Anda di halaman 1dari 38

Kuliah 11:

Struktur dan Fisiologi Hewan I

Program Pendidikan Kompetensi Umum


2019
Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Bogor Agricultural University
Source Material

PowerPoint® Lecture Presentations for Biology


8th Edition
Neil Campbell and Jane Reece

10th Edition
Neil Campbell and Jane Reece

Main content of the lecture is derived from the sources


above

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Capaian Pembelajaran
Struktur dan Fisiologi Hewan I

Setelah kuliah ini, mahasiswa dapat


menjelaskan struktur dan fisiologi hewan
dalam sistem pencernaan, peredaran,
respirasi, dan pertahanan tubuh

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Bahan Kajian
Struktur dan Fisiologi Hewan I

• Struktur Hewan
• Fungsi Hayati Hewan
- Sistem Pencernaan
- Sistem Respirasi
- Sistem Peredaran
• Homeostasis:
- Sistem Pertahanan Tubuh

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Struktur dan Fisiologi Hewan

• Struktur: Karakteristik hewan


• Fisiologi
a. Energi dan Materi: c. Koordinasi dan Kontrol
- Sistem Pencernaan - Sistem Saraf
- Sistem Peredaran - Hormon dan Sistem Endokrin
- Sistem Respirasi - Tingkah Laku
b. Homeostasis: d. Kontinuitas Kehidupan
- Sistem Pertahanan Tubuh - Sistem Reproduksi
- Sistem Osmoregulasi
- Sistem Thermoregulasi

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Karakteristik Hewan

• Multiselular, Diploid dan Heterotrof

• Berkembang melalui tahap


blastula (contoh: siklus hidup
bintang laut)

• Berperilaku aktif
• Bergerak aktif dalam seluruh
atau sebagian fase hidupnya

• Perilaku dikontrol oleh sistem


saraf dan hormon

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Karakteristik Hewan: Simetri Tubuh
Simetri Radial/Radiata: Simetri Bilateral/Bilateria:
Bagian tubuh tersusun menjulur Bagian tubuh tersusun
dari pusat tubuh simetris kiri-kanan

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Struktur Hewan: Selom (Coelom)
A Selom adalah rongga tubuh yang
terbentuk akibat proses gastrulasi
(contoh: rongga dada pada
mammalia)

Tipe-tipe selom pada bilateria:


B A. Selomata – terlapisi sempurna oleh
jaringan yang berasal dari
mesoderm/memiliki peritonium
(contoh: Annelida)

B. Pseudoselomata – tidak terlapisi


sempurna oleh jaringan yang
berasal dari mesoderm/tanpa
C peritonium (contoh: Nematoda)

C. Aselomata – tanpa selom (contoh:


Platyhelminthes)

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Sefalisasi
Diferensiasi ujung tubuh menjadi kepala yang merupakan
tempat konsentrasi sistem saraf dan organ sensorik

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Filogeni Hewan

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Fisiologi Hewan: Sistem Pencernaan

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Proses Utama Pencernaan Makanan

Molekul
kecil

Hancuran
makanan

Pencernaan kimiawi Molekul


Pemecahan (hidrolisis enzimatik) nutrien
mekanik memasuki
sel

Makanan Materi
tak tercerna

1 Ingesti 2 Digesti 3 Absorpsi 4 Eliminasi

Proses utama pencernaan adalah hidrolisis makromolekul menjadi


monomer-monomernya

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences 12


Bogor Agricultural University
Pencernaan Makanan
Ekstraselular:
● sekresi enzim hidrolisis
ke rongga/saluran
pencernaan
● Pada bilateria hanya ada
pencernaan ekstraselular

Intraselular:
● Fagositosis partikel
makanan oleh sel
● Contoh: spons, Hydra

Radiata hanya memiliki rongga


pencernaan, sedangkan Bilateria
memiliki saluran pencernaan yang Pencernaan ekstraselular dan Intraselular
lengkap pada Radiata
Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Bogor Agricultural University
Ragam Saluran Pencernaan

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Adaptasi Saluran Pencernaan
Small intestine

Stomach
Small
intestine

Cecum

Colon
(large
intestine)

Karnivora: Herbivora: Omnivore:


• Pendek dan • Panjang dan bercabang • Panjang dan
sederhana • Sekum panjang dengan sederhana
• Sekum (cecum) kecil mikroba dan protozoa • Sekum kecil
simbiotik

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Adaptasi Saluran Pencernaan: Peningkatan Asupan

Rumen Sapi: mikroba simbiotik mencerna selulosa  fermentasi

Intestine Reticulum
Rumen
Esophagus

Omasum
Abomasum

Beberapa mammalia memakan fesesnya untuk memaksimalkan asupan


nutrisi (contoh: kelinci dan rodensia).
Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Bogor Agricultural University
SISTEM PEREDARAN

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Sistem Gastrovaskular

● Hewan tanpa sistem peredaran darah


menggunakan sistem gastrovaskular
(Contoh: hydra dan ubur-ubur)
Mouth
● Sel-sel yang melapisi ruang
gastrovaskular menggunakan flagela
untuk mendorong air beredar rongga gastrovaskular
Gastrovascular

● Pertukaran gas dan nutrisi dilakukan


dengan difusi

Rongga gastrovaskular
Gastrovascular

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Peredaran Terbuka vs Tertutup
Jantung Jantung

Darah
Hemolimfe dalam sinus
di sekitar organ Cairan Percabangan pembuluh
antar sel di setiap organ

Pori
Pembuluh Dorsal
(jantung utama)

jantung pembuluh jantung-jantung Pembuluh Ventral


auksilari
Peredaran Terbuka:
 Darah tidak selalu berada di dalam pembuluh
Peredaran Tertutup:
 Darah selalu berada di
 Darah hanya membawa nutrisi, tanpa oksigen dalam pembuluh

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Arah Aliran Darah
jantung  aorta  arteri  arteriola  kapiler - venula  vena  vena cava
 jantung
Mammalia dan Aves
Arteri Vena

kapiler paru-paru

SEM katup
100 µm
Basal lamina
lintasan Endotelium Endotelium
paru-paru
otot polos otot
polos
jatingan kapiler jaringan
A A ikat ikat
V V Arteri Vena
Kanan Kiri
lintasan
sistemik (tubuh)

Arteriola Venula
kapiler sistemik (tubuh)

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Pergerakan Cairan di Kapiler
Tekanan darah = 40 mmHg Tekanan darah = 10 mmHg
Tekanan osmotik = 25 mmHg Tekanan osmotik = 25 mmHg
Tekanan total = +15 mmHg Tekanan total = -15 mmHg

Pertukaran materi :
1. Difusi sederhana: air, oksigen, garam
2. Tekanan aktif: tekanan darah dan tekanan osmotik (kasus: edema)
Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Bogor Agricultural University
SISTEM RESPIRASI

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Pertukaran Gas

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Membran Respirasi
Tipis, lembap, dilengkapi kapiler darah (kecuali trakea)

Kulit
Trakea

Insang Paru-paru

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Transportasi CO2 di Darah
Jaringan
CO2 CO2 ke
dari jaringan HCO3– paru-paru
CO2 sel

Cairan CO2
antar sel HCO3– + H+

Plasma CO2 Dinding Hemoglobin


darah kapiler H2CO3 Hb melepas
CO2 and H+
CO2 H2 O
H2O CO2

Sel Hemoglobin
H2CO3 mengangkut Plasma darah
darah Hb
asam karbonat CO2 dan H+
merah CO2

HCO3– + H+
Bikarbonat CO2

HCO3–
ke Paru-paru CO2
rongga alveolar di paru-paru

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Hubungan Sistem Pencernaan,
Peredaran dan Respirasi

Makanan CO2 O2
Mulut
Tubuh
hewan
Sistem
Respirasi

Nutrien Sel
Jantung

Sistem
Peredaran
Cairan
Sistem
antar sel
Pencernaan

Sistem
Ekskresi

Anus
Feses Urin

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Sistem Pertahanan Tubuh

NONSPESIFIK
1. Pertahanan fisik: kulit dan mukosa membran
2. Pertahanan kimiawi: saliva, air mata, lisozim
3. Sel darah putih fagosit: neutrofil, monosit, eosinofil

SPESIFIK: dilakukan oleh sel darah putih LIMFOSIT


4. Sel limfosit B: mengatasi antigen di cairan antar sel
5. Sel limfosit T: mengatasi antigen yang masuk ke dalam sel

Dua macam sel T yaitu:


Sel T Pembantu dan Sel T Sitotoksik

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Pertahanan Non-Spesifik: Respon Inflamasi (Radang)

1 Bakteri Jarum
2 3

Sinyal Makrofag
kimiawi Cairan
Sel Mast
Kapiler Fagositosis

Sel darah merah Sel fagositik

1. Setelah terluka, sel mast melepaskan sinyal kimiawi berupa


histamin
2. Histamin menyebabkan dilatasi sehingga pembuluh darah mudah
ditembus sel fagosit bergerak ke area luka
3. Sel fagositik (Neutrofil dan Monosit = Makrofag) memakan bakteri
dan sampah selular

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Pertahanan Spesifik: Limfosit B & T

Pertahanan spesifik hanya


dilakukan oleh Limfosit

Jenis-jenis Limfosit:
 sel B  membuat antibodi sebagai
respon terhadap antigen
 Sel T sitotoksik  menghancurkan
antigen di dalam sel
 Sel T pembantu  membantu
aktivasi sistem pertahanan oleh
sel T sitotoksik

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Pertahanan Spesifik

Human Lymphatic System

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Pertahanan Spesifik: Kekebalan Humoral

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Kekebalan Humoral: Vaksinasi
• Paparan 1: Pengenalan antigen lemah ke tubuh  Respons Primer
• Paparan 2: Antigen sesungguhnya meyerang  Respon Sekunder

104 Respon Primer Respon Sekunder terhadap antigen A


terhadap antigen A menghasilkan menghasilkan antibodi untuk A;
Konsentrasi antibodi

antibodi untuk A. Respon Primer terhadap antigen B


menghasilkan antibodi untuk B.
103
Antibodi
untuk A Antibodi
102
untuk B

101

100
0 7 14 21 28 35 42 49 56
Paparan terhadap Paparan terhadap
antigen A antigen A dan B
Waktu (hari)
Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Bogor Agricultural University
Kekebalan Selular: Sel T Pembantu

HIV menyerang sel T pembantu sehingga


melemahkan seluruh sistem pertahanan.
Mengapa demikian?

Mikroba Antigen-
presenting
cell
1

1. Makrofag menelan mikroba 2 Hancuran


Antigen
(antigen)
3
2,3. Hancuran antigen dibawa ke MHC kelas II
membran sel oleh molekul MHC
kelas II (Antigen Presenting Cells, reseptor
sel T
APC)
4. Sel T pembantu mengenali dan
berikatan dengan APC
4
(MHC: Major Histocompatibility Complex) sel T pembantu

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Kekebalan Selular: Sel T Pembantu

4. Sel T pembantu mengenali dan berikatan dengan APC


5. Sel T pembantu menghasilkan Interleukin
6,7. Interleukin mengaktivasi sel T sitotoksik dan sel B menghasilkan antibodi

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Kekebalan Selular: Sel T Sitotoksik

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Alergi: Reaksi Berlebihan Terhadap Antigen

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University
Thank You Terima Kasih

Department of Biology-Faculty of Mathematics and Natural Sciences


Bogor Agricultural University

Anda mungkin juga menyukai