DEPARTEMEN KMB
Di susun oleh:
MARIA DOMITILA ROSTI
A. Pengertian
B. Klasifikasi
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi
atas :
Gagal jantung kanan,dan gagal jantung kongestif. Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu
d’effort, fatigue, ortopnea, dispnea non turnal paroksismal, batuk, pembesaran jantung, irama
derap, ventricular heaving, bunyi derap S3 dan S4, pernapasan Cheyne stokes, takikardi,
pulsusu alternans, ronkhi dan kongesti Vena pulmonalis.
Terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan. New york heart association
(NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :
C. Etiologi
D. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantung akibat penyakit
jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan Ventrikel yang efektif.
Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup,dan meningkatkan
volume residu ventrikel. sebagai respon terhadap gagal jantung,ada tiga mekanisme primer
yang dapat di lihat:
Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa:
Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardium atau
bertambahnya tebal dinding.) Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel- sel
miokardium: tergantung dari jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung,
sarkomer dapat bertambah seCara parallel atau serial. Respon miokardium terhadap beban
Volume, seperti pada regurgitasi aorta, ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya tebal
dinding.
E. Manifestasi Klinis
Dampak dari Cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem Vena atau sisitem pulmonal
antara lain :
Lelah
Angina
Lemas
Oliguri. Penurunan aktifitas G3
Kulit dingin dan pucat
Tanda dan gejala yang disebakan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri, antara lain:
Dyppnea
Batuk
Orthopea
Reles paru
Hasil X-ray memperlihatkan kongesti paru
Edema perifer
Distensi !ena leher
Hari membesar
F. Komplikasi
syok kardiogenik
Episode tromboemboli
Efusi dan tamporiade periKardium
G. Pencegahan
Pencegahan gagal jantung, harus selalu menjadi hal yang diutamakan, terutama pada
kelompok dengan risiko tinggi.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari dekompensasi kordis pada dasarnya diberikan hanya untuk menunggu
saat terbaik untuk melakukan tindakan bedah pada penderita yang potentially curable. Dasar
pengobatan dekompensasi kordis dapat dibagi menjadi:
1. Non medikamentosa.
Dalam pengobatan non medikamentosa yang ditekankan adalah istirahat, dimana kerja
jantung dalam keadaan dekompensasi harus dikurangi benar- benar dengan tirah baring (bed
rest), mengingat konsumsi oksigen yang relatif meningkat .Sering tampak gejala- gejala
jantung jauh berkurang hanya dengan istirahat saja. Diet umumnya berupa makanan lunak
dengan rendah garam. Jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan. Penderita dengan gizi kurang
diberi makanan tinggi kalori dan tinggi protein. cairan diberikan sebanyak 80- 100 ml/kg
BB/hari dengan maksimal 1500/ml/ hari
2. Medikamentosa
Pengobatan dengan cara medikamentosa masih digunakan diuretik oral maupun parenteral
yang masih merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung. sampai edema atau asites
hilang (tercapai euvolemik). ACE -inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dosis
kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta dosis kecil sampai
optimal dapat dimulai setelah diuretik dan ACE- inhibitor tersebut diberikan.
Operatif
I. Pemeriksaan Penunjang
b. EKG
Irama sinus atau atrium fibrilasi, gelombang mitral yaitu gelombang P yang melebar serta
berpuncak dua serta tanda RVH ,LVH jika lanjut usia cenderung tampak gambar atrium
fibrasi.
Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri pada saat distol. selain itu
dapat dideteksi derajat beratnya hipertensi pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut
jantung, besar curah jantung serta gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat
dihitung luas katup mitral.
A. Pengkajian
Gejala : mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar./mengeluh
sulit tidur (keringat malam hari)
tanda: takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena kerja, takpineu,dispneu.
2. sirkulasi
3. Integritas Ego
4. makanan / cairan
5. neurosensoris
6. Pernafasan
B. Diagnosa keperawatan
Data mayor:
Subjektif
Perubahan irama jantung Perubahan preload
Palpatasi 1. Lelah
Objektif
Bradikardi/ takikardi
Gambaran ekg aritmia atau gangguan konduksi
4. perubahan kontraktilitas
Subjektif
Perilaku / emosional
Objectif
1. perubahan preload
Murmur jantung
Berat badan bertambah
PVR meningkat / menurun
PAWP menurun
SVR meningkat/ menurun
CI menurun
LVSWI /menurun
SVI / menurun