Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH SUCTION TERHADAP KADAR SATURASI OKSIGEN

PADA PASIEN KOMA DI RUANG ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA


TAHUN 2015

Afif Muhamad Nizar, Dwi Susi Haryati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract : Saturation Of Oxygen, Suction, Coma Patients. Decreas consciousness and


coma is very deep response. Comatose patients often experience problems mainly due
to accumulation of secretions that coma patients decreased cough reflex. So that the
patient needs to be done to free the airway suctioning of secretions. A phenomenon that
occurs in the ICU Hospital Dr. Moewardi almost comatose patients conducted
periodically suction approximately every 2 hours.The purpose of this study was to
determine the effect of suction on oxygen saturation in patients with coma in the ICU
Hospital Dr. Moewardi Surakarta 2015. This type of research is quasy experimental
research design is a one-group pretest-posttest design and analysis using paired
samples T-test.Based on the results of the Shapiro-Wilk normality test can be concluded
that the data tedistribusi normal. So using a paired samples T test with significance
value (p) was 0.000, which is the value of p <0.05. This means that there is an average
difference of oxygen saturation value before the suction action after the suction action.
Oxygen saturation difference is -1.79, meaning that oxygen saturation values prior to
suction smaller than the value of the oxygen saturation after the suction.

Keywords: Saturation Of Oxygen, Suction, Coma Patients

Abstrak : Saturasi Oksigen, Suction, Pasien Koma. Koma adalah penuruanan


kesadaran dan respon yang sangat dalam. Pasien koma sering mengalami permasalahan
terutama penumpukan sekret yang dikarenakan pasien koma mengalami penurunan
reflek batuk. Sehingga pasien perlu dilakukan suction untuk membebaskan jalan napas
dari sekret. Fenomena yang terjadi di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi hampir pasien
koma dilakukan suction berkala kurang lebih setiap 2 jam.Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh suction terhadap saturasi oksigen pada pasien koma
di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah
quasy eksperimen dengan rancangan penelitian adalah one-group pretest-postest design
dan menggunakan analisa paired samples T test.Berdasarkan hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Sehingga
menggunakan uji paired samples T test dengan nilai signifikasi (p) adalah 0.000,
dimana nilai tersebut p<0.05. Artinya ada beda rata rata nilai saturasi oksigen sebelum
tindakan suction dengan setelah tindakan suction. Selisih saturasi oksigen adalah -1.79,
artinya nilai saturasi oksigen sebelum dilakukan suction lebih kecil dibanding nilai
saturasi oksigen setelah dilakukan suction.

Kata Kunci: Saturasi Oksigen, Suction, Pasien Koma

62
Afif Muhamad Nizar, Pengaruh Suction Terhadap Kadar Saturasi 63

PENDAHULUAN untuk mengeluarkan sekret. Pasien koma


Koma merupakan keadaan harus dilakukan suction untuk
penurunan kesadaran dan respons dalam mengeluarkan sekret supaya tidak terjadi
bentuk yang berat, kondisi seperti tidur penumpukan sekret dan penurunan
yang dalam dimana pasien tidak mampu saturasi oksigen. Oleh karena itu perlu
bangun dari tidurnya (Sudoyo, et al. dilakukan penelitian mengenai pengaruh
2010). Umumnya seseorang akan suction terhadap saturasi oksigen.
mengalami koma selama beberapa Suction merupakan suatu cara
minggu. Tepati, ada pula yang mengalami untuk mengeluarkan sekret dari saluran
koma hingga waktu berbulan-bulan. Jika nafas dengan menggunakan kateter yang
hal itu terjadi, kemungkinan untuk dimasukkan melalui hidung atau rongga
meninggal dunia lebih besar.Penyakit mulut kedalam pharyng atau trachea.
yang menyebabkan penurunan kesadaran Penghisapan lendir digunakan bila pasien
(koma) antara lain adalah stroke, kanker, tidak mampu membersihkan sekret
penyakit jantung, DM dan lain-lain. Data dengan mengeluarkan atau menelan.
WHO (2012) menunjukan bahwa Tindakan penghisapan lendir perlu
kematian akibat penyakit pembuluh darah dilakukan pada pasien yang mengalami
lebih banyak dari pada penyakit lainnya penurunan kesadaran karena kurang
yaitu sekitar 15 juta tiap tahun atau sekitar responsif atau yang memerlukan
30% dari kematian total per tahun dan pembuangan sekret oral. Dengan
sekitar 6,2 juta diantaranya disebabkan dilakukan tindakan suction diharapkan
oleh stroke. Sedangkan penelitian yang saturasi oksigen pasien dalam batas
dilakukan oleh Fredi di RSUP Dr. Sardjito normal (>95 %).
Yogjakarta menjelaskan dari 88 pasien Saturasi oksigen merupakan
stroke sebanyak 41,7% mengalami presentasi hemoglobin terhadap oksigen
penurunan kesadaran. Selain itu pasien dalam arteri. Penurunan nilai dari saturasi
dengan penurunan kesadaran sering oksigen dapat diartikan adanya gangguan
mengalami permasalahan pada saluran pada sistem pernapasan seperti hipoksia
pernafasan yaitu produksi sekret yang dan obstrusi saluran napas. Keadaan yang
berlebih dimana dapat menghambat aliran lebih buruk dari penurunan saturasi
udara dari hidung masuk ke paru-paru. oksigen adalah apabila lebih dari 4 menit
Sekret merupakan bahan yang pasien tidak mendapatkan oksigen maka
dikeluarkan dari paru, bronchus, dan akan berakibat pada kerusakan otak yang
trachea melalui mulut. Biasanya juga tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien
disebut dengan expectoratorian. Orang akan meninggal. Penelitian yang
dewasa normal bisa memproduksi mukus dilakukan oleh Welri (2012) di RS Paru
(sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam Dr. Ario Wirawan Salatiga menyimpulkan
saluran napas setiap hari.Mukus ini hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh
digiring ke faring dengan mekanisme saturasi oksigen terhadap penempetan
pembersihan silia dari epitel yang posisi yaitu posisi fowler terjadi kenaikan
melapisi saluran pernapasan.Keadaan 4,99%, posisi semi fowler terjadi kenaikan
abnormal penumpukan sekret yang 2,87 dan posisi terlentang terjadi kenaikan
berlebihan pada pasien koma dikarenakan 6,25%.
tidak mempunyai reflek batuk yang efektif
Hasil wawancara dengan salah Penelitian ini telah dilakukan di
satu perawat ICU RSUD Dr. Moewardi ruang ICU RSUD Dr. Moewardi pada
pada tanggal 3 Januari 2015 mengatakan tanggal 9 Maret sampai 7 Mei 2015.
jumlah pasien koma pada tahun 2013 yang Populasi penelitian ini adalah semua
dirawat di ICU sekitar 500-650 pasien dan pasien yang mengalami koma dengan
setiap hari pasien koma yang dirawat jumlah sampel akhir adalah 40 responden.
sekitar 5-6 (30-40%) pasien dari 16 bed Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
yang tersedia. Sedangkan pada tahun 2014 pasien koma yang dirawat di ruang ICU
terjadi peningkatan pasien koma yang RSUD Dr. Moewardi, pasien koma yang
dirawat di ICU yaitu sekitar 700-800 dirawat di ruang ICU RSUD Dr.
pasien dan setiap hari pasien koma yang Moewardi 1 jam perawatan di hari
dirawat sekitar 6-8 (40%-50%) dari 16 pertama, pasien koma yang berusia > 12
bed yang tersedia. Peningkatan pasien tahun dan pasien koma yang disetujui oleh
koma didominasi oleh pasien trauma penanggung jawab untuk dijadikan
kepala akibat kecelakan. Hasil observasi responden. Kriteria eksklusi pada
langsung di ruang ICU RSUD Dr. penelitian ini adalah : Pasien koma yang
Moewardi pada tanggal 8 Desember 2014 pernah mendapatkan tindakan suction di
selama satu minggu didapatkan pasien ruang ICU RSUD Dr. Moewardi, pasien
dalam kondisi koma sebanyak 17 pasien koma yang mendapatkena terapi
dan setiap pasien koma dilakukan suction nebulizer di ruang ICU RSUD Dr.
berkala kurang lebih setiap 2 jam dengan Moewardi, pasien koma dengan Edema
tujuan mengeluarkan sekret supaya jalan paru di ruang
napas efektif dan suplai oksigen ke ICU RSUD Dr. Moewardi.
jaringan efektif. Penelitian ini terdiri dari dua
Dari uraian di atas dianggap perlu variabel yaitu variabel bebas dan variabel
dilakukan penelitian mengenai pengaruh terikat. Variabel bebas (Independen) pada
suction terhadap kadar saturasi oksigen penelitian ini adalah suction dengan alat
pada pasien koma di ruang ICU RSUD ukur standar operasional prosedur.
Dr. Moewardi Surakarta tahun 2015. Variabel terikat (Dependen) pada
penelitian ini adalah perubahan kadar
METODE PENELITIAN saturasi oksigen dengan alat ukur
Penelitian ini merupakan oksimetri dan skala interval.
penelitian quasy eksperimen dengan Bentuk instrumen dalam penelitian
rancangan penelitian One-Group Pretest- ini adalah lembar observasi digunakan
Posttes design. Sugiyono, (2008) selama proses pengambilan data untuk
menjelaskan quasy eksperimental adalah mencatat hasil observasi pada responden
suatu bentuk penelitian yang dilakukan yang diukur nilai saturasi oksigen sebelum
untuk mengetahui akibat yang dan sesudah dilakukan suction, kemudian
ditimbulkan dari suatu perlakuan dengan dicatat pada lembar observasi.
bertujuan untuk menilai pengaruh suatu Tahapan-tahapan yang akan
perlakuan. One-Group Pretest-Posttes dilakukan pada pengolahan data adalah :
yaitu design yang dilakukan observasi Editing (Pemeriksaan Data), peneliti
sebanyak 2 kali sebelum dan setelah meneliti kembali kelengkapan pengisian
eksperimen (Sugiyono, 2008). data pada lembar observasi yang
digunakan. Coding, (memberikan kode)
peneliti memberikan kode pada jenis oksigen sebelum tindakan suction dan
kelamin dan usia responden. Pada data mengukur kembali saturasi oksigen setelah
jenis kelamin : angka 1 untuk laki-laki dan tindakan suction pada kurun waktu
angka 2 untuk perempuan. Sedangkan 1 jam pertama responden mendapatkan
untuk usia : kelompok usia 21-30 tahun perawatan dihari pertama. Kemudian
diberikan kode angka 1, kelompok usia tindakan suction dilakukan sebanyak 4
31-40 tahun diberikan kode angka 2, kali dalam rentang waktu 2 jam. Data pre
kelompok usia 41-50 tahun diberikan saturasi oksigen diambil dari tindakan
kode angka 3, kelompok usia 51-60 tahun suction yang pertama dan data post
diberikan kode angka 4, kelompok usia diambil dari tindakan suction yang
>60 tahun diberikan kode angka 5. keempat selang waktu 10 detik.
Scoring (Penilaian),peneliti memberikan
penilaian skor 1-2 pada data jenis HASIL PENELITIAN
kelamin, 1-5 untuk data usia dan % untuk Tabel 1
kadar saturasi oksigen. Tabulating Analisa Diskriptif Karakteristik
(Mengolah Data), peneliti memasukkan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
data hasil penelitian berdasarkan dan Umur
klasifikasi ke dalam tabel sesuai dengan Karakteristik N Presentase
data yang didapat dari responden yaitu (%)
data jenis kelamin, usia dan kadar saturasi Jenis Laki-laki 26 65.0
oksigen baik sebelum maupun setelah kelamin Perempuan 14 35.0
21-30 tahun 2 5.0
dilakukan suction. 31-40 tahun 4 10.0
Penelitian ini menggunakan dua Usia 41-50 tahun 7 17.5
analisis data yaitu analisis univariat dan 51-60 tahun 10 25.0
bivariat. Analisa univariat dilakukan > 61 tahun 17 42.5
dengan tujuan untuk mendeskripsikan
variabel dengan cara membuat tabel Tabel 2
distribusi frekuensi dari variabel yang Analisa Saturasi Oksigen Sebelum
diteliti. Analisa bivariat digunakan untuk Tindakan Suction
mengetahui pengaruh antara suction Minimum/ 95 %
N Mean Median SD
Maximum CI
sebagai variabel independen terhadap
40 89.86 89.00 6.06 78/100 87.94
saturasi oksigen sebagai variabel -
dependen. Kemudian dilakukan uji 91.81
normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah
sampel 40 responden dan hasil uji Tabel 3
normalitas menunjukan data terdistribusi Analisa Saturasi Oksigen Setelah
normal. Maka uji statistik yang Tindakan Suction
digunakan adalah parametrik paired t Minim
test. N Mean Median SD
um/
95 % CI
Maxi
Tahap pelaksanaan memilih mum
responden sesuai dengan kriteria inklusi 40 91.65 91.50 5.26 80/10 89.97-
sampel dan melakukan inform confirm 0 93.33
terhadap penanggung jawab pasien.
Setelah itu peneliti mengukur saturasi
Tabel 4 suction sesuai dengan standar operasional
Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk prosedur.
N Mean SD p-
value Hasil penelitian ini menyebutkan
Pretest 40 89.86 6.06 0.240 bahwa usia di atas 61 tahun adalah
Posttest 40 91.65 5.26 0.116 terbanyak dikarenakan pasien koma yang
sesuai dengan kriteria inklusi pada saat
Tabel 5 penelitian didominasi usia tua. Selain itu
Analisa Perubahan Saturasi Oksigen diagnosa dari responden penelitian
Sebelum Dan Setelah Dilakukan cenderung lebih banyak dengan diagnosa
Suction medis Diabetes Mellitus, Chronic Kidney
N Mean SD SE T p- Disease atau gagal ginjal dan Stroke baik
value strokeiskemi atau haemoraghe. Dimana
40 -1.79 2.948 0.466 -3.808 0.000
penyakit tersebut merupakan faktor resiko
ketika seseorang memasuki usia tua.
PEMBAHASAN Penelitian ini hampir sama dengan hasil
Penelitian dilakukan di ruang ICU penelitian dari Asrin, Mardiyono dan
RSUD Dr. Moewardi dengan jumlah Saryono (2007) bahwa dalam
sampel 40 responden. Sampel terbanyak penelitiannya mengenai pengaruh terapi
berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki musik terhadap peningkatan kesadaran
sedangan sampel terbanyak berdasarkan menunjukan responden dengan usia >60
usia adalah usia diatas 60 tahun.Hasil tahun mempunyai prevelensi terbanyak
penelitian tersebut menunjukan bahwa sebesar 55% atau 11 responden. Darmojo
jenis kelamain laki-laki lebih banyak dari (1999) juga menjelaskan bahwa usia
pada perempuan, hal ini dikarenakan lanjut atau diatas 60 tahun secara
jumlah responden yang sesuai dengan berlahan-lahan kehilangan kemampuan
kriteria inklusi pada saat penelitian tubuh untuk mengganti sel yang rusak dan
didominasi oleh laki-laki. Selain itu mempertahankan struktur dan fungsi
peneliti juga belum menemukan teori normalnya sehingga tidak dapat bertahan
yang menjelaskan bahwa jenis kelamin terhadap rangsangan (misalnya penyakit)
mempengaruhi terjadinya keadaan koma. dan tidak mampu memperbaiki kerusakan
Sedangkan hasil penelitian dari Purwoko yang di derita.
(2009) dengan judul “Pengaruh Terapi Meskipun demikian, peneliti tidak
Musik Terhadap Tingkat Kesadaran membedakan responden berdasarkan usia
berdasarkan Nilai Glasgow Coma Scale dalam melakukan tindakan suction.
(GCS) Pada Pasien Koma”, menjelaskan Brunner dan Suddart (2002) menjelaskan
jumlah responden dengan keadaan koma pasien tidak sadar prioritas tindakan medis
didominasi oleh perempuan dengan menggunakan urutan ABCDE (Airway,
jumlah 15 responden (75%). Oleh karena Breathing, Circulation, Disability dan
itu, dalam penelitian ini tidak Exposure). Oleh karena itu peneliti
membedakan jenis kelamin untuk melakukan tindakan suction sesuai standar
dijadikan responden. Sehingga apabila operational prosedur terhadap responden
terdapat responden yang sesuai dengan dan tidak membedakan usia.
kriteria inklusi baik laki-laki ataupun Nilai rata-rata saturasi oksigen
perempuan tetap memdapatkan tindakan sebelum tindakan suction pada penelitian
ini menunjukan lebih kecil dari pada nilai data terdistribusi normal dan P-Plot
saturasi oksigen setelah suction. Hal terdapat titik-titik di sepanjang garis linier
tersebut dikarenakan adanya sumbatan yang artinya data terdistribusi normal.
jalan napas yang menghambat oksigen Karena dari kedua data baik pretest
masuk kedalam paru-paru. Oleh Karena maupun postest terdistribusi normal maja
itu dilakukannya suction sesuai dengan uji hipotesis yang digunakan adalah
standar operasional prosedur supaya jalan paired samples t test.
napas bersih sehingga oksigen efektif Hasil uji paired samples t test nilai
masuk ke dalam paru-paru sehingga signifikasi (p) adalah 0.00, dimana nilai
saturasi oksigen naik. tersebut p<0.05. Artinya ada beda rata-
Nilai rata-rata saturasi oksigen rata nilai saturasi oksigen sebelum
setelah tindakan suction pada penelitian tindakan suction dengan setelah tindakan
ini menunjukan lebih besar dari pada nilai suction. Selisih rata-rata nilai saturasi
saturasi oksigen sebelum suction. Hal oksigen sebelum dan setelah tindakan
tersebut dikarenakan sumbatan jalan napas suction adalah -1.79% yang artinya rata-
yang menghambat oksigen masuk rata nilai saturasi oksigen sebelum
kedalam paru-paru sudah dikeluarkan dilakukan suction lebih kecil dibanding
dengan tindakan suction. Sehingga nilai saturasi oksigen sesudah dilakukan
peneliti melakukan tindakan suction suction. Hal ini sesuai dengan penelitian
sesuai dengan standar operasional yang dilakukan oleh Mulyadi, Kitong dan
prosedur untuk membebaskan sumbatan Malara (2011) dalam penelitiannya yang
jalan napas terutama sekret. berjudul “Pengaruh Tindakan
Sebelum melakukan uji hipotesis Penghisapan Lendir Endotrakeal Tube
peneliti melakukan uji normalitas. (Ett) Terhadap Kadar Saturasi Oksigen
Menurut Notoadmojo (2010) jika jumlah Pada Pasien Yang Dirawat Di Ruang Icu
sampel <50 maka menggunakan uji Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”,
normalitas Shapiro-Wilk sedangkan jika menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
jumlah sampel >50 maka menggunakan kadar saturasi oksigen sebelum dan
uji normalitas Shapiro-Wilk. Karena sesudah diberikan tindakan penghisapan
jumlah sampel dari penelitian ini adalah lender (suction).
40 responden maka menggunakan uji Hasil penelitian ini menunjukan
normalitas Shapiro-wilk. Jumlah hasil uji adanya peningkatan dari kadar saturasi
normalitas pretest adalah 0.240, sehingga oksigen setelah dilakukan suction. Hal
signifikasi (p>0.05) dengan demikian Ho tersebut dikarenakan terbebasnya jalan
diterima yang artinya data berdistribusi napas terhadap akumulasi sekret
normal dan hasil uji normalitas postest menjadikan perpindahan oksigen dari
adalah 0.116, sehingga signifikasi atmosfer ke dalam paru-paru menjadi
(p>0.05) dengan demikian Ho diterima efektif. Oleh karena itu peneliti
yang artinya data berdistribusi normal. melakukan tindakan suction terhadap
Selain dari uji statistik bahwa data responden yang sesuai dengan kriteria
terdistribusi normal dapat dibuktikan dari inklusi berdasarkan standar operasinal
bentuk histogram dan grafik P-Plot baik prosedur.
pretest maupun posttest. Dimana Selisih dari saturasi oksigen dalam
histogram berbentuk lonceng yang artinya penelitian ini bernilai -1.79. Hal tersebut
berbeda dengan selisih dari hasil KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian yang dilakukan oleh Kitong, Berdasarkan hasil penelitian
Malara dan Mulyadi (2011) yang bernilai terhadap 40 responden di ruang ICU
5,174%. Karena penelitian ini dalam RSUD Dr. Moewardi dapat disimpulkan
pengambilan data post dilakukan setelah bahwa:Karakteristik responden terbanyak
10 detik tindakan suction yang bertujuan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki
untuk memberikan kompensasi terhadap sebesar 26 responden (65%), sedangkan
paru-paru untuk melakukan pertukaran responden terbanyak berdasarkan usia
gas dan jantung untuk memompa darah. adalah usia > 61 tahun sebesar 17
Hal tersebut sesuai dengan teori responden (42,5%).Nilai saturai oksigen
dariAsmadi (2009)bahwa dalam membaca sebelum dilakukan tindakan suction
hasil saturasi oksigen tidak dilakukan meliputi nilai mean adalah 89.86%, nilai
seketika setelah dilakukan suction tetapi median adalah 89.00%, nilai standar
selang waktu 10-15 detik supaya pasien deviation adalah 6.06%, nilai minimum
mendapatkan kesempatan bernapas dan adalah 78%, nilai maximum 100% dan
oksigen sudah terdistribusi keseluruh nilai confidence intervaladalah87.94%-
tubuh. Sehingga semua data post dalam 91.81%. Nilai saturasi oksigen setelah
penelitian ini diambil setelah dilakukan dilakukan tindakan suction meliputi nilai
suction selang waktu 10 detik. mean adalah 91.65%, nilai median adalah
Hasil rata-rata kadar saturasi 91.50%, nilai standar deviation adalah
oksigen setelah dilakukan suction untuk 2 5.26%, nilai minimum adalah 80%, nilai
jam pertama adalah 91.23%, 2 jam kedua maximum 100% dan nilai confidence
adalah 91.32%, 2 jam ketiga adalah interval adalah 89.97%-93.33%.Ada
91.43% dan 4 jam keempat adalah pengaruh tindakan suction terhadap nilai
91.65%. Dari setiap 2 jam rentang saturasi oksigen (p < 0.005), sehingga Ha
tindakan suction menunjukan adanya diterima. Dimana selisih rata-rata saturasi
peningkatan kadar saturasi oksigen. Hal oksien adalah -1.79 (mean pretest< mean
tersebut menunjukan semakin bersihnya posttest).
jalan napas akan meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian yang
keefektifan pertukaran gas. Sehingga telah dilakukan, peneliti memberikan
semua responden dalam penelitian ini saran sebagai berikut: Bagi sesama
mendapatkan tindakan suction sesuai profesi, penelitian ini diharapkan dapat
standar operasional prosedur setiap 2 jam. menambah wawasan keilmuan terutama
Dalam penelitian ini tindakan dalam pemberian tindakan keperawatan
suction dilakukan setiap rentang 2 jam. kritis untuk meningkatkan saturasi
Karena untuk meminimal terjadinya faktor oksigen khususnya pada pasien koma.
pengganggu dari tindakan nebulizer. Bagi peneliti lanjut, diharapkan dapat
Dimana nebulizer adalah alat yang melakukan penelitian yang lebih komplek
digunakan untuk menguapkan obat seperti baik dalam variabel, jumlah sampel,
pelancar dahak dan asma. Sehingga menentukan kriteria sampel maupun
responden yang mendapatkan terapi metode penelitian yang digunakan.Bagi
nebulizer termasuk kriteria eksklusi rumah sakit penelitian ini dapat
sampel. meningkatkan mutu pelayanan dalam
meningkatkan saturasi oksigen khususnya Padmosantjojo. (2000). Keperawatan
pada pasien koma. Bedah Saraf. Jakarta: Bagian
Bedah Saraf FKUI.
DAFTAR RUJUKAN Philip, J & Beverlay, E. (2010).
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Pemantauan Pasien Kritis.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Jakarta: Rineka Cipta. Price, S.A. & Wilson, L.M. (1994).
Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Pathophysiology: Clinical concept
Keperawatan Konsep dan Aplikasi of disease processes. 4th Edition.
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Alih bahasa : Anugerah, P.
Salemba Medika. Jakarta: EGC; (Buku asli
Corwin, E.J. (2001). Handbook of diterbitkan tahun 1992).
pathophysiology. Alih bahasa: Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002).
Pendit, B.U. Jakarta: EGC; (Buku Brunner and Suddarth’s textbook
asli diterbitkan tahun 1996) of medical – surgical nursing. 8th
Darmojo,R.B. (1999). Buku Ajar Geriatri Edition. Alih bahasa: Waluyo, A.
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Jakarta: EGC; (Buku asli
Edisi 2. FKUI. diterbitkan tahun 1996).
Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto, B., Sudoyo, A.W, Setyohadi, B, Alwi I,
& Turana. (2009). Diagnosis & Setiati S. (2007). Buku Ajar Ilmu
Tata laksana Penyakit Saraf. Penyaikit Dalam. Jilid V. FKUI.
Jakarta: EGC. Sugiyono. (2008). Statistik Untuk
Harsono. (1996). Buku Ajar Neurologi Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Klinis. Yokyakarta: Gajah Mada Sulistyowati, E.C., & Handayani, S. 2012.
University Press. Pengaruh Cognitive Behavioural
Hidayat, A.A.A. (2007). Pengantar Dasar Therapy (CBT) terhadap
Konsep Keperawatan. Jakarta: Perubahan Kecemasan,
Salemba Medika. Mekanisme Koping, Harga Diri
Kozier, B& Erb, G. (2009). Buku Ajar pada pasien Gangguan Jiwa
Praktik Keperawatan Klinis. Edisi dengan Skizofrenia di RSJD
5. Jakarta : EGC. Surakarta. Surakarta.
Notoadmojo, S. (2010). Metode Suwono & Riyanto. (2009).
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Penatalaksanaan Pasien Gawat
Rineka Cipta Darurat. Jakarta: EGC
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Tamsuri, B. K. (2008). Seri Asuhan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Klien Gangguan
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : Pernapasan. Jakarta : EGC.
Salemba Medika. Timby, B.K. (2009). Fundamental
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Nursing Skills and Concepts.
Kedokteran. Jakarta: Media Philadelphia: Lippincot William &
Aesculapius. Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai