Anda di halaman 1dari 27

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

DAN STATISTIKA

OLEH :

Nama : muhammad rizqan ali

NIM :P07134018077

Prodi : DIII AnalisKesehatan

Kelas :B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN 2020/2021
 JURNAL : IDENTIFIKASI SPESIES PLASMODIUM MALARIA
MENURUT KARAKTERISTIK MASYARAKAT DESATEMUNIH
PROVINSI KALIMANTANSELATAN.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk


mendeskripsikan jenis Plasmodium yang menjadi
sumber infeksi utama dan untuk mengetahui
spesies Plasmodium yang dominan menyerang
penduduk di Desa Temunih wilayah kerja
Puskesmas Teluk Kepayang Kecamatan Kusan
Hulu Kabupaten Tanah Bumbu.

Variabel Spesies plasmodium dan karakteristik


masyarakat

Metode Penelitian Sumber data menggunakan hasil


penelitian malaria dengan disain
potong lintang (cross sectional).
Populasi target adalah seluruh
masyarakat yang ada di Desa Temunih
(daerah endemis malaria) wilayah kerja
Puskesmas Teluk Kepayang
Kabupaten Tanah BumbuKalimantan
Selatan.
Hasil Berdasarkan data tahun 20159, Desa Temunih
memiliki jumlah penduduk sebanyak 296 dengan
jumlah KK sebanyak 88. Mayoritas merupakan
penduduk asli, meskipun ada juga pendatang
yang berasal dari luar Kabupaten Tanah Bumbu
provinsi Kalimantan Selatan.Survei
malariometrik secara active case detection
dilakukan di Desa Temunih Kecamatan Kusan
Hulu Kabupaten Tanah Bumbu dengan jumlah
penduduk 296 responden. Berhasil dilakukan
mass blood Survey (MBS) sebesar 146 responden
dan didapatkan Slide Positive Rate (SPR)
sebanyak 19 responden positif malaria.
Ditemukan 8 responden menderita malaria
falciparum, 1 responden menderita malaria vivax
dan 10 responden menderita campuran (P.
falciparum dan P. vivax).

Kesimpulan Terjadinya kasus malaria campuran


berdasarkan kelompok umur tertinggi pada
kelompok umur 11-20 tahun. Kasus malaria
falciparum (P. falciparum) tertinggi pada
kelompok umur 21-30 tahun. Pada kasus malaria
vivax (P. vivax) hanya 1 orang yang terkena pada
kelompok umur 11-20 tahun.
 JUDUL : IDENTIFIKASI PLASMODIUM MALARIA DI DESA BERINGINJAYA
KECAMATAN OBA TENGAH KOTA TIDOREKEPULAUAN

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi


Plasmodium malaria sehingga dapat menggambaran
frekuansi dan distribusi penyakit malaria pada populasi
secara objektif. Jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan survei morbiditas. Pengambilannya sampel
dilakukan secara simple random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak

Variabel Plasmodium Malaria

Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan


pendekatan survei morbiditas yang bertujuan untuk mengetahui atau
mendapat gambaran frekuensi dan distribusi penyakit malaria pada
populasi secara objektif.

Hasil Data penelitian diperoleh dari pengambilan sampel terhadap


subjek penelitian berupa darah perifer sebanyak 100 sampel. Setelah
sampel darah diambil dan dilakukan proses pewarnaan menggunakan
larutan giemsa 3%, kemudian diidentifikasi secara mikroskopis,
diperoleh hasil sebagai berikut ;
1) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria
seperti ;Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,
dan Plasmodiun ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada bayi di
Desa Beringin Jaya.
2) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria seperti ;
Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan
Plasmodiun ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada balita, di
Desa Beringin Jaya
3) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria seperti ;
Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan
Plasmodiun ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada anak di Desa
Beringin Jaya
4) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria seperti ;
Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan
Plasmodiun ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada orang
dewasa di Desa BeringinJaya.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa ; masyrakat Desa Beringin Jaya yang diambil
darahnya dan diwarnai menggunakan konsentrasi giemsa 3 %,
kemudian diamati secara mikroskopis tidak ditemukan parasit
malaria.
 JUDUL : KLASIFIKASI PERKEMBANGBIAKAN PLASMODIUMPENYEBAB
PENYAKIT MALARIA DALAM SEL DARAH MERAH MANUSIA DENGAN
MENGGUNAKAN SUPPORT VECTORMACHINE

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa


perkembangbiakan plasmodium sehingga diharapkan dapat
mendiagnosa sejak dini plasmodium falciparum, secara
cepat dan hasil penelitian menunjukkan akurasi terbaik
adalah 73,33 % dengan menggunakan 120 citra data latih
dan 30 citra datauji.

Variabel Plasmodium dan support vector machine

Metode Penelitian SVM saat pertama kali diperkenalkan oleh Vapnik,


hanya dapat mengklasifikasikan data ke dalam dua kelas
(klasifikasi biner). Namun, penelitian lebih lanjut untuk
mengembangkan SVM sehingga bisa mengklasifikasi data
yang memiliki lebih dari dua kelas, terus dilakukan. Ada dua
pilihan untuk mengimplementasikan multi class SVM yaitu
dengan menggabungkan beberapa SVM biner atau
menggabungkan semua data yang terdiri dari beberapa kelas
ke dalam sebuah bentuk permasalah optimasi. Namun, pada
pendekatan yang kedua permasalahan optimasi yang harus
diselesaikan jauh lebih rumit. Berikut ini adalah metode
yang umum digunakan untuk mengimplementasikan multi
class SVM dengan pendekatan yang pertama yaitu, Metode
”one-against-all”.

Hasil Penentuan kelas untuk klasifikasi diambil dari nama


file image training, kemudian untuk klasifikasi dengan
menggunakan multi class SVM. Sistem klasifikasi diuji
dengan perbandingan 50%:50%, 60%:40%, 70%:40%, dan
80%:20%. Berdasarkan total citra untuk data latih sebanyak
120 dan untuk data uji sebanyak 30 mendapatkan tingkat
akurasi tertinggi 73,33%. Ini berarti bahwa semakin banyak
jumlah total citra untuk sampel data latih akan berpengaruh
dan meningkatkan tingkat akurasi deteksi stadium dari
PlasmodiumFalciparum.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sistem yang
dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu
Hasil deteksi dari plasmodium falciparum dengan jumlah
data sampel keseluruhan sebanyak 150 citra plasmodium
falciparum yang terdiri dari 120 citra latih dan 30 citra uji
dengan perbandingan 80% : 20%, dengan SVM
menunjukkan tingkat akurasi sebesar 73,33%.
Dari hasil penelitian dengan nilai tingkat akurasi
sebesar 73,33% dengan perbandingan presentasi sampel
data dan uji yaitu: 50%:50%, 60%:40%, 70%:30%, dan
80%:20% belum mendapatkan hasil yang maksimal atau
belum mencapai 100% karena pada penelitian ini masih
dalam tahapan analisis. Sehingga masih ada penelitian
lanjutan dengan menerapkan teknologi terapan untuk
pemeriksaan plasmodium falciparum dalam menentukan
stadiumnya dengan cepat danakurat.
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 21-

Jurnal Riset Kesehatan

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk

IDENTIFIKASI PLASMODIUM MALARIA DIDESA BERINGIN JAYA


KECAMATAN OBA TENGAH KOTA TIDORE KEPULAUAN

Rony Puasa ; Andi Asrul H ; Arfa Kader

Jurusan Analis Kesehatan ; Poltekkes Kemenkes Ternate


Jl. Cempaka Kel. Tanah Tinggi Barat Kec. Kota Ternate Selatan Provinsi Maluku Utara

Abstrak

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang
biak dalam sel darah merah manusia. Data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun 2015, memberikan
gambaran dari 10 kabupaten dan kota di Provinsi Maluku Utara masih ditemukan kasus malaria klinis
sebanyak 24.331 dan yang positif malaria setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopis adalah 2.938.
Puskesmas Akelamo yang berada diwilayah Kota Tidore Kepulauan dengan 10 desa pada tahun 2015
menyumbang kasus malaria sebanyak 58 kasus, dan dari 58 kasus tersebut 56 kasus adalah indigenous.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Plasmodium malaria sehingga dapat menggambaran
frekuansi dan distribusi penyakit malaria pada populasi secara objektif. Jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan survei morbiditas. Pengambilannya sampel dilakukan secara simple random sampling dengan
jumlah sampelsebanyak
100. Masyarakat desa Bringin Jaya yang diambil darahnya dan diwarnai menggunakan konsentrasi giemsa
3%, kemudian diamatai secara mikroskopik tidak ditemukan parasit malaria.

Kata kunci: Indigenous Malaria; Beringin Jaya

Abstract

[IDENTIFICATION OF MALARIA PLASMODIUM DIDES TOWARD JAYA


SUBDISTRICT OBA CENTRAL CITY TIDORE ISLANDS] Malaria is an infectious disease
caused by Plasmodium parasites that live and multiply in human red blood cells. Data from
Health Office of North Maluku Province in 2015, giving description of 10 regencies and cities in
North Maluku Province still found clinical malaria case as much as 24,331 and malaria positive
after microscopic examination was 2,938. Puskesmas Akelamo located in Tidore Islands with 10
villages in 2015 contributed 58 cases of malaria, and from 58 cases, 56 cases were indigenous.
This study aims to identify malaria Plasmodium can describe the frequency and distribution of
malaria disease in the population objectively. Type of descriptive research with morbidity survey
approach. Sampling was done by simple random sampling with 100 samples. Bringin Jaya village
people suffering from disease and stained using 3% giemsa concentration, then observed
microscopically no malaria parasite wasfound.

Keywords: Indigenous Malaria; Beringin Jaya

1. Pendahuluan memberikan dampak negatif terhadap pariwisata.


Malaria masih merupakan salah satu masalah Penyebaran malaria sangat luas yakni antar garis
kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan 40º lintang selatan dan 60º lintang utara yang meliputi
kematian terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu lebih dari 100 negara yang beriklim tropis dan
bayi, anak balita dan ibu hamil. Malaria secara subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria
langsung juga menyebabkan anemia dan menurunkan berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk
produktivitas kerja serta dunia. Setiap tahun jumlah kasus malaria berjumlah
300-500

*) Rony Puasa
E-mail: rony_yani@yahoo.co.id
Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2018, 22-

juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7 juta kematian,


terutama di Afrika Sub-Sahara. 094/en)
(http://referensikedokteran.blogspot.co.id/2010 Komitmen global untuk eliminasi malaria juga
/07/epidemiologi-malaria.html) telah disepakati pada world health assembly (WHA)
Malaria adalah penyakit infeksi akut yang ke-60 sejak tahun 2007. Tujuan utama tahap eliminasi
disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. adalah menghilangkan fokus aktif dan menghentikan
Parasit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk penularan setempat di satu wilayah minimal
Anophelesbetina Pada manusia, terdapat empat spesies kabupaten/kota, sedangkan tujuan akhir adalah tidak
penyebab malaria, yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ditemukannya kasus penularan setempat atau
ovale, P. Malaria. Penyebaran alami parasit malaria indigenous. Kasus indigenous adalah suatu penyakit
disebabkan oleh nyamuk Anopheles betina. (Soedarto, yang ditemukan pada daerah tertentu dan setiap orang
2009) menularkan penyakitnya kepada orang lain lagi dan
Penularan malaria dapat melalui 2 cara yaitu cara masih dalam wilayah yang terkena penyakit tersebut.
alamiah dan bukan alamiah. Penularan secara alamiah (Desita Natali, 2013)
(natural infection), melalui gigitan nyamuk Di Indonesia malaria masih merupakan salah satu
anopheles, dan penularan bukan alamiah. Penularan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan
bukan alamiah dapat dibagi menurut cara masyarakat di beberapa daerah di luar daerah jawa
penularannya, yakni; dan bali. Data Kementrian Kesehatanmenyebut
1. Malaria bawaan / kongenital, disebabkan adanya terjadinya penurunan angka
kelainan pada sawar plasenta sehingga tidak ada kasus malaria atau annual parasite incidence / API di
penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang Indonesia sejak tahun 2005 – 2014 cenderung
dikandungnya, dan dapat melalui plasenta dari ibu menurun yaitu dari 4,1 per 1.000 penduduk berisiko
ke bayi melalui talipusat. pada tahun 2005 menjadi 0,99 per 1.000 penduduk
2. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi berisiko pada tahun 2014. Sementara target Rencana
darah atau jarum suntik. Penularan melalui jarum Strategi Kementerian Kesehatan untuk angka
suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius kesakitan malaria / API tahun 2014 < 1 per 1.000
yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril. penduduk berisiko telah tercapai di beberapa
Infeksi malaria melalui transfusi hanya kabupaten dan kota. (Kemenkes,2015)
menghasilkan siklus eritrositer karena tudak Daerah dengan kasus malariatinggidilaporkandari
melalui sporozoit yang memerlukan siklus hati Kawasan Timur Indonesia seperti;ProvinsiPapua,
sehingga diobati denganmudah. Papua Barat, Nusa TenggaraTimur,Malukudan
3. Penularan secara oral, pernah dibuktikan pada Maluku Utara. Di kawasan lainjugadilaporkanmasih
ayam adalah Plasmodium gallinasium, burung cukup tinggi antara lain diprovinsiBengkulu,Bangka
dara adalah Plasmodium relection dan monyet Belitung, Kalimanatan Tengah,Lampung, danSulawesi
adalah Plasmodium knowlesi. Tengah, (Ditjen PPdanPLKemenkes,2014).Target
(https://psikwhs2010.wordpress.com/2013/ yangtelah direncanakan oleh
09/26/malaria/) Kementrian Kesehatan untuk Indonesia
Data terbaru WHO pada bulan Desember 2015 eliminasi malaria adalah sebagai berikut tahun2015
terdapat 214 juta kasus malaria dan menyebabkan diharapkan eliminasi malaria dapat
kematian sebanyak 438.000 penderita. Secara global dilakukan di Jawa, Aceh, dan Batam. Tahun 2020,
terutama di Sub-Sahara Afrika masih eliminasi ditargetkan di Pulau Sumatera,
menyumbangkan angka kesakitan malaria yang cukup Kalimantan, Sulawesi,dan Provinsi Nusa
tinggi, dan 88 % - 90 % menyebabkan kematian. Tenggara Barat.Adapun eliminasi di Papua, Papua
Upaya pengendalian dan penurunan kasus malaria Barat, dan Maluku, Nusa Tenggara Timur,dan
menjadi komitmen internasional dalam millennium Maluku Utara tahun 2030.
development golds / MDGs. Salah satu target (Anonim,http://health.kompas.com/read/2013/04/23/
pembangunan Millenium Developmant Goals / MDGs 02455652/)
yang dicanangkan oleh World Health Organization / Data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara
WHO adalah menghentikan penyebaran dan tahun 2015, memberikan gambaran dari 10 kabupaten
mengurangi kejadianinsidenmalaria (Anonim, dan kota yang ada di Provinsi Maluku Utara masih
ditemukan kasusmalaria
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs

Copyright © 2018, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


klinis sebanyak 24.331 dan yang positif malaria
setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopis 1) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria
adalah 2.938. Hal ini menunjukan Provinsi Maluku seperti ;Plasmodium falcifarum, Plasmodium
Utara masih merupakan daerah yang menyumbang vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodiun
kasus malaria bagi Indonesia. (Dinas Kesehatan ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada
Provinsi Maluku Utara, 2016) Wilayah di Provinsi bayi di Desa BeringinJaya.
Maluku Utara yang telah bertekat untuk eliminasi 2) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria
malaria adalah Kota Tidore Kepulauan, namun pada seperti ; Plasmodium falcifarum, Plasmodium
tahun 2015masih ditemukan kasus malaria vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodiun
yang telah dikonfirmasi laboratorium sebanyak229. ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada
TekatPemerintah Kota Tidore Kepulauan balita, di Desa BeringinJaya
untuk eliminasi perlu didukung olehSDM 3) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria
dan sarana yang memadai, terutama dibidang seperti ; Plasmodium falcifarum, Plasmodium
laboratorium. Kota Tidore Kepulauan memiliki 10 vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodiun
Puskesmas dengan keadaan geografi dan sosial ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada
penduduk yang memungkinkan untuk timbulnya anak di Desa BeringinJaya
kasusmalaria. Puskesmas Akelamo 4) Tidak ditemukan spesies plasmodium malaria
yangberada diwilayah Kota Tidore seperti ; Plasmodium falcifarum, Plasmodium
Kepulauan dengan 10 desa pada tahun 2015 vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodiun
menyumbang kasus malaria sebanyak 58 kasus,dan ovale yang menyebabkan infeksi indigenous pada
dari 58 kasus tersebut 56 kasus adalahindigenous. orang dewasa di Desa BeringinJaya
Indigenous adalah suatu infeksi yang bersifat
Penyebab penyakit malaria pada manusia adalah
lokal, bila kasus indigenous masih terus ditemukan,
plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
maka kemungkinan untuk menjadi daerah eliminasi
Anopheles betina.Beberapa daerah di Indinesia telah
belum bisa tercapai. Kategori daerah eliminasi
dinyatakan bebas malaria seperti Jawa dan Bali,
malaria adalah tidak ditemukan infeksi atau penularan
namun di bagian Timur Indonesia masih merupakan
indigenous. (Dinas Kesehatan Kota Tidore, 2016).
masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian
Untuk mencegah terjadi infeksi indigenous di wilayah
dari pemerintah danswasta.
kerja Puskesmas Akelamo dapat dilakukan melalui
kegiatan peningkatan Sistim KewaspadaanDini Malaria adalah penyakit infeksi akut yang
/ SKD. Salah satu kegiatan peningkatan Sistem disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium.
Kewaspadaan Dini puskesmas dapat dilakukan Parasit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles
melalui kegiatan Mass Blood Survey, kegiatan ini betina Pada manusia, terdapat
akan melibatkan seluruh masyarakat dimana seluruh empat spesies penyebab malaria, yaitu P.falciparum,
masyarakat akan diambil sampel darah untuk P. vivax, P. ovale, P. Malaria.Penyebaran alami
diidentifikasi parasitmalarianya. parasit malaria disebabkan oleh nyamuk Anopheles
betina.
Malaria dapat menyerang bayi, balita, anak, orang
2. Metode dewasa dan ibu hamil.Didaerah pedesaan seperti Desa
Beringin Jaya penyakit malaria masih merupakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif penyakit masyarkat yang sering tanpa disertai dengan
dengan pendekatan survei morbiditas yang bertujuan gejala klinis. Hal ini dimungkinkan karena adanya
untuk mengetahui atau mendapat gambaran frekuensi antibody dari masyarakat karena berdiam didaerah
dan distribusi penyakit malaria pada populasi secara yang endemis malaria.
objektif. Untuk itu petugas kesehatan yang bertugas di
Desa Beringin Jaya harus diberikan pengetahuan
3. Hasil danPembahasan tentang penyakit malaria dan diagnosanya dengan
Data penelitian diperoleh dari pengambilan sampel baik dan tepat, sehingga kasus indigenous tidak
terhadap subjek penelitian berupa darah perifer terjadi. Kesalahan identifikasi dan diagnose dapat
sebanyak 100 sampel. Setelah sampel darah diambil meningkatkan kasus malaria didaerah tersebut.
dan dilakukan proses pewarnaan menggunakan Dengan pengetahuan yang baik pencegahan dini
larutan giemsa 3%, kemudian diidentifikasi secara malaria dapat dilakukan lebihawal.
mikroskopis, diperoleh hasil sebagai berikut;
Tidak mudah dalam menentukan diagnosa malaria
pada orang yang pernah mengalami penyakit malaria disampaikan kepada pihak-pihak yang
sebelumnya.Hal ini disebabkan karena tubuh membantu pelaksanaanpenelitian.
penderita sudah menyesuaikan dengan penyakit
sehingga gejala klinis selalu sukar untuk 6. DaftarPustaka
dilihat.Kondisi demikian dapat juga terjadi pada Awalludin Sutamihardja, Krisin, Suradi
penderita yang sebelumnya sudah mengobati dirinya Wangsamuda, William O Rogers, 2009, “
sendiri. Keluhan yang dirasakan mungkin hanya Panduan Pelatihan Diagnosis Mikroskopis
berupa sedikit demam dan sakitringan. Malaria ” Departemen Parasitologi Medis
Untuk mendiagnosa penyakit malaria ada NAMRU-2, Jakarta
beberapa cara, namun sampai sekarang metode yang
dianggap sebagai standar emas (gold standart) adalah Depkes RI, NAMRU, UGM, IAMI, USAID,
pemeriksaan mikroskopis dengan mengidentifikasi 2006,“PanduanPraktisDiagnosisMalaria”
parasit dalam sediaan darah penderita. Dibandingkan IAMI, Yogyakarta.
dengan metode yang lain seperti menggunakan Rapid DitjenPPdanPLKemenkes,2014“PedomanManajem
Diagnostic Test (RDT) dan Polymerase Chain enMalaria“Jakarta
Reaction (PCR) lebih murah biaya pemeriksaannya, DitjenPPdanPLKemenkes,2014“PedomanTeknis
juga dapat menentukan spesies serta stadium parasit PemeriksaanParasitMalaria” Jakarta
malaria. Harun Alrasyid,
Dari hasil identifikasi secara mikroskopis terhadap http://epidemiologiunsri.blogspot.co.id/
100 sampel darah yang diambil dari masyarakat Desa 2011/11/ malaria.html, diakses 20 Juni 2016
Beringin Jaya tidak ditemukan sediaan darah yang
mengandung parasit malaria. Hal ini menggambarkan H.M.Muslim,2009,”ParasitologiUntukKeperawat
saat dilakukan penelitian responden yang diambil an”EGC,Jakarta.
darah sebagai sampel tidak ditemukan parasit malaria H.M.Hasyimi,2010“MikrobiologidanParasitologi
atau tidak ditemukan kasus indigenous. Indigenous untukMahasiswaKeperawatan”
merupakan penularan setempat ataulokal. TransInfoMedia,Jakarta.
Penelitian kasus indigenous pernah dilakukan I. Gede Gede Wempi, D.S.P, 2012, Analisis
olehDessitaNatali,denganjudul“Studi Pemeriksaan Laboratorium Pada Penderita
PrevalensiKasusIndigenousdanKasusImport Malaria, Artikel.
MalariadiKecamatanSumpiuhKabupaten Kemenkes,2015“ProfilKesehatanTahun2014
BanyumasTahun2013”,hasilyangdiperoleh “ Jakarta
adalahpadausia15–53tahunditemukankasus
indigenoussebanyak60kasusdanimportsebanyak2 KoesIrianto,2009,“PanduanPraktikumParasitolog
kasus.PenelitianyangdilakukanolehDessitaNatali iDasar”YramaWidya, Bandung.
menggunakanmetodeCrosssectional. Koes Irianto, 2013,” Parasitologi Medis
“ Alfabeta, Bandung
4. Simpulan danSaran Soedarto, 2009,” Penyakit Menular
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diIndonesia“SagungSeto,Surabaya.
dapat disimpulkan bahwa ; masyrakat Desa Beringin Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI,
Jaya yang diambil darahnya dan diwarnai 2011“Parasitologi Kedokteran,edisiIV
menggunakan konsentrasi giemsa 3 %, kemudian “ Badan Penerbit FKUI, Jakarta.
diamati secara mikroskopis tidak ditemukan parasit
malaria.

5. Ucapan TerimaKasih
Terima kasih disampaikan kepada Poltekkes
Kemenkes Semarang yang telah mempublish jurnal
ini. Serta ucapan terima kasih
SPIRAKEL, Vol. 9 No. 1, Juni 2017: 10-18 Identifikasi Spesies Plasmodium … (Nita, Sri dan Yuniarti)
DOI: 10.22435/spirakel.v8i2.6747: 10-18

IDENTIFIKASI SPESIES Plasmodium MALARIA MENURUT


KARAKTERISTIK MASYARAKAT DESA TEMUNIH
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Nita Rahayu1*, Sri Sulasmi1, Yuniarti Suryatinah1


1
Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Jl. Loka Litbang Kawasan Perkantoran Pemda Tanah Bumbu
Gunung Tinggi, Batulicin Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Indonesia

Abstract
Malaria is still one of the world's health problems, with the number of malaria deaths of one
million people per year. Temunih village in Tanah Bumbu Regency of South Kalimantan
Province is one of endemic areas for malaria. The most dominant malaria parasite infected
people in Temunih Village is mixed malaria (falciparum and vivax). The objective of the study
was to identify the dominant of Plasmodium species infected the population in Temunih Village.
The type of research is descriptive research using cross-sectional design. The results of the
study show from 146 residents examined by active case detection, mixed malaria (P. falciparum
and P. vivax) was` dominantly found in adult males aged 11-20 years as many as 5 cases.
While the case of malaria falciparum highest found in female adults with age 21-30 years as
many as 5 cases. However, in malaria vivax, based on sex, malaria cases found only 1 case in
women ie in the age group 11-20 years. The conclusion is the prevalence of asymptomatic
malaria cases based on the highest positive rate slide is mixed malaria (P. falciparum and P.
vivax)rather than malaria falciparum and vivax. The condition of malaria cases is caused by
environmental factors, human behaviour, vector (Anopheles mosquito) and parasite in Temunih
village. The study suggested community to wear insecticide-treated bed nets during nighttime
sleep, and use repellents to prevent Anopheles mosquito bites and taking prophylactic drug at
the time of working primarily in the area of the forest and itssurroundings.

Keywords: Malaria, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum

IDENTIFICATION OF MALARIA Plasmodium SPESIES ACCORDING


TO PUBLIC CHARACTERISTICS IN TEMUNIH VILLAGE
OF SOUTH KALIMANTAN PROVINCE

Abstrak
Malaria sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, dengan
angka kematian satu juta orang per tahun. Desa Temunih di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah endemis malaria. Malaria yang lebih
dominanmenyerangpendudukdiDesaTemunihadalahmalariacampuran(P.falciparumdan
P. vivax). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui spesies Plasmodium yang dominan
menyerang penduduk di Desa Temunih. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan desain potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan dari 146 penduduk yang di
periksa secara active case detection, malaria campuran (P. falciparum dan P. vivax) lebih
dominan ditemukan pada laki-laki dewasa dengan usia 11-20 tahun sebanyak 5 kasus.
Sedangkan kasus malaria falciparum tertinggi di temukan pada perempuan dewasa dengan
usia 21-30 tahun sebanyak 5 kasus. Namun pada malaria vivax, berdasarkan jenis kelamin,
kasus malaria hanya ditemukan 1 kasus pada perempuan yaitu pada kelompok umur 11-20
tahun.

*
Alamat korespondensi penulis pertama: e-mail: nita.rahayu79@yahoo.co.id

10
Kesimpulan penelitian adalah prevalensi kasus malaria asimtomatik berdasarkan slide positive
rate tertinggi adalah malaria campuran (P. falciparum dan P. vivax) dibandingkan malaria
falciparum dan vivax. Kondisi kasus malaria ini disebabkan karena faktor lingkungan, perilaku
manusia, vektor (nyamuk Anopheles) dan parasit yang terdapat di Desa Temunih. Saran
kepada masyarakat Desa Temunih untuk memakai kelambu berinsektisida pada saat tidur
malam hari, dan memakai repelent untuk menghindari gigitan nyamuk Anopheles serta
mengkonsumsi obat profilaksis pada saat bekerja di kawasan hutan dansekitarnya.

Kata Kunci: Malaria, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum

Naskah masuk: tanggal 3 Oktober 2016; Review: tanggal 5 Juni 2017; Layak Terbit: tanggal 21 Juni 2017

PENDAHULUAN per hari selama 2 minggu untuk infeksi


Plasmodium vivax atau dosis tunggal
Malaria adalah penyakit infeksi
primaquin 45 mg untuk Plasmodium
menular yang disebabkan oleh parasit dari
falciparum. Pada kasus kegagalan obat
genus Plasmodium, yang ditularkan melalui
suatu formulasi standar sulfadoksin
gigitan nyamuk Anopheles. Gambaran
pirimetamin akan diberikan sesuai petunjuk
penyakit berupa demam yang sering
dari Kementerian Kesehatan. Pada
periodik, anemia, pembesaran limpa dan
umumnya dokter dan tenaga kesehatan
berbagai kumpulan gejala oleh karena
profesional lain memberikan pengobatan
pengaruhnya pada beberapa organ
malaria tanpa disertai monitoring dan follow
misalnya otak, hati danginjal.1
up karena adanya keterbatasan tenaga
Malaria sampai saat ini masih terlatih dan fasilitas diagnostik. Kebiasaan
merupakan salah satu masalah kesehatan ini tentunya sangat memicu timbulnya
utama di dunia dan dilaporkan 3,2 milyar resistensi dan oleh karena itu harus
dari penduduk dunia terjangkit malaria. dipertimbangkan secara hati-hati sebelum
Daerah–daerah yang berisiko terjadi membuat suatu kebijakan pengobatan
penularan malaria berasal dari 108 negara, malaria yang baru. Kementerian Kesehatan
serta diperkirakan sekitar 300-500 juta sejak tahun 2003 merekomendasikan
kasus klinis malaria di seluruh dunia dengan penggunaan obat kombinasi artemisinin-
angka kematian lebih dari 1 juta orang per amodiakuin sebagai obat antimalaria lapis
tahun.1 pertama, pada beberapa daerah endemis
malaria khususnya untuk P.falciparum.3
Di Indonesia diperkirakan sekitar
46,2% dari 210,6 juta total penduduk tinggal Manifestasi klinis malaria dipengaruhi
di daerah endemik malaria dan 56,3 juta oleh berbagai faktor pejamu (manusia),
penduduk tinggal di daerah yang berisiko parasit dan lingkungan. Pada manusia,
sedang sampai tinggi. Lebih dari 3 juta faktor-faktor yang berperan adalah usia,
kasus klinis malaria dilaporkan per tahun, imunitas, kehamilan dan faktor genetik.
terutama pada daerah-daerah yang Pada parasit, faktor yang telah ditemukan
dikategorikan sebagai daerah miskin, dan berperan adalah resistensi terhadap obat
30.000 kasus kematian akibat malaria yang antimalaria, laju multiplikasi parasit, jalur
dilaporkan oleh unit pelayanan kesehatan, invasi, sitoadherens dan rosetting, variasi
antara lain pusat kesehatan masyarakat dan polimorfisme antigen serta malaria
dan rumahsakit.2 toksin. Pada aspek lingkungan, faktor yang
berpengaruh adalah akses terhadap
Pasien malaria di Indonesia, baik
pengobatan, intensitas transmisi oleh vektor
yang telah dikonfirmasi melalui
nyamuk, serta kondisi sosial ekonomis dan
pemeriksaan mikroskopis maupun
stabilitas politik.4
diagnosis klinis, umumnya diobati dengan
pengobatan standar kloroquin (25 mg Pada aspek parasit, manifestasi klinis
base/kg berat badan, dibagi dalam 3 dosis malaria hampir seluruhnya disebabkan oleh
selama periode 72 jam). Pengobatan ini parasit malaria stadium eritrositer. Oleh
diikuti denganpemberian primaquin 15 mg karena itu upaya untuk pencegahan
terhadap malaria pada saat ini cenderung potensial menginfeksi manusia adalah P.
memberi perhatian yang cukup banyak brasilianum, P. cynomolgi, P. inui, P.
pada stadium eritrositer yang meliputi knowlesi, dan P. simium.8
merozoit, tropozoit, dan skizon. Manifestasi
klinis malaria sangat beragam diantara Diantara spesies tersebut P.
berbagai individu, mulai dari malaria falcifarum merupakan parasit yang memiliki
asimtomatik (tanpa gejala klinis) sampai ke tingkat mortalitas paling tinggi dan P.vivax
malaria berat atau malaria dengan merupakan parasit yang memiliki tingkat
komplikasi pada otak yang mematikan. virulensi yang paling tinggi.8Kualitas
Gejala klinis utama di daerah endemis pemeriksaan mikroskopis malaria masih
malaria adalah malaria tanpa komplikasi kurang, dengan error rate tinggi. 7Sebagian
dengan gejala demam ringan dan besar diagnosis malaria masih berdasarkan
parasitemia aseksual yang terjadi selama gejala klinis. Hal ini memerlukan intervensi
masa kanak-kanak. Malaria klinis berat dan lebih lanjut.7
fatal, khususnya malaria serebral dan Sampai saat ini di Desa Temunih
malaria disertai anemia berat, biasanya belum diketahui secara mikroskopis spesies
relatif jarang. Malaria klinis berat di daerah Plasmodium apa yang lebih dominan
endemis pada umumnya terjadi pada anak- menyerang penduduknya, sehingga peneliti
anak usia di bawah 4 tahun dan pada masa bekerjasama dengan pengelola program
kehamilan pertama. Diduga bahwa malaria Puskesmas Teluk Kepayang dan
perbedaan pada pola morbiditas yang Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
berkaitan dengan umur (pada malaria untuk meneliti di Desa Temunih.9
ringan dan berat di dalam suatu populasi)
berkaitan dengan paparan komulatif dari Tujuan dari penulisan artikel ini
klon-klon parasit dengan virulensi yang adalah untuk mendeskripsikan jenis
berbeda, dimana kerentanan seorang Plasmodium yang menjadi sumber infeksi
individu terhadap gejala malaria berat utama dan untuk mengetahui spesies
ditentukan oleh faktor-faktor yang ada pada Plasmodium yang dominan menyerang
hospes, misalnya imunitas dan polimorfisme penduduk di Desa Temunih wilayah kerja
genetik.3 Puskesmas Teluk Kepayang Kecamatan
Kusan Hulu Kabupaten TanahBumbu.
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan
salah satu wilayah endemis malaria dengan
API (Annual Parasite Incident) yang masih METODE
cukup tinggi mencapai 6,8‰ dan tersebar
pada beberapa wilayah kecamatan.5Pada Sumber data menggunakan hasil
tahun 2013, Kecamatan Kusan Hulu penelitian malaria dengan disain potong
menjadi salah satu kantung malaria dengan lintang (cross sectional). Populasi target
angka kejadian malaria yang tinggi, adalah seluruh masyarakat yang ada di
terutama di wilayah kerja Puskesmas Teluk Desa Temunih (daerah endemis malaria)
Kepayang, di Desa Temunih (API wilayah kerja Puskesmas Teluk Kepayang
26‰).5Masyarakat di Desa Temunih Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan
mayoritas adalah pendudukasli.6 Selatan. Sampel penelitian adalah
masyarakat di Desa Temunih yang bersedia
Genus Plasmodium yang menginfeksi diambil darahnya untuk diperiksa parasit
manusia sehingga dapat menyebabkan malaria. Kriteria inklusi adalah masyarakat
penyakit malaria adalah Plasmodium dengan diagnosis malaria tanpa komplikasi,
falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium berumur 0-60 tahun, bersedia
ovale dan Plasmodium malariae.7 berpartisipasi.
Beberapa parasit malaria pada kera Penelitian ini dilakukan secara active
telah dilaporkan dapat menginfeksi case detection (ACT) yaitu petugas
manusia, baik secara insidentil alamiah mendatangi langsung warga masyarakat
maupun secara eksperimen. Di antara 20 untuk mengambil sediaan darah tepi
spesies Plasmodium yang diketahui responden, kemudian diperiksa dan
menginfeksi kera, lima spesiesyang diidentifikasi spesies Plasmodium. Apabila
ditemukan responden yang positif malaria tebal, pemeriksaan dilakukan sampai 100
diberi pengobatan. lapang pandang untuk menentukan apakah
Darah responden diambil dari jari preparat positif atau negatif. Pemeriksaan
tengah, dengan cara jari tengah diusap pada sediaan darah tipis, dilakukan untuk
dengan kapas beralkohol, kemudian bagian mengetahui spesies dan stadium parasit
ujung jari ditusuk dengan menggunakan malaria.4
jarum lanset, darah yang keluar merupakan Analisa data menggunakan analisa
darah kapiler. Darah ini diambil sebanyak 3 univariat untuk menganalisa tiap variabel
tetes, 2 tetes diletakkan pada bagian dari hasil penelitian. Hasil pengolahan data
tengah kaca objek dan 1 tetes pada ujung dalam bentuk presentasi dan
kaca objek bagian atas. Setelah selesai, diinterpretasikan dengan menggunakan
ujung jari dibersihkan dengan kapas kriteria kuantitatif.
beralkohol dan ditekan, agar darah tidak
menetes lagi. Darah yang telah diambil
digunakan untuk membuat sediaan darah HASIL
tebal dan tipis. Sediaan darah tipis dibuat
dengan menempelkan ujung objek kaca lain Berdasarkan data tahun 20159, Desa
pada darah dengan sudut 45°, kemudian Temunih memiliki jumlah penduduk
digeser cepat, sehingga didapatkan sediaan sebanyak 296 dengan jumlah KK sebanyak
apus tipis. Sediaan darah tebal dibuat 88. Mayoritas merupakan penduduk asli,
dengan cara memutar ujung kaca objek lain meskipun ada juga pendatang yang berasal
searah jarum jam pada darah yang dari luar Kabupaten Tanah Bumbu provinsi
ditengah kaca objek, sehingga terbentuk Kalimantan Selatan.8
bulatan dengan diameter 1 cm. Objek kaca Survei malariometrik secara active
kemudian diberi label berupa nama case detection dilakukan di Desa Temunih
responden, nomor, dan tanggalpembuatan. Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah
Tahap pewarnaan sediaan darah Bumbu dengan jumlah penduduk 296
dilakukan dengan menggunakan metode responden. Berhasil dilakukan mass blood
Giemsa, yaitu sediaan darah tipis difiksasi Survey (MBS) sebesar 146 responden dan
metanol, kemudian bersama sediaan darah didapatkan Slide Positive Rate (SPR)
tebal ditetesi Giemsa 10% selama 20-25 sebanyak 19 responden positif malaria.
menit. Pada tahap pemeriksaan mikoskopis, Ditemukan 8 responden menderita malaria
preparat hasil pewarnaan ditetes dengan falciparum, 1 responden menderita malaria
minyak emersi, lensa objektif diletakkan vivax dan 10 responden menderita
pada preparat 1 cm dari ujung lidah, campuran (P. falciparum dan P. vivax).
pemeriksaan dilakukan kearah kanan, Dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
bergerak seperti spiral. Pada sediaandarah

Tabel 1. Identifikasi Plasmodium pada masyarakat di Desa Temunih Kecamatan Kusan Hulu
Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan kelompok umur

Jenis Plasmodium
Umur P. falciparum dan P. vivax P.falciparum P.vivax Total
0-10 tahun 2 0 0 2
11-20 tahun 5 0 1 6
21-30 tahun 2 5 0 7
31-40 tahun 1 2 0 3
41-50 tahun 0 1 0 1
Total 10 8 1 19

Terjadinya kasus malaria campuran sebanyak 5 orang, diikuti pada umur 0-10
tertinggi pada kelompok umur 11-20 tahun tahun dan kelompok umur 21-30 tahun
didapatkan masing-masing sebanyak 2 kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 2
orang, dan pada kelompok umur 31-40 orang dan 1 orang pada kelompok umur 41-
tahun sebanyak 1 orang. Kasus malaria 50 tahun. Pada kasus malaria vivax hanya
falciparum tertinggi pada kelompok umur 1 orang yang terkena pada kelompok umur
21-30 tahun sebanyak 5 orang, diikuti pada 11-20tahun.

Tabel 2. Identifikasi Plasmodium pada masyarakat di Desa Temunih Kecamatan Kusan Hulu
Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan jenis kelamin

Jenis Plasmodium
Jenis Kelamin P. falciparum dan P. vivax P.falciparum P.vivax Total
N=10 N=8 N=1 N=19
Laki-laki 5 3 0 8
Perempuan 5 5 1 11
Total 10 8 1 19

Berdasarkan Tabel 2 di atas, kasus vivax sebanyak 1 orang, sedangkan pada


malaria tertinggi di Desa Temunih jenis kelamin laki-laki kasus malaria hanya
didominasi oleh jenis kelamin perempuan 8 orang. Terdiri dari kasus malaria
sebanyak 11 orang. Kasus malaria (P. (falciparum dan vivax) sebanyak 5 orang
falciparum dan P. vivax) sebanyak 5 orang dan falciparum 3 orang.
dan falciparum 5 orang, sisanya malaria

Tabel 3. Identifikasi Plasmodium pada pada masyarakat di Desa Temunih Kecamatan Kusan
Hulu Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

Laki-laki Perempuan
Umur P. P. P. P. falciparum P. P. Total
falciparum falciparum vivax danP.vivax falciparum vivax
dan P. vivax
0-10 tahun 0 0 0 2 0 0 2
11-20 tahun 3 0 0 2 0 1 6
21-30 tahun 2 2 0 0 3 0 7
31-40 tahun 0 1 0 1 1 0 3
41-50 tahun 0 0 0 0 1 0 1
Total 5 3 0 5 5 1 19

Berdasarkan Tabel 3, kasus malaria anak.10Insiden malaria di Indonesia pada


campuran pada kelompok umur 0-10 tahun tahun 2013 menurun dibandingkan tahun
ditemukan pada jenis kelamin perempuan 2007, tetapi di Papua Barat mengalami
saja yaitu sebanyak 2 orang, sedangkan peningkatan tajam.11Terjadinya kasus
pada kelompok umur 11-20 tahun malaria campuran berdasarkan kelompok
ditemukan pada laki-laki sebanyak 3 orang. umur tertinggi pada kelompok umur 11-20
Pada kelompok umur 21-40 tahun tidak ada tahun. Hal ini sejalan dengan hasil
kasus vivax, baik pada laki-laki maupun penelitian Reza et all di RSUD Scholoo
perempuan. Keyen Kabupaten Sorong Selatan Provinsi
Papua Barat, selama bulan Mei sampai Juni
BAHASAN 2015, dengan angka kejadian malaria pada
anak adalah 45 orang (14,05%), dari 323
Malaria masih merupakan salah satu pasien anak yang dilayani di bagian
masalah kesehatan masyarakat yang dapat anak.10Pada penelitian Reza et all juga
menyebabkan kematian terutama pada menyebutkan pasien anak laki-laki lebih
kelompok risiko tinggi, yaitu bayi dan
banyak dibanding perempuan,
yaitu25:20.10
Berdasarkan hasil penelitian di Desa daerah ini sering terinfeksi oleh malaria
Temunih, prevalensi kasus malaria dengan falciparum asimtomatik berdasarkan
slide positive rate tertinggi yang ditemukan pemeriksaan mikroskopis. Standar baku
adalah malaria campuran (falciparum dan WHO dalam penentuan malaria adalah
vivax) daripada malaria falciparum dan pengamatan parasit secara mikroskopis.
vivax. Kondisi kasus malaria ini disebabkan Pengamatan dilakukan pada preparat apus
karena faktor lingkungan, manusia, vektor darah tebal untuk menentukan positif
(nyamuk Anopheles) dan parasit yang malaria dan preparat darah tipis untuk
terdapat di Desa Temunih. Desa Temunih menentukan spesies Plasmodium.4
letaknya di dataran tinggi daerah
pegunungan. Suhu daerah ini berkisar Aspek lingkungan sosial budaya
antara25- berupa kurangnya kesadaran masyarakat
27⁰C.Suhumempengaruhiperkembangan tentang bahaya malaria serta kebiasaan
parasit dalam nyamuk. Suhu hidup berada diluar rumah, pondok/camp
yangoptimumberkisarantara20-30⁰C.Makin sampai larut malam, yang menyebabkan
tinggi suhu (sampai batas tertentu) makin vektor bersifat eksofilik dan eksofagik akan
pendek masa inkubasi ekstrinsik memudahkan gigitan nyamuk. Aspek ini
(sporogoni) dan sebaliknya makin rendah juga berperan dalam mempengaruhi
suhu makin panjang masa inkubasi.7Kondisi perkembangan nyamuk An. balabacensis
udara di daerah ini berangin, dan tingkat dan An. nigerimus sebagai vektor
kelembapan tinggi, sehingga nyamuk utama.6Berdasarkan slide positive rate,
menjadi lebih aktif dan lebih sering daerah ini dapat dikategorikan sebagai
menggigit, dengan demikian maka proses daerah High Prevalence Area (HPA) karena
penularan malaria akan lebih tinggi. SPR>3%.5Desa Temunih mempunyai
Kelembapan yang rendah memperpendek lingkungan yang sangat sesuai untuk
umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pertumbuhan parasit malaria falciparum,
terhadap parasit. Curah hujan tertinggi karena hanya parasit yang bisa beradaptasi
berkisar antara 1500-6000mm/tahun pada dengan sifat nyamuk Anopheles yang
bulan Desember sampai April, sehingga anthropofilik, akan membentuk sporogoni
banyak genangan air hujan di dalam dan menghasilkan sporozoit yang efektif,
kubangan, selokan dan kolam-kolam bekas yang dapat ditransmisikan ke dalam tubuh
tambang emas dan batubara tradisional, manusia. Prevalensi kasus malaria di satu
serta diselingi dengan pergantian musim daerah endemis malaria dan di daerah
panas pada bulan Mei sampai November endemis malaria lainnya tidak sama,
merupakan suatu keadaan penting untuk tergantung pada perilaku spesies nyamuk
transmisi penyakit malaria. Pada umumnya yang menjadi vektor.6
hujan akan memudahkan perkembangan Prevalensi kasus malaria asimtomatik
nyamuk dan terjadinya pandemi malaria. berdasarkan slide positive rate relatif
Besar kecilnya pengaruh tergantung pada tertinggi ditemukan di Desa Temunih adalah
jenis dan deras hujan, jenis vektor dan jenis malaria campuran (falciparum dan vivax)
tempat perindukan. Hujan yang diselingi yaitu 52,6% sedangkan sisanya adalah
panas memperbesar kemungkinan malaria falciparum yaitu 42,1% dan malaria
berkembangbiaknya nyamuk Anopheles.7 vivax adalah 5,3%. Hal ini disebabkan
Desa Temunih merupakan daerah karena kondisi Desa Temunih dengan suhu
hutan tropis, hutan dan perkebunan kelapa 22-24,5⁰C akan mempengaruhi
sawit, persawahan dan tumbuhan lain yang perkembangan parasit dalam nyamuk. Uap
dapat mempengaruhi perkembangan air dan kelembapan yang tinggi, serta curah
kehidupan larva karena tumbuhan- hujan berkisar 1500-6000 mm/tahun
tumbuhan diatas dapat menghalangi sinar merupakan faktor yang penting untuk
matahari atau melindungi dari serangan transmisi penyakit malaria.10Dari aspek
mahluk hidup lain.6Daerah persawahan juga sosial budaya, tingkat kepadatan
merupakan tempat perindukan bagi spesies masyarakat dapat dikatagorikan kurang
nyamuk An. balabacensis dan An. padat dan mata pencaharian penambang
nigerimus sebagai vektor utama di emas, batubara tradisional, penebang kayu,
Kabupaten Tanah Bumbu.6Masyarakatdi petani danberkebun.9
Spesies nyamuk Anopheles yang sehingga di tubuh mereka belum terbentuk
berperan penting dalam penularan malaria kekebalan terhadap infeksi. Cara hidup,
di Kabupaten Tanah Bumbu adalah An. masyarakat di daerah ini ada yang
balabacensis dan An. nigerrimus. Kedua menggunakan kelambu ada juga yang tidak
species tersebut merupakan vektor utama dan sering tinggal di luar rumah sampai
transmisi malaria.5Tempat perindukan larva sore di hutan, perilaku hidup seperti ini juga
vektor An. balabacensis dan An. nigerrimus sangat berpengaruh terhadap penularan
adalah di kebun, hutan, kolam bekas malaria.12
tambang batubara, kolam bekas tambang
emas yang dibiarkan terbuka/terbengkalai Di Indonesia hingga tahun 2012 telah
sehingga sangat cocok untuk tempat ditemukan empat kasus malaria P. knowlesi
perindukan larva di tempat terbuka dan dan semua penularannya terjadi secara
terkena sinar matahari, dan di tepi sungai. lokal di hutan atau di sekitar hutan di
Kehidupan nyamuk sangat ditentukan oleh Kalimantan Selatan. Penemuan empat
keadaan lingkungan yang ada seperti suhu, kasus malaria P. knowlesi di Kalimantan
kelembapan, curah hujan dan sebagainya. Selatan merupakan bukti awal telah terjadi
Tingginya penularan tergantung dari penularan jenis malaria tersebut di
densitas vektor, frekuensi gigitan, lamanya Indonesia.8
siklus sporogoni, angka sporozoit (parasit Sifat-sifat spesifik parasit malaria
yang terdapat dalam kelenjar liur nyamuk) berbeda-beda dan hal ini mempengaruhi
dan adanya reservoir parasit (manusia yang terjadinya manifestasi klinis, penularan P.
mempunyai parasit dalamdarah).7 falciparum dan P. vivax mempunyai masa
Pada dasarnya setiap orang dapat infeksi yang berbeda-beda. Plasmodium
terinfeksi oleh penyebab penyakit (agent) falciparum mempunyai masa infeksi yang
dan merupakan tempat berkembang paling pendek, namun menghasilkan
biaknya agent (parasit Plasmodium). Bagi parasitemia yang tinggi, gejala paling berat
pejamu ada beberapa faktor instrinsik yang dan masa inkubasi yang paling pendek.
dapat mempengaruhi kerentanan pejamu Plasmodium vivax pada umumnya
terhadap agent. Faktor-faktor tersebut menghasilkan parasitemia yang rendah
mencakup umur yaitu anak-anak lebih gejala yang lebih ringan dan mempunyai
rentan terhadap infeksi parasit malaria masa inkubasi yang lebih lama.11
karena imunitas tubuh anak belum Di wilayah kerja Puskesmas Teluk
sempurna terhadap infeksi P. falciparum Kepayang Kecamatan Kusan Hulu
dan P.vivax, dibandingkan orang dewasa Kabupaten Tanah Bumbu, selama tahun
karena semakin sering orang dewasa 2014 terjadi kecenderungan peningkatan
terpapar oleh parasit P. falciparum dan kasus malaria. Sebagian besar penderita
vivax, maka tubuhnya akan membentuk malaria yang ditemukan adalah penduduk
antibodi terhadap parasit P. falciparumdan asli maupun pendatang dari luar Kalimantan
P. vivax.6 Selatan, sehingga diduga kejadian malaria
Berdasarkan jenis kelamin, anak di wilayah kerja Puskesmas Teluk
perempuan memiliki daya tahan tubuh yang Kepayang Kecamatan Kusan Hulu
lebih6kuatdibandingkandengananaklaki- Kabupaten Tanah Bumbu 6adalah kasus
penularan setempat/lokal.
laki, namun responden di DesaTemunih
berbeda karena perempuan umur di atas Hasil pengamatan mikroskopis
11-30 tahun lebih dominan terinfeksi oleh ditemukan pasien positif malaria campuran
malaria campuran (P. falciparum dan P. (P. falciparum dan P. vivax) pada usia 11
vivax), sehingga daya imunitas tubuh bulan dan 18 bulan dan ditemukan juga ibu
mereka belum sempurna terhadap malaria hamil trimester 1 positif malaria falciparum.
falciparum dan vivax. Kelompok penduduk Hal tersebut merupakan indikasi bahwa di
asli daerah endemis malaria mempunyai daerah tersebut terjadi penularan secara
kekebalan alamiah terhadap indegenous. Prevalensi kasus malaria
malaria.4Berdasarkan riwayat penyakit falciparum pada perempuan umur 21-30
sebelumnya, masyarakat yang hidup di tahun adalah 60% lebih dominan dari pada
daerah ini belum terpapar oleh P. laki-laki dewasa dan anak-anak. Hal ini
falciparum dan vivax
mungkin disebabkan karena perempuan distribusi menurut umur dan jenis kelamin
(anak dan dewasa) memiliki daya tahan sebenarnya berkaitan dengan perbedaan
tubuh lebih rentan dibandingkan dengan derajat kekebalan karena variasi
laki-laki (anak dan dewasa) ditambah lagi keterpaparan kepada gigitan nyamuk.6
tempat tinggal mereka tidak permanen,
hanya berupa pondok kecil /camp, sehingga Hasil wawancara kepada ibu dari bayi
sangat rentan untuk terkena gigitan nyamuk dan balita menyatakan tidak pernah pergi
pada saat menjelang sore dan malam hari, kemana–mana atau ikut ke hutan untuk
di tambah lagi mereka baru menggunakan mencari kayu dan mereka hanya tetap
kelambu jika mau tidur. tinggal di camp untuk menjaga anaknya. 6
Beberapa penelitian menunjukkan Sumber penularan malaria di Desa
bahwa perempuan mempunyai respon imun Temunih adalah terdapatnya bekas galian
yang lebih kuat dibandingkan dengan laki- tambang emas yang dibiarkan terbengkalai,
laki, namun kehamilan menambah risiko pembukaan lahan baru untuk dijadikan
malaria. Malaria pada wanita hamil tempat lokasi/camp mereka bagi para
mempunyai dampak yang buruk terhadap penebang kayu di hutan. Oleh karena itu
kesehatan ibu dan anak. Wanita hamil orang yang di sekitar rumahnya terdapat
memiliki risiko terserang malaria falciparum tempat peristirahatan nyamuk mungkin
lebih sering dan lebih berat dibandingkan mempunyai risiko digigit nyamuk malaria
wanita tidak hamil. Konsentrasi eritrosit lebih tinggi dibandingkan orang yang di
yang terinfeksi parasit banyak ditemukan di sekitar rumahnya tidak terdapat tempat
plasenta sehingga diduga respon imun peristirahatan nyamuk. Orang yang di
terhadap parasit dibagian tersebut sekitar terdapat tempat peristirahatan
mengalami supresi. Hal tersebut nyamuk mempunyai risiko untuk menderita
berhubungan dengan supresi sistim imun malaria 4,8 kali lebih tinggi dibandingkan
baik humoral maupun seluler selama orang yang di sekitar rumahnya tidak
kehamilan sehubungan dengankeberadaan terdapat tempat peristirahatannyamuk
fetus sebagai benda asing di dalam tubuh dengan mengendalikan faktor sosial
ibu13. ekonomi.6
Supresi sistim imun selama kehamilan
berhubungan dengan keadaan hormonal. KESIMPULAN
Konsentrasi hormon progresteron yang
Terjadinya kasus malaria campuran
meningkat selama kehamilan berefek
berdasarkan kelompok umur tertinggi pada
menghambat aktifasi limfosit T terhadap
kelompok umur 11-20 tahun. Kasus malaria
stimulasi antigen. Selain itu efek
falciparum (P. falciparum) tertinggi pada
imunosupresi kortisol juga berperan dalam
kelompok umur 21-30 tahun. Pada kasus
menghambat respon imun.14
malaria vivax (P. vivax) hanya 1 orang yang
Wanita hamil lebih mudah terinfeksi terkena pada kelompok umur 11-20 tahun.
malaria dibandingkan dengan populasi
umumnya. Selain mudah terinfeksi, wanita
hamil juga mudah mengalami infeksi yang SARAN
berulang dan komplikasi berat yang
mengakibatkan kematian. Hal ini mungkin Saran kepada para masyarakat Desa
disebabkan oleh karena kelemahan Temunih untuk memakai kelambu
imunitas tubuh dan penurunan imunitas berinsektisida yang telah dibagikan pada
yang didapat di daerah endemikmalaria.13 saat tidur malam hari, dan memakai
repellent untuk menghindari gigitan nyamuk
Menurut Molineaux dan Gramiccia Anopheles serta mengkonsumsi obat
(1980) di dalam6, bahwa perempuan propilaksis pada saat turun ke lapangan/
mempunyai respon imun yang lebih kuat hutan untuk bekerja.
dibandingkan dengan laki-laki. Namun di
Desa Temunih tidak demikian, hal ini
mungkin karena pengaruh etnis dan UCAPAN TERIMA KASIH
geografis yang berbeda. Perbedaan
Terima kasih kami ucapkan kepada dan Evaluasi Malaria 15-18 Februari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah 2016: Kebijakan dan Strategi
Bumbu atas saran dan masukannya, Pengendalian Malaria.
jajaran bidang P2M Dinkes Kabupaten
Tanah Bumbu yang telah membantu dalam 8. Ompusunggu S, Dewi RM, Yuliawaty.
pengumpulan data. Kepala Balai Litbang R, et al. Penemuan baru Plasmodium
P2B2 Tanah Bumbu beserta staf knowlesi pada manusia di Kalimantan
Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Tengah. Buletin penelitian kesehatan;
yang membantu pelaksanaan kegiatan. Vol. 43, No. 2,2014.
Kepala Puskesmas Teluk Kepayang dan
staf yang telah membantu peneliti dalam 9. Tanah Bumbu dalam angka, BPS
mengumpulkandata. Kabupaten Tanah Bumbu tahun2015.

10. Abdussalam R, Krimadi RNI, Siregar R,


DAFTAR PUSTAKA Lestari ED. Profil infeksi Plasmodium,
1. Direktorat P2B2. Pedoman anemia dan status nutrisi pada malaria
penatalaksanaan kasus malaria di anak di RSUD Scholoo Keyen,
Indinesia. Jakarta: Dirjen P2PL Kabupaten Sorong Selatan, Sari
Kementerian Kesehatan;2008.h.1-8. Pediatri, Vol.17, No.6. April2016.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan 11. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman


Kesehatan. Laporan Riskesdas. pengendalian vektor malaria.2014.
Jakarta;2013.h.76-8.
12. Rahayu N, et al. Efektivitas aplikasi
3. Kementerian Kesehatan RI. Laporan kelambu berinsektisida (LLIN) dalam
Malaria Indonesia2014. program pengendalian vector daerah
endemis malaria di Kabupaten Tanah
4. Direktorat P2B2. Modul peningkatan Bumbu Prov. Kalsel. Laporan Hasil
kemampuan teknis mikroskopis Penelitian Balai Litbang P2B2 Tanah
malaria. Jakarta: Dirjen P2PL Bumbu;2016.
Kementerian Kesehatan; 2015. h.8-27.
13. Islamuddin. Malaria dengan kehamilan,
5. Tanah Bumbu dalam angka, BPS Sub Bagian Tropik dan Infeksi Bagian
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2015. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
diamati menurut kecamatan dan Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP
puskesmas. Profil Kesehatan. Tanah Dr. M. Djamil Padang;2010.
Bumbu;2012.
14. Schantz-Dunn J, Nour NM, : Malaria
6. Rahayu N, et al. Efektivitas aplikasi and Pregnancy: A Global Health
kelambu berinsektisida (LLIN) dalam Pespective in Review in Obstetrics dan
program pengendalian vector daerah Gynecology, 2009. Vol.3.
endemis malaria di Kabupaten Tanah
Bumbu Prov. Kalsel. Laporan Hasil
Penelitian Balai Litbang P2B2 Tanah
Bumbu;2016.

7. Subdit Malaria Kementerian Kesehatan


RI. Ppt Kasubdit Malaria dr. Elvieda
Sariwati Pada PertemuanMonitoring
ISSN cetak2087-1716
ISSN online2548-7779

ILKOMJurnalIlmiahVolume10Nomor1April2018

KLASIFIKASI PERKEMBANGBIAKAN PLASMODIUM


PENYEBAB PENYAKIT MALARIA DALAM SEL DARAHMERAH
MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE
(SVM) DI KOTA JAYAPURA-PAPUA
Abd. Rachman Dayat1, Nur Ain Banyal2
1
abd.rachman.dayat@amikumelmandiri.ac.id,
2
nur.ain@amikumelmandiri.ac.id1,2AMIK Umel Mandiri Jayapura

Abstrak
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang
disebabkan oleh protozoaparasite (sekelompok mikroorganismebersel tunggal) dalam
tipePlasmodium. Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau
kematian. Penelitian ini melakukan klasifikasi perkembangbiakan plasmodium penyebab penyakit
malaria untuk membantu proses diagnosa klinis dan analisa secara dini jenis plasmodium falciparum
dengan cepat dan akurat yang meliputi interpretasi secara otomatis dari citra warna dermatoskopis.
Dengan menerapkan metode Support Vector Machine (SVM) melakukan segmentasi terhadap ciri dan
tekstur pada citra darah merah manusia untuk memisahkan sel yang dikategorikan Plasmodium
Falciparum untuk diekstraksi cirinya. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit-Rumah Sakit yang ada di
Kota Jayapura Propinsi Papua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa
perkembangbiakan plasmodium sehingga diharapkan dapat mendiagnosa sejak dini plasmodium
falciparum, secara cepat dan hasil penelitian menunjukkan akurasi terbaik adalah 73,33 % dengan
menggunakan 120 citra data latih dan 30 citra data uji.
Kata kunci: klasifikasi malaria, support vector machinie (svm), plasmodium falciparum

1. Pendahuluan
Sebagai salah satu masalah kesehatan, malaria menjadi penyebab kematian utama pada bayi,
anak balita, dan ibu hamil. Lebih dari 90 negara dengan populasi penderita 40 persen penduduk dunia
menderita penyakit ini. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Desember 2013 mencatat
terdapat 207 juta kasus malaria di tahun 2012 dengan kasus kematian sebanyak 627 ribu yang di
dominasi anak-anak. Sementara di Indonesia sebanyak 424 dari 579 kabupaten/ kota menjadi daerah
endemikmalaria,denganpersentasependudukberesikotertularsebesar42,42persen[1].DiJayapura
khususnya, hingga kini pemeriksaan standar untuk diagnosis malaria aktif masih menggunakan alat
mikroskopis. Meski memiliki kepekaan yang baik dan dapat mengidentifikasi jenis parasit dan
pengaruhnya, namun pemeriksaan secara mikroskopis mengharuskan adanya tenaga ahlimikroskopik
terlatih dan memakan waktu yang relatif lama. Di sisi lain, situasi serta kondisi sebagian besar
laboratorium untuk daerah terpencil di Indonesia hingga kini belum memadai. Hal ini tentu berimbas
pada reliabilitas hasil pemeriksaan yang masih rendah. Karena itu, menurutnya, diagnosis yang cepat
bagi penderita yang diduga mengidap malaria menjadi tantangan guna mendapatkan uji/metode
laboratorik yang tepat, cepat, sensitif dan mudah dilakukan. Yaitu diagnosis tepat terkait akurasi data
untuk menentukan pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat dan benar, evaluasi pengobatan dan
resistensi antimalaria sangatdiperlukan.
Pengolahancitradapatdigunakanuntukmembantuprosespendiagnosaanpenyakitmalariadalam
seldarahmerahmanusia[2],sekaranginiyangdilakukandokteruntukmendiagnosamalariadalamsel darah
merah yaitu menggunakan dua (2) teknik pencitraan yaitu makroskopik dan dermatoskopik.
Makroskopik merupakan teknik pencitraan menggunakan alat bantu kaca pembesar atau loop, dan
teknikinimemilikitingkatkeakurasisebesar65%hingga80%, sedangkanteknikdermatoskopikadalah
sebuah teknik pencitraan non-invasive menggunakan minyak immersion. Untuk dapat melihat adanya
parasitdidalamdarahpenderita,perludibuatsediaandarahmalaria(SD).Selanjutnyadiwarnaidengan
pewarnaan giemsa. SD ditetesi minyak imersi dan diperiksa di bawah mikroskop menggunakan lensa
objektif100x.Jikaditemukanparasitpadapemeriksaan,penderitadinyatakanpositifmalaria.Citrayang
dihasilkandenganteknikdermatoskopikmemberikangambaranyanglebihdetaildibandingkandengan
citrayangdihasilkandariteknikmakroskopik[3],[4].Tingkatakurasidaridermatoskopiklebihtinggidari pada
makroskopik yaitu 75% hingga 97% [5],[6].
Klasifikasi citra merupakan salah satu tahap yang paling penting pada perkembangbiakan
plasmodium penyebab penyakit malaria dalam sel darah merah manusia. Penelitian ini meng-

Copyright©2018–ILKOMJurnalIlmiah--Allrightsreserved|28
implementasikan metode Support Vector Machine (SVM) untuk tahap klasifikasi pada sistem
berdasarkan ciri warna. Model klasifikasi ini digunakan untuk mengklasifikasikan citra [7], [8], [9].
2. Metode
2.1. Multi ClassSVM
SVMsaatpertamakalidiperkenalkanolehVapnik,hanyadapatmengklasifikasikandatakedalam dua
kelas (klasifikasi biner). Namun, penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan SVM sehingga bisa
mengklasifikasi data yang memiliki lebih dari dua kelas, terus dilakukan. Ada dua pilihan untuk
mengimplementasikan multi class SVM yaitu dengan menggabungkan beberapa SVM biner atau
menggabungkan semua data yang terdiri dari beberapa kelas ke dalam sebuah bentuk permasalah
optimasi. Namun, pada pendekatan yang kedua permasalahan optimasi yang harus diselesaikan jauh
lebih rumit. Berikut ini adalah metode yang umum digunakan untuk mengimplementasikan multi class
SVM dengan pendekatan yang pertama yaitu, Metode”one-against-all”.
Dengan menggunakan metode ini, dibangun k buah model SVM biner (k adalah jumlah kelas).
Setiap model klasifikasi ke-i dilatih dengan menggunakan keseluruhan data, untuk mencari solusi
permasalahan. Contohnya, terdapat permasalahan klasifikasi dengan 4 buah kelas. Untuk pelatihan
digunakan 4 buah SVM biner seperti pada tabel 1 dan penggunannya dalam mengklasifikasi data baru
dapat dilihat pada persamaan berikut:.

Tabel 1. Contoh 4 SVM biner dengan metode One-against-all

yi = 1 yi = -1 Hipotesis
Kelas 1 Bukan Kelas 1 f 1(x) = (w1)x + b1
Kelas 2 Bukan Kelas 2 f 2(x) = (w2)x + b2
Kelas 3 Bukan Kelas 3 f 3(x) = (w3)x + b3
Kelas 4 Bukan Kelas 4 f 4(x) = (w4)x + b4

Gambar 1. Contoh klasifikasi dengan metode One-against-all


Prosedur penelitian digambarkan dalam beberapa tahap seperti berikut:
Akusisi Citra
-Gambar asli plasmodiumfalciparum

Pre-processing

Ekstrasi Ciri
-Menggunakan metodeSVM

Plasmodium Falciparum
Terdeteksi sesuai tingkat stadiumnya
Gambar 2. Tahapan Penelitian

2.2. AkusisiCitra
Tahap awal dimana sampel darah diambil dari prepared melalui mikroskop dalam bentuk image
(gambar) Plasmodium falciparum yang terinfeksi malaria.

Gambar 3. Proses Akusisi Citra dari prepared

2.3. Pre-processing
Proses preprocessing sebelum proses klasifikasi melalui 2 tahapan, yaitu segmentasi warna dan
ekstraksi ciri. Segmentasi dilakukan untuk memisahkan unsur warna berdasarkan intensitas warna dan
pada tahapan ini akan dilakukan konversi sampel citra RGB ke citra grayscale. Pada Matlab kita
menggunakan perintah “dst=rgb2gray(src), dst itu adalah variabel citra keluaran dari citra konversi ke
gray dan “src” merupakan variable citra masukan dalam hal ini adalah citra RGB. Setelah citra RGB
dikonversi ke citra grayscale kemudian dilakukan resize. Pada Matlab digunakan
perintah”dst=imresize(xy)dimanaxdanyadalah150x150ukuranresize.Untukpempercepatproses
trainning reshape(1 x 150 x 150) hal ini berarti matriks 150 x 150 diubah kedalam matriks 1 x 22500.
Prosesnya RGB dapat dilihat pada gambar dibawahini:

Gambar 4. Proses konversi menjadi grayscale


2.4. EkstraksiCiri
Menggunakan image preprocessing citra dengan median filter,ekstraksi fitur berdasarkan tekstur.
KlasifikasijenisplasmodiumpenyebabpenyakitmalariadenganmetodeSupportVectorMachine(SVM) agar
dapat mendeteksi jenisplasmodium.

Gambar 5. Thresholding untuk identifikasi Parasit

3. Hasil danPembahasan
Penentuan kelas untuk klasifikasi diambil dari nama file image training, kemudian untukklasifikasi
dengan menggunakan multi class SVM. Sistem klasifikasi diuji dengan perbandingan 50%:50%,
60%:40%, 70%:40%, dan 80%:20%. Berdasarkan total citra untuk data latih sebanyak 120 dan untuk
data uji sebanyak 30 mendapatkan tingkat akurasi tertinggi 73,33%. Ini berarti bahwa semakin banyak
jumlah total citra untuk sampel data latih akan berpengaruh dan meningkatkan tingkat akurasi deteksi
stadium dari PlasmodiumFalciparum.

Tabel 2 Nilai Akurasi


DataSampel Akurasi
No
Latih Uji Tertinggi Terendah
1 50 % 50 % 66,66 % 53,33 %
2 60 % 40 % 70,00 % 58,33 %
3 70 % 30 % 71,11 % 57,77 %
4 80 % 20 % 73,33 % 60,00 %

Sistem klasifikasi diuji dengan perbandingan 80%:20% menghasilkan tingkat akurasi terbaik
dapat dilihat pada Tabel 2. berdasarkan total citra untuk data latih sebanyak 120 dan untuk data uji
sebanyak 30 mendapatkan tingkat akurasi tertinggi 73,33%. Ini berarti bahwa semakin banyak jumlah
total citra untuk sampel data latih akan berpengaruh dan meningkatkan tingkat akurasi deteksi stadium
dari Plasmodium Falciparum.
Dari hasil tersebut belum mencukupi 100%. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil klasifikasi dimana dari hasil pengujian yang dilakukan terdapat adanya kesalahan deteksi
disebabkan oleh adanya faktor pewarnaan pada citra prepared yang kurang bagus, sehingga sistem
tidak meggenali parasit dari plasmodium falciparum pada saat diuji.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sistem yang dilakukan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan yaitu Hasil deteksi dari plasmodium falciparum dengan jumlah data sampel keseluruhan
sebanyak 150 citra plasmodium falciparum yang terdiri dari 120 citra latih dan 30 citra uji dengan
perbandingan 80% : 20%, dengan SVM menunjukkan tingkat akurasi sebesar 73,33%.
Dari hasil penelitian dengan nilai tingkat akurasi sebesar 73,33% dengan perbandingan
presentasi sampel data dan uji yaitu: 50%:50%, 60%:40%, 70%:30%, dan 80%:20% belum
mendapatkanhasilyangmaksimal ataubelum mencapai100%karena padapenelitianinimasihdalam
tahapan analisis. Sehingga masih ada penelitian lanjutan dengan menerapkan teknologi terapan untuk
pemeriksaan plasmodium falciparum dalam menentukan stadiumnya dengan cepat danakurat.

5. Terima Kasih
Terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (DPRP) Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Kemenristek DIKTI) Republik Indonesia yang telah memberikan dana hibah Penelitian Dosen
Pemula Tahun Anggaran 2017.
Daftar Pustaka
[1] Widoyono, 2010. ”Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya”. Penerbit Erlangga. Halaman13-21.
[2] Direktorat pengendalian penyakit bersumber bintang, Direktorat Jenderal PP dan PL Kementrian
Kesehatan RI, 2011. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria. Penerbit BaktiHusada.
[3] Departemen Parasitologi Medis US Namru-2 Jakarta, 2006. “Buku Panduan PelatihanDiagnosis
Mikroskopi Malaria”.
[4] IisHamsirAyub,AdhiSusanto,andLitasari,2008.ClassficationofPlasmodiumFalciparumusing
Learning Vector Quantization Neural Network. BME Day 2008, Surabaya :17
[5] NA, Banyal dan AR, Dayat. 2017. Analisis Perkembangbiakan Plasmodium Penyebab Penyakit
Malaria dalam Sel Darah Merah Manusia dengan Menggunakan Support Vector Machine (SVM)
di Kota Jayapura. SEMNASTIKOM. 03 November 2017. Makassar. Hal.221-225.
[6] Nugroho, Anto Satriyo, 2008, Support Vector Machine, PTI & Komunikasi BPP Teknologi,
Bandung.
[7] T. Suyoto, Edy Mulyanto, Vincent Suhartono, Oky Dwi Nurhayati, Wijanarto, 2009, Teori
Pengolahan Citra Digital, Edisi pertama, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
[8] Wahyudi Setiawan, 2012. “Sistem Deteksi Retinopati Diabetik Menggunakan Support Vector
Machine”.
[9] JuniPriantoL.A.,Tjahaya.P.U.,Darwanto.AtlasParasitologiKedokteran.PenerbitPTGramedia
Pustakautama.

Anda mungkin juga menyukai