SKRIPSI
Oleh :
RETNO PALUPININGTYAS NIM. 1110101000084
JAKARTA
1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakutas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber daya yang saya gunkan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universtitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universtitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Retno Palupiningtyas
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
ABSTRAK
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH
SPECIALIZATION OF HEALTH CARE MANAGEMENT
ABSTRAK
Judul Skripsi
Disusun Oleh :
RETNO PALUPININGTYAS
NIM. 1 l1‹“›10100C084
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I
Penguji II ”
Penguji III
Riwayat Pendidikan
Riwayat Organisasi
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Analisis Sistem penyimpanan Obat di Gudang Farmasi
Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014”. Shalawat dan salam tidak lupa
penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang membawa
umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Hariyanto (my number one super hero in
the world) dan Ibu Wiwit Sugiarti (my super Mom) juga Bimo (hello my
little brother) atas doa yang luar biasa, dukungan dan semangat yang luar
biasa yang diberikan kepada penulis.
2. Ibu Febrianti, M.Si sebagai Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat.
3. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. Bapak dr. Yuli Praranca Satar, MARS dan Ibu Fase Badriah Ph.D selaku
Pembimbing yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya dengan
sangat baik.
5. Kepala Instalasi Farmasi RS Mulya, Ibu Verawati. M. Sumarsin, S.Si, Apt.
dan Ibu Susi, SKM yang membantu dalam perizinan dan semua informasi
yang dibutuhkan selama penelitian.
6. Rita, Icha, Maria, Indri, Fufu, Syarif serta staff instalasi farmasi dan staff
di RS Mulya lainnya yang sudah mau berbagi ilmu dan pengalamannya.
7. Manda, Dewi, Nunu, Alans, Arie, Pepeng juga Pepeb yang selau dengerin
keluh kesah, ngasih masukan, semangat dan ngga berhenti ngehibur disaat
terpuruk apapun. Hahai Love you guys !
8. Permana Eka Satria, thanks buat dukungan, semangat dan doanya. Ini loh
hasil jungkir balik selama ini. Finally.. wisuda bareng yeaay wuhuuu !
9. Untuk temen-temen Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) 2010 :
Bayti, Nia, Fika, Eliza, Bila, Nina, Anin, Mawar, Fitri, Ilma, Ucup,
Anggah, Uyung, Tata, Mas Furin dan Endah buat hari-hari yang ngga
pernah ada matinya, buat suasana kelas yang ngangenin. Makasih buat
kerjasama, doa dan motivasinya selama ini.
10. Seluruh teman-teman Kesehatan Masyarakat angkatan 2010 yang lainnya.
Kalian menyenangkan gais, senang menjadi bagian dari kalian.
Dan untuk pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu, penulis mengucapkan terimakasih. Dengan mengirimkan doa kepada
Allah SWT penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat
balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................iii
ABSTRACT......................................................................................................iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................vi
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN...........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xviii
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................xix
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
x
1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................6
1.5 Manfaat............................................................................................6
Obat.........................................................................................15
5.3.2 Anggaran.................................................................................74
Penyimpanan Obat..................................................................92
6.3.2 Anggaran..................................................................................116
Penyimpanan Obat...................................................................128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran 8 Foto-Foto
DAFTAR SINGKATAN
ED : Expired Date
RI : Republik Indonesia
RS : Rumah Sakit
S1 : Strata 1
UU : Undang-undang
BAB I
PENDAHULUAN
memberikan pelayanan yang cepat, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan
kesehatan yang bermutu (Septi, 2008). Sikap kritis dan selektif masyarakat
serta tuntutan akan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu menjadi
tantangan yang harus dihadapi oleh rumah sakit di Indonesia saat ini.
dimensi pelayanan yang spesifik yang didasari pada harapan pasien dan mutu
Sakit, pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah
kesehatan.
1
2
revenue center utama bagi rumah sakit karena hampir 90% pelayanan
kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik)
dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan
barang-barang logistik farmasi terutama obat masih ada yang belum sesuai
dengan ketentuan yang dibuat oleh Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan,
gudang penyimpanan juga masih diabaikan. Ini terlihat dari banyaknya obat-
masih baru, obat yang memerlukan penyimpanan di suhu dingin tidak disimpan
di dalam tempat yang semestinya serta sarana dan prasarana penyimpanan yang
belum memadai.
FIFO atau FEFO dan penggunaan kartu stok yang belum memadai. Dalam
penelitian lain di salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta diketahui
ditetapkan oleh rumah sakit, tidak dilaksanakan dengan baik oleh petugas
(Prihatiningsih, 2012).
dapat membawa kerugian yang cukup besar bagi rumah sakit. Karena hampir
obat-obatan dan alat kesehatan (Nabila, 2012). Artinya, jika terjadi kesalahan
dalam pengelolaan dan penyimpanan obat di rumah sakit, maka rumah sakit
obat yang baik dan efisien untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
yang ada di rumah sakit harus disimpan dengan baik dan aman. Ini dilakukan
untuk menjamin efisiensi penyimpanan obat dan termasuk kedalam salah satu
Rumah Sakit Mulya merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki visi menjadi Rumah Sakit pilihan keluarga di Kota Tangerang yang
dikenal selalu mengutamakan prinsip dasar CARE (Cepat, Andal, Ramah dan
Empati). Rumah Sakit Mulya didukung oleh unit Instalasi Farmasi yang
gudang farmasi Rumah Sakit Mulya obat-obatan disimpan pada rak-rak obat
yang belum dilengkapi dengan label nama dan kartu stok obat, bahkan tidak
jarang obat yang baru datang dari suplier dibiarkan berada di dalam kardus dan
menumpuk dilantai tanpa diberi alas pada lantai/ pallet. Saat obat-obatan datang
dikehendaki oleh petugas gudang saja dan ini menyebabkan setiap obat akan
selalu berpindah tempat penyimpanan dan jika petugas lupa tempat menyimpan
kesehatan yang berkualitas prima dan aman dengan berlandaskan prinsip dasar
CARE (Cepat, Andal, Ramah dan Empati) untuk mencapai kepuasan pasien
2014, ditemukan sebanyak 16 jenis obat yang sudah kadaluarsa dan 3 jenis obat
dalam keadaan rusak di gudang logistik farmasi Rumah Sakit Mulya. Obat-
obatan yang rusak dan kadaluarsa tersebut, belum diletakkan terpisah dengan
obat dan alat kesehatan memang tidak jarang ditemui di gudang farmasi. Hal ini
5
yang sedikit kurang memadai. Kerusakan obat yang dialami tersebut tentunya
membawa kerugian bagi rumah sakit. Tidak hanya kerugian dari sisi ekonomi
namun ini juga dapat menghambat kegiatan pelayanan farmasi di rumah sakit
tersebut.
memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu siklus manajemen logistik
kekosongan obat (out of stock). Selain itu juga membantu dalam menghemat
logistik obat di instalasi farmasi akan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit.
Tahun 2014 ?
Tahun 2014.
Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya Tangerang pada tahun 2014. Penelitian
Jakarta pada bulan April hingga Mei 2014. Penelitian ini menggunakan metode
adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi
penelitian ini terdiri dari Kepala Instalasi farmasi, Petugas Gudang Farmasi dan
TINJAUAN PUSTAKA
untuk mencapai tujuan organisasi. Konsep ini dikenal dengan POAC yaitu
Logistik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu logistikos yang artinya
2007). Manajemen logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya adalah
instansi tersebut dalam jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat (sesuai
mempunyai tiga tujuan yaitu tujuan operasional, tujuan keuangan dan tujuan
keamanan.
jumlah yang tepat dan kualitas yang baik pada saat dibutuhkan.
yang rendah
setiap fungsi dalam siklus tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
Penghapusan
Penganggaran
Pengadaan
Penyaluran
Penyimpanan
yang erat satu sama lain. Setiap fungsi yang ada menentukan
salah satu fungsi yang terhambat atau tidak berjalan dengan baik, maka
2. Fungsi Penganggaran
suatu skala standar tertentu, yaitu skala mata uang dan jumlah
berlaku baginya.
3. Fungsi Pengadaan
4. Fungsi Penyimpanan
c. Menjaga ketersediaan
12
(storage procedure)
5. Penyaluran
(Subagya, 1995)
6. Fungsi Pemeliharaan
7. Fungsi Penghapusan
8. Fungsi Pengendalian
dan bahan non medis yang terkait langsung seperti kertas EKG, film
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia
antara lain :
b. Kerusakan, yaitu akibat barang itu sendiri rusak atau barang itu
memenuhi lima tepat, yaitu tepat barang, kondisi, jumlah, waktu dan
harganya.
6. Mudah, yaitu:
15
terdiri dari :
bencana alam
atasannya.
16
berkala
pergudangan.
gudang penyimpanan.
jenis diantaranya :
a. Gudang Terbuka
perkerasan.
c. Gudang Tertutup
mendistribusikan barang/obat.
dikeluarkan.
barang/obat.
kebutuhan berikutnya.
Barang/obat.
berguna untuk:
e. Kartu Obat
Gudang.
Gudang.
Dokumen yang berisi daftar dan jumlah obat serta alamat tujuan
dan Alat Kesehatan yang dikutip oleh Henni (2013) terdiri dari :
penerimaan obat.
kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang
meliputi :
b. Pencatatan Penyimpanan
d. Pencatatan Pengeluaran
e. Pelaporan
layak. Bila obat rusak, maka mutu obat akan menurun dan akan
licin.
b. Kondisi Penyimpanan
Semua obat harus disimpan dalam ruangan, disusun menurut bentuk sediaan dan bentuk abjad
Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah-langkah penyusunan stok seba
Menyusun obat yang berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu secara rapi dan t
Mencantumkan nama masing-masing obat pada rak
dengan rapi.
Penyusunan Obat
mudah.
apabila diperlukan.
sesuai.
kulkas.
29
dan penanganannya.
Kartu Stok
Prosedur penyimpanan obat yang ditetapkan menurut WHO dalam Pedoman Penyimpanan Ob
Sistem penyusunan obat
dalam pharmacology
c. Dosage form
bentuknya.
d. System level
e. Frequency of Use
penggunaan.
f. Random bin
g. Commodity Coding
kemasan.
Untuk barang yang mudah pecah harus lebih rendah lagi. Yang
5. Proteksi Kebakaran
pintu penyimpanan.
dingin terjatuh.
34
- Selalu sediakan bungkus es yang cukup untuk transport item yang membutuhkan penyimpan
Perlindungan dari tindak kriminal
Di fasilitas penyimpanan
Di pusat kesehatan
investigasi secepatnya.
35
dalam waktu yang sama. Pengambilan sampel obat juga bisa dipilih
sebesar 100%.
2. Stock Mati
Rumusnya adalah
kadaluarsa dilakukan lebih dulu dan obat yang pertama datang juga
lain dalam sistem suplai obat (seperti seleksi obat, perencanaan biaya dan
meledak/terbakar.
dengan design layout yang tidak rapi dan tidak teratur menunjukkan
dengan arus masuk barang, apakah tergolong fast moving atau slow
b. Arus U
lama.
c. Arus L
cepat.
39
a. Kemudahan mobilitas
b. Sirkulasi udara
c. Suhu gudang
e. Kelembaban/kebocoran
3. Pengaturan gudang
a. Kebersihan gudang
Aturan pallet :
petugas
d. Pencegahan Kebakaran
a. Pencegahan pencurian
b. Pencegahan kebakaran
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna
Sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
Sakit bahwa instalasi farmasi adalah bagian dari Rumah Sakit yang
43
Bagan 2.2
Kerangka Teori
Penyimpanan Obat
Dokumen Penyimpanan
BAB III
penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenaka hampir 90% pelayanan kesehatan
bahan radiologi, bahan alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik) dan 50%
dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi
mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik,
penyimpanan yang salah. Penyimpanan obat yang baik dapat membantu dalam
Dalam standar penilaian akreditasi rumah sakit yang dibuat oleh KARS
persyaratan yang wajib dimiliki oleh rumah sakit. Dalam pelayanan farmasi
rumah sakit salah satu item yang dinilai adalah efisiensi penyimpanan obat yang
45
dimiliki rumah sakit. Sementara itu, penilaian efisiensi penyimpanan secara lebih
lanjut dijelaskan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam
yaitu input, proses dan output. Dalam pendekatan sistem, setiap bagian menjadi
suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat
digunakan untuk berlangsungnya suatu kegiatan. Bila terdapat unsur input yang
Proses adalah setiap kegiatan yang dapat terjadi bila input tersedia atau kegiatan
mengolah input untuk mencapai tujuan. Sementara itu output adalah hasil akhir
dari proses pengolahan input yang sudah dilakukan (Winardi, 1999). Pendekatan
sistem ini juga dapat dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu
dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat tahun 2010, di dapatkan bahwa
input yang perlu disediakan dalam kegiatan penyimpanan obat terdiri dari sumber
Sementara itu, proses dalam penyimpanan obat terdiri dari penerimaan obat,
penyusunan tata letak dan penyusunan obat, pengeluaran obat, stock opname obat
serta pencatatan dan pelaporan. Hasil akhir yang diharapkan (output) adalah
Bila terdapat bagian input yang tidak terpenuhi, maka dapat menghambat
Bagan 3.1
Kerangka Berpikir
SDM
Penerimaan Obat Penyusunan Obat Pengeluaran Obat Stock Opname
Pelaporan Dokumen
Anggaran Prosedur Dokumen Tersimpannya obat di Gudang Farmasi RS
Sarana & Prasarana Mulya
1. Variabel Input
Tabel 3.1
2. Kedisiplinan
Merupakan ketaatan
menjalankan tugasnya
sesuai deskripsi kerja,
datang dan pulang tepat
waktu serta bekerja sesuai
dengan standar
operational prosedur yang
48
2. Variabel Proses
Tabel 3.2
3. Variabel Output
Tabel 3.1
METODOLOGI PENELITIAN
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
Mei 2014.
53
54
a. Kesesuaian (appropriatness)
b. Kecukupan (adequacy)
1. Informan Kunci
2. Informan Pendukung
pedoman telaah dokumen, lembar observasi, alat tulis, laptop, kamera dan
kesehatan yang disusun oleh Dirjend Bina Farmasi dan Alat Kesehatan
tahun 2010 dan beberapa referensi terkait manajemen farmasi dan logistik
a. Data Primer
(check list). Selain itu, data primer juga didapat melalui telaah dokumen
b. Data Sekunder
diantaraya :
wawancara.
b. Observasi
pekerjaannya sesuai dengan SOP yang berlaku serta jam datang dan jam
c. Telaah dokumen
A. Triangulasi Sumber
B. Triangulasi Metode
Adapun tabel triangulasi data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1.
59
Tabel 4.1
Triangulasi Data
Triangulasi Data
obat, stock opname dan pelaporan) dan variabel output (obat tersimpan di
dibuat kedalam bentuk uraian singkat dan tabel, dan dilakukan analisis data.
pendekatan analisis kualitatif seperti yang diungkapkan oleh oleh Milles and
1) Reduksi Data
2) Penyajian Data
dan variabel output yang sudah direduksi kemudian dibuat dalam bentuk
uraian singkat.
61
3) Analisis Data
4) Penarikan Kesimpulan
analisis data. Yaitu dengan mengaitkan antara hasil yang didapat dari
hasil observasi dan dalam bentuk narasi tentang sistem penyimpanan obat di
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Mulya merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe C
yang ada di wilayah Kota Tangerang. Rumah Sakit Mulya beralamat di Jl. KH.
Mulya berstatus sebagai Rumah Bersalin yang beroperasi sejak 2 Juli 1997
berubah menjadi Rumah Sakit Mulya (Rumah Sakit Umum). Dengan motto
“We Care (Cepat, Andal, Ramah, Empati)“ Rumah Sakit Mulya berkomitmen
Empati).
62
63
dan pelatihan.
harmonis.
a. CARE
b. Communication
dan selalu terbuka untuk ide, saran dan feedback untuk perbaikan
dan inovasi.
c. Commitment
berkepentingan lainnya.
64
d. Collaboration
e. Competence
1. Rawat Jalan
- Perawatan Umum
- Maternitas
- Perinatologi
- Kamar Operasi
- ICU
65
4. Penunjang Medik
- Farmasi
- Radiologi
- Laboratorium
- Fisioterapi
yang dilakukan di gudang farmasi rumah sakit Mulya dilakukan oleh petugas
gudang farmasi rumah sakit Mulya. Gudang farmasi rumah sakit Mulya berada
farmasi rumah sakit Mulya terpisah dengan Apotek rumah sakit Mulya. Adapun
letak gudang farmasi dalam struktur organisasi rumah sakit Mulya adalah
sebagai berikut.
Bagan 5.1
unit instalasi farmasi RS Mulya. oleh karena itu, gudang farmasi RS Mulya
manajemen logistik barang farmasi di Rumah Sakit Mulya dilakukan oleh unit
Barang-barang farmasi yang ada di rumah sakit Mulya terdiri dari obat,
dilakukan.
persediaan akan obat-obatan ini tidak terlalu banyak dan pemesanannya pun
dilakukan berkala.
yang ada di rumah sakit yang tidak dapat digunakan berulang dan
Sakit Mulya. Bentuk gudang farmasi rumah sakit Mulya merupakan bentuk
gudang tertutup yang terdiri dari satu ruangan yang memiliki atap dan dinding.
lain di rumah sakit tersebut yang membutuhkan. oleh karena itu, gudang
farmasi rumah sakit Mulya disebut sebagai gudang transit, karena penyimpanan
Input dari sistem penyimpanan obat terdiri dari sumber daya manusia,
sakit Mulya hanya berjumlah satu orang yang biasa disebut sebagai
Tabel 5.1
Kode
SDM Gudang Farmasi Pendidikan
Informan
GF-1 Kepala Instalasi Farmasi Apoteker
SMF
GF-2 Petugas Gudang Farmasi
(Sekolah Menengah Farmasi)
ional prosedur pelayanan unit farmasi, seorang Kepala Instalasi selain bertanggung jawab terhadap pelayanan di Instalasi F
gudang farmasi
yang ada saat ini belum dapat mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan
idealnya jam kerja petugas gudang yang bekerja hanya 1 shift kerja dan
digudang farmasi. Sehingga jika ada permintaan obat atau obat yang
datang tidak ada yang bertanggung jawab atas obat tersebut. Penjelasan
“ Kalo dari segi jumlah emang yang sekarang masih kurang ya, kan
idealnya mereka 2 shift yang digudang itu pagi sama sore.“ (GF-2)
70
Jumat mulai pukul 09.00 hingga pukul 18.00. Namun jadwal kerja
waktu kuliah petugas. Jam kerja ini dinilai masih kurang ideal karena
gudang yang tidak dapat selesai dengan segera, tugas tambahan yang
tepat waktu.
pernyataan berikut.
“Emm… udah standart sih sebenernya karena dia lulusan farmasi jadi
pengetahuan sama keterampilannya lumayan tapi ya gitu tetep aja
masih belajar sambil berjalannya pekerjaan” (GF-2)
“ Iya harusnya sih iya, soalnya belum pernah juga diadain pelatihan
kaya gitu. …kaya pelatihan tentang alur digudang gitu kali ya,
harusnya gimana dan seperti apa. Terus tentang job deskripsinya tu
kan kalo aku yah sekarang masih simpang siur juga gitu kan ” (GF-1)
“Ya saya sih maunya juga gitu ya, diadakan pelatihan. …tentang sistem
penyimpanan itu yang paling dibutuhin banget. Sama terus kalo
digudang tuh pengecekan expired gitu ya sama cara penyimpanan obat
yang baik itu seperti apa. Kalo ada cara itu lebih bagus ya perlu untuk
diterangin” (GF-2).
gudang farmasi yang terdapat di gudang farmasi rumah sakit Mulya saat
SDM yang harus tersedia di gudang farmasi rumah sakit minimal terdiri
dari satu orang atasan kepala gudang, satu orang kepala gudang, satu
orang pengurus barang dan satu orang pelaksana. Hal ini juga dirasakan
manusia yang ada saat ini belum mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
5.3.2 Anggaran
“Anggaran sih ngga ya, kita ngga kasih itu anggaran rutin tiap bulan
atau pertahunnya ya karena memang menurut kami belum perlu itu
buat diberikan anggaran jadi tidak ada sejauh ini.” (GF-3)
74
Ini juga terlihat dari adanya noda di dinding akibat aliran air AC
yang bocor, dan adanya genangan air yang dibiarkan di atas lemari
dengan pedoman yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
“Kalau prosedur kita sudah buat bukunya itu buku standar prosedur
operasional ya ada bukunya juga sih ya, udah ada mulai penerimaan
sama penyimpanannya gitu sosialisasi prosedur kita ada rapat setiap
bulannya nah disitu kita sosialisasiin ke semua petugas farmasi
termasuk petugas gudang. “ (GF-2)
farmasi
hal ini dikarenakan petugas gudang tidak mengingat semua poin yang
ini sudah pernah dilakukan sebelumnya. dan SOP yang dibuat sudah
Bina Farmasi dan Alat Kesehatan tahun 2010. Ini juga didukung oleh
“ Udah mulai aku lakuin sih tapi yang aku inget aja hahaha ” (GF-1)
“ Kalau sejauh ini dan setau saya sih ya sudah sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan itu yah pelaksanaan penyimpanannya tapi kendalanya
itu karena dianya (petugas gudang) hanya sendiri jadi kadang ada aja
yang ga dilakuin sesuai SPO karena dia juga ribet ya harus handle
kerjaan sendiri.” (GF-2)
tabel tersebut terdiri dari dari kolom hari dan tanggal, kolom nama
distributor, kolom no. faktur dan kolom total harga fartur. Namun
data obat yang masuk dan faktur pembelian obat pada hari tersebut.
Menurut petugas gudang laporan pembelian ini sudah dapat mewakili semua poin yang dicatat
informan berikut.
“ aku ngga pernah ngisi buku penerimaan obat soalnya kan isinya
hampir sama kaya laporan pembelian obat yang tiap hari aku bikin,
..ngga sempet kalo bikin dua-duanya” (GF-1)
akan melakukan permintaan obat. Di buku ini setiap unit yang akan
diperlukan, jumlah obat yang dibutuhkan dan dari unit mana serta
“ kadang obat yang dikeluarin ngga sesuai sama yang diminta. Bisa
lebih banyak atau malah kurang, liat persediaannya dulu kan harus
diimbangin. Tapi tetep ditulis berapa yang dikeluarin kalo ngga
sama ” (GF-1)
input pada data penerimaan obat. kartu induk persediaan ini akan
“ ini kartu induk persediaan adanya di sistem aja sih paling dan
langsung connect ke komputer bu vera jadi bisa langsung dicek ”
(GF-1)
pernah diisi oleh petugas gudang. Kartu stok gudang farmasi hanya
data yang harus diisi pada kartu stok antara lain data nama instalasi,
Kartu stok gudang farmasi ini tidak diisi karena petugas gudang
“ iya ya ada sih tapi tuh di map aja ngga pernah diisi soalnya aku
ga ada waktu buat ngisinya ketumpuk kerjaan yang lain soalnya ”
(GF-1)
farmasi RS Mulya. Surat bukti barang keluar dibuat setiap hari oleh
81
membutuhkan obat.
“surat bukti barang keluar biasanya isinya nama obat, jumlah yang
dikeluarin sama harga. Itu kan uda ada sistemnya jadi aku tinggal
input terus diprint rangkap 2. Satu buat aku satu buat unit,
namanya mutasi. Diperiksanya harian kalo mutasi gitu sama
Kepala Instalasi Farmasi” (GF-1)
rangkap2
hanya terdiri dari nama-nama obat yang mengalami selisih pada saat
lampiran hasil stock opname (terdiri dari nama obat, total inventory,
jumlah fisik dan selisih), lampiran data obat kadaluarsa (nama obat,
dan hasil stock opname (terdiri dari jumlah obat selisih dan total
“ laporan ini yang buat aku, biasanya liat dari hasil stok opname
yah, nanti aku liat dulu berapa tuh selisihnya sama obat apa aja
yang selisih diliat berapa harganya. Itu ditulis gitu terus aku ketik
ulang. data obat yang kadaluarsa jumlah sama jenis sama harga
obat dilampirin jadi satu” (GF-2)
bahwa hanya kartu induk persediaan obat dan buku pengeluaran obat
yang diisin secara rutin oleh petugas. Untuk dokumen hasil laporan stok
83
dalam hal ini adalah kepala instalsi farmasi. Sementara itu untuk buku
harian penerimaan obat, kartu stok obat dan surat bukti barang keluar
tidak diisi secara rutin oleh petugas. Hal ini didukung oleh pernyataan
dan keberatan jika harus mengisi kartu stok obat. Sementara itu,
“ udah cukup sih yang ini aja, kalo lebih dari ini aku bisa lebih
keteteran yah mungkin hahaha ” (GF-1)
84
“ ya belum cukup ya menurut aku tetep perlu kartu stock lah karena
biar bisa lebih ketahuan berapa yang masuk sama yang keluar setiap
harinya” (GF-2)
ini sering mengalami hambatan. Hambatan yang sering terjadi yaitu petugas
ini dikarenakan petugas gudang memiliki tugas yang cukup banyak dan
yang disediakan oleh manajemen rumah sakit Mulya belum sesuai dengan
pedoman yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
tahun 2010, dan pada pelaksanaannya masih ada dokumen yang tidak diisi
dengan baik oleh petugas gudang farmasi dan dokumen yang ada saat ini
berikut.
mengenai obat-obatannya.
informan berikut.
86
dua buah lemari kayu dan dua buah lemari/rak besi serta lemari
penyimpanan juga sudah disediakan kartu stok obat, namun kartu stok
obat ini tidak pernah diisi oleh petugas gudang farmasi. Untuk prasarana
tambahan seperti pallet, alat bantu untuk mengambil obat yang letaknya
tersedia di gudang farmasi rumah sakit ini. Namun, menurut salah satu
informan pallet sudah tersedia di gudang farmasi rumah sakit ini, tetapi
“..terdiri dari lemari sama kulkas yang hanya segitu yah tapi kita ada
“ Kurang yah ya meskipun masih bagus lemarinya, kalo aku sih maunya
per-lemari gitu. Kalo di sini kan yah meskipun aku udah urutin udah aku
pisahin gitu ya tetep aja ujung-ujungnya jadi satu lagi “ (GF-1)
pengelompokkan jenis obat, hal ini dikarenakan jumlah lemari obat yang
mencari obat di lemari jika ada permintaan obat dari unit lain. Sebagaimana
“ Karena sarana dan prasarananya yang hanya terdiri dari lemari yang
hanya segitu yah jadi penyimpanan dan pengaturan obatnya itu loh jadi ga
bisa diatur dan dipisahkan jenisnya, jangankan jenis dinamain aja susah
ya hahaha ya jadi satu lemari buat berbagai macam item deh. kemudian
keadaan gudangnya juga yang sangat minimalis sekali juga membuat
barang yang disimpan itu jadi tidak bisa banyak ” (GF-2)
Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010. Sarana dan
tahapan mulai dari proses penerimaan obat, penyusunan obat, pengeluaran obat,
gudang farmasi tersebut tidak dapat menerima atau tidak hadir maka
menerima dan memeriksa obat adalah petugas instalasi farmasi. Hal ini
“ Itu petugas gudang farmasinya aja yah, kalo petugas gudang ngga
ada harusnya sih bagian purchasing yang terima karena mereka yang
tau obat apa aja yang mereka pesen dan yang datang. “ (GF-2)
89
melalui unit gudang farmasi Rumah Sakit Mulya dan hanya boleh
gudang.
data obat yang datang pada kartu induk persediaan (inventory stok)
melakukan pencatatan obat dan faktur yang datang tersebut pada buku
“ harusnya setelah itu isi buku penerimaan obat gitu, nyatet tanggal
datang obat, distributor, nomor faktur sama total fakturnya tapi akunya
ga sempet hehe ” (GF-1)
terkadang tidak sesuai dengan jam yang sudah ditentukan oleh petugas
gudang farmasi. Jadi terkadang saat distributor datang tidak jelas siapa
oleh petugas gudang farmasi masih belum sesuai dengan ketentuan yang
petugas gudang.
92
Mulya disusun membentuk satu garis lurus dan tidak terdapat banyak
sekat di ruangan tersebut. Namun, di lorong antara satu rak dengan rak
farmasi pun sudah selalu diatur meskipun terkadang tidak stabil, akibat
berasal dari selokan yang berada tepat dibawah lantai gudang farmasi.
“ semua aku yang lakuin.. …kaya yang biasanya aja palingan FIFO
sama FEFO aja sih. …terus yang tablet ya ditaruh dilemari yang itu
bareng sama tablet yang lain, ya bareng sama injeksi juga sih hahaha
terus yang sirup di lemari itu khusus sirup sama infusan deh. Kalo yang
kaya salep, obat mata gitu-gitu aku taruhnya didepan sini aja. “ (GF-1)
93
obat pada rak-rak yang masih kosong saja karena belum ada
penamaan pada rak-rak obatnya. Jika masih ada obat yang tersisa
obat yang tersisa. Obat yang baru datang diletakkan didepan obat
penyimpanan
narkotik dan psikotropik yang baru datang diletakkan didepan obat yang
sudah ada kemudian dicatatan jumlah obat yang masuk di kartu stok.
94
meskipun ternyata kartu stok sudah disediakan oleh pihak rumah sakit
dalam satu map oleh petugas gudang dan belum diisi sama sekali. Hal
ini terjadi karena petugas gudang farmasi merasa kesulitan jika harus
mengisi kartu stok obat. Ini didukung oleh pernyataan sebagai berikut.
“ kita juga sebenernya udah ada kartu stok obat buat gudang ya tapi
ngga berjalan karena memang petugasnya juga tidak terbiasa untuk
mengisi kartu stok seperti itu jadi yang sejauh ini berjalan hanya kartu
stok narkotika dan psikotropika saja ” (GF-2)
petugas gudang farmasi apabila ada permintaan dari unit-unit lain yang
Surat Pemesanan (SP) Unit atau buku defecta (bagi unit Apotek)
96
2. Surat pesanan dari unit akan diterima dan diperiksa oleh petugas gudang
permintaan tersebut pada buku permintaan unit. Namun, untuk unit Apotik
memeriksa jenis obat yang diminta dan jumlah obat yang diminta saja.
memeriksa jumlah stok obat di komputer dan stok fisik di gudang farmasi.
mutasi obat pada sistem komputer. Adapun data yang diisi pada
a. Tanggal permintaan
atau tidak diruangan sementara ada unit yang sangat membutuhkan obat
“ Hambatannya waktu aku libur atau aku udah pulang kan suka tuh ya
ada permintaan obat. karena ada kunci ganda yang ditinggal di apotek
jadi petugas apotek suka ada yang ambil obat langsung ke gudang
tanpa laporan ke aku dan tanpa mencatat apapun jadi aku bingung pas
pendataannya suka ada yang lebih atau kurang gitu” (GF-1)
penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
98
berikut.
“ Kalau stock opname itu kan kita mencocokkan ya antara jumlah fisik
obat nih yang ada digudang tu berapa jumlahnya sama yang ada di
sistem atau datanya petugas gudang itu. Kita lihat tu yah sesuai atau
enggak. Kalo sampai ada yang ngga sama ya kita suruh analisis tu
sama mereka kenapa bisa ngga sama begitu kan seharusnya sama
dong” (GF-3)
menjadi bentuk print out. Print out terdiri dari beberapa kolom
antara lain :
pemeriksaan)
d. Kolom selisih
obat yang tertera pada print out data dan mencocokan jumlah
Bila tidak sesuai maka pada kolom jumlah fisik di print out data
obat.
di tanda tangani.
bagian keuangan.
seringkali lebih dari 2 bulan atau menunggu surat edaran dari direktur
“ …..biasanya bagian keuangan tapi nanti kita juga rolling siapa yang
harus stock opname disana terus juga harus ada kepala instalsi
farmasinya sama petugas gudangnya itu. Kalo kita 3 bulan sekali untuk
keseluruhan gudang tapi untuk yang sampel random itu sebulan sekali ”
(GF-3)
yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun
3 bulan sekali secara rutin. Stock opname ini dilakukan tanpa perlu
tabel berikut.
102
Tabel 5.2
“ yang aku buat kan laporan stok opname itu setiap abis kegiatan stok
opname biasanya seminggu sampai sebulan setelah stok opname
dilaporin ke kadiv pelayanan sama ke bagian keuangan terus ke
direktur RS ” (GF-2)
petugas gudang farmasi rumah sakit Mulya sudah sesuai dengan pedoman
penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
Hasil observasi dan telaah dokumen mendapati bahwa dari 52 jenis obat
fast moving terdapat 12 jenis obat atau sebesar 23% yang tidak sesuai jumlah
Tabel 5.3
jumlah obat pada pencatatan biasanya disebabkan karena terkadang pada saat
pengeluaran obat ada obat-obatan yang tidak tercatat saat keluar atau pada saat
penerimaan obat petugas tidak langsung menginput data pemasukan obat pada
sistem komputer dan kemudian obat tersebut sudah langsung diambil atau
digunakan sehingga obat masuk dan keluar tidak tercatat. Ini sesuai dengan
pernyataan berikut.
“ itu biasanya kalo ngga sama tu ya apa si petugas tu ngga nyatetin tu apa aja
yang keluar obatnya, atau pas ada obat dateng nih si petugas kesibukan jadi
lupa inputin datanya atau bisa juga adabarang yang bukan milik gudang
105
Hasil kesesuaian antara stok fisik obat dengan pencatatan obat fast
moving masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes dan
Sementara itu, di rumah sakit Mulya nilai kesesuaian antara stok fisik obat
dengan pencatatan hanya berjumlah 77% karena 23% obat fast moving
5.6 Obat Kadaluarsa dan Rusak di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya
Pendataan akan dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi RS Mulya dan akan
“…aku juga males meriksa obat yang ED gitu karena letak obatnya ga
beraturan kan kalo ngecek satu-satu lama” (GF-1)
Dari hasil telaah dokumen diketahui bahwa total keseluruhan obat yang
terdapat di gudang farmasi adalah sebanyak 1032 jenis obat. Dari 1032 jenis
digudang farmasi dan 2 obat dalam keadaan rusak. Atau sebanyak 2,2 % obat
dalam keadaan kadaluarsa dan rusak. Kerugian yang diterima rumah sakit
Mulya akibat obat-obatan yang rusak dan kadaluarsa tersebut adalah sebesar
5.651.633 rupiah.
Jumlah ini masih belum sesuai dengan standar yang dibuat oleh Depkes
RI dan pedoman penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan tahun 2010, yang menyebutkan bahwa jumlah obat
ada sama sekali. Hal ini dikarenakan bahwa adanya obat kadaluarsa dan rusak
5.7 Stock Mati (Death Stock) Obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya
atau persediaan obat yang tidak mengalami transaksi selama 3 bulan atau lebih
yang ada di gudang farmasi rumah sakit Mulya terdiri dari 14 jenis obat dari
1032 jenis obat yang ada di gudang farmasi rumah sakit tersebut. Persentase
death stock adalah sebesar 1,36 %. Jenis obat yang mengalami death stock
Death stock atau persediaan obat mati terjadi di gudang farmaasi rumah
sakit Mulya biasanya disebabkan oleh trend penyakit yang sedang terjadi pada
menurun. Atau disebabkan oleh dokter yang sudah tidak menggunakan obat
tersebut lagi karena kontrak dengan perusahaan obat sudah habis atau dokter
107
sudah mengganti jenis obat yang digunakan. Ini didukung oleh pernyataan
“ biasanya kalo ngga dipake lagi itu karena bermasalah, ya sama dokter atau
perusahaan obat. misalnya kontrak dokter sama perusahaannya udah ngga
diperpanjang. Atau ya karena trend penyakitnya aja jadi obatnya belum
dipake-pake lagi” (GF-1)
Angka obat death stock yang terdapat di gudang farmasi rumah sakit
Mulya juga masih belum sesuai dengan standar death stock yang diperbolehkan
dan Alat Kesehatan tahun 2010, yang menyebutkan bahwa standar obat death
sakit Mulya masih belum memperhatikan sistem FIFO (First In First Out) dan
juga FEFO (First Expierd First Out). Penyusunan obatnya pun belum
memperhatikan obat mana yang mendekati tanggal kadaluarsa dan obat yang
lebih dulu disimpan. Petugas gudang hanya langsung mengambil obat yang
sistem penyimpanan obat harus memperhatikan sistem FIFO dan FEFO namun
108
semua obat yang datang dari distributor memiliki tanggal kadaluarsa yang sama
karena jarak pemesanan obat dan obat yang datang tidak terlalu lama. Ini
“…semuanya kan sama aja, kita mesen obatnya juga ga lama jaraknya.
Datengnya juga ga beda lama sih jadi pasti tanggal ED nya sama aja. Jadi
mau pake FIFO FEFO atau ngga ya sama aja ” (GF-1)
penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
obat dari gudang farmasi atau gudang obat harus memperhatikan sistem
PEMBAHASA
peneliti hanya melakukan observasi pada kegiatan stock opname obat secara
opname di gudang farmasi yang dilakukan oleh petugas rumah sakit Mulya
keseluruhan.
2. Perhitungan nilai TOR (turn over ratio) atau perputaran modal selama satu
tahun sebagai salah satu cara menilai sistem penyimpanan obat tidak dapat
dilakukan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan peneliti tidak mendapatkan izin
dengan melihat kesesuaian jumlah stock obat, stock mati, jumlah barang
kadaluarsa dan rusak dan kesesuaian sistem pengeluaran (FIFO dan FEFO).
109
110
keberhasilan dan kelancaran distribusi atau penyaluran barang dari satu unit ke
salah satu bagian dari siklus manajemen farmasi. Kegiatan penyimpanan obat di
rumah sakit menjadi tanggung jawab instalasi farmasi rumah sakit (Kepmenkes,
2004).
rumah sakit Mulya, yang merupakan sub-unit dari Instalasi Farmasi Rumah
rumah sakit Mulya dilakukan oleh petugas gudang farmasi rumah sakit Mulya.
Penanggung jawab gudang farmasi rumah sakit Mulya adalah Kepala Instalasi
obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
dan kimia serta menjaga agar mutunya tetap terjamin (Depkes, 1996). Dalam
adalah untuk menjaga kualitas obat yang terdapat di gudang farmasi dan
pula. Namun tidak hanya pengelolaan gudang yang perlu diperhatikan, faktor-
111
dibuat oleh Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan (2010) bahwa untuk
faktor-faktor input dan proses penyimpanan itu sendiri. Faktor input terdiri dari
penerimaan obat, pengaturan tata ruang dan penyusunan obat, pengeluaran obat
dan stock opname obat. Sehingga bisa melihat sejauh mana sistem
(Kepmenkes, 2004).
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Input memegang peranan yang
penting dalam suatu sistem. Jika input tidak tersedia dengan baik, maka dapat
menghambat kegiatan yang terjadi dalam proses pada suatu sistem. Bahkan
tujuannya.
suatu rumah sakit harus dapat menyediakan input sesuai dengan pedoman yang
sudah ada, salah satunya adalah pedoman yang dibuat oleh Dirjend Bina
terdapat beberapa hal yang perlu tersedia untuk mencapai suatu sistem
112
anggaran, dokumen, prosedur serta sarana dan prasarana. Hal-hal yang harus
tersedia itulah yang disebut sebagai input. Apabila input tidak dipenuhi dengan
baik, maka akan sangat mungkin timbul hambatan dalam proses penyimpanan
daya manusia minimal yang harus tersedia di gudang farmasi terdiri dari
satu orang atasan kepala gudang, satu orang kepala gudang, satu orang
farmasi masih kurang mencukupi. Hal ini juga seperti yang dirasakan
113
manusia yang ada saat ini belum mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
dan petugas farmasi sedang libur kerja atau berganti jadwal kerja
farmasi. Dan terkadang petugas unit tidak mencatat obat apa saja yang
disebutkan bahwa seluruh obat yang keluar dari gudang farmasi harus
sehingga pada beberapa tugas ada yang tidak terselesaikan tepat waktu.
seorang pegawai.
penyimpanan tidak dapat berjalan dengan baik. Ditambah lagi jika tugas
bahwa beban kerja petugas yang terlalu berat dapat menimbulkan stress
dapat tercapai.
116
6.3.2 Anggaran
obatan saja. Karena sejauh ini rumah sakit belum merasa perlu untuk
Farmasi dan Alat Kesehatan (2010) disebutkan bahwa salah satu input
Selain itu, anggaran untuk penyediaan ATK, penyediaan kartu stock dan
belum dilakukan dengan baik. Ini terlihat dari adanya noda di dinding
akibat aliran air AC yang bocor, dan adanya genangan air yang
baik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pihak
(Damanik, 2003). Jika hal ini terjadi, tentunya ini menjadi sangat
obat dilakukan dengan tujuan agar murah (biaya yang dikeluarkan tidak
besar).
besar. Ini tentunya akan menimbulkan kerugian ganda bagi rumah sakit.
dibuat tersebut sudah cukup baik namun masih kurang lengkap. Karena
yang tersedia di RS Mulya terdiri dari kartu induk persediaan obat, kartu
stok obat, buku harian penerimaan obat, buku harian pengeluaran obat,
obat milik Dirjend Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (2010) bahwa
persediaan obat, kartu stok obat, buku harian penerimaan obat, surat izin
tersedia diisi secara teratur oleh petugas gudang farmasi. Seperti kartu
penerimaan barang jarang sekali diisi oleh petugas gudang, hal ini
merasa kebingungan jika ada perbedaan antara data jumlah obat pada
kartu persediaan induk dengan jumlah fisik obat di gudang. Petugas pun
ini karena tidak ada bantuan data dari kartu stok tersebut. Padahal kartu
(Febriawati, 2013).
menghambat pekerjaan petugas, hal ini terjadi saat ada obat datang yang
kedatangan obat, nama dan jumlah obat serta total pembelian dalam satu
(Febriawati, 2013).
penyimpanan obat.
ruang kantor petugas gudang farmasi. Tidak ada pemisah antara gudang
pengambilan obat.
gudang farmasi juga dinilai masih sangat kurang, kelembaban udara dan
menjaga mutu obat yang disimpan di gudag tersebut. Jika mutu obat
tidak dapat terjaga dengan baik, maka obat akan menjadi cepat rusak
penyimpanan obat.
Farmasi RS Mulya.
tidak jarang ditemui kecoa. Hal ini terjadi karena letak gudang
menimbulkan kerugian.
belum terdapat alat detektor panas atau api dan alat pemadam
gudang farmasi.
Selain itu, ini juga dapat membantu petugas dalam menemukan obat
obat menjadi tidak dapat berjalan dengan lancar apaila input yang tersedia
tidak sesuai dengan kebutuhan penyimpanan obat yang diperlukan rumah sakit
tersebut.
126
jenis obat yang dipesan dengan yang datang saja, namun juga harus
apabila ada obat yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa obat tersebut
(Depkes, 1996).
Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (2010) diketahui bahwa hal-hal
harus dilakukan oleh satu orang yang sama. kegiatan penerimaan obat
dibuat oleh Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan tersebut. Hanya
pedoman yang dibuat oleh Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan
tersebut.
prosedur.
dalam bergerak pada saat akan mengambil obat. Hal ini dikarenakan
(Yahmin, 2012).
dengan sediaan jenis yang lainnya. Hal ini terjadi karena jumlah lemari
dan rak penyimpanan yang tersedia masih sangat minim dan belum
kesulitan dalam pencarian obat saat dibutuhkan dan saat terjadi selisih
dalam pedoman yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
baru datang ditempat yang mereka sukai. Hal ini terjadi karena petugas
kadaluarsanya sama jadi tidak perlu lagi disusun berdasarkan FIFO atau
(Wirdah, 2013).
farmasi dan alat kesehatan (2010) pun sudah diatur tentang bagaimana
sistem penyusunan obat dan tata letak obat di gudang tersebut. Sistem
karena sarana dan prasarana serta prosedur terkait tata caranya yang
pengeluaran barang yang dilakukan hanya melalui satu unit saja, satu
134
dari pencatatan pada buku pengeluaran obat/buku defecta oleh unit yang
bukti barang keluar atau surat mutasi. Kedua dokumen ini dapat
dan jenis obat yang dikeluarkan sehingga bisa mendeteksi jika terjadi
harus dibuat antara lain buku harian pengeluaran obat dan surat bukti
pengeluaran obat.
opname harus sesuai antara data pencatatan dengan jumlah stok fisik
obat dan laporan hasil stock opname obat. laporan penerimaan obat
rumah sakit dalam satu periode waktu tertentu minimal 1 bulan sekali
oleh banyaknya tugas dan tanggung jawab lain yang harus dilakukan
oleh petugas gudang dan kepala instalasi farmasi terdiri dari laporan
penerimaan obat yang dibuat oleh kepala instalasi farmasi dan kemudian
Namun sejauh ini belum ada kegiatan evaluasi yang dilakukan dari
informan.
jumlah obat yang terdapat pada pencatatan obat (pada kartu stock/ kartu induk
(Depkes, 1996). Kecocokan antara stok gudang dengan kondisi fisik haruslah
farmasi rumah sakit Mulya menunjukkan bahwa kesesuaian jumlah stock obat
fast moving yang terdapat di gudang farmasi tersebut adalah sebesar 76,9%.
terkadang ada kegiatan pencatatan yang terlewat oleh petugas gudang farmasi
jawabkan selisihnya tersebut. Sehingga bila terjadi selisih jumlah tidak jarang
2010). Dari sini juga terlihat bahwa proses pencatatan yang tidak baik akan
140
menyebabkan hasil atau output yang didapat menjadi tidak maksimal dan
Jumlah obat kadaluarsa dan rusak juga merupakan salah satu indikator
kerugian yang dialami oleh suatu rumah sakit (Kemenkes RI, 2007). Sehingga
adalah 0%, namun ada batas toleransi yang masih diperbolehkan untuk
persentase obat kadaluarsa dan rusak yang ada di gudang farmasi rumah sakit
Mulya pada bulan Mei tahun 2014 adalah sebesar 2,2%. Dengan persentase
obat kadaluarsa dan rusak yang sebesar itu, diperkirakan nilai kerugian rumah
rusak terjadi akibat belum adanya pemeriksaan dan pendataan obat yang
mendekati kadaluarsa secara rutin yang dilakukan oleh petugas gudang farmasi.
Selain itu, obat kadaluarsa yang terjadi juga akibat obat tidak lagi digunakan
oleh dokter sehingga obat menumpuk dan kadaluarsa. Padahal jika hal ini
dibiarkan terus menerus tanpa ada evaluasi dari pihak manajemen, rumah sakit
kadaluarsa dan rusak di suatu rumah sakit, maka akan semakin besar pula
141
Adanya obat kadaluarsa dan rusak ini menjadi indikasi bahwa terdapat
penyimpanan yang dilakukan belum efisien, karena masih ada nilai kerugian
yang didapat oleh rumah sakit. Seharusnya, hal ini dapat dihindari dengan
dengan melihat persediaan stock mati atau death stock. Stock mati atau death
stock adalah jumlah obat yang belum atau tidak digunakan selama 3 bulan
terakhir atau lebih (Kemenkes, 2007). Stock mati atau death stock bisa terjadi
karena beberapa hal misalnya karena pola penyakit tertentu pada satu periode
0%. Sementara itu, digudang farmasi rumah sakit Mulya persentase stock mati
nya yaitu 1,36%. Stock mati ini menyebabkan gangguan tersendiri bagi rumah
sakit. Stok mati menyebabkan obat menumpuk digudang farmasi dalam waktu
farmasi rumah sakit ini belum ada pemeriksaan obat kadaluarsa secara berkala.
Selain itu kerugian yang disebabkan akibat stok mati adalah perputaran uang
yang tidak lancar, kerusakan obat akibat terlalu lama disimpan sehingga dapat
142
terus terjadi rumah sakit akan mengalami kerugian secara terus menerus.
dahulu masuk bukan obat yang terakhir masuk. Sehingga obat-obat yang lebih
dulu masuk akan habis lebih dahulu juga dan tidak menimbulkan death stock.
Tentunya ini harus dihindari agar kerugian tidak semakin besar dan
semua obat memiliki tanggal kadaluarsa yang sama. Padahal, meskipun obat
yang diterima oleh petugas gudang berasal dari distribuor yang sama dan
dengan jarang yang tidak terlalu lama, namun tidak menutup kemungkinan
bahwa obat memiliki tanggal kadaluarsa yang berbeda. Oleh karena itu, petugas
harus tetap melakukan pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat dan tetap
masa kadaluarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan
lebih awal, sebab umumnya perbekalan farmasi yang datang lebih awal
biasanya juga diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih tua dan masa
kadaluarsanya lebih awal (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010).
143
Tujuan pengeluaran obat dengan sistem FIFO dan FEFO adalah untuk menghindari kerugian aki
BAB VII
7.1 Kesimpulan
2010, karena hanya terdiri dari petugas gudang dan penanggung jawab
penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
144
145
di buat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010.
kadaluarsa obat.
obat belum sesuai dengan pedoman penyimpanan obat yang dibuat oleh
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010. Karena belum
dan FEFO.
penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun
2010.
pedoman penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan
penyimpanan berikut :
a) Kesesuaian jumlah stok obat fast moving antara pencatatan dengan stok
fisik di gudang farmasi pada bulan Mei 2014 sebesar 76,9%, ini masih
b) Persentase obat kadaluarsa dan rusak di gudang farmasi pada bulan Mei
2014 sebesar 2,2%. masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan
c) Stock Mati (Death Stock) obat yang ada di gudang farmasi pada bulan
Mei 2014 sebesar 1,36%, ini masih belum sesuai dengan standar yang
dibawah 1%.
obat milik Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010
7.2 Saran
pencatatan.
gudang farmasi.
dari gudang farmasi, terutama saat petugas gudang sedang tidak ada.
sakit.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 1999. Standar Pelayanan Rumah Sakit, edisi Ke-2. Jakarta
Depkes RI. 2004. Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Dian Prihatini, Lilis. 2008. Tesis : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress
Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidkalang. diakses dari
www.respiratory.usu.ac.id pada 10 Juli 2014
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara
Istinganah, dkk. 2006. Evaluasi Sistem Pengadaan Obat dari Dana APBD
Tahun 2001-2003 Terhadap Kesediaan dan Efisiensi Obat: Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol. 09/No. 01/Maret 2006. diakses dari
www.jmpk-online.net pada 4 April 2010
Mathis, Robert dan John. H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Salemba Empat
Miles, Mathew B., and huberman A. Maichel. 1992. Analisis Data Kualitatif ;
Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru (Penerjemah Tjetjep Rohendi
Rohidi), Jakarta: UI-Press.
Muharomah, Septi. 2008. Skripsi : Manajemen penyimpanan obat di puskesmas
Jagakarsa Tahun 2008. FKM UI.
Sabarguna, BS. 2005. Logistik Rumah Sakit dan Teknik Efisiensi Cetakan 1.
Yogyakarta: Konsorsium RSI Jateng – DIY.
Sabarguna, BS. 2009. Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit Jilid
2. Jakarta: Sagung Seto.
Seto, S., Nita. Yunita., Triana, Lily. 2004. Manajemen Farmasi. Surabaya:
Airlangga University Press.
Siagian, Y.M. 2005. Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis.
Jakarta: Grasindo
Subagya M S. 1995. Manajemen Logistik : Cetakan Keempat. Jakarta : PT
Gunung Agung.
Wati, Wirdah. dkk. 2012. Jurnal ISSN 2339-2529 Prosiding Seminar Nasional
Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013 Tentang :
Evaluasi Pengelolaan Obat dan Starategi Perbaikan Dengan Metode
Hanlon di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun
Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2012. diakses dari
http://semnasffua.com/ pada 21 Mei 2014
Winardi. J, 1999. Pengantar Teori Sistem dan Pendekatan Sistem. Cetakan ke-4.
Bandung: Mandar Maju
Lampiran 1
Lembar Observasi
Instrumen Penelitian Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014
Bagian I
Komponen Input Penyimpanan
Ketersediaan SDM
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Terdapat Atasan Kepala Gudang Farmasi √
2. Terdapat Kepala Gudang √ Tanggung jawab
3. Terdapat Pengurus Barang √ gudang dipegang oleh
4. Terdapat Staf Pelaksana Gudang √ Apoteker RS Mulya
Lama
SDM Gudang Farmasi Umur Pendidikan Kerja
SMF
Petugas Gudang Farmasi 22 Tahun 4 Tahun
(Sekolah Menengah Farmasi)
Pelaksanaan
Kegiatan SDM Keterangan
Ya Tidak
Biasa petugas datang 10 atau 5
Petugas gudang farmasi datang tepat waktu √ menit sebelum jam kerjanya.
Petugas gudang farmasi memulai pekerjaannya
sesuai dengan jam yang sudah ditentukan yaitu jam √
09.00 WIB
Ada beberapa poin dalam SPO
penerimaan obat dan
Petugas gudang farmasi melaksanakan kegiatannya
√ penyusunan obat yang tidak
sesuai denga SPO yang berlaku
dilakukan sesuai dengan SPO
yang ada.
Ada beberapa tugas seperti
Petugas gudang farmasi tidak menunda penyusunan obat ke rak
√
pekerjaannya penyimpanan setelah diterima
yang terkadang ditunda-tunda.
Petugas gudang farmasi pulang tepat waktu yaitu Kecuali petugas melakukan
√
jam 18.00 WIB lembur kerja
2. Dokumen
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Buku Harian Penerimaan Obat √
2. Buku Harian Pengeluaran Obat √
3. Kartu Induk Persediaan Obat √
4. Kartu Stok Obat √
5. Surat Perintah Mengeluarkan Barang (SPMB) √
6. Surat Bukti Barang/obat Keluar √
7. Surat Kiriman Obat √
8. Daftar Isi Kemasan/Packing List √
9. Berita Acara Penerimaan Obat √
10. Dokumen Obat Kadaluarsa √
11. Dokumen hasil Stok Opnam Obat √
12. Dokumen Laporan Faktur Pembelian Obat √
3. Standar Operasional Prosedur
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Deskripsi Kerja Petugas Gudang √
2. Deskripsi Kerja Penanggung Jawab Gudang √
3. Prosedur Penerimaan Obat √
4. Prosedur Penyusunan dan penyimpanan Obat √
5. Prosedur Pengeluaran Obat √
6. Prosedur Permintaan Obat √
7. Prosedur Stock Opname Obat √
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Gudang penyimpanan obat terpisah dari ruang
pelayanan atau apotek RS √
2. Luas gudang cukup luas (minimal 3 x 4 m2) √ L = 3,49 x 2,47 m2
3. Terpisahkan antara fasilitas penyelenggaraan
manajemen dengan pelayanan langsung pada pasien √
4. Terpisahkan antara fasilitas penyelenggaraan
manajemen dengan tempat pembuangan limbah √
5. Terdapat ruang kantor petugas gudang √
6. Terdapat ruang penyimpanan obat yang terpisah
dengan alat kesehatan √
7. Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor √
8. Lantai dibuat dari segel/semen √
9. Dinding gudang dibuat licin √
10. Gudang memilki ventilasi √
11. Gudang memiliki jendela yang berteralis √
12. Jendela dilengkapi dengan gorden √
13. Penerangan gudang yang cukup √
14. Adanya pengaturan suhu ruangan √ Suhu : 16o C
15. Adanya pengaturan sinar/cahaya ruangan √
16. Adanya pengaturan kelembaban
17. Terdapat ruang/lemari terpisah untuk obat mudah
terbakar √
18. Terdapat ruang/lemari untuk obat berbahaya √
19. Terdapat ruang/lemari arsip dokumen √
20. Gudang mempunyai kunci pengaman √
21. Gudang dilengkapi dengan kunci ganda √
Peralatan Penyimpanan Obat
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
2 lemari kayu
1. Tersedia rak/lemari penyimpanan obat √ 2 lemari besi
Tersedia lemari khusus yang terkunci untuk
2.
penyimpanan Narkotik dan Psikotropik √
Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan
3. jenis obat tertentu yang memerlukan suhu √
dingin
Tersedia rak atau lemari khusus untuk obat
4.
rusak dan kadaluarsa √
Rak/lemari penyimpanan tidak langsung menempel
5.
dengan lantai √ Jarak dari lantai 10 cm
Rak/lemari penyimpanan tidak menempel pada dinding Jarak dengan dinding
6.
gudang √ 3,5 cm
Tersedia alat bantu pemindahan obat dalam
7.
Gudang √
8. Tersedia kartu stok obat untuk memberi keterangan di
rak/lemari penyimpanan √
9. Tersedia ketentuan dilarang masuk ke tempat
penyimpanan obat selain petugas √
10. Tersedia Pallet/papan alas untuk barang √
11. Jarak Pallet dengan lantai (min. 10 cm) √
12. Jarak Pallet dengan dinding (max. 30 cm) √
13. Tersedia pendingin ruangan/AC √
14. Tersedia keterangan untuk obat berbahaya √
15. Tersedia keterangan untuk obat yang mudah terbakar √
1.
Pengaturan Penyimpanan Obat
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
Obat disimpan dalam gudang/ruangan khusus untuk
1.
obat, tidak dicampur dengan peralatan lain. √
2. Obat diletakkan di atas rak/lemari penyimpanan √
3. Obat tidak diletakkan langsung dilantai √
4. Obat tidak diletakkan menempel pada dinding √
5. Obat di letakkan sesuai dengan metode FIFO √
6. Obat di letakkan sesuai dengan metode FEFO √
7. Penggolongan obat berdasarkan jenis √
8. Penggolongan obat berdasarkan sediaan √
9. Penggolongan obat berdasarkan abjad √
Penggolongan obat berdasarkan kelas terapi atau
10.
khasiat
√
Tablet, kapsul dan obat kering lainnya disimpan
11.
dalam wadah kedap udara di rak bagian atas. √
Obat dengan sediaan cair dan padat (tablet)
12.
diletakkan terpisah √
Obat cair, salep dan obat suntik disimpan di rak
13.
bagian tengah.
√
Obat yang rusak diletakkan di lemari terpisah
14.
dengan obat yang masih baik
√
Obat yang kadaluarsa diletakkan di lemari terpisah
15.
dengan obat yang masih baik √
Obat yang membutuhkan suhu dingin disimpan
16.
dalam kulkas. √
Obat-obatan narkotika dan psikotropika diletakkan
17.
di lemari terpisah √
Lemari obat-obatan narkotika dan psikotropika
18.
selalu dikunci √
Obat-obatan yang bentuknya besar dan berat tidak
19.
diletakkan ditempat yang tinggi √
Obat-obatan yang bentuknya kecil tidak diletakkan
20.
ditempat yang tersembunyi √
Diberikan pelabelan (nama obat) pada rak
21.
penyimpanan √
22. Tinggi tumpukkan barang max. 2,5 m √
Pengaturan Tata Letak Ruang Penyimpanan
Pelaksanaan Penyimpanan Obat
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Rak/Lemari disusun membetuk garis lurus √
2. Rak/Lemari disusun membetuk huruf U √
3. Terdapat banyak lorong di ruang penyimpanan √
Terdapat tumpukan barang disepanjang lorong ruang
4.
penyimpanan √
2. Pelaksanaan Penyimpanan
Pelaksanaan Penyimpanan Obat
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
Petugas menyusun obat dengan memperhatikan
1.
metode FIFO √
Petugas menyusun obat dengan memperhatikan
2.
metode FEFO √
Petugas melakukan pencatatan secara teratur terhadap
3.
obat yang masuk pada kartu stok barang √
Petugas melakukan pencatatan secara teratur
4.
terhadap obat yang keluar pada kartu stok √
Pengecekan terhadap mutu obat dilakukan secara
5.
periodik. √
Pencatatan terhadap mutu obat dilakukan secara
6.
periodik. √
7. Melakukan kegiatan pengelompokkan obat √
8. Pengaturan suhu udara di gudang penyimpanan √
9. Menjaga kebersihan gudang penyimpanan √
10. Pemeriksaan tanggal kadaluarsa obat √
3. Penerimaan Obat
Penerimaan Obat
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Pemeriksaan terhadap surat jalan obat √
2. Pemeriksaan terhadap faktur pembelian √
3. Pemeriksaan terhadap surat pemesanan √
4. Pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat √
5. Pemeriksaan terhadap kondisi obat √
6. Pembuatan laporan penerimaan obat √
7. Mencatat pada buku penerimaan obat harian √
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Pemeriksaan terhadap surat jalan obat √
2. Pemeriksaan terhadap faktur pembelian √
3. Pemeriksaan terhadap surat pemesanan √
Tanggal kadaluarsa tidak
4. Pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat √ diperiksa
5. Pemeriksaan terhadap kondisi obat √ Kondisi obat tidak diperiksa
Mencatat jumlah obat yang masuk pada kartu Tidak terdapat kartu stok
6.
stok √ obat
Pencatatan dilakukan pada
Mencatat jumlah obat yang masuk kartu induk
7.
persediaan obat
√ kartu induk persediaan obat
pada sistem komputer
8. Pembuatan laporan penerimaan obat √
Tidak dilakukan meskipun
9. Mencatat pada buku penerimaan obat harian √ tersedia buku penerimaan
obat
4. Pengeluaran Obat
Pengeluaran Obat
Hasil
No. Variabel Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Pemeriksaan terhadap surat permintaan √
2. Mencatat pada buku pengeluaran Obat √
3. Pemeriksaan terhadap jumlah obat √
4. Pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat √
5. Pencatatan pada kartu stok obat √
6. Pembuatan laporan pengeluaran obat √
Matriks Wawancara
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
Apakah posisi atau jabatan anda saat
1. Petugas Gudang Farmasi Kepala Insalasi Farmasi Keuangan dan Purchasing
ini?
2. Berapa usia anda saat ini? 22 Tahun 28 Tahun 45 Tahun
Sudah berapa lama anda bekerja di
3. 4 Tahun 4 Tahun 6 Tahun
bagian anda ini?
SMF Sarjana Farmasi (S.Far)
4. Apakah pendidikan terakhir anda? Sajana Ekonomi (S.E)
(Sekolah Menengah Farmasi) dan Apoteker
Kalo dari segi jumlah emang yang
sekarang masih kurang ya, kan
idealnya mereka 2 shift ya yang
digudang itu pagi sama sore.
Heemm.. masih setengah kacau,
Bagaimanakah menurut pendapat ibu
kalau aku sih maunya ditambah Karena harusnya 2 shift dijadiin
5. mengenai jumlah SDM gudang
gitu, ya satu aja sih kalau untuk satu shift ya jadi sebenernya jam
farmasi ?
saat ini mah kerjanya juga kurang idel ya dari
jam 9 sampai jam 6 tapikan kita
menyesuaikan sama kebutuhan
pelayanannya jadi dia dimasukan
dijam middle
Kalau aku agak susah ya kalo Ini yang masih masalah, karena
Bagaimana disiplin kerja SDM dalam
6. harus ngikutin jam kerja yang uda diakan juga masih kuliah ya itu
melaksanakan tugasnya?
ditetapin karena aku juga kan ngga sesuai sama jadwal yg
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
masih kuliah. Jadi sejauh ini jam ditetapkan
kerja aku fleksible gitu ..memang kebutuhannya dan
dibikinnya. memang belum ada personil yang
betul-betul bisa bekerja untuk tidak
double job jadi sekarang kita coba
ngertiin kalo terkadang ada
pekerjaan dia yang ngga selesai
tepat waktu
Emm… udah standart sih
Bagaimanakah kesesuaian antara ….udah cukup sih, aku ngga sebenernya karena dia lulusan
pengetahuan dan keterampilan yang terlalu sulit buat ngelakuin farmasi jadi pengetahuan sama
7.
dimiliki oleh SDM di gudang farmasi kerjaan aku karena udah lumayan keterampilannya lumayan tapi ya
dengan pekerjaannya ? ngerti harus gimana gitu tetep aja masih belajar sambil
berjalannya pekerjaan
Kalo yang sekarang, menurut aku
sih udah sesuai ya, emm kayak
sistem penyimpanan gitu kan ada
Bagaimana pendapat Ibu/Bapak Ya gimana ya sudah cukup bisa
FIFO sama FEFO, ya tapi kadang
mengenai sumber daya manusia pada ngejalanin tugas-tugasnya sih,
8. ada yang terlewat. Karna tergolong
pelaksana penyimpanan obat di tapi kadang keteteran gitu
slow moving jadi ngga dicek kalo
gudang farmasi ? akunya.
untuk yang fast moving dia udh
mulai pake sistem FIFO sama
FEFO.
Apakah pernah diadakan pelatihan
9. Belum pernah sih ya, Belum ada
tentang penyimpanan obat di RS ini ?
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
Iya harusnya sih iya, soalnya Ya saya sih maunya juga gitu ya,
belum pernah juga diadain diadakan pelatihan. …tentang
Jika belum, menurut Ibu/Bapak pelatihan kaya gitu. …kaya sistem penyimpanan itu yang paling
bagaimana jika diadakan pelatihan pelatihan tentang alur digudang dibutuhin bangetemm sama terus
10. mengenai penyimpanan obat dan gitu kali ya, harusnya gimana dan kalo digudang tuh pengecekan
materi apa yang diperlukan untuk seperti apa. Terus tentang job expired gitu ya sama cara
SDM yang ada saat ini ? deskripsinya tu juga yah kan kalo penyimpanan obat yang baik itu
aku yah sekarang masih simpang seperti apa. Kalo ada cara itu lebih
siur juga gitu kan bagus ya perlu untuk diterangin
Palingan terkendala itu tadi saat ini
pengurus gudang tugasnya tidak
Pertama karena jumlah
hanya mengurusi gudang dia masih
petugasnya cuma satu, jadi aku
juga mengurusi stok obat yang ada
harus handle semua tugas gudang
ditempat lain juga karena
Menurut Ibu/ Bapak masalah SDM apa sendiri ditambah harus ngerjain
seharusnya memang ada orang
11. yang paling sering terjadi dalam tugas farmasi lainnya. Kedua
yang khusus mengurusi gudang dan
kegiatan penyimpanan obat? karena waktunya aku ga bisa
fokus digudang serta mengatur
nungguin distributor dateng
gudang termasuk mengenai
sampe malem gitu karena jam
penyimpanan obat itu kan jadinya
kerja aku yang cuma sampe jam 6
dia ngga fokus ya sama
pekerjaannya.
Kalo itu sih aku ngga tau soalnya Ngga ada sih ya, kalo anggaran Anggaran sih ngga ya, kita
Bagaimanakah anggaran yang kan keuangan yang nyediain atau kan memang lebih banyakan ngga kasih itu anggaran rutin
12.
disediakan untuk penyimpanan obat ? ngga nya, paling kalo aku mah mengarah ke pengadaan obatnya tiap bulan atau pertahunnya
kalo butuh apa-apa gitu aku yah, nah paling kalo buat ya karena memang menurut
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
bilang aja ke Kepala Instalasi penyimpanan penganggarannya tu kami belum perlu itu buat
Farmasinya untuk kaya penyediaan fasilitas diberikan anggaran jadi tidak
sama tempat penyimpanan yang ada sejauh ini
layak aja sih. Kalo untuk anggaran
secara rutin tiap bulan nya gitu
kayanya sih ngga deh
Iya, itu udah ada tentang
Kalau prosedur kita sudah buat
penyimpanan obatnya harus
Bagaimanakah prosedur kerja untuk bukunya itu buku standar prosedur
gimana aja. Terima obat,
13. proses penyimpanan obat di gudang operasional ya ada bukunya juga
nyimpennya, pas keluarin sampe
farmasi RS Mulya ? sih ya, udah ada mulai penerimaan
stock opname juga ada sih. Ada
sama penyimpanannya gitu.
bukunya gitu.
Bagaimanakah pendokumentasian Kita sudah buat bukunya juga ko
14. Ada bukunya gitu ko SPO
prosedur tersebut? untuk prosedur semuanya
yang buat kan dokter Annisa
(Kepala Divisi Pelayanan) sama
Kalau yang buat memang saya ya
Bu Vera (Kepala Instalasi
standar operasional prosedurnya,
Siapa sajakah yang menetapkan Farmasi) yah tapi mereka juga
15. tetapi kan atas persetujuan dan
prosedur kerja tersebut ? nanya juga ke aku gimana
setelah diperiksa sama direktur dan
pelaksanaannya gitu jadi di
kadiv pelayanan itu dokter Annisa
sesuaiin biar aku gamapang juga
kali ya
Bagaimana sosialisasi prosedur ….sosialisasi prosedur kita ada
Udah dikasih tau juga kok ke kita
16. penyimpanan obat kepada SDM rapat setiap bulannya nah disitu kita
seperti apa
terkait? sosialisasiin ke semua petugas
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
farmasi termasuk petugas gudang
Kalau sejauh ini dan setau saya sih
ya sudah sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan itu yah
Menurut Ibu/Bapak bagaimana pelaksanaan penyimpanannya tapi
Udah mulai aku lakuin sih yang
17. pelaksanaan prosedur penyimpanan kendalanya itu karena dianya
aku inget hahaha
obat tersebut? (petugas gudang) hanya sendiri jadi
kadang ada aja yang ga dilakuin
sesuai SPO karena dia juga ribet ya
harus handle kerjaan sendiri
Ada buku permintaan dan Buku pengeluaran atau defcta
pengeluaran, laporan mutasi, biasanya sebutnya, buku
Dokumen apa saja yang tersedia yang
18. laporan penerimaan, laporan penerimaan harian, kartu induk
berkaitan dengan penyimpanan obat?
stock opname, kartu induk persediaan, surat keluar obat atau
persediaan mutasi, lapran stock opname
ya belum cukup ya menurut aku
udah cukup sih yang ini aja, kalo tetep perlu kartu stock lah karena
Bagaimana kecukupan dokumen
19. lebih dari ini aku bisa lebih biar bisa lebih ketahuan berapa
tersebut menurut anda?
keteteran yah mungkin hahaha yang masuk sama yang keluar
setiap harinya
Sarana penyimpanan paling sarananya juga paling ya cuma
Sarana dan prasarana apa saja yang hanya ada gudang farmasi, tapi ya gudang yang minimalis ini aja haha
20. tersedia untuk pelaksanaan belum ada ruangan petugas
penyimpanan obat ? gudangnya semuanya masih ..terdiri dari lemari sama kulkas
menyatu. …udah ada AC nya yang hanya segitu yah tapi kita ada
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
juga dilengkapi sama kunci. Tapi pallet ya kan itu harus punya buat
buat jendela emang kita ngga dilantai
pernah buka dan ga bisa dibuka
juga yah
Aku sih palingan nyatetnya cuma Diinput gitu di sistem nomer faktur,
nama obat jumlah sama harganya tanggal faktur, item obatnya, sama
aja di komputer udah nanti abis nominalnya.
itu ak print terus dikasih ke bu
vera. Nanti kalo dokumen ini dikasih ke
aku sama ke bagian keuangan
karena nanti dibuat laporan faktur.
dokumen pembelian itu biasanya oh kalo itu sih tiap hari ya dilaporin
sih aku inputnya dari sistem gitu ke aku yang dari sistem ini bisa
udah ada sistemnya nanti aku kamu liat, jadi petugas gudang
tinggal input nama obatnya, bikin print out data obat masuk itu
tanggal, distributor, jumlah sama dulu kan uda ada tu di komputernya
Bagaimana pembuatan laporan
27. harga obat. nanti tinggal print. tinggal input aja pertabel kaya
pembelian?
Dari hasil print tersebut kemudian nama obat, harganya berapa banyak
disatukan dengan faktur dibelinya sama harga keseluruhan
pembelian dan itu disatuin gitu itu itu di input terus di print nanti sama
nanti dilaporin ke kepala instalasi faktur fakturnya dikasih ke saya
farmasi tiap hari
Apa sajakah hambatan selama proses Hambatannya ya paling sih kalo
28. sejauh ini sih setau aku ngga ada ya
penerimaan obat ? akunya ngga ada, suka bingung
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
siapa yang harus nerima
barangnya, aku kan maunya jelas
misalnya aku ngga ada siapa gitu
yang nerima jadi kalo ada apa-apa
gampang aku nyari taunya.”
Siapakah petugas yang
bertanggungjawab mengatur tata ruang semua aku (petugas gudang) yang penyusunannya oleh petugas
29.
dan menyusun stok obat di gudang lakuin gudang farmasi ya
farmasi RS Mulya setiap harinya ?
kaya yang biasanya aja palingan
FIFO sama FEFO aja sih.
penyusunannya oleh petugas
…terus yang tablet ya ditaruh
gudang farmasi ya. ….sistem
dilemari yang itu bareng sama
penyusunannya kita pake FIFO
tablet yang lain, ya bareng sama
sama FEFO, untuk FIFO yang
Bagaimana sistem penyusunan obat injeksi juga sih hahaha terus yang
masuk duluan dikeluarin duluan,
30. yang dilakukan di gudang farmasi RS sirup di lemari itu khusus sirup
kalo FEFO diliatnya dari yang
Mulya? sama infusan deh. Kalo yang kaya
expired
salep, obat mata gitu-gitu aku
taruhnya didepan sini aja.
untuk ruangan ya kita terima gitu
aja ga ada pengaturan apa-apa
Ruangan sih gini aja ya, emang
harus gimana? Haha
oh iya ya emang ada ya aku lupa kita juga sebenernya udah ada kartu
Bagaimana dengan penggunaan kartu
31. haha. Yaa ngga keburu lah stok obat buat gudang ya tapi ngga
stock pada saat penataan obat?
akunya kalo disuruh ngisi kartu berjalan karena memang
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
stok gitu juga ini aja uda numpuk petugasnya juga tidak terbiasa
untuk mengisi kartu stok seperti itu
narkotik sama psikotropik yang jadi yang sejauh ini berjalan hanya
ada kartu stocknya jadi habis kartu stok narkotika dan
masuk obatnya aku catet berapa psikotropika saja
yang masuk, tanggal masuk sama
nama distributornya di kartu stock …kalau untuk psikotropika dan
narkotika sudah mulai dibiasakan
untuk ditulis dikartu stock karena
kita banyak kecolongan dan
memang karena tidak terlalu
banyak jenisnya dan lemarinya
terpisah jadi lebih mudah
Karena pengorderannya setiap hari
Masalahnya lemarinya juga cuma dan ordernya juga sedikit2,
Bagaimana hambatan yang terjadi
segitu aja jadinya ya susah kalo hambatannya itu, barang baru
32. selama proses penyusunan obat di
mau disusun dipisahin gitu. Ya disusun sudah harus dikeluarkan
gudang farmasi RS Mulya ?
jadi aku susun semuatnya aja deh lagi atau bahkan barang yang belum
disusun sudah harus keluar lagi.”
Pengeluaran juga tugas aku
(petugas gudang farmasi) tapi
Siapa yang bertugas melakukan yang keluarin tetep petugas gudang
abis ada permintaan dari unit
33. pengeluaran obat dari gudang farmasi karena semua harus melalui
biasanya permintaan pake surat
RS Mulya? pendataan petugas gudang
permintaan gitu atau di buku
defecta
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
Mutasi itu paling sih pertamanya
Pengeluaran obat itu memang
tuh semua unit termasuk apotik
seharusnya melalui gudang ya
bikin permintaan ke aku. Kalo
karena memang kita menggunakan
dari unit palingan tu mintanya
sistem satu pintu, maupun itu obat
pake surat permintaan unit tapi
langsung kepasien, pengeluarannya
kalo dari apotik karena banyak
juga harus melalui gudang, terus
kan pasti permintaannya makanya
baru itu dimutasi kesini atau ke unit
Bagaimana alur distribusi/pengeluaran pake buku defecta namanya. Nah
lain. Jadi digudang ada pencatatan
34. obat dari gudang obat sampai ke unit- nanti permintaan mereka tu ak liat
barang masuk. Meskipun pada saat
unit lain di RS Mulya ? apa aja, terus aku bikin dulu
itu orang gudangnya tidak ada, kalo
daftarnya buat laporan juga sih
ada barang masuk dan keluar harus
semacam print out gitu print out
tetap melalui gudang terlebih
mutasi abis itu baru deh siapin
dahulu jadi nanti rita (petugas
barangnya terus dikasih ke apotik
gudang) mencatatnya setelah
atau ke unit itu. Eh mereka sih
barang datang atau keluar itu tadi
yang aku suruh ambil soalnya
atau kepending pencatatannya
agak ribet kalo aku yang ngater
Hambatannya tu kalo waktu aku
libur atau aku udah pulang kan
suka tuh ya ada permintaan obat. Hambatan sih sepertinya ada di
Bagaimana hambatan yang terjadi saat karena ada kunci ganda yang pencatatan pengeluaran ya jadi suka
35.
proses pengeluaran obat? ditinggal di apotik jadi petugas pengaruh ke jumlah stok gitu aja
apotik suka ada yang ambil obat sih
langsung ke gudang tanpa laporan
ke aku dan tanpa mencatat
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
apapun jadi aku bingung pas
pendataannya suka ada yang lebih
atau kurang gitu
defecta mungkin di buku defecta
juga tercantum tu obat yang
dikeluarin sama aku apa aja tapi
ada juga permintaan unitnya
gimana dan biasa kita minta …buku itu kita bilangnya defecta
lampirin surat permintaan dari jadi emang sih seharusnya ada itu
situ juga kan buat data obat buku pengeluaran lagi tapi sama aja
Bagaimana proses pencatatan buku keluarnya jadi gampang input kaya buku defecta isinya. Disitu
pengeluaran obat dan pelaporan dalam dikomputer. .nanti inputnya liat nanti ada nama obat, jumlah yang
36.
pelaksanaan distribusi/pengeluaran ditabel jumlah keluar. diminta, jumlah yang dikeluarkan
obat? sama orang gudang sama ada nama
Kadang obat yang dikeluarin unit yang dituju. Buku itu setiap
ngga sesuai sama yang diminta. hari diisi sama yang minta dan
Bisa lebih banyak atau malah sama petugas gudangnya
kurang, liat persediaannya dulu
kan harus diimbangin. Tapi tetep
ditulis berapa yang dikeluarin
kalo ngga sama.
Bagaimana proses pencatatan surat surat bukti barang keluar biasanya Kita nyebutnya mutasi, jadi itu
bukti pengeluaran obat dan pelaporan isinya nama obat, jumlah yang tinggal print aja dari sistem
37.
dalam pelaksanaan dikeluarin sama harga. Itu kan komputer enak tinggal input
distribusi/pengeluaran obat? uda ada sistemnya jadi aku datanya aja. Data obat nya, yang
Jawaban
No. Pertanyaan
Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
tinggal input terus diprint rangkap mau dikeluarin nanti harga muncul
2. Satu buat aku satu buat unit, otomatis itu diprint buat laporan
namanya mutasi. Diperiksanya ke aku sama arsip unit
harian kalo mutasi gitu sama
Kepala Instalasi Farmasi
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM gudang farmasi :
- 1 orang petugas gudang
- 1 orang penanggung jawab
Berdasarkan SOP Instalasi Farmasi
1 orang petugas gudang gudang yang merangkap
Hanya terdapat 1 orang disebutkan bahwa petugas gudang
yang mengurusi semua sebagai Kepala Instalasi
petugas gudang farmasi farmasi terdiri dari 1 orang petugas
kegiatan penyimpanan Farmasi
a. Jumlah SDM dan seorang apoteker gudang yang harus bertanggung jawab
dan ini dirasa informan
yang bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi sebagai
masih kurang cukup dan Jumlah ini dirasa masih
terhadap gudang farmasi pemegang tanggung jawab gudang
kurang ideal. kurang cukup ideal untuk
farmasi
melaksanakan seluruh
kegiatan penyimpanandi
gudang farmasi RS Mulya.
- Biasa petugas datang - Petugasgudang Dilihat dari jam kedatangan
10 atau 5 menit merasa tidak sanggup petugas, petugas gudang sudah
sebelum jam jika harus bekerja datang selalu tepat waktu,
kerjanya. mengikuti jam yang namun jam kerja petugas tidak
Berdasarkan SOP Instalasi Farmasi
- Ada beberapa poin ditetapkan pihak bisa mengikuti aturan yang
Bagian Pelaksana Tugas Gudang Farmasi
dalam SOP manajemen RS karena sudah ditetapkan pihak
petugas gudang masih RS Mulya disebutkan bahwa:
penerimaan obat dan manajemen RS Mulya.
b. Kedisiplinan SDM melanjutkan - Petugas gudang farmasi bekerja
penyusunan obat
pendidikannya, mulai dari pukul 09.00-18.00
yang tidak dilakukan Deskripsi kerja petugas
sesuai dengan SOP sehingga jadwal kerja - Petugas gudang harus bekerja sesuai
dengan SOP yang berlaku hingga saat ini masih simpang
yang ada. disesuaikan dengan siur dan petugas sering
- Ada beberapa tugas jadwal petugas. mendapat tugas tambahan
seperti penyusunan - Terkadang petugas diluar tugas
obat ke rak lupa poin dalam SOP yang tertera dalam deskripsi
kerjanya sehingga petugas
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
penyimpanan setelah yang sudah ditetapkan sering menunda pekerjaannya
diterima yang sehingga petugas tidak untuk mengerjakan tugas lain
terkadang ditunda- melaksanakan poin yang diberikan padanya.
tunda dalam SOP tersebut.
- Banyaknya pekerjaan
yang tertunda
diakibatkan deskripsi
kerja yang simpang
siur dan banyaknya
tugas yang harus di
handle oleh petugas.
- Pendidikan terakhir
petugas gudang adalah
SMF (Sekolah
Menengah Farmasi)
- Petugas tidak merasa
kesulitan dalam Petugas gudang farmasi sudah
melaksanakan tugas memiliki keterampilan dan
c. Kesesuaian - Petugas tidak yang diberikan pengetahuan yang cukup
Keterampilan dan mengalami kesulitan padanya berkaitan dengan kegiatan
-
Pengetahuan SDM dalam melaksanakan - Keterampilan dan penyimpanan obat, meskipun
terkait pekerjaannya tugasnya. pengetahuan petugas masih membutuhkan pelatihan
masih dinilai standar terkait cara penyimpanan obat
sehingga masih yang baik.
dibutuhkan pelatihan
tentang cara
penyimpanan obat
yang baik bagi
petugas.
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
Tidak ada anggaran khusus
Tidak tersedia anggaran Tidak terdapat dokumen berkaitan yang disediakan pihak
2. Anggaran Tidak dapat diobservasi
untuk penyimpanan obat dengan anggaran penyimpanan obat manajemen RS Mulya untuk
penyimpanan obat.
Dokumen SOP sudah
tersedia dan disimpan di
unit Instalasi Farmasi
RS Mulya, SOP
penyimpanan menyatu
dengan SOP Pelayanan SOP sudah dibuat dan
SOP yang berkaitan dengan penyimpanan
Instalasi Farmasi. disosialisasikan kepada
di gudang farmasi berdasarkan Surat
Namun, belum petugas gudang farmasi
Keputusan Direktur RS Mulya tentang
sepenuhnya dan seluruh petugas di Sudah terdapat SOP yang
Pelayanan Instalasi Farmasi
dilaksanakan oleh unit instalasi farmasi saat berkaitan dengan
No.083/SK/DIR/RSM/YANMED/II/2012
petugas gudang farmasi. rapat bulanan. penyimpanan obat di gudang
3. Prosedur terdiri dari :
SOP terdiri dari : Pembuatan SOP farmasi namun belum
- SOP tugas petugas gudang farmasi
- SOP tugas petugas berkaitan dengan sepenuhnya dilaksanakan oleh
- SOP Penerimaan Obat
gudang farmasi penyimpanan gudang petugas gudang farmasi.
- SOP Pengaturan Penyusunan Obat
- SOP Penerimaan sudah disesuaikan
Obat - SOP Pengeluaran Obat
dengan keadaan
- SOP Pengaturan - SOP Stock Opname Obat
digudang farmasi.
Penyusunan Obat
- SOP Pengeluaran
Obat
- SOP Stock Opname
Obat
Dokumen penyimpanan Dokumen yang tersedia - Buku Harian Penerimaan Obat
Dokumen yang tersedia masih
yang tersedia di gudang terdiri dari : Berisi: nomor faktur, nama
ada yang belum diisi secara
4. Dokumen farmasi terdiri dari : - Buku Harian distributor, hari/tanggal barang
rutin oleh petugas gudang
- Buku Harian Penerimaan Obat diterima dan total pembelian.
- Buku Harian farmasi RS Mulya.
Penerimaan Obat - Buku Harian Pengeluaran Obat/
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
- Buku Harian Pengeluaran Obat/ Buku Defecta, berisi :
Pengeluaran Obat/ Buku Defecta Nomor, nama obat yang diminta oleh
Buku Defecta - Kartu Induk unit, jumlah yang tersisa di unit,
- Kartu Induk Persediaan jumlah yang diminta dan ttd petugas
Persediaan - Kartu Stock Obat yang meminta serta petugas gudang.
- Kartu Stock Obat - Surat Bukti Barang - Kartu Induk Persediaan
- Surat Bukti Barang Keluar Berisi : nama obat, distributor dan
Keluar - Dokumen Hasil jumlah persediaan obat di gudang
- Dokumen Hasil Stock Opname - Kartu Stock Obat
Stock Opname Berisi : tanggal keluar obat, tanggal
Semua dokumen masuk obat, jumlah obat masuk,
Namun untuk buku penyimpan yang tersedia jumlah obat keluar.
harian penerimaan dan sudah mencukupi untuk - Surat Bukti Barang Keluar
kartu stok obat kegiatan penyimpanan, Berisi : unit yang dituju, tanggal obat
seringkali tidak diisi namun masih tetap keluar, nama petugas, nama obat,
oleh petugas. membutuhkan kartu stok jumlah obat yang dikeluarkan, harga
untuk melengkapi obat dan total harga obat yang keluar.
pencatatan. - Dokumen Hasil Stock Opname
Berisi : tanggal stock opname, jumlah
obat kadaluarsa/rusak, jumlah dan
nama obat yang tidak sesuai
jumlahnya serta tanda tangan kepala
instalasi farmasi
Sarana dan prasana yang Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana
terdapat digudang penyimpanan masih penyimpanan masih kurang
farmasi masih belum dinilai informan kurang memadai dan kurang sesuai
cukup dan belum sesuai cukup, dengan sarana dan dengan pedoman
5. Sarana dan Prasarana dengan pedoman prasarana penyimpanan - penyimpanan obat yang dibuat
penyimpanan obat yang yang ada sekarang oleh Dirjend Bina Farmasi dan
dibuat oleh Dirjend Bina petugas masih merasa Alat Kesehatan tahun 2010.
Farmasi dan Alat kesulitan dalam Keterbatasan ini menghambat
Kesehatan tahun 2010. melakukan penyimpanan kegiatan penyimpanan di
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
obat di gudang farmasi. gudang farmasi.
Pada kegiatan peneriaan
obat petugas hanya Kegiatan penerimaan
memeriksa kesesuaian yang dilakukan terdiri
Penerimaan obat yang
jumlah obat yang dari :
dilakukan di gudang farmasi
datang, pada faktur dan - Pemeriksaan
belum sesuai dengan SOP
jumlah obat yang kesesuaian jumlah
yang ditetapkan RS Mulya,
dipesan saja petugas barang yang datang
Tidak ada pengisian terhadap buku harian petugas tidak melakukan
tidak melakukan dengan faktur
penerimaan obat. pemeriksaan terhadap tanggal
6. Penerimaan Obat pemeriksaan terhadap - Pemeriksaan
Hanya melakukan input pada sistem kartu kadaluarsa dan keadaan obat
tanggal kadaluarsa dan kesesuaian jumlah
induk persediaan obat. yang baru datang. Seharusnya
keadaan obat yang baru barang yang datang
petugas juga melakukan
datang. Seharusnya dengan surat
pencatatan pada buku
petugas juga melakukan pemesanan
penerimaan obat namun
pencatatan pada buku - Kemudian diinput ke
petugas tidak melakukannya.
penerimaan obat namun sistem kartu stok
petugas tidak induk
melakukannya.
Kegiatan penyusunan
obat yang dilakukan di
Obat-obatan belum
gudang farmasi belum
disusun berdaskan abjad
memperhatikan urutan
ataupun jenis
abjad obat dan belum
dikarenakan jumlah Penyusunan obat belum sesuai
memperhatikan jenis.
lemari obat yang belum dengan sistem yang dibuat
Penyusunannya hanya
7. Penyusunan Obat mencukupi. Selain itu - oleh pedoman dirjend Bina
dipisahkan berdasarkan
dikarenakan petugas Kefarmasian dan Alat
sediaan obat (sirup,
tidak memiliki banyak Kesehatan tahun 2010.
tablet dan injeksi)
waktu untuk melakukan
namun peletakknya
penyusunan obat di
masih belum terpisah.
lemari.
Obat yang diletakkan di
lantai belum
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
menggunakan pallet.
Lemarinya disusun
membentuk satu garis
lurus tanpa sekat dan
berlorong.
Pengeluaran obat
dilakukan oleh petugas
Kegiatan pengeluaran gudang farmasi atas
obat yang dilakukan permintaan dari unit yang Meskipun kegiatan
oleh petugas gudang membutuhkan dengan pengeluaran obat yang
yaitu pemeriksaan menggunakan sistem 1 dilakukan di gudang farmasi
jumlah obat yang pintu. kegiatan Dokumen pengeluaran terdiri dari buku menggunakan sistem 1 pintu
diminta pada buku pengeluaran terdiri dari : harian pengeluaran obat dan surat dan pencatatannya dilakukan
defecta/pengeluaran, yaitu pemeriksaan jumlah pengeluaran obat yang biasa disebut secara ruti, namun terkadang
8. Pengeluaran Obat
memeriksa jumlah stok obat yang diminta pada mutasi obat. kedua dokumen ini selalu masih ada pencatatan yang
obat di gudang, buku defecta/ diisi secara rutin setiap kali obat salah terutama pada obat-
menyiapkan obat yang pengeluaran, memeriksa dikeluarkan. obatan yang dibeli secara cito
diminta, menghubungi jumlah stok obat di sehingga menyebabkan
petugas gudang dan gudang, menyiapkan obat terkadang jumlah obat tidak
mencetak surat yang diminta, sesuai.
pengeluaran obat. menghubungi petugas
gudang dan mencetak
surat pengeluaran obat.
Kegiatan stock opname Merupakan audit Berdasarkan SOP stock opname gudang
merupakan kegiatan terhadap kesesuaian seharusnya dilakukan setiap 2 bulan
Pelaksanaan stock opname
pemeriksaan kesesuaian jumlah obat di gudang. sekali tanpa harus menunggu perintah
belum sesuai dengan SOP
jumlah obat dengan dilakukan setiap 3 bulan dari Direktur RS. Kegiatannya terdiri
yang sudah ditetapkan dan
9. Stock Opname Obat pencatatan yang ada. sekali atau berdasarkan dari:
pembuatan laporan stock
Dilakukan oleh bagian keputusan direktur RS. - Menyamakan jumlah stok di
opname pun terkadang
keuangan RS. Kegiatannya terdiri dari : gudang dengan data
terlambat.
Kegiatannya terdiri dari: - Mengecek dan mencatat obat
- Mencetak data - Mencetak data rusak/kadaluarsa
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
jumlah obat dari jumlah obat dari
kartu persediaan kartu persediaan
induk induk
- Menyamakan - Menyamakan jumlah
jumlah stok di stok di gudang
gudang dengan data dengan data yang
yang dicetak dicetak
- Mengecek dan - Mengecek dan
mencatat obat mencatat obat
rusak/kadaluarsa rusak/kadaluarsa
- Memberikan hasil - Membuat laporan
tersebut ke kepala stok opname.
instalasi farmasi
untuk selanjutnya
dibuat laporan.
Pelaporan dokumen
yang berkaitan dengan
Pelaporan-pelaporan Pelaporan dokumen yang
penyimpanan dilakukan
tersebut dilakukan secara berkaitan dengan
secara berkala meskipun
Pelaporan Dokumen berkala dan selalu penyimpanan dilakukan secara
10. pada pelaksanaanya -
Obat dilakukan secara rutin berkala dan pada
masih belum tepat waktu
oleh petugas gudang pelaksanaanya masih belum
(dapat dilihat pada
farmasi. dilakukan secara tepat waktu.
lampiran tabel
observasi)
Jumlah obat kadaluarsa Terdapat obat yang
yang ditemukan di kadaluarsa dan rusak di Jumlah obat kadaluarsa dan
gudang farmasi selama gudang farmasi namun Belum ada data obat kadaluarsa dan rusak adalah sebanyak 25 jenis
bulan Mei 2014 adalah untuk jumlahnya tidak rusak untuk periode bulan Mei 2014. obat dari 1032 obat yang
11. Obat Kadaluarsa/Rusak
23 jenis dan 2 jenis obat diketahui karena belum Total obat di gudang farmasi berdasarkan terdapat digudang farmasi RS
yang dalam keadaan ada stock opname formularium obat adalah 1032 jenis obat. Mulya dan besarnya kerugian
rusak. Sementara itu gudang farmasi di bulan mencapai 5.651.633 rupiah.
total jenis obat ini. obat kadaluarsa
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
seluruhnya yang menurut informan terjadi
terdapat di gudang karena tidak pernah
farmasi adalah 1032 dilakukan pemeriksaan
jenis obat. oleh petugas gudang
secara berkala sehingga
jika ada obat kadaluarsa/
rusak baru dapat
diketahui saat stok
opname obat.
Tidak pernah ada
pemeriksaan terhadap
Jumlah obat death stock yang
Jumlah obat death stock obat death stock dan
ditemukan di gudang farmasi
yang ditemukan di tidak pernah ada
selama bulan Mei 2014 adalah
gudang farmasi selama penyelidikan terhadap Dari resep yang dikeluarkan selama 3
14 jenis obat atau sebesar
bulan Mei 2014 adalah obat death stock. Namun bulan terakhir diketahui sebanyak 14
1,36%. Hal ini dikarenakan
12. Obat Death Stock 14 jenis obat. Sementara biasanya death stok jenis obat tidak mengalami transaksi.
dokter/unit menghentikan
itu total jenis obat terjadi karena dokter/unit Total obat di gudang farmasi berdasarkan
pemakaian obat tersebut dan
seluruhnya yang terdapat menghentikan pemakaian formularium obat adalah 1032 jenis obat.
menggantinya dengan obat
di gudang farmasi obat tersebut dan
jenis lain atau karena trend
adalah 1032 jenis obat. menggantinya dengan
penyakit
obat jenis lain atau
karena trend penyakit.
Jumlah obat fast moving Pemeriksaan kesesuaian Jumlah obat fast moving yang
yang tidak sesuai jumlah hanya dilakukan Berdasarkan hasil telaah pada surat tidak sesuai pencatatan dengan
pencatatan dengan saat stok opname. pemesanan obat instalasi farmasi terdapat jumlahnya di gudang farmasi
jumlahnya adalah 12 Menurut informan 52 jenis obat yang sering dipesan dan adalah sebanyak 12 jenis obat
Kesesuaian Jumlah
jenis obat. Sementara itu biasanya ketidak sesuaian masuk dalam kategori obat fast moving. atau nilai ketidaksesuaiannya
13. Stok Obat (Catatan dan
total jenis obat fast ini terjadi karena petugas Dari hasil telaah dokumen kartu stock sebesar 23,1%. Hal ini
Fisik)
moving seluruhnya yang gudang lupa melakukan induk diketahui terdapat 12 jenis obat dikarenakan terkadang karena
terdapat di gudang pencatatan saat obat yang tidak sesuai jumlahnya antara petugas gudang lupa
farmasi adalah 52 jenis keluar atau ada obat pencatatan dengan stock fisik di gudang. melakukan pencatatan saat
obat. sampel yang masuk obat keluar atau ada obat
Sumber Data
No. Data Hasil
Observasi Wawancara Telaah Dokumen
kedalam pencatatan dan sampel yang masuk kedalam
karena tidak pencatatan dan karena tidak
diberlakukannya sistem diberlakukannya sistem kartu
kartu stock obat. stock obat.
Belum menerapkan Pengeluaran obat
sistem FIFO/FEFO saat dilakukan berdasarkan
melakukaan pengeluaran urutan obatnya saja yang
Belum menggunakan sistem
obat. petugas hanya paling depan keluarin
FIFO/FEFO hal ini
mengambil obat yang duluan atau sesukanya
Sistem Pengeluaran dikarenakan petugas
14. berdasarkan urutan yang saja. Hal ini dilakukan -
FIFO/FEFO menganggap tanggal
paling depan. Sementara karena menurut informan
kadaluuarsa obat semuanya
itu, penyusunan obat di tanggal kadaluarsa obat
sama saja.
lemari penyimpanan sama saja karena tanggal
juga belum berdasarkan pemesanannya tidak
sistem FIFO/FEFO berbeda jauh.
Lampiran 5
Tanggal
No. Nama Obat Jumlah Harga Beli Total
Expired
1 Lanmer Meropenem Juni 2013 2 box Rp 506,000 Rp 1,012,000
Injeksi 1 gr
2 Ceftizoxime Injeksi Februari 2013 2 box Rp 275,000 Rp 550,000
3 Danocrine 200 mg Maret 2013 100 Caps Rp 11,447 Rp 1,144,700
4 Cholespar 20 mg tab Maret 2013 1 box Rp 632,500 Rp 632,500
5 Thrumbo Aspilets April 2013 1 box Rp 86,625 Rp 86,625
6 Ceteron 4 Injeksi Februari 2013 1 box Rp 121,733 Rp 121,733
7 Dumin 250 mg/4ml Juli 2013 1 tube Rp 18,700 Rp 18,700
8 Mikaject 500 Injeksi Mei 2013 1 vial Rp 178,750 Rp 178,750
9 Adona (AC-17) Injeksi Juli 2013 1 vial Rp 26,732 Rp 26,732
10 Catapres 150 mcg/ml Juli 2013 1 vial Rp 48,146 Rp 48,146
11 Fargoxin Digoxin September 2013 1 vial Rp 41,100 Rp 41,100
12 Morfina Injeksi September 2013 1 vial Rp 10,498 Rp 10,498
13 Epinehrine Injeksi Januari 2013 9 vial Rp 3,022 Rp 27,198
14 Herbesser Powder Januari 2013 1 vial Rp 297,000 Rp 297,000
Injeksi
15 Kalmetasone Juni 2013 1 vial Rp 5,830 Rp 5,830
16 Pectocil Februari 2014 1 Stripe Rp 32,083 Rp 32,083
17 Ewmoa Mei 2014 10 Caps Rp 39,800 Rp 398,000
18 Medi-Klin TR Sacet Maret 2014 1 box Rp 38,700 Rp 38,700
19 Buscotica Injeksi Juli 2013 1 box Rp 165,000 Rp 165,000
20 Vomerin Domperidon Juli 2013 2 box Rp 132,000 Rp 264,000
21 Novosta 20 Januari 2014 1 box Rp 316,250 Rp 316,250
22 Prenamia Juni 2013 1 box Rp 112,063 Rp 112,063
22 Ostelox 7,5 Tablet April 2014 1 box Rp 124,025 Rp 124,025
Total Rp 5,651,633
Daftar Jumlah Obat Fast Moving dan Kesesuaian Jumlahnya di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya (Mei 2014)
12
x 100 % = 23,1 %
52
Daftar Obat Death Stock di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya (Mei 2014)
Jumlah
No Nama Obat
Stock
1 Meropenom Injeksi 4 Vial
2 Fluconazole 6 Dus
3 Cabiven 6 Vial
4 Manitol Infus 20 Botol
5 Albuman Infus 100 Botol
6 Triofusin 5 Vial
7 Kidmin 7,2 Infus 3 Vial
8 Nimotop Infus 1 Vial
9 Pan-Amin Infus 6 Vial
10 Becomzer Capsule 3 Box
11 Nutrimama 1 2 Box
12 Nutrimama 2 3 Box
13 Nutrimama 3 2 Box
14 Vitamin A 6000 SI 2 Botol
Ruang Gudang Farmasi RS Mulya Pintu Ruang Gudang Farmasi Rak Penyimpanan Obat Gudang
Meja Kerja Petugas Gudang Farmasi Ventilasi/Jendela Ruang Gudang Pengatur Suhu Ruangan
Lemari Penyimpanan Obat & Kondisi Pendingin Ruangan Gudang Dokumen Penyimpanan Obat
Dokumen
Kartu Stok Obat Gudang Farmasi Laporan Stok Opname Buku Harian Penerimaan Obat
Surat Obat Keluar/ Mutasi Obat Kartu Stok Induk Gudang Farmasi
Obat Rusak/Kadaluarsa
Buku Pengeluaran Obat