isi dari
halusinasi misalnya
klien melakukan
kekerasan, agitasi,
menarik diri atau
katatonia
Klien tidak dapat
berespon pada arahan
kompleks
Klien tidak dapat
berespon pada lebih dari
satu orang
Pohon Masalah
Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan
Perubahan persepsi sensori:
halusinasi
Care Problem
Causa Isolasi Sosial
V. Proses Keperawatan
V.1 Pengkajian
Subjektif:
Klien mengatakan mendengar sesuatu
Klien mengatakan melihat bayangan putih
4
Klien mengatakan dirinya seperti disengat listrik
Klien mencium bau-bauan yang tidak sedap, seperti feses
Klien mengatakan kepalanya melayang di udara
Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada
dirinya.
Objektif:
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji
Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
Berhenti bicara di tengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
Disorientasi
Konsentrasi rendah
Pikiran cepat berubah-ubah
Kekacauan alur pikiran
5
Memperagakan cara menghardik
Meminta klien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara, menguatkan perilaku klien.
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
Bercakap-cakap dengan orang lain dapat membantu mengontrol
halusinasi, ketika klien bercakap-cakap dengan orang lain terjadi
distraksi yaitu focus perhatian klien akan beralih dari halusinasi ke
percakapan yang dilakukan dengan orang lain. Anjurkan atau ingatkan
kepada klien bahwa ketika waktu-waktu yang diperkirakan sebagai
waktu halusinasi tersebut muncul maka kien diharapkan langsung
mencari teman untuk bercakap-cakap.
c. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan klien
Melatih klien melakukan aktivitas
Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang
telah dilatih. Upayakan agar klien memiliki aktivitas muali dari
bangun pagi sampai dengan tidur malam.
d. Minum obat secara teratur
Jelaskan kegunaan obat
Jelaskan akibat putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
SP PASIEN SP KELUARGA
Pertemuan 1 Pertemuan 1
1. Identifikasi halusinasi: dengan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
mendiskusikan isi, frekuensi, waktu terjadi keluarga dalam merawat pasien
situasi pencetus, perasaan dan respon 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : proses terjadinya halusinasi (gunakan
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan booklet)
6
kegiatan 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan halusinasi
menghardik 4. Latih cara merawat halusinasi: hardik
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
menghardik dan beri pujian
Pertemuan 2 Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan menghardik: beri pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melatih pasien menghardik beri pujian
obat (jelaskan 6 benar obat, jenis, guna, 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat) 3. Latih cara memberikan atau membembing
3. Jelaskan pentingnya pengguanaan obat pada minum obat
gangguan jiwa 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
4. Jelaskan akibat jika obat tidak diminum dan beri pujian
sesuai program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan beri pujian
Pertemuan 3 Pertemuan 3
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
obat. Beri pujian atau melatih pasien dalam menghardik dan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan memberikan obat. Beri pujian
bercakap-cakap ketika halusinasi muncul 2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan melakukan kegiatan untuk mengontrol
menghardik, minum obat dan bercakap- halusinasi
cakap 3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-
cakap dengan pasien terutama saat
halusinasi
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian
Pertemuan 4 Pertemuan 4
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, 1. Evaluasi kegiatan keluarga merawa/ melatih
penggunaan obat dan bercakap-cakap. Beri pasien mengahardik, memberikan obat dan
pujian bercakap-cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda
menggunakan kegiatan harian (mulai 2 kambuh, rujukan
kegiatan) 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal.
3. Masukan kedalam jadwal kegiatan untuk Beri pujian
latihan menghardik, minum obat, bercakap-
cakap dan kegiatan harian
7
Pertemuan 5 sd12 Pertemuan 5 sd 12
1. Evaluasi kegiatan latiahn menghardik, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat
minum obat, bercakap-cakap dan atau melatih pasien menghardik, minum
melakukan kegiatan harian. Beri pujian obat, bercakap-bercakap, kegiatan harian
2. Latih kegiatan harian dan foloow up. Beri pujian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
4. Nilai apakah halusinasi terkontrol 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM
8
dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, …
bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-
suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat
jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan
kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa bapak?
Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana
tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa.”
9
bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula.
Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya
benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar
punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang
benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10
gelas per hari”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba
sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum
obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat
pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah
datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
10.00. sampai jumpa.”
10
saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada
orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan
bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti
saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih
terus ya bapak!”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua
cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan
bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara
itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya.
Selamat pagi”
11
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah
kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan
dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!
(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai
terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau
menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik
serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di
ruang makan ya! Sampai jumpa.
DAFTAR PUSTAKA
12
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika :
Jakarta
Laporan pendahuluan tentang ini telah dikonsultasikan oleh ners muda dan disetujui
oleh preseptor klinik.
13
Banjarmasin, 15 Januari 2017
14