Anda di halaman 1dari 124

Blog Kesehatan

Blog kesehatan Dan Ilmu Keperawatan

Friday, 8 November 2013

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan
bagian alat kelamin lainnya

Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti,
manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada
organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas
atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan
dalam tubuh manusia.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi.

Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi
makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak)
yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
B. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui anatomi sistem reproduksi pria dan wanita

2. Mahasiswa mengetahui fisiologi organ reproduksi pria dan wanita

3. Mahasiswa mengetahui hormon-hormon yang bekerja pada sistem reproduksi

4. Mahasiswa mengetahui perkembangan sperma

5. Mahasiswa mengetahui siklus menstruasi..

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria ?

2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria?

3. Apa saja hormon yang bekerjapada sistem reproduksi ?

4. Bagaimanakah siklus menstruasi terjadi?

5. Bagaimanakah terjadinya spermatogenesis ?

BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM REPRODUKSI PRIA

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah
zakar).

1) Penis

Penis terdiri dari:

- Akar (menempel pada didnding perut)

- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).


Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis. Dasar
glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:

- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.

- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah,
maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2) Skrotum

Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.

Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk
secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.

Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung
lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).

3) Testis

Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya
testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.

Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon
testosterone.

Fungsi testis, terdiri dari :

a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.

b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.

Testis memiliki 2 fungsi, yaitu:

Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus.Ø

Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydigØ

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.Alat
kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
1) Vas deferens

Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian
belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya
(misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.

2) Uretra

Uretra berfungsi 2 fungsi:

- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih

- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3) Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.

Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan
membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang
terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:

Lobus posteriorØ

Lobus lateralØ

Lobus anteriorØ

Lobus medialØ

Fungsi Prostat:

Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap
sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.

Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir
sama dengan kelenjar prostat.

4) Vesikula seminalis.

Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari
vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.

Fungsi Vesika seminalis :


Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen

3. Duktus Duktuli

1) Epididimis

Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis
sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.

Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian
dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk
kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas
deferens

Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi,
dan memproduksi semen.

2) Duktus Deferens

Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke
dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan
saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang
duktus deferens 50-60 cm.

3) Uretra.

4. Bangunan Penyokong atau Penyambung

1). Funikulus Spermatikus

Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki

a. FSH

Menstimulir spematogenesis.

b. LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.

c. Testosteron

Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:

Sebelum lahir:

a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna

b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi

c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi

d. Penting dalam spermatogenesis

Pertumbuhan tanda kelamin sekunde

2. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.


Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder.

Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah


pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa
terdiri dari kepala, badan dan ekor.

C. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

1. Genetalia Eksterna (vulva)

Yang terdiri dari:

1) Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi
bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis

2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah
dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm,
lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.

3) Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia
minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora
akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini
mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

4) Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada
laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

5) Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah
lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah
muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika
terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

6) Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang
senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari
himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi
ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat
melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior

7) Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus
levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani

2. Genetalia Interna

1). Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu
dapat dikendalikan.

Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm.

Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:

-Forniks anterior -Forniks dekstra

-Forniks posterior -Forniks sisistra

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5.
keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.

Fungsi utama vagina:

1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.

2) Alat hubungan seks.

3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

2). Uterus

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum.
Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan
cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).

Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.

1) Korpus uteri : berbentuk segitiga

2) Serviks uteri : berbentuk silinder

3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban
hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

a) Peritonium

Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.

b) Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat
terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.

Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang
terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.

c) Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus
dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga,
tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

a) Ligamentum latum

• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.

b) Ligamentum rotundum (teres uteri)

• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.

• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.

c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.

d) Ligamentum kardinale Machenrod

• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.

• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.

e) Ligamentum sacro-uterinum

• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.

f) Ligamentum vesiko-uterinum

• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
persalinan.

3). Tuba Fallopii

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8
mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan
implantasi.

4). Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan
terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.

Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:

a. Memproduksi ovum

b. Memproduksi hormone estrogen

c. Memproduksi progesterone

. Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium
yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran
darah menstruasi pertama yang disebut menarche.

Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-
tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita

1). Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.

2). Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.

3). Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).

4). Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan
darah dari alat kandungannya.

1.Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4hari.

2.Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara


bertahap selama 4hr

3.Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.

4.Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna
mempersiapkan endometrium.

F. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada
siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan
cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

2. Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan
FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)

Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat
dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun
pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga
(sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki
fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan
adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu
oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis
untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas
Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel
telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel
sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

B.Saran

Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan
yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan
secar bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat
sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan
dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.
Asmanurs3

2 comments:

zarena cantik18 December 2015 at 01:00

Selaput Dara Buatan

Obat Perangsang

Viagra USA Obat Kuat Pria

Bio Slim Herbal

Obat Mata Herbal

Perangsang Wanita

Obat Perangsang Cair

Perangsang Sex Drops

Semenax Penyubur Sperma

Vagina Tabung

Vagina Center

Boneka Seks Full Body Cantik

Vagina Pinggul

Alat Bantu Sex Pria

Vagina Elektrik

Penis Elektrik

Penis Tempel

Penis Manual

Penggeli Vagina

Penggemuk Badan

Cialis Obat Perkasa


Meizitang Obat Diet Alami

Quick Slim Penurun Berat Badan

Obat Peninggi Grow Up USA

Celana Hernia

Vigrxplus Pembesar Vital

Herbal Slim Peluntur Lemak

Pelangsing Lida

Vakum Penis

Alat Pembesar Penis

Pembesar Payudara

vimax canada Pembesar Penis Alami

Reply

masalikhan29 January 2017 at 08:20

Hammer Of thor asli

Hammer

Hammer Asli

Hammer Thor Asli

Thor's Hammer Asli

Vimax Oil Asli

Vimax Oil Canada

Semenax Asli

Blue wizard Cair

Obat Penyubur Sperma


Obat perangsang serbuk

Ciri-ciri Vimax Asli

Ciri-ciri Anabolic 24rx Asli

Obat Anabolic

24rx Asli

Hammer Of thor asli

puerarin kapsul

Obat Pembesar Payudara

puerarin kapsul Asli

Vmenplus Asli

Ciri-

CiriVmenplus Asli

Reply

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.

* Comentar yang sopan.

* Kami hargai komentar dan kunjungan anda

* Tunggu Kami di Blog Anda

* No Link Aktif

Salam Kenal Dari Saya

Home
View web version

Powered by Blogger.

HARDIN BURUHI

KUMPULAN MAKALAH

Sabtu, 05 Juli 2014

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem reproduksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna
dan genetalia eksterna.

Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan
bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh
manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma, yang
sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi ( zigot )
secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotr opin /
steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.

Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus
reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakan organ reproduksi wanita?

2. Bagaimanakah organ reproduksi pria?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan organ reproduksi wanita.

2. Menjelaskan organ reproduksi pria.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi Wanita

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal
(sampai vagina) : fungsi kopulasi

Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /


steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–adrenal–ovarium. Selain itu terdapat
organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit
daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

1. Genitalia Eksterna

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora,
labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.

b. Mons pubis / mons veneris

Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.

Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

c. Labia mayora

Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas
labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

d. Labia minora

Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh
darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

e. Clitoris

Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang
tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria.

Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat
sensitif.

f. Vestibulum

Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus
urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa
navicularis.

g. Introitus / orificium vagina

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput
dara / hymen, utuh tanpa robekan.

Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat,
oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk
lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan/ para.

Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang
vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

h. Vagina

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal
sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4
kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding
ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.

Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan).

Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara
klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.

Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

i. Perineum

Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator
ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).

Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.

Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir
dan mencegah ruptur.

2. Genitalia Interna

a. Uterus (rahim)

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan
berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya
kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus,
fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :

- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar


- Lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah

- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.

Fungsi utama uterus :

1) Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan dari
endometrium

2) Tempat janin tumbuh dan berkembang

3) Tempat melekatnya plasenta

4) Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

1) Serviks uteri (mulut rahim)

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan
pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan
lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah


pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir
getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

2) Corpus uteri (batang/badan rahim)

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam
arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi
dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica
urinaria.

Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita.
3) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.

a) Ligamentum Latum

Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah
menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar
disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.

b) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)

Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis
inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen.
Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.

c) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)

Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.

d) Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)

Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan
mencegah prolap.

e) Ligamentum Sakro Uterinum

Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.

f) Ligamentum Vesiko Uterinum

Dari uterus ke kandung kencing

4) Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis.

a) Arteri uterina

Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi
OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan
arteria ovarica.
b) Arteri ovarica

Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi darah
pada ovarium, tuba dan fundus uteri.

Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya
vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.

b. Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm,
berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.

1) Pars isthmica (proksimal/isthmus)

Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.

2) Pars ampularis (medial/ampula)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik
(patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.

3) Pars infundibulum (distal)

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan
ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.

4) Mesosalping

Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

c. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi
mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi
hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.
Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.

Fungsi ovarium adalah :

1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron

2. Mengeluarkan telur setiap bulan

Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

d. Vagina

Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan
rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina
berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih
keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang
merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan
lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.

Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari
arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna.
Fungsi penting vagina adalah :

- Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim

- Alat untuk bersenggama

- Jalan lahir pada waktu bersalin

B. Sistem Reproduksi Pria

Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ
reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.

1. Organ Reproduksi Dalam

Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:

a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah
sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan
dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. testis adalah sepasang
struktur oval , agak gepeng dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter
2,5 cm (1 inci).

Fungsi testis, terdiri dari :

1) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.

2) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.

Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis
dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang
mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria.

1) Turnika albuginca adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam
untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.

2) Tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. epitelium


germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian menjadi sperma: sel-sel Sertoli yang menompang dan memberi nutrisi sperma yang sedang
berkembang : dan sel-sel interstisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin.

b. Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi dan uretra.

1) Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis
berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

2) Vas Deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas
dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah
epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis.

Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam
abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis.. Vas deferens
tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung
mani (vesikula seminalis).
3) Saluran Ejakulasi

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

4) Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai
saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung
kemih.

c. Kelenjar Asesoris

Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang
dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.

1) Vesikula seminalis

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak
di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma.

2) Kelenjar prostat

prostat

Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi
urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona
transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan
ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian
anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen ,
prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat
menyumbang 15% volume total cairan semen.

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma. Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar
ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar
prostat.

3) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Organ Reproduksi Luar

Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

a. Penis

Penis terdiri dari tiga bagian akar batang dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung
ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang
terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah
yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung
saraf perasa.

1) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali didekat akar organ. Preposium ( kulup ) adalah lipatan
sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi.
Korona adalah ujung proksimal glans penis.

2) Badan penis dibentuk dari tiga masa jaringan erektil silindris dua korpus kavernosum spongiosum
vebtral di sekitar uretra.

a) Jaringan erektil adalah jaring – jaring ruang darah ireguler (vinusa sinusoid) yang diperdarai oleh
arteriol aferen dan kapiler didrainase oleh venula dan dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika
albuginea

b) Korpus konvernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat disebut tunika albugnea.

3) Mekanisme ereaksi penis. Ereksi adalah salah satu fungsi vaskular korpuskavernosum dibawah
pengendalian SSO.

b. Skrotum

Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan
menompangtestis di luar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa.

1) Dua kantong skrotal, satiap skrotal berisi satu testis tungggal, dipisahkan oleh septum internal.

2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan
pada kulit skrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal
(sampai vagina) : fungsi kopulasi

Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

Anatomi Saluran Reproduksi pada pria, terdiri dari:

1. Struktur luar

a. Penis

o Akar (menempel pada didnding perut)

o Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

o Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

o Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)

o Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)

b. Skrotum

c. Testis

2. Struktur dalamnya

a. Vas deferens.

b. Kelenjar Prostat .

c. Vesikula seminalis.

d. Epididimis
e. Funikulus Spermatikus

f. Uretra

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Jarvis, Sarrah. 2011. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Jakarta: Erlangga.

Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Syaifuddin,1997, Anatomi Fisiologi untuk siswa perawat.jakarta:EGC.

Dewi, Rosana & dkk, 2003,biologi 2B, Klaten: Intan pariwara.

Http//rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/18/system-reproduksi-pada-manusia/

Http//info.medis.blogspot.com

Unknown di 17.57

Berbagi

1 komentar:

Unknown27 Februari 2016 07.42

makasih artikelnya admin,,,bermanfaat bagi banyak orang dan mudah di pahami,,di klik jugaArtikel
kesehatan terbaru

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

ayunda leni
MAKALAH SISTEM REPRODUKSI

WEDNESDAY, DECEMBER 14, 2016

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem reproduksi merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup suatu generasi. Sistem reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi
makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak).
Sistem reproduksi manusia tentunya berbeda pada pria dan wanita. Sistem reproduksi wanita sangat
bertanggungjawab terhadap adanya generasi selanjutnya karena di dalam rahimnya terjadi
perkembangan janin hasil fertilisasi. Hal tersbut didukung dengan adanya organ-organ penyusun sistem
reproduksi yang mempunyai fungsi penting.

Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal.
Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dan
perineum), sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba fallopii dan
ovarium (Hani dkk, 2011). Masing-masing organ reproduksi tersebut memiliki fungsi spesifik bagi sistem
reproduksi. Proses fisiologi yang terjadi dalam organ reproduksi tersebut juga spesifik. Salah satu proses
fisiologi yang berperan penting dalam sistem reproduksi adalah pembentukan ovum melalui proses
oogenesis. Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan
ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit
primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga
tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman),
kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.

Masa pubertas pada wanita merupakan masa yang ditandai dengan adanya menstrusi atau peluruhan
dinding rahim. Masa pubertas dapat dikatakan sebagai masa produktif yaitu masa untuk mendapat
keturunan, yang berlangsung kurang lebih 40 tahun. Pada masa ini hormon-hormon reproduksi
berkembang baik sehingga dapat menghasilkan keturunan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an bahwa wanita terlihat kuat ketika masa pubertas ini. Allah telah menjelaskan keberadaan
seorang wanita dan sistem reproduksinya dalam firman-Nya Surat Ar Ruum ayat 54 sebagai berikut :

Artinya : “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa” (QS. Ar Ruum : 54).
Ayat tersebut menunjukkan bahwa meskipun wanita terlihat lemah, namun wanita tersebut dengan izin
Allah dapat mengandung atau menghasilkan keturunan. Wanita diciptakan sebagai maakhluk yang kuat
karena memiliki organ-organ reproduksi yang berperan penting dalam menjalankan fungsinya
menghasilkan keturunan dan menampung proses perkembangan rahim di dalamnya. akan tetapi seiring
dengan pertambahan usia, organ reproduksi wanita mengalami kemunduran fungsi sehingga
sebagaimana telah disebutkan dalam ayat di atas bahwa wanita akan lemah dan beruban. Proses ini
dalam ilmu biologi disebut sebagai tanda-tanda menopause.

Usia tua seorang wanita dalam siklus reproduksinya berubah menjadi masa menopause. Menopause
merupakan sebuah kata yang memiliki arti atau makna yang menjelaskan tentang gambaran terhentinya
haid atau menstruasi. Menopause dapat diartikan sebagai haid terakhir. Menopause disebut juga
sebagai periode klimakterium di mana seorang wanita berpindah dari tahun reproduktif ketahun
nonreproduktif dalam hidupnya, pada fase ini wanita akan mengalami akhir dari proses biologis dari
siklus menstruasi, yang dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon
estrogen yang dihasilkan ovarium. Selanjutnya terjadi kemunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh,
dan kemampuan fisik (Kartono, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksi.
Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu
merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu
adalah suatu hal yang normal. Oleh karena itu, perlu disusun makalah ini guna mengetahui anatomi dan
fisiologi sistem reproduksi wanita.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi wanita?

2. Bagaimana fisiologi yang terjadi ketika menstruasi?

3. Bagaimana fisiologi yang terjadi ketika menopause?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah:

1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita.

2. Mengetahui fisiologi yang terjadi ketika menstruasi.

3. Mengetahui fisiologi yang terjadi ketika menopause.

1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah:

1. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai sistem reproduksi pada wanita baik dari anatomi
maupun fisiologinya.

2. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai fisiologi menstruasi dan dan menopause.

1.5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Manusia

Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi (tomie) = Tomneinei = iris,
potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan
fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalamorganisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme
berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.

Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak.

2.2 Konsep Anatomi dan Fisiologi Organ Genitalia Wanita

2.2.1 Organ Genitalia Eksterna

Menurut Manuaba (1998) organ genitalia eksterna terdiri dari :

a. Mons veneris: disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang
bentuknya segitiga.

b. Labia mayora: merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini di
bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan ini terdiri dari :

· Bagian luar; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris

· Bagian dalam; tanpa rambut, merupakan selaput yang mengadung kelenjar sebasea (lemak)
c. Labia minora : merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa rambut. Di bagian atas
klitoris, labia minora bertemu membentuk prepusium klitoris dan di bagian bawahnya bertemu
membentuk prenulum klitoris, labia minora ini mengelilingi orifisium vagina.

Gambar 2.1 Anatomi Organ Genetalia Eksterna

d. Klitoris : merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki.

e. Vestibulum: merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian
atas klitoris, dan bagian belakang pertemuan kedua labia minora. Pada vestibulum terdapat muara
uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar Skene.

f. Kelenjar Bartholini: kelenjar yang penting di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan
lendir, pengeluaran lendir meingkat saat hubungan seks.

g. Hymen (selaput dara): merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek, hymen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan
darah saat menstruasi.

2.2.2 Organ Genetalia Interna

Organ-organ genetalia interna terdiri atas:

a. Liang senggama (vagina)

Saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak di antara saluran kemih dan liang dubur. Di
bagian ujung atasnya terletak mulut rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10
cm. Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, sedangkan di tengahnya ada bagian yang
lebih keras di sebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan
lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks
lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria
pudendus interna. Fungsi penting dari vagina ialah sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid
dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama dan jalan lahir pada waktu bersalin (Mochtar, 1998).

Gambar 2.2 Lubang Vagina

b. Rahim (uterus)

Uterus adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan
rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga
panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah
pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu, badan rahim (korpkus uteri)
berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder, dan rongga rahim (kavum uteri).
Bagian rahim antara kedua pangkal tuba, yang disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal
rahim. Besar rahim berbeda-beda, bergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belum.
Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampong. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5
cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada
multipara. Letak rahim dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi. Letak-letak lainnya adalah
antefleksi (tengah ke depan), retrofleksi (tengah ke belakang), anteversi (terdorong ke depan), retroversi
(terdorong ke belakang). Suplai darah rahim dialiri oleh arteri uterine yang berasal dari arteri iliaka
interna (arteri hipogastrika) dan arteri ovarika. Fungsi utama rahim adalah setip bulan berfungsi dalam
siklus haid, tempat janin tumbuh kembang, dan berkontraksi terutama sewaktu beralin dan sesudah
bersalin (Mochtar, 1998).

Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :

· lapisan serosa (lapisan peritoneum) di luar

· lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah

· lapisan mukosa (endometrium) di dalam

Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium. Sikap dan letak uterus dalam rongga
panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh :

· tonus rahim sendiri

· tekanan intra abdominal

· otot-otot dasar panggul

· ligamentum-ligamentum

Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :

a. Ligamentum Latum

Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah
menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar
disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.

b. Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)

Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis
inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen.
Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.

c. Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)

Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.
d. Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament

Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan
mencegah prolap.

e. Ligamentum Sakro Uterinum

Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.

f. Ligamentum Vesiko Uterinum

Dari uterus ke kandung kemih

Fungsi utama uterus :

1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan
dari endometrium.

2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.

3. Tempat melekatnya plasenta.

4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

Gambar 2.3 Uterus

Uterus merupakan organ berongga dan berdinding tebal, terletak di tengah-tengah rongga panggul di
antara kandung kemih dan rektum. Uterus pada wanita dewasa berbentuk seperti buah avokad atau
buah pir dengan ukuran 7,5 x 5 x 2,5 cm. Uterus terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu corpus uteri
dan serviks uteri, dimana kedua bagian tersebut menyatu pada bagian yang disebut ismus. Hampir
seluruh dinding uterus diliputi oleh serosa (peritoneum viseral) kecuali di bagian anterior dan di bawah
ostium histologikum uteri internum. Uterus mempunyai tiga lapisan, yaitu:

1. Perimetrium: di bawahnya terdapat jaringan ikat subserosa; lapisan yang paling padat dan
terdapat berbagai macam ligamen yang memfiksasi uterus ke serviks.

2. Miometrium: lapisan otot uterus dan lapisan paling tebal, terdiri atas serabut-serabut otot polos
yang dipisahkan oleh jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah. Miometrium terdiri atas tiga
lapisan, otot sebelah luar berjalan longitudinal dan lapisan sebelah dalam berjalan sirkuler, di antara
kedua lapisan ini otot polos berjalan saling beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat
berkontraksi dan berelaksasi. Ketebalan miometrium sekitar 15 mm pada uterus perempuan nulipara
dewasa.

3. Endometrium: lapisan terdalam yang terdapat di sekitar rongga uterus. Endometrium terdiri atas
epitel selapis kubik, kelenjar-kelenjar dan stroma dengan banyak pembuluh darah yang berkelok-kelok.
Endometrium mengalami perubahan yang cukup besar selama siklus menstruasi. Bagian atas uterus
disebut fundus uteri dan merupakan tempat tuba Falopii kanan dan kiri masuk ke uterus.

c. Saluran telur (tuba falopii)

Saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri, panjangnya 12-13 cm, diameter mencapai 8 mm.
Bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian
dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut getar yang befungsi untuk menyalurkan telur dan hasil
konsepsi. Fungi saluran telur adalah sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang
dilepaskan oleh indung telur, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya pembuahan (konsepsi/fertilisasi) dan empat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi. Tuba fallopi terdiri atas (Mochtar,
1998):

1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum internum tuba.

2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling
sempit.

3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.

4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut fimbriae tubae.

Gambar 2.4 Bagian-bagian tuba fallopi

d. Indung telur (ovarium)

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterina
dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Bentuknya seperti buah almon,
sebesar ibu jari tangan (jempol) berukuran 2,5-5 cm x 1,5-2 cm x 0,6-1 cm. Indung telur ini posisinya
ditunjang oleh mesovarium, liga ovarika, dan liga infundibulopelvikum. Menurut strukturnya ovarium
terdiri kulit (korteks) atau zona parenkimatosa yang terdiri dari tunika albuginea (epitel berbentuk
kubik), jaringan ikat di sela-sela jaringan lain, stroma (folikel primordial, dan folikel de Graaf), dan sel-sel
Warthand. Inti (medula) atau zona vaskulosa, terdiri dari stroma berisi pembuluh darah, serabut saraf,
dan beberapa otot polos.

Diperkirakan terdapat 100 ribu folikel primer pada wanita. Pada kurun reproduksi, tiap-tiap bulan satu
folikel atau kadang-kadang dua folikel akan matang, lalu keluar pecah dan muncul ke permukaan
korteks. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Fungsi indung telur adalah menghasilkan ovum, hormon-
hormon (progesteron dan estrogen) dan ikut serta mengatur haid. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon
steroid. Ada 2 jenis bagian dari ovarium yaitu (Mochtar, 1998):

1) Korteks ovarii
a) Mengandung folikel primordial

b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff

c) Terdapat corpus luteum dan albikantes

2) Medula ovarii

a) Terdapat pembuluh darah dan limfe

b) Terdapat serat saraf

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium
yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita.
Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak
teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena
memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada
usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih
2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

Gambar 2.5 Perkembangan Folikel di Ovarium

2.3 Payudara

Disebut juga glandula mammaria merupakan alat reproduksi tambahan. Setiap payudara terletak pada
setiap sisi sterneum. Payudara ditopang oleh ligamentum suspensorium sehingga tetap stabil,
berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau
axilla (cauda axillaris). Ukuran payudara berbeda tiap orang, bergantung pada stadium perkembangan
umur. Tidak jarang ukuran salah satu payudar agak besar dari payudara yag lain, struktur makroskopik
payudara terdiri atas bagian-bagian yatu, cauda axillaris adalah jaringan payudara yang meluas ke arah
axilla, areola adalah daerah lingkaran yang terdiri atas kulit longgar dan mengalami hiperpigmentasi,
papilla mamae terletak di pusat areola mamae setinggi costa ke 4, bagian ini merupakan tonjolan
dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan sangat peka, papilla ini
berlubang-lubang yang merupakan muara dari duktus laktiferus. Ampulla adalah bagian dari duktus
laktiferus yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu, ampulla terletak di bawah areola.

Berdasarkan struktur mikroskopik, payudara terdiri dari dari alveoli, yaitu mengandung sel-sel yang
mengekskresi air susu, tubulus laktiferus adalah saluran kecil yang berhubugan dengan alveoli, dan
duktus laktiferus adalah saluran yang merupakan muara beberapa tubulus latiferus. Suplai darah ke
payudara berasal dari arteria mammaria interna, eksterna, dan arteri intrcostalis superior, drainase vena
melalui pembuluh darah yang akan masuk ke dalam vena mammaria interna dan vena aksilaris (Ummi
dkk, 2011). Sedangkan Syaifuddin (1997) juga mengatakan bahwa payudara adalah pelengkap organ
reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu, buah dada terletak dalam fasia superfisialis di
daerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat
puting susu yang di kelilingi oleh aerola mamae yang berwarna coklat. Dekat dasar puting terdapat
kelenjar montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas, putting mempunyai
lubang + 15-20 buat tempat saluran kelenjar susu. Struktur mamae terdiri dari bahan-bahan kelenjar
susu (jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan
lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus. Pembesaran payudara pada masa awal
menstruasi disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang disekresi oleh ovarium. Pada
masa menopause lama-kelamaan ovarium terhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut.

2.4 Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara
berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004). Suzannec (2001)
mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin.
Menurut Bobak (2004), siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan.

2.4.1 Fisiologi Menstruasi

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan
perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium
memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004). Ovarium menghasilkan
hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh
folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya
(Suzannec, 2001).

Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap
perkembangan dan pemeliharaan organorgan reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder
yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan
payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur
perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang
paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi
uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan
penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen
juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam
perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzannec, 2001).

Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche yang
berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi
dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum
umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama
perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak
pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.
Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).

2.4.2 Siklus Menstruasi

Siklus ovarium secara spesifik merujuk pada pristiwa yang terjadi di dalam ovary pada seksual yang
matang, wanita tidak hamil (nonpregnant women) selama siklus menstruasi. Hipotalamus dan pituitari
anterior menghasilkan hormon yang mengontrol peristiwa tersebut. FSH dari pituitary anterior berperan
dalam menginisiasi perkembanagan folikel primer dan sebanayak 25 folikel mulai matang selamas setiap
siklus menstruasi. Folikel yang memulai perkembangannya akibat respon FSH dapat tidak mengalami
ovulasi selama siklus menstruasi yang sama dimana folikel-folikel tersebut mulai amtang, tetapi folikel-
folikel tersebut dapat mengalami ovulasi satu atau dua siklus selanjutnya. Meskipun beberapa folikel
mulai matang selama setiap siklus, normalnya hanya satu yang mengalami ovulasi dan sisanya
mengalami degenerasi. Folikel yag lebih besar dan lebih matang muncul dan mensekresikan estrogen
dan substansi lain yang mempunyai efek inhibitor terhadap folikel lain yang kurang matang.

Awal siklus menstruasi ditandai dengan sekresi GnRH dari hipotalamus, meningkatnya sensitivitas dari
pituitary anterior akibat peningkatan GnRH. Perubahan stimulasi tersebut memproduksi dan mensekresi
FSH dan LH dari pituitary anterior. FSH dan LH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel serta
peningkatan sekresi estradiol oleh folikel yang sedang berkembang. FSH menekankan efeknya pada sel-
sel granulose sedangkan LH efeknya dimulai pada sel-sel teka interna dan selanjutnya pada sel
granulosa.

LH menstimulasi sel-sel teka interna untuk memproduksi androgen yang berdifusi dari sel-sel teka
menuju sel-sel granulose. FSH menstimulasi sel-sel granulosa untuk mengubah androgen menjadi
estrogen. Sebagai tambahan, secara berangsur-angsur FSH meningkatkan reseptor LH pada sel-sel
granulosa dan estrogen yang dihasilkan oleh sel-sel granulosa meningkatkan reseptor LH dalam sel-sel
teka. Setelah reseptor LH di dalam sel-sel granulosa meningkat, LH menstimulasi sel-sel untuk
memproduksi beberapa progesterone yang berdifusi dari sel-sel granulosa menuju sel-sel teka interna
dimana progesterone diubah menjadi androgen. Sehingga produksi androgen oleh sel-sel teka interna
meningkat dan perubahan dari androgen menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa berpengaruh pada
peningkatan sekresi estrogen oleh sel-sel tersebut selama fase folikular, meskipun hanya terjadi sedikit
peningkatan pada sekresi LH. Level FSH mengalami penurunan selama fase folikular karena folikel yang
sedang berkembang memproduksi inhibin, dan inhibin memberikan efek umpan balik negative terhadap
sekresi FSH.

Sementara itu, level estrogen mulai mengalami peningkatan pada fase folikular, dimana mereka
memberikan efek umpan balik positif terhadap sekresi LH dan FSH oleh hormone pituitary anterior.
Peningkatan level estrogen penting untuk terjadinya efek umpan balik positif. Sebagai respon dari efek
umpan balik positif ini adalah peningkatan sekresi LH dan FSH secara cepat dan dalam jumlah yang
banyak namun hanya sampai sebelum ovulasi.
Peningkatan level LH disebut gelombang LH dan peningkatan level FSH disebut gelombang FSH.
Gelombang LH terjadi beberapa jam lebih awal dan kadar yang lebih tinggi daripada gelombang FSH.
Gelombang LH menginisiasi terjadinya ovulasi dan menyebabkan folikel yang telah terovulasi menjadi
korpus luteum. Sedangkan FSH dapat menjadikan folikel lebih sensitif untuk mempengaruhi LH dengan
menstimulasi sintesis peningkatan reseptor LH di dalam folikel dan dengan menstimulasi perkembangan
folikel yang dapat mengalami ovulasi pada siklus ovary selanjutnya.

Gelombang LH menyebabkan oosit primer melengkapi pembelahan meiosis I hanya sebelum atau
selama proses ovulasi. Selain itu, gelombang LH menyebabkan beberapa pristiwa seperti inflamasi atau
peradangan di dalam folikel matang dan mengakibatkan terjadinya ovulasi. Setelah ovulasi, produksi
estrogen oleh folikel menurun dan produksi progesterone meningkat yang menyebabkan sel-sel
granulosa diubah menjadi sel-sel korpus luteum. Setelah korpus luteum terbentuk, level progesterone
menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum ovulasi dan beberapa estrogen juga diprosuksi. Peningkatan
estrogen dan progesterone memeberiakn efek umpan balik negative terhadap sekresi GnRH dari
hipotalamus. Akibatnya, sekresi LH dan FSH dari pituitary anterior menurun. Estrogen dan progesterone
menyebabkan reseptor GnRH tidak teregulasi di dalam pituitary anterior dan sel-sel pituitary anterior
menjadi kurang sensitif terhadap GnRH. Karena penurunan sekresi GnRH, laju sekresi LH dan FSH
menurun menuju level paling rendah setelah ovulasi.

Jika terjadi fertilisasi, calon embrio akan mensekresikan substansii mirip LH yang disebut HCG (Human
Chorionic Gonadotropin), yang menjaga agar korpus luteum tidak mengalami degenerasi. Akibatnya
level estrogen dan progesterone tidak mengalami penurunan dan menses tidak terjadi. Namun jika tidak
terjadi fertilisasi, HCG tidak di produksi. Sel-sel korpus luteum mulai meluruh pada hari ke-25 atau ke-26
dan level estrogen dan progesterone menurun secara cepat yang menyebabkan terjadinya menses. Pada
saat terjadinya menses, terjadi kontraksi pada sel-sel otot polos yang terdapat di uterus. Kontraksi
tersebut di stimulasi oleh hormone oksitosin. Hormon oksitosin ini disintesis oleh badan sel nucleus
paraventrikularis pada hipotalamus.

Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi, yaitu:

1) Siklus Endomentrium

Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :

Siklus uterus berarti perubaan yang terjadi pada endometrium dari uterus selama siklus menstruasi. Di
sisi lain juga terdapat perubahan yang terjadi dalam vagina dan struktur lain selama siklus menstruasi.
Sekresi siklik dari estrogen dan progesteron yang paling besar menyebabkan perubahan tersebut.

a. Fase menstruasi

Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang
masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari).
Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada
kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi

Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai
hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32
hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10
kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi
estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

c. Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi
berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.

d. Fase iskemi/premenstrual

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak
terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron
menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme,
sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

Gambar 2.6 Siklus Uterus

Siklus uterus dimulai dari fase poliferasi. Pada fase proliferasi, tebal lapisan endometrium 0,5 mm akan
bertumbuh menjadi 4-5 mm. Fase poliferasi terbagi atas 3 tahapan yaitu: (1) Fase awal (hari ke-4 sampai
hari ke-7) terjadi regenerasi epitel, kelenjar masih pendek dan mitosis epitel, stroma padat disertai
mitosis; (2) Fase pertengahan (hari ke-8sampai hari ke-10) ditandai dengan gambaran kelenjar panjang
dan berbentuk kurva, epitel permukaan menjadi kolumnar dan terdapat mitosis; dan (3) Fase proliferasi
lanjut, kelenjar berkelok-kelok, inti pseudostratified dan stroma tumbuh sangat aktif dan tebal (Kurman
and Mazur, 2005).

Setelah terjadi ovulasi, akan diikuti fase sekretori. Fase sekretori, vaskularisasi endometrium sangat
meningkat dan stroma endometrium longgar akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh korpus luteum. Kelenjar mulai bergelung dan menggumpar, serta mulai mensekresikan
cairan. Akhir dari siklus uterus adalah fase menstruasi. Fase menstruasi terjadi regresi korpus luteum,
pasokan hormon untuk endometrium terhenti. Endometrium menjadi lebih tipis, karena terjadi nekrosis
di endometrium, juga terjadi spasme dan nekrosis dinding arteri spiralis. Yang menimbulkan pendarahan
berbercak,selanjutnya menyatu dan menghasilkan darah menstruasi (Ganong, 2008).

Gambar 2.7 Siklus Menstruasi


2.4.3 Siklus Ovulasi

Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari
folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai
30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum
terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi
ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai
puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun
progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun.
Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

2.4.4 Siklus Hipofisis-hipotalamus

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar
hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi
gonadotropin releasing hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating
hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya.
Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan
lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari.
Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena
itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.

Gambar 2.8 Siklus Menstruasi

2.4.5 Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi

Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi
antara lain:

1. Faktor enzim

Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzimenzim hidrolitik dalam


endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang
terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma
di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat
mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase
proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai
persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam
metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.

2. Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium.
Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi
endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri,
dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun
dari vena.

3. Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium,


prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk
membatasi perdarahan pada haid.

2.5 Menopause

Kata ”menopause” berasal dari bahasa Yunani, yaitu ”men” yang berarti bulan dan ”peuseis” yang
berarti penghentian sementara. Secara lingustik yang lebih tepat adalah ”menocease” yang artinya
berhentinya masa menstruasi (Smart, 2010). Banyak definisi tentang menopause yang dikemukan oleh
para ahli, di antaranya mereka mengatakan menopause adalah :

Burger (2007), mendefinisikan menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang
diakibatkan hilangnya folikel ovarium yang diperantai oleh transisi menopause, suatu penanda awal
munculnya ketidakteraturan menstruasi. Mckinlay (1996), mengatakan secara klinis menopause alami
dapat didiagnosa setelah 12 bulan berturut-turut tidak menstruasi tampa sebab yang jelas (seperti
kehamilan, menyusui) sejak menstruasi terakhir.

Menopause adalah masa kehidupan wanita ketika kemampuan reproduksinya berhenti. Ovary (kelenjar
reproduksi wanita) berhenti fungsinya dan menghasilkan hormon yang lebih sedikit (WHO, 1996).
Pengertian lain dari menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen yang disebabkan
hilangnya fungsi folikel-folikel sel telur (Greendale, 1999). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
menopause adalah masa setelah satu tahun berhentinya menstruasi/haid yang disebabkan oleh
menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron di ovarium dan berakhirnya masa reproduksi
seorang wanita.

2.5.1 Fisiologi Menopause

Kasdu (2000), mengatakan sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur yang belum
berkembang. Pada fase prapubertas, yaitu usia 8–12 tahun, mulai timbul aktifitas ringan dari fungsi
endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar 12–13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan
menarche (haid pertama kali). Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi wanita mulai
berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap
untuk dibuahi. Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil (subur) yang berlangsung sampai usia
sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir
kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa peralihan
yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode non produktif. Periode ini berlangsung
antara 5–10 tahun sekitar menopause yaitu 5 tahun sesudah menopause.

2.5.2 Tahap-Tahap Menopause

Menopause terbagi dalam beberapa fase, menurut Manuaba (1999), perubahan wanita menuju masa
menopause antara usia 50-65 tahun yaitu :

a. Fase pra-menopause (klimakterium), pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan
pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/kejiwaan dan perubahan fisik. Berlangsung sekitar 4-5
tahun, ini terjadi pada usia antar 48-55 tahun.

b. Fase menopause, berhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis fisik makin
menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun, pada usia antara 56-60 tahun

c. Fase pasca-menopause (senium), terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi
terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang.

Kasdu (2004), mengatakan pada masa premenopause, hormon estrogen dan progesteron masih tinggi,
tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini
berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita,
semakin menurun jumlah sel-sel telur pada kedua indung telur. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada
setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara 20 hingga 1.000 sel telur tumbuh dan berkembang,
tetapi hanya satu atau kadang-kadang lebih yang berkembang sampai matang akan juga mati, juga
karena proses atresia, yaitu proses awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa
hari atau tidak berkembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun
karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan berakhir berhenti bekerja.

Sarwono (2002), menyebutkan penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurang kemampuan


ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya
interaksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian,
turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap
hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH). Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH
pada masa menopause adalah 30-40 µ/ml.

2.5.3 Gejala dan Keluhan pada Wanita Menopause

Ketika akan menopause, terjadi perubahan-perubahan pada tubuh yang dapat menimbulkan keluhan-
keluhan pada wanita menopause. Gejala awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi
menjadi tidak teratur, cairan haid menjadi semakin sedikit atau semakin banyak, hot flushes yang
kadang-kadang menyebabkan insomnia, palpitasi, pening, dan rasa lemah. Gangguan seksual
(perubahan libido dan disparenia). Gejala-gejala saluran kemih seperti urgensi, frekwensi, nyeri saat
berkemih, infeksi saluran kemih, dan inkontinensia (Shimp & Smith, 2004).
Hanafiah (2000), mengatakan turunya fungsi ovarium mengakibatkan hormon estrogen dan progesteron
sangat berkurang di dalam tubuh wanita. Penurunan sampai hilangnya hormon estrogen dari ovarium
ini yang terjadinya pada awal masa klimakterium sampai hilangnya fungsi ovarium (ooforase)
menimbulkan keluhan-keluhan tertentu (sindrom defesiensi estrogen) yang kadang-kadang sangat
mengganggu dan memerlukan pengobatan. Dalam jangka pendek pada masa pra dan pascamenopause,
turunnya kadar estrogen menyebabkan timbulnya suatu gejala yang merupakan sindromma
klimakterium dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan
demensia tipe Alzheimer.

Adapun gejala dan keluhan yang umum muncul pada wanita menopause (Hanafiah, 2000) yaitu :

a. Gangguan vasomotor, yaitu hot flushes (gejolak panas) dan keringat banyak pada malam hari (night
sweats). Manuaba (1998), mengatakan hot flush adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan
tubuh bagian atas seperti leher dan dada. Hot flushes terjadi pada malam hari, dan menyebabkan
keluarnya keringat, terjadi selama beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang berlangsung sampai
1 jam. Hot flushes berlangsung selama 2-5 tahun ketika wanita akan memasuki usia menopause atau
saat menopause dan akan menghilang sekitar 4-5 tahun pasca menopause. Gejala ini terjadi karena
pada saat menopause, seiring dengan terhentinya menstruasi akan terjadi peningkatan hormon FSH
dan LH serta rendahnya estrogen.Salah satu efek samping dari FSH adalah terjadinya vasodilatasi
dibawah kulit yang dapat menimbulkan perubahan yaitu pelebaran pada pembuluh darah, sehingga
meningkatkan aliran darah dibawah kulit. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher, dan tengkuk
menimbulkan semburan rasa panas. Rasa panas ini muncul tiba-tiba dan akan hilang setelah beberapa
menit berikutnya (Guyton, 1999).

b. Gangguan psikis, yaitu irritabilitas (mudah tersinggung), ansietas (cemas), depresi, susah tidur,
libido menurun dan pelupa.

c. Gangguan urogenital, yaitu incontinence urine (berkemih tidak tertahan), frequency (sering
berkemih), dysuria (nyeri berkemih) dan nocturia (berkemih malam hari) serta dyspareunia (nyeri
bersetubuh)

d. Perubahan pada alat-alat non genetalia, yaitu rambut rontok, kulit mengalami atropi dan kering
serta tampak keriput.

e. Sulit Tidur

Bender (1998) dalam Lasmini (2000), mengatakan bahwa sulit tidur merupakan gejala yang sering
dialami oleh wanita menopause, sehingga dengan alasan tersebut mereka mencari pertolongan ke
tenaga medis. Beberapa hal dari sulit tidur ini, merupakan suatu dampak dari rasa semburan panas hot
flusth, dan banyak keringat diwaktu malam sehingga merasa terganggu pada saat tidurnya. Gangguan
tidur dapat juga ada hubungannya dengan penurunan hormon estrogen pada wanita yang
mempengaruhi produksi dari serotonim, yaitu zat kimia yang ada di otak yang memiliki peranan
penting dalam mengatur pola tidur.
f. Vagina Kering

Menurut Kasdu (2004), gangguan seksual terjadi karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan
vagina menjadi atropi, kering, gatal. Panas, dan nyeri saat aktifitas seksual (disparenia) karena setelah
menopause sekresi vagina berkurang. Disamping itu dinding vagina menjadi tipis, elastisitasnya
berkurang danmenjadi lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan nyeri selama
aktifitas seksual. Atropi vagina terjadi 3-6 bulan setelah menopause dan gejalanya dirasakan dalam 5
tahun menopause.

g. Tidak Dapat Menahan Air Seni

Atropi juga dapat terjadi pada saluran kemih bagian bawah, sehingga otot penyangga uretra dan
kandung kemih menjadi lemah. Hilangnya onus otot utetra karena menurunnya kadar estrogen, akibat
terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urine menjadi tidak normal sehingga
fungsi kandung kemih tidak dapat dikendalikan (inkontinensia urine) dan mudah terjadi infeksi pada
saluran kemih bagian bawah (Shimp & Smith, 2000).

h. Perubahan Kulit

Selain itu turunnya kadar estrogen juga berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai
jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput,
rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta
timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendiaan (Kasdu, 2004).

i. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan
mikroarsitektur dari jaringan tulang akibat berkurangnya hormon estrogen (Proverawati, 2009).
Estrogen juga membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang, sehingga wanita yang telah mengalami
menopause mempunyai resiko lebih mudah terkena osteoporosisi. Kehilangan massa tulang merupakan
fenomena universal yang dimulai sekitar usia 40 tahun, dan meningkat pada wanita postmenopause,
yaitu rata-rata kehilangan massa tulang 2% tiap tahun. Pada tahun-tahun awal setelah menopause,
kehilangan massa tulang berlangsung sangat cepat dan resiko jangka panjang untuk terjadinya patah
tulang meningkat (Kasdu, 2004). Lebih dari 90% pasien pasien osteoporosis adalah wanita
postmenopause. Diperkirakan antara 25% dan 44% wanita postmenopause mengalami fraktur karena
osteoporosis, terlebih pada tulang belakang, sendi paha, dan lengan bawah. Pada wanita kulit putih,
kira-kira 8 dari 1000 mengalami fraktur oeteoporosis, dan pada wanita kulit hitam 3 dari 1000.
Walaupun wanita kulit putih dan wanita Asia mempunyai resiko yang meningkat untuk menjadi fraktur
tulang karena osteoporosisi, wanita kulit hitam mempunyai angka kematian lebih tinggi pada 6 bulan
pertama setelah fraktur tulang paha dibanding wanita kulit putih, yaitu 20% dan11% (Shimp dan Smith,
2000).
2.5.4 Perubahan Psikologis Wanita Menopause

Selain perubahan fisik, perubahan-perubahan psikologis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup
seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Perubahan yang terjadi pada wanita menopause
adalah perubahan mood, irritabilitas, kecemasan, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya
ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tidak berharga (Glasier dan
Gebbie, 2005). Stress kehidupan setengah baya dapat memperburuk menopause. Menghadapi anak
remaja, emptynest syndrome, perpisahan atau ketidak harmonisan perkawinan, sakit atau kematian
teman atau keluarga, kurangnya kepuasan pada pekerjaan, penambahan berat badan atau kegemukan
adalah beberapa bentuk stress yang mengakibatkan resiko masalah emosional yang serius (Bobak,
2005).

Emptynest syndrome adalah suatu keadaan yang terjadi pada saat anak-anak meninggalkan rumah
untuk menjalani kehidupan masing-masing. Anggapan bahwa tugas sebagai orang tua berakhir sesaat
setelah anak-anak meninggalkan rumah sering membuat orang tua menjadi stress terutama bagi para
ibu yang merasa kehilangan arti atau makna hidup bagi dirinya (Mackenzie,1996). Selain itu latar
belakang masing-masing wanita sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita dalam mengalami masa
menopause, misalnya apakah wanita tersebut menikah atau tidak, apakah wanita tersebut mempunyai
suami, anak, cucu, atau kehidupan keluarga yang membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi
aktivitas sehari-harinya (Kasdu, 2004).

Peran budaya juga dapat mempengaruhi status emosi selama perimenopause. Banyak wanita
mempersepsikan ketidakmampuan untuk mengandung sebagai suatu kehilangan yang bermakna.
Kebanyakan orang melihat menopause sebagai langkah pertama untuk masuk ke usia tua dan
menghubungkannya dengan hilangnya kecantikan. Budaya barat menghargai masa muda dan
kecantikan fisik, sementara orang tua menderita akibat kehilangan status, fungsi serta peran (Bobak,
2005). Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amatlah penting peranannya
dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
pensiun, hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia
tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak
dapat dipisahkan antara aspek organ biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan
lansia (Varney, 2007).

Varney (2007), mengatakan beberapa gejala psikologis yang menonjol pada saat menopause terjadi
adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas
dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual,
mereka merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang saat mereka menopause.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause yaitu : ingatan menurun,
kecemasan, mudah tersinggung, stress bahkan ada yang sampai menjadi depresi.

Ingatan menurun merupakan gejala yang terlihat sebelum menopause, wanita dapat mengingat dengan
mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering
lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelunnya secara otomatis langsung ingat (Varney, 2007).
Kecemasan merupakan keluhan yang dirasakan wanita setelah menopause. Kecemasan yang timbul
sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah dikhawatirkan. Kecemasan pada wanita yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya
ada wanita yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapatkan dukungan dari orang sekitar,
namun ada juga yang terus menerus cemas, meskipun orang-orang sekitar telah memberi dukungan.
Akan tetapi ada juga wanita yang telah mengalami menopause tidak mengalami perubahan yang berarti
dalam kehidupannya saat melewati masa menopausenya (Varney, 2007).

Mudah tersinggung merupakan gejala yang lebih mudah dilihat dibandingkan dengan kecemasan.
Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat
menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif
terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut
dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya (Varney,
2007).

Ketegangan perasaan atau stress pada saat berada dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial,
kehidupan rumah tangga bahkan menyusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat
menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, yang
artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam. Stress tidak hanya memberikan
dampak negatif, tetapi dapat juga memberikan dampak yang positif. Dampak negatif dan positif itu
tergantung pada bagaimana individu memandangnya dan mengendalikannya. Stress adalah suatu
keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang, oleh karena itu stress sangat
individual sifatnya. Depresi yang dialami oleh wanita menopause sering disebabkan karena mereka
merasa sedih karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan
punya anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya (Varney, 2007).

2.5.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause

Menurut Blackburn dan Davidson (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi menopause adalah:

a. Umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarch)

Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat haid pertama dengan
umur sewaktu memasuki menopause. Semakin mudaumur sewaktu mendapat haid pertama kali,
semakin tua usia memasuki menopause.

b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan

Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja,umur memasuki
menopause lebih muda dibandingkan dengan wanita sebayayang tidak bekerja dan menikah.

c. Jumlah anak
Ada peneliti yang menemukan, makin sering melahirkan, makin tua baru memasuki menopause.
Kelihatannya kenyataan ini lebih sering terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan
pada golongan masyarakatekonomi kurang mampu.Penggunaan obat-obat Keluarga Berencana
(KB)Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari indung telur,kelihatannya wanita yang
menggunakan pil KB lebih lama baru memasukiumur menopause.

d. Merokok

Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita
yang tidak merokok.

e. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari pemukaan laut

Wanita yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 m dari permukaanlaut lebih cepat 1-2 tahun
memasuki usia menopause dibandingkan denganwanita yang tinggal di ketinggian < 1000 m dari
permukaan laut.

f. Sosio-ekonomi

Menopause juga dipengaruhi oleh faktor status sosio-ekonomi, di samping pendidikan dan pekerjaan
suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badandan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk
dalam pengaruh sosio-ekonomi.

2.5.6 Pilihan Pengobatan Untuk Menopause

Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala menopause dan
mengurangi resiko masalah kesehatan dimasa depan adalah terapi sulih hormone (hormone
replacement therapy, HRT). Akan tetapi, seperti yang mungkin anda dengar, ada beberapa risiko yang
mungkin menyertai pengobatan HRT, khususnya jika digunakan untuk jangka waktu yang lama.

· Peningkatan resiko tersamar: Kanker payudara, masalah penyumbatan pembuluh darah (misalnya
stroke), penyakit jantung koroner.

· Penurunan resiko tersamar: kanker kolorektal (usus besar), osteoporosis, dan patah tulang.

Kita dapat mengetahui lebih detail tentang pilihan-pilihan ini dalam bagian penanganan menopause,
diantaranya adalah:

1. Perubahan gaya Hidup

· Pola makan yang sehat dan seimbang

· Olah raga (missal: latihan ketahanan tubuh, jalan kaki, atau jogging)

· Menghindari hal hal yang dapat memicu timbulnya gejala

2. Pengobatan berbasis Hormon


· HRT (Terapi Esterogen Tunggal) pemberian estrogen dengan dosis harian rendah dan cocok untuk
wanita yang menjalani Histerektomi sehingga tidak lagi memiliki rahim.

· HRT kombinasi digunakan untuk wanita yang masih memiliki rahim.

· Fitoestrogen (zat kimia alami yang diperoleh dari makanan herbal)

· Testosteron

3. Terapi Komplementer

· Obat-obatan herbal

· Homeopati

· Hypnosis

· Refleksiologi

· Akupuntur

· Aroma terapi dan,

· Yoga

4. Pengobatan Menorrhagia (menstruasi teratur tetapi sangat banyak, yang dialami oleh banyak
wanita pada saat menjelang menopause)

· Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

· Terapi progesterone tunggal (Mirena)

5. Pengobatan untuk gejala psikologis

· Psikoterapi , konseling

· Obat obatan antidepresan

6. Pengobatan untuk gejala urogenita

· Gejala fisik yang mempengaruhi sistem saluran kemih dan organ genital

· Pelican / pelembab vagina

· Obat obatan untuk mengatasi ketidak mampuan untuk mengendalikan inkontinensia

· Antibiotika
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah:

1. Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi eksterna dan
interna. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris,
vestibulum dan perineum), sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba
fallopii dan ovarium.

2. Menstruasi merupakan peristiwa meluruhnya dinding rahim. Ada beberapa fase yang terjadi yaitu
fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi/luteal dan fase iskemi/premenstrual di mana fase-fase
tersebut berhubungan dengan sekresi hormon estrogen, progesteron dan LH serta FSH.

3. Menopause adalah masa setelah satu tahun berhentinya menstruasi/haid yang disebabkan oleh
menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron di ovarium dan berakhirnya masa reproduksi
seorang wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Baziad A. 2003. Osteoporosis. Menopause dan Andropause; Sarwono Prawirihardjo. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.

Bobak, Irine. 2004. Buku Saku Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC


Ganong, W. F. 2008. Fisiologi Kedokteran edisi ke-20. Terjemahan: H. M. D

Widjajakusumah. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Glasier, A., & Gebbie, A. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi (Edisi 4). Cet. Pertama. Jakarta :
EGC. 2006

Hani, Ummi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika

Kartono. 2007. Psikologi Wanita 2, Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju

Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Cet. Pertama. Jakarta: Puspaswara.

Manuaba, dkk. 2006. Buku Ajar Patalogi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Cetakan I. Penerbit Buku
Kedokteran . Jakarta : EGC

Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetric Fisiologi, Obstetric Patologis. Jakarta: EGC.

Prawiroharjo, S. dan Wiknjosastro. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

Shimp, L. A., & Smith, M. A. 2000. Common Problems in Women,s Health Care International Edition.
Singapore : McGraw – Hill Book Co.

Suzannec S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth. Vol.2 Ed.8, Jakarta: EGC.

Varney, Halen. 2007. Buku Ajar Asuhan kebidanan, 3 rd. London : Jones and Barlett Publisher.

SHARE THIS STORY

SHARE ON FACEBOOK SHARE ON TWITTER PIN THIS POST

TAGS: biologi, study islamic

← Previous Story


Next Story →

YOU MIGHT ALSO LIKE

2 COMMENTS

AKHBAR

June 17, 2019 at 5:24 PM

Sistem reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup
tersebut terancam punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak). Sistem reproduksi manusia
tentunya berbeda pada pria dan wanita. Sistem reproduksi wanita sangat bertanggungjawab terhadap
adanya generasi selanjutnya karena di dalam rahimnya terjadi perkembangan janin hasil fertilisasi. Hal
tersbut didukung dengan adanya organ-organ penyusun sistem reproduksi yang mempunyai fungsi
penting.

Reply

UNKNOWN

December 1, 2019 at 4:16 PM

terimakasih (:

Reply

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa beri komentar ya ?

ABOUT ME

hello my name is leni

i'm freelance writer come from Bojonegoro


my blog about ideology and biology

you can always contact me on ayunda leni

TRANSLATE

Diberdayakan oleh Google TerjemahanTerjemahan

FOLLOW ME :)

POPULAR POSTS

makalah Sistem reproduksi

BAKTERI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

makalah ekologi ekosistem

SERANGGA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

makalah perkembangan ajaran tasawuf khususnya di Pulau Jawa

makalah teologi islam kaum khawarij

BIOLOGI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

makalah filsafat ilmu Ontologi


Sholawat Asnawiyyah ( Yaa Robbi nawwir qolbana )

makalah study quran cara alquran diturunkan

LABELS

BERBAGI SEMANGATBIOLOGICORAT-CORETIDEOLOGIKANGE YUNEKARYA RABIAH AL-ADAWIYAHKARYA


TULISLIFESTYLEMINIRISETMUSLIMAHNASIONALISMEORGANISASIPEMBERDAYAAN
MASYARAKATPEREMPUANPUISIRENUNGANRIVIEWSANTRISTUDY ISLAMICTAHFIDZTRAVELLING

RECENT POSTS

PEREMPUAN

PEREMPUAN BERSINERGI

03 MAR 2019

PEREMPUAN

PEREMPUAN SEBAGAI TRANSFORMATOR NILAI-NILAI RELIGIOSITAS DAN KEBANGSAAN

22 OCT 2018

BLOG ARCHIVE

► 2019 (1)

► 2018 (8)

► 2017 (57)

▼ 2016 (19)

▼ December (13)

puisi Wanita Syurga

puisi Kerinduan

puisi Bertanya pada Tuhan

Makalah Osteichthyes
makalah teologi islam kaum khawarij

makalah filsafat ilmu Ontologi

makalah study quran cara alquran diturunkan

biografi ibnu abbas

makalah daun majemuk SPT

takhrij hadits tentang jilatan anjing

tugas mikroindustri perbedaan kapang khamir dan ba...

makalah perkembangan ajaran tasawuf khususnya di P...

makalah Sistem reproduksi

► August (1)

► June (5)

► 2015 (2)

► 2014 (9)

KIRIM SARAN

Name

Email *

Message *

MEMBER OF

MEMBER OF

MEMBER OF

MEMBER OF

Template Created By :ThemeXpose. All Rights Reserved.BACK TO TOP


Perawat Pasti Bisa

Perawatan, Kesehatan, dan Tutorial

SENIN, 24 MARET 2014

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA

Mata Kuliah:

SISTEM REPRODUKSI / PONEK

Oleh:

Arido Lapod

Bawendu S.Yuliana

Jois Mamahit

Norci Manahulending

Tri Wardani O. Sumangkut

Rike Pungis
Conny E. Waworuntu

Alvi Pungusingon

Zakarias Yando

DOSIS :

dr.Grace Sampow

FAKULTAS KEPERAWATAN

TOMOHON UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA

2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasi h dan selesai membuat makalah Anatomi
Fisiologi Sistem Reproduksi Manusia pada khusunya Wanita dapat terselesaikan dengan baik. Semua ini
hanya- mata adalah kehendak Tuhan.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah semata-mata sebagai pemenuhan tugas yang diberikan oleh
dosen, juga untuk menambah wawasan mahasiswa Fakultas Keperawatan tentang Anatomi Fisiologi
Sistem Reproduksi Manusia pada wanita

Adapun kesulitan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini yaitu mengenai sumber yang kami
gunakan, keterbatasan buku yang kamimiliki adalah masalah utama yang kamu hadapi serta kurangnya
kebersamaan dalam kelompok juga adalah salah satunya.

Kami kelompok I mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu dosen dr.Grace Smpow atas
bimbingan yang diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap melalui makalah ini seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan
dapat mengerti dan memahami tentang Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Manusia .Kami juga
berharap apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini pembaca dapat memberikan saran atau
kritik demi pembangunan karakter pendidikan yang lebih baik.

Tomohon, 21 Maret 2014

Kelompok I.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang..................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

a. Genitelia Eksterna Wanita..............................................................................3

b. Genitalia Interna Wanita................................................................................4

c. Siklus menstruasi .............................................................................................8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

Masa pubertas pada wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapat keturunan, yang
berlangsung kurang lebih 40 tahun. Setelah itu, wanita memasuki masa klimakterium yaitu masa
peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium (kemunduran), di mana haid berangsur-angsur
berhenti selama 1-2 bulan dan kemudian berhenti sama sekali, yang disebut menopause. Selanjutnya
terjadi kemunduran alat-alat reproduksi, organ tubuh , dan kemampuan fisik.

Dalam Pengkajian pola Godon untuk Asuhan Keperawatan terdapat salah satu pola yang disebut dengan
Kajian Pola Reproduksi – Seksualitas. Salah satu Pola ini dapat mempengaruhi Pola lainnya yang disebut
juga dengan Kebutuhan Dasar Manusia menurut Pola Gordon. Apabila salah satu terganggu pasti akan
mempengaruhi yang lain. Begitu pentingnya masalah sexualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada
pendapat ahli yang extrim menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada hakekatnya dimotifasi
dan didorong oleh sex. Maka tidaklah mengherankan bahwa ada pendapat peneliti lain mengatakan
bahwa kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan tingkah laku terjadi oleh adanya gangguan pola
perkembangan kehidupan psikosexualnya.

1. Genetalia Eksterna

Genetalia Eksterna terdiri dari:

a. Tundun (Mons veneris)

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi
bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis.
Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan juga dari jenis kelamin.pada
wanita umumnya batas atasnya melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan kebawaah sampai
sekitar anus dan paha.

b. Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah
dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm,
lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak kedua labia mayora sangat berdekatan.

c. Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia
minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora
akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini
mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette.

d. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada
laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

e. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah
lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah
muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika
terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen.

f. Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang
senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari
himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi
ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat
melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior.

g. Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus
levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.

1. Genetalia Interna

A. VAGINA

Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan


muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu
dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm.

Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:

-Forniks anterior -Forniks dekstra

-Forniks posterior -Forniks sisistra

Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5.
keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.

Fungsi utama vagina:

1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.

2) Alat hubungan seks.

3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

B. UTERUS

Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum.
Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan
cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).

Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.

1) Korpus uteri : berbentuk segitiga

2) Serviks uteri : berbentuk silinder

3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.

Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban
hingga 5 liter

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

a) Peritonium

Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
b) Lapisan otot

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat
terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin
kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak
antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.

c) Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus
dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga,
tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

1) Ligamentum latum

• Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.

2) Ligamentum rotundum (teres uteri)

• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.

• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.

3) Ligamentum infundibulopelvikum

• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.

4) Ligamentum kardinale Machenrod

• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.

• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.

5) Ligamentum sacro-uterinum

• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.

6) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
persalinan.

C. TUBA FALLOPII

Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8
mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan
implantasi.

D. OVARIUM

Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan
terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.

Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:

a. Memproduksi ovum

b. Memproduksi hormone estrogen

c. Memproduksi progesteron

Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran
hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah
menstruasi pertama yang disebut menarche.

Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-
tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

A. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon pada Wanita


Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih
kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi
adalah dalam siklus menstruasi.

a.Siklus menstruasi

Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan
endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari.
Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan
adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu
pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.

Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa
yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk
periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama
menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-
ovulasi, fase ovulasi, fase pasca- ovulasi.

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum
tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan
pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase
menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-
rata sekitar 50mL.

2. Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.
Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan
folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan
tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di
dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan
endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi
serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk
menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

3. Fase ovulasi

Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau
penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH
menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf.
Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap
dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.

4. Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan
FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen
(namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron.
Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium
dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang
sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.

Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26
tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki
kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan
progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan
selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi
berikutnya.

a. Fertilisasi

Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma
dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa
yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus
menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di
sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling
mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.

Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:

1. Hialuronidase

Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.

2. Akrosin

Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.


3. Antifertilizin

Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder. Oosit sekunder
juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :

a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

b. Menarik sperma secara kemotaksis positif.

c. Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.

Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder
mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma
lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder ,
sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan
satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti
(nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian,
inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom
(haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem reproduksi wanita terdiri atas 2 yaitu Genetalia Eksterna dan Interna. Genetalia Eksterna terdiri
atas Mons Venerum, Klitoris, Labiya mayora,labiya minora, vestibulum,hymen dan perineum sedangkan
Genetalia Interna terdiri atas vagina,uterus,tuba fallopi dan ovarium. Genetalia Eksterna dan Genetalia
Interna memiliki perbedaan Anatomi maupun Fisiologinya tetapi tetap memiliki keterkaitan yang saling
bekerjasama yang sesuai dengan sistemnya yaitu system reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif dkk.2000. Kepita Selekta Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius. Jakarta.

Manuaba, Ida. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan
bidan. Penerbit buku kedokteran. Jakarta .

Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta

Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3. Esis-Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa

Mega, Jakarta.

Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344, 348,349, 354-359. Biologi 2. Galaxy

Puspa Mega. Jakarta.


Unknown di 02:29:00

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

ABOUT ME

Unknown

View my complete profile

Powered by Blogger.

Septia Blog

Blog ini di buat untuk kepentingan bersama agar kita dapat mengetahui informasi-informasi yang kita
butuhkan. Semoga blog ini dapat bermanfaat dan di gunakan sebagaimana mestinya.
Jumat, 10 Januari 2014

Makalah Sistem Reproduksi Wanita

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari ovarium, uterus
dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan
mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa
pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya
proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi
maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

Pada pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur organ
reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.

Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal.
Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora,
labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan
vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah
bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami
degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200
ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses
oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.

Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ reproduksi
aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54
tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim
(endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian
jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio)
akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima
kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal
dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan
peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.

Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui
anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan
gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan?

2. Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?

3. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi perempuan?

4. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?

5. Bagaimana siklus menstruasi terjadi?

6. Apa saja ganguan pada reproduksi wanita?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan;

2. Anatomi sistem reproduksi perempuan;

3. Fisiologi sistem reproduksi perempuan;

4. Pengertian siklus menstruasi;

5. Proses terjadinya menstruasi.

6. Gangguan pada reproduksi wanita.

D. Kegunaan Makalah

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai reproduksi wanita. Secara
praktis makalah ini berguna bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang kebidanan khususnya
tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan siklus menstruasi.

2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.

E. Metode Penelitian

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah
metode studi literatur. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi
pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan
dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan meneksposisikan
data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Perempuan

Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi (tomie) = Tomneinei = iris,
potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan
fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja.

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan
dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.

Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak.

B. Anatomi Sistem Reproduksi Perempuan

Genetalia Eksterna & Genetalia Interna

Genetalia Eksterna

1. Mons Veneris

Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita
berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut
runcing ke atas.

2. Labia Mayora (bibir besar)

Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut
lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior.

3. Labia Minora (bibir Kecil)


Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri
bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah
mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan).

4. Klitoris (kelentit)

Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi frenulum
klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak
memiliki serabut saraf.

5. Vestibulum

Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan
dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah
kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina
juga terdapat disini.

6. Hymen (selaput dara)

Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk semilunaris,
anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen
imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae
mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.

7. Perineum

Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.

8. Vulva

Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri
diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
* Genetalia Interna

Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah dalam dan hanya dapat
dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.

1. Vagina (liang sanggama)

Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan
rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina
berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih
keras disebut kolumna rugarum.

Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan
jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan
kiri, forniks anterior dan posterior.

Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah vagina diperoleh dari
arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna.
Fungsi penting vagina adalah :

ü Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim.

ü Alat untuk bersenggama.

ü Jalan lahir pada waktu bersalin.

2. Uterus (rahim)

Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum, sedangkan rongga
dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul
kecil diantara kandung kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah
alpukat yang terdiri dari 3 bagian yaitu :
- badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga

- leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder

- rongga rahim (kavum uteri)

Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal rahim.
Besarnya rhim berbeda-beda, tergantung pda usia dan pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya
kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm,
multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada
multipara. Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan pars vaginal (portio) saluran yang
menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan orifisium uteri eksterna (oue) disebut kanalis servikalis.
Bagian rahim antara serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini
penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.

Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :

- lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar

- lapisan otot (lapisan miometrium)di tengah

- lapisan mukosa (endometrium) di dalam

Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium.

Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan dipertahankan
oleh :

# tonus rahim sendiri

# tekanan intra abdominal

# otot-otot dasar panggul

# ligamentum-ligamentum

Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :

a. Ligamentum Latum

Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul, seolah-olah
menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar
disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
b. Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)

Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua ligamen ini melelui kanalis
inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen.
Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba
dengan pemeriksaan luar.

c. Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)

Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii propium.

d. Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)

Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul. Ligamen ini membantu
mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan
mencegah prolap.

e. Ligamentum Sakro Uterinum

Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.

f. Ligamentum Vesiko Uterinum

Dari uterus ke kandung kencing

Letak Uterus

v Ante dan retrofleksio uteri

Sumbu serviks dan sumbu korpus uteri membentuk sudut, jika membuka ke depan disebut : antefleksio,
jika membuka ke belakang disebut : retrofleksio.

v Ante dan retroversio uteri

Sumbu vagina dan uterus membentuk sudut, jika membuka ke depan disebut : ante versio, jika
membuka ke belakang disebut : retro versio.

v Positio
Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri (sinistro), ke kanan (dextro), ke depan
(antero) dan bisa lebih ke belakang (dorso positio).

v Torsio

Letak uterus biasanya agak berputar

Pembuluh darah uterus :

Y Arteri uterina

Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi
OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan
arteria ovarica.

Y Arteri ovarica

Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo pelvicum dan memberi darah
pada ovarium, tuba dan fundus uteri.

Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya
vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui vena renalis sinistra.

Seraf-seraf uterus :

Kontraksi dinding uterus adalah autonom, uterus dipengaruhi serat-serat saraf sympathis
maupun parasympatis yang menuju ke ganglion cervicale dari Frankenhauser yang terletak dipangkal
ligamen sacro uterinum.

Fungsi utama uterus :

1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan dan pelepasan
dari endometrium.

2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.

3. Tempat melekatnya plasenta.

4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya persalinan dan
kembalinya uterus pada saat involusi.

3. Tuba Falopii (saluran telur)


Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari kornu uteri kanan kiri.
Panjangnya "12 cm, diameter 3-8 cm.

Tuba ini dibagi 4 bagian :

YPars interstisialis (intramuralis)

Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba.

YPars ismika

Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.

YPars ampullaris

Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan
berbentuk S, disini biasanya terjadi konsepsi.

Y Infundibulum

Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium
abdominale tuba.

Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas ovarium ke jurusan cavum uteri,
serta tempat terjadinya konsepsi.

4. Ovarium (indung telur)

Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen ovarii propium dan
dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara ligamen infundibulo pelvicum, disini terdapat
pembuluh darah untuk ovarium.

- Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5 gram.

- Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa ovarica Waldeyeri.

- Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla). Pada korteks terdapat folikel-
folikel primordial kira-kira 100.000 setiap bulan satu folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2
sekaligus secara bersamaan, folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat
pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh lympha. Fungsi ovarium adalah:

1. mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,

2. mengeluarkan telur setiap bulan.


5. Parametium

Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut parametrium.
Parametrium ini dibatasi oleh :

§ Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing

§ Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri

§ Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium

§ Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium

Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium ini terdapat uretra kanan dan
kiri dan pembuluh darah arteria uterina.

Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii, uterus, vagian bagian atas)
dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung kemih, anus).

Panggul

Panggul yang dikenal penting dalam ilmu kebidanan adalah panggul kecil (pelvis minor) yang
merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir. Sedangkan panggul besar (pelvis
mayor) berfungsi mendukung isi perut dan bisa menggambarkan keadaan panggul kecil.

Panggul wanita terdiri dari :

I. Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang:

ü 2 tulang pangkal paha (os coxae)

ü 1 tulang kelangkang (os sacrum)

ü 1 tulang tungging (os coccygis)


II. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :

ü Pars muskularis levator ani

ü Pars membranasea

ü Regio perineum

I. Bagian Panggul Yang Keras:

Tulang pangkal paha terdiri atas 3 tulang yang berhubungan satu sama lain pada acetabulum (cawan
untuk kepala tulang paha;caput femuralis) yaitu:

ü Tulang usus (os ilium)

Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.

ü Tulang duduk (os ischium)

Terdapat sebelah bawah dari tulang usus, pinggir belakang berduri ialah spina ischiadica, pinggir bawah
tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk yang disebut
tuber ischiadicum.

ü Tulang kemaluan (os pubis)

Terletak dibawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk tulang ini membatasi sebuah lubang
dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium, tangkai tulang kemaluan yang berhubungan
dengan tulang usus disebut ramus superior ossis pubis, sedang yang behubungan dengan tulang duduk
disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus kiri kanan membentuk arcus pubis. Sedang hubungan antara
kanan dan kiri disebut symphisis.

ü Tulang kelangkang

Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawah. Tulang ini
terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan mempunyai ciri :

F Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.

F Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke bawah dan dari kanan maupun kiri.
F Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf :

foramina sacralia anterior.

F Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke-5

F Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut

promontorium.

F Ke samping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui artikulasio

sacro-iliaca.

F Ke bawah tulang kelangakng berhubungan dengan tulang tungging.

ü Tulang tungging

Bentuk segitiga dan terdiri 3-5 ruas yang bersatu. Pada waktu persalinan ujung tulang ini dapat ditolak
sedikit ke belakang sehingga ukuran panggul bertambah besar.

II. Bagian Panggul Yang Lunak

Yang membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis yang dibentuk oleh :

1. Pars muskularis levator ani yang terdiri dari :

vMuskulus pubococcygeus dari ossis pubis ke septum anococcygeum

v Muskulus iliococcygeus, dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os coccygeus dan septum
anococcygeum

vMuskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os sacrum dan os coccygis

2. Pars membranasea

a. Hiatus urogenitalis

¨ Terletak antara ke dua muskulus pubococcygeus

¨ Berbentuk segitiga

b. Diafragma urogenitalis

Y Menutupi hiatus urogenitalis


Y Dibagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina.

3. Regio perineum

Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :

a. Bagian anal; (sebelah belakang)

Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah.

b. Regio urogenitalis

Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei superfisialis.

Ligamen-ligamen yang penting adalah :

- ligamen sakro-iliaka

- ligamen sakro-spinosum

- ligamen sakro-tuberosum

Fungsi umum panggul wanita

1. Bagian keras panggul wanita

Panggul besar untuk menyangga isi abdomen

Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia

2. Bagian lunak panggul wanita

a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir

b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun

saat kala nifas

c. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.

Panggul Kecil (Pelvis Minor)


Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti penting karena merupakan tempat alat
reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan luas bidang yang
berbeda-beda sehingga dapat menentukan posisi dan letak terendah janin yang melalui jalan lahir itu.

Ciri-ciri khas jalan lahir adalah sebagai berikut:

1. Terdiri dari 4 bidang

a. Pintu atas panggul

b. Bidang terluas panggul

c. Bidang tersempit panggul

d. Pintu bawah panggul

2. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat :

« Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm

« Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm

« Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah berputar 90°

« Bidang putar pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul terjadi pada bidang tersempit

« pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi 2 segitiga dengan dasar pada :

- segitiga belakang pangkal (dasar) pada tuber ossis ischii dan ujung belakangnya os sacrum.

- segitiga depannya dengan ujung (puncak) pada symphisis pubis.

a. Pintu atas panggul

Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping dan di batasi oleh:

¨ Promontorium

¨ Sayap os sacrum

¨ Linea terminalis kanan kiri

¨ Pinggir atas symphisis pubis

Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting, yaitu ukuran muka belakang (konjugata
vera), ukuran melintang (diameter transversa), dan ukuran serong (diameter obliqua).
Konjugata Vera

Panjang sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya dapat diperhitungkan
melalui pengukuran konjugata diagonalis. Panjang konjugata diagonalis antara promontorium dan tepi
bawah symphisis pubis. Konjugata vera (CV) = CD-1,5 cm. konjugata obstetrika yaitu ukuran antara
promontorium dengan tonjolan symphisis pubis.

Ukuran Melintang

Jarak antara kedua linea terminalis diambil tegak lurus pada konjugata vera, ukurannya12,5 cm-13,5 cm.

Ukuran Obliqua

Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini
tidak dapat diukur pada wanita yang masih hidup. Ukuran normalnya ±13 cm.

b. Bidang terluas panggul

Merupakan bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang ini terbentang antara pertengahan
symphisis, pertengahan asetabulum, dan pertemuan antara ruas kedua dan ketiga tulang kelangkang.
Ukuran muka belakang 11,75 cm, ukuran melintang 12,5 cm.

c. Bidang sempit panggul

Bidang ini mempunyai ukuran-ukuran terkecil jalan lahir. Membentang setinggi tepi bawah symphisis
menuju kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang setinggi 1-2 cm diatas ujungnya.
Ukuran muka belakang 11,5 cm dan ukuran melintangnya 10 cm. bidang ini merupakan titik putar dari
PAP menjadi PBP. Kesempitan PBP biasanya disertai kesempitan bidang sempit panggul

d. Pintu bawah panggul

PBP terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama

- Segitiga depan: dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus pubis
- Segitiga belakang: dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh ligamentum
sacrotuberosum kanan dan kiri. Ukuran muka belakang 11,5 cm (tepi bawah simfisis menuju ujung
tulang kelangkang, ukuran melintang 10,5 cm jarak antara kedua tuber ossis ischiadica kanan kiri,
diameter sagitalis posterior 7,5 cm (ujung tulang kelangkang ke pertengahan ukuran melintang.

Ukuran-Ukuran Panggul :

1. Distantia Spinarum

Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.

2. Distantia Kristarum

Jarak yang terjauh antar krista iliaka kanan dan kiri 26-29 cm.

3. Konjugata Eksterna (Boudeloque)

Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosum ruas tulang lumbal ke V ± 18-20 cm.

4. Ukuran Lingkar Panggul

Dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan trocanter mayor
sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak yang lain ukurannya ± 80-90cm.

Inclinatio Pelvis

Adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri sudut ini sebesar 55°. Besar
dan kecilnya bisa berpengaruh pada proses persalinan.

Sumbu Panggul

Adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul berupa garis
yang lurus dibagian atas sampai suatu titik sedikit diatas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke
depan di daerah PBP.

Bidang Hodge

Adalah bidang khayal untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun ke dalm rongga
panggul.

Hodge I = sama dengan PAP

Hodge II = sejajar Hodge I melalui pinggir bawah symphisis


Hodge III = sejajar Hodge I melalui spina ischiadika

Hodge IV = sejajar Hodge I melalui ujung os coccygis

Bentuk Panggul

Caldwell-Moloy mengemukakan 4 bentuk dasar panggul yang didasarkan pada bentuk segmen
posterior dan anterior dari PAP yaitu :

1. panggul gynecoid

2. panggul android

3. panggul anthropoid

4. panggul platypelliod

C. Oogenesis dan Siklus Menstruasi

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau indung
telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang
kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam
kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah
berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang
penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum.

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosit primer.
Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun hingga anak
perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit
primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya
tinggal sekitar 200.000 buah.

Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk melanjutkan proses
oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit
sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan mengalami
degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan
pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan
polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder.
Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang menjadi ovum

Perkembangan folikel di dalam ovarium

Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam folikel, yaitu
suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer
berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit
sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel
yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi
korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk korpus albikan.

Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam
rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan
untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah
keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi
yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.

Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase
menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
Siklus Menstruasi

1. Fase menstruasi

Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi
berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter

2. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi

Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan
hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding
endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk mensekresikan
lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga
mendukung kehidupan sperma.

3. Fase Ovulasi

Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH.
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi

Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi
berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.Folikel de
Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen namun
tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal
dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium
untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi
pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan
hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan
terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita

Adapula macam-macam penyakit kelamin pada wanita selain masalahkeputihan yang berkaitan erat
dengan masalah organ intim kewanitaan beserta penyebab, gejala dan cara mengobatinya :

1. Gonorrhea / Chlamydia

Gonorrhea atau Chlamydia merupakan salah satu jenis bakteri penyebab keputihan yang banyak dialami
oleh sebagian besar wanita. Penyebabnya ialah:

a. Disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dari hubungan seksual dengan orang pasangan atau pria
yang sebelumnya sudah teridentifikasi terkena bakteri tersebut, dapat menyebabkan infeksi yang
dirasakan saat awal beberapa hari sampai beberapa minggu.

b. Jika pada pria, penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut menyebabkan keluarnya cairan dari
alat vital pria, ketika hendak berkemih dapat terasa sakit. Umumnya gejala ini dapat terasa berat atau
tidak terasa sama sekali. Sedangkan pada wanita gejala dari gonorrhea dirasakan sangat ringan atau
tidak terasa sama sekali, namun jika tidak diobati akan menjadi semakin parah dan menyebabkan
kemandulan.

c. Penyakit keputihan yang disebabkan oleh gonorrhea dapat diatasi dengan antibiotik bila sudah
diketahui sejak dini.

2. Herpes

Disebabkan oleh adanya virus, dapat diobati namun tidak dapat disembuhkan secara total, gejala awal
timbul antara 3-10 hari setelah melakukan hubungan seksual dengan penderita yang memiliki penyakit
ini. Kemudian herpes ini akan menunjukkan gejala awal dengan keluar seperti lecet yang kemudian
terbuka menjadi lubang kecil dan berair. Gejala seperti ini berakhir dalam 5-10 hari. Herpes ini
menyerang hampir seluruh bagian kulit. Terkadang wanita tidak menyadari bahwa herpes dapat
menyerang vagina. Virus herpes ini bisa hilang sendiri namun terkadang muncul kembali.
3. Infeksi Jamur

Disebabkan oleh jamur yang menimbulkan rasa gatal dan kemerahan di bawah kulit penis pria yang
belum disunat. Sedangkan pada wanita akan keluar cairan putih kental yang menyebabkan rasa gatal.
Infeksi jamur ini dapat diatasi dengan krim anti jamur.

4. Syphilis

Disebabkan oleh bakteria. Muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan seksual dengan
penderita penyakit ini. Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi, tidak terasa
sakit dan luka akan hilang setelah beberapa minggu, akan tetapi virus akan tetap menempel pada tubuh
dan penyakit dapat muncul kembali seperti lecet-lecet pada seluruh tubuh dan kemudian akan hilang
dengan sendirinya, kemudian virus akan menyebar ke tubuh lainnya.

Syphilis pada wanita biasanya menyerang vagina. Syphilis ini dapat disembuhkan dengan fase pemulihan
dengan menggunakan penicillin. Hampir sama dengan virus herpes, namun virus herpes tidak dapat
disembuhkan.

5. Vaginitis

Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari vagina,
cairan keputihan ini berbau dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Karena disebabkan oleh berbagai
bakteri yang hinggap pada vagina seperti jenis bakteri gonorrhea dan chlamydia atau jamur serta bakteri
lainnya yang sudah menetap pada vagina, bakteri-bakteri pada vagina dapat dilihat dengan mikroskop.
Pengobatannya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat dengan penyebabnya.

6. Bisul pada alat kelamin

Bisul pada alat kelamin dapat disebabkan oleh Virus Human Papilloma atau HPV, ditandai dengan
setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sebelumnya memiliki penyakit kelamin
hingga tertular lewat hubungan seksual. Ketika itu akan muncul satu bisul bahkan lebih sampai
terkadang membentuk benjolan yang dapat diderita selama sebulan sampai setahun. Bisul pada alat
kelamin tidak hanya dialami oleh wanita, tetapi pada pria juga bisa mengalaminya. Namun ada
perbedaan jika bisul pada pria terlihat kecil dan pada wanita tidak terlihat karena berada di dalam
vagina. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pap smear dengan tidak berganti pasangan.

7. Kutu Kelamin
Kutu kelamin berukuran lebih kecil atau sangat kecil atau sama dengan 1/8 inchi. berwarna kelabu
kecokelatan dan hidup menetap pada rambut kemaluan. Kutu kelamin dapat disembuhkan dengan cara
memakai obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin atau dengan menggunting rambut kemaluan
sebagian guna menghindari kuman dan bakteri yang menempel bersamaan dengan keringat dan masuk
ke bibir dalam vagina.

Kutu kelamin dapat menyebabkan rasa gatal yang luar biasa dan dapat menyebabkan luka-luka kecil jika
digaruk akan terasa perih. Hal ini disebabkan oleh kebersihan yang tidak diperhatikan. Cobalah dengan
mengganti celana dalam tiap kali Anda selesai buang air kecil atau air besar dan jangan menggunakan
handuk secara bergantian.

8. AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) / HIV Disease

Penyakit kelamin satu ini diakibatkan dari hubungan seksual yang sering berganti pasangan, pemakaian
narkoba dengan menggunakan jarum suntik. Hal ini disebabkan oleh karena sistem kekebalan tubuh
yang semakin melemah. Gejala untuk menentukan bakteri atau virus AIDS ini hanya dapat dilihat dengan
melakukan pemeriksaan melaui tes darah. Virus AIDS ini banyak merenggut nyawa. Namun saat ini telah
ditemukan obat untuk mengatasi virus HIV AIDS

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut:

1. anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak;

2. menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.

B. Saran

Penysun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
dari bapak/ibu guru sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi
pembelajaran untuk kami dikemudian hari.
Sekali lagi kami tunggu saran dan kritiknya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Firman. (2009). Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. [Online]. Tersedia:
http://hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html. [6 April 2013].

Nopiana, Helse. (2011). Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita. [Online]. Tersedia:
http://bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html. [6 April 2013].

Riani, Intan. (2009). Siklus Menstruasi. [Online]. Tersedia: http://intanriani.wordpress.com/siklus-


menstruasi-pada-wanita/. [7 April 2013].

septia dewi di 00.03

Berbagi

5 komentar:

Unknown14 Agustus 2015 20.46

bagus

Balas

Balasan

zarena cantik18 Desember 2015 00.48

Selaput Dara Buatan

Obat Perangsang

Viagra USA Obat Kuat Pria


Bio Slim Herbal

Obat Mata Herbal

Perangsang Wanita

Obat Perangsang Cair

Perangsang Sex Drops

Semenax Penyubur Sperma

Vagina Tabung

Vagina Center

Boneka Seks Full Body Cantik

Vagina Pinggul

Alat Bantu Sex Pria

Vagina Elektrik

Penis Elektrik

Penis Tempel

Penis Manual

Penggeli Vagina

Penggemuk Badan

Cialis Obat Perkasa

Meizitang Obat Diet Alami

Quick Slim Penurun Berat Badan

Obat Peninggi Grow Up USA

Celana Hernia

Vigrxplus Pembesar Vital

Herbal Slim Peluntur Lemak

Pelangsing Lida
Vakum Penis

Alat Pembesar Penis

Pembesar Payudara

vimax canada Pembesar Penis Alami

Balas

Unknown27 Februari 2016 07.41

makasih artikelnya admin,,,bermanfaat bagi banyak orang dan mudah di pahami,,di klik jugaArtikel
kesehatan terbaru

Balas

KLINIK APOLLO2 Maret 2017 22.47

Blog yang sangat menarik isinya informatif sekali .

Punya Problem Penyakit Menular Seksual ? konsultasi chat online dengan dokter spesialis Kesehatan
kelamin Gratis aman terjaga, privasi pasien terlindungi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung
dengan kami. Anda dapat menghubungi, Dokter spesialis kelamin kami untuk masalah penyakit Kencing
nanah, herpes, sipilis, keputihan, Kutil kelamin ( Kodiloma Akuminata)ejakulasi dini dan masalah kelamin
lainya

www.klinikapollo.com

Balas
masalikhan18 Maret 2017 10.33

Ciri-ciri Vimax Asli

Ciri-ciri Anabolic 24rx Asli

Obat Anabolic

24rx Asli

Hammer Of thor asli

puerarin kapsul

Obat Forex Asli

puerarin kapsul Asli

Vmenplus Asli

Ciri-

CiriVmenplus Asli

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

septia dewi

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.


Kumpulan Tugas Makalah Skripsi

Selasa, 18 Oktober 2016

REPRODUKSI WANITA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari ovarium, uterus
dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan
mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa
pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.

Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah
bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami
degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200
ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses
oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.

Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ reproduksi
aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi antara usia 46-54
tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim
(endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian
jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio)
akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima
kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal
dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan
peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.

Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui
anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan
gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan?

2. Bagaimana anatomi sistem reproduksi perempuan?

3. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi perempuan?

4. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?

5. Bagaimana siklus menstruasi terjadi?

C. Tujuan Makalah

1. Sejalan dengan rumusan di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

2. Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan;

3. Anatomi sistem reproduksi perempuan;

4. Fisiologi sistem reproduksi perempuan;

5. Pengertian siklus menstruasi;

D. Kegunaan Makalah

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara
teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai reproduksi wanita. Secara
praktis makalah ini berguna bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang kebidanan khususnya
tentang anatomi fisiologi system reproduksi wanita dan siklus menstruasi.
2. Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Perempuan

Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi (tomie) = Tomneinei = iris,
potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan
fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja.

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan
dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.

Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak.

B. Anatomi Sistem Reproduksi Perempuan (Bagian Luar)

1. Mons Veneris

Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubis) apabila wanita
berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung (pada wanita) sedang pria membentuk sudut
runcing ke atas.

2. Labia Mayora (bibir besar)

Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa di tumbuhi rambut
lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor membentuk komisura posterior.
3. Labia Minora (bibir Kecil)

Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu lipatan kanan dan kiri
bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah
mengelilingi orifisium vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan).

4. Klitoris (kelentit)

Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi frenulum
klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak
memiliki serabut saraf.

5. Vestibulum

Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan
dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah
kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina
juga terdapat disini.

6. Hymen (selaput dara)

Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang membentuk semilunaris,
anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen
imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae
mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid.

7. Perineum

Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.

8. Vulva

Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri
diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
C. Alat Reproduksi Dalam

a. Sepasang Ovarium ( Indung Telur )

Terdapat dua indung telur, masing – masing di kanan dan di kiri Rahim, dilapisi mesovarium dan
tergantung di belakang lig. Latum. Bentuknya seperti buah almon., sebesar ibu jari tangan ( jempol )
ukuran 2,5 – 5 cm 0,6 – 1 cm. indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, ligamen Ovarika,
ligamen Infundibulopelvikum. Merupakan alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan ovum
( telur ). Ovarium mangandung kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang disebut folikel.
Didalam folikel terdapat oosit ( calon sel telur). Selanjutnya sel folikel yang telah matang akan
dikeluarkan dari ovarium melalui proses ovulasi yang berlangsung sebulan sekali. Pada setiap ovulasi
hanya satu sel telur yang mampu bertahan hidup selama 24 jam. Saat folikel tumbuh maka ovarium
menghasilkan hormon esterogen,sedangkan setelah ovulasi maka hormon yang di hasilkan kebanyakan
adalah progesteron hormon. Ovarim juga berperan dalam mengatur siklus haid. Strukturnya terdiri dari :

- Korteks / kulit :

Ø Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk kubik

Ø Jaringan ikat di sela – sela jaringan lain

Ø Stroma, folikel primordial, dan folikel de graf

- Medulla / inti atau zona vaskulosa terdiri dari :

Ø Stroma berisi pembuluh darah

Ø Serabut saraf

Ø Beberapa otot polos

Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira – kira 400 butir.

b. Vagina ( Liang Senggama )

Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang
dubur. Di bagian ujung tasanya terletak mulut Rahim. Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding
belakang 10 cm. bentuk dinding dalamnya berlipat – lipat,, disebut rugae sedangkan ditengahnya ada
bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagian terdiri dari lapisan mukosa, lapisan
otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain
forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior. Suplai darah vagina diperoleh dari
arteria uterine, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna.
Fungsi penting dari vagina ialah sebagai :

(a) Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari Rahim,

(b) Alat untuk sanggama,

(c) Jalan lahir pada waktu bersalin.

c. Uterus / Histera / Hister ( Rahim )

Merupakan organ otot berdinding tebal dan berongga ( cavum ). Bentuk, besar, letak, dan susunan
uterus berbeda – beda tergantung pada umur, organ sekitarnya dalam keadaan hamil. Terletak pada
rongga panggul antara vesika urinaria dengan colon sigmoid dan rectum. Uterus ini sendiri berfungsi
sebagai tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, Sebagai tempat perkembangan dan memberi
makan pada janjn yang sedang berkembang. Dengan vagina termasuk jalan lahir lunak.

Bagian – bagian uterus antara lain :

- Fundus Uteri

- Corpus Uteri

- Isthmus Uteri

- Serviks Uteri

D. FISIOLOGI ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA

Dalam masa kanak – kanak, indung telur masih masa istirahat, belum berfungsi dengan baik.setelah akil
baliq,maka terjadilah perubahan –perubahan besar pada seluruh tubuh wanita. Pubertas tercapai pada
usia sekitar 12 – 16 tahun, namun hal ini di pengaruhi oleh keturunan , bangsa,iklim,dan lingkungan. Ciri
khas kedewasaan manusia di tandai dengan adanya perubahan – perubahan siklik pada alat kandungan
sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa penting tersebut di tandai dengan datangnya
haid,yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari dalam rahim. Selain itu , pada ketiak dan alat kemaluan luar
tumbuh rambut, buah dada ( payudara ) bertambah besar, panggul dan pinggul menjadi luas, sehingga
tubuh remaja putri ini mempunyai bentuk khas wanita. Dengan akil baliq ini, seorangb remaja putri
mulai memasuki kurun waktu reproduktif, artinya masa mendapatkan keturunan yang berlangsung kira
– kira 30.
Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi, wanita masuk dalam masa
Klimakterium yang terjadi secara berangsur – angsur di mana haid akan menjadi tidak teratur, lalu akhir
nya berhenti sama sekali sesuai dengan lanjutnya usia. Keadaan ini di sebut Menopause ( stop haid ).
Perubahan – perubahan yang kompleks dan harmonis ini di atur oleh Serebrom, Hipotalamus,
Hipofise,Alat – alat kandungan, Korteks Adrenal ,Kelenjar Tiroid dan kelenjar – kelenjar lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut:

1. anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak;

2. menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.

B. Saran

Penysun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
dari bapak/ibu guru sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi
pembelajaran untuk kami dikemudian hari.

Sekali lagi kami tunggu saran dan kritiknya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Firman. (2009). Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita. [Online]. Tersedia:
http://hendyuuk.blogspot.com/2009/12/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html. [6 April 2013].

Nopiana, Helse. (2011). Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita. [Online]. Tersedia:
http://bidansuper.blogspot.com/2011/02/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html. [6 April 2013].
Riani, Intan. (2009). Siklus Menstruasi. [Online]. Tersedia: http://intanriani.wordpress.com/siklus-
menstruasi-pada-wanita/. [7 April 2013].

Unknown di 20.30

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.


RoseLolitaaa

Life Style Blog

Rabu, 22 Juni 2016

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “Sistem Reproduksi”

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“Sistem Reproduksi”

Oleh:

Nama : Rose Lolita

NIM : 130210103027
Kelas :C

Kelompok :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016

I. Judul : Sistem Reproduksi

II. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami cara menghitung masa subur menggunakan
ovutest dan perhitungan sistem kalender.
III. Tinjauan Pustaka

Suatu mahluk di katakan mahluk hidup apabila memiliki kemampuan untuk melakukan perbanyakan diri.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya
adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk
menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Sistem reproduksi adalah suatu
rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada
perempuan berpusat di ovarium (Sumiati, 2013: 2).

Sistem reproduksi dari wanita di bagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan bagian dalam. Pada
bagian luar terdapat vagina dan juga vulva. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ
uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya
bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara (Sumiati,
2013: 4). Sedangkan vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2
bagian yaitu, labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi
vulva. Dan juga labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan
membatasi vulva (Sumiati, 2013: 4).

Kemudian organ reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari ovarium, fimbrae, infundibulum, oviduct,
tuba fallopi, rahim/uterus, cervix, saluran vagina, dan klitoris (Waluyo, 2016: 25).

Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut
pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon
wanita seperti estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Sedangkan progesterone yang berfungsi dalam
memelihara masa kehamilan (Sumiati, 2013: 6). Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang
mengapit uterus dan dipertahankan pada posisi didalam rongga abdominal oleh ligamen. Lapisan luar
dari setiap ovarium disarati oleh folikel, yang masing-masing terdiri atas satu oosit, sel telur yang
berkembang sebagian, dikelilingi oleh sekelompok sel-sel penyokong (Campbell , 2008: 171).

Kemudian selnjutnya fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang
ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari
ovarium menuju uterus (Setiadi, 2007). Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di
bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel
ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium (Sumiati, 2013: 6). Sedangkan Infundibulum
merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae.
Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae (Sumiati, 2013: 6).

Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. Kemudian
oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan
jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya (Sumiati, 2013: 7). Uterus
(kantung peranakan) atau rahim merupakan ronggs pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk
seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia
berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding
berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan
endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium
menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi (Pearce, 2009). Bentuk
rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecildi antara rectum (bagian
usus sebelum dubur) dan didepannya terletak kandung kemih.. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga
lapis, yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang, sehingga dapat memelihara dan
mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan (Indrawati, 2012 : 4).

Selanjutnya cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya
janin dari uterus menuju saluran vagina. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan
sampai pada vagina (Sumiati, 2013: 8). Setelah itu klitoris merupakan organ erektil yang dapat
disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris tidak sama percis dengan penis,namun klitoris juga
mengandung korpus kavernosa (Sloane, 2010 : 109). Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa. Pada vulva bermuara dua saluran,yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan
saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat hirmen atau selaput dara.
Hymen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.

Pada wanita memiliki siklus reproduktif, yaitu terdapat siklus yang di namakan siklus menstruasi
yaitu pelepasan ovum yang menempel pada dinding endometrium dan tidak di buahi oleh sel sperma
mengakibatkan runtuhnya dinding rahim. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yang pertama adalah fase
menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan
progresteron. Yang kedua adalah fase proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon
progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel
dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang
menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding
endometrium yang robek (Snell, 2006: 198).

Yang ketiga adalah fase ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya
sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan
folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum (Snell, 2006: 198). Dan selanjutnya yang ke
empat adalah fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan
menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone
estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya
sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan
endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi (Snell, 2006: 198).

Pada masa sel telur dilepaskan dari ovarium disebut masa subur wanita. Cara menghitung masa subur
dapat melalui cara manual melalui perhitungan sistem kalender maupun menggunakan alat uji tes masa
subur yaitu Ovutest scope. Ovutest scope merupakan alat uji masa subur dengan air liur yang membantu
wanita untuk mempermudah menghitung masa subur dari ovulasi yang sedang terjadi (Waluyo, 2016:
25).

Sistem Kalender Menentukan masa subur dengan menggunakan system kalender ada dua cara
yaitu :

1. Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya
masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.

2. Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid
sekurang kurangnya selama 6 siklus (Ekarini, 2008: 127).

Selanjutnya adalah alat reproduksi pada pria. Organ reproduksi pria tersusun dari organ reproduksi
bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi pria bagian luar yaitu penis dan
skrotum dan organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan
uretra (Waluyo, 2016: 25).

Organ reproduksi luar terdiri atas penis dan juga skrotum. Penis merupakan organ kopulasi yaitu
hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi
betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.
Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu
yang sesuai bagi spermatozoa (Sumiati, 2013: 2). Selain itu skrotum yang merupakan suatu lipatan
dinding tubuh, mempertahankan suhu testis sekitar 2oC di bawah suhu di dalam rongga perut
(Campbell, 2008: 172).

Organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra.
Gonad atau testis terdiri dari banyak saluran yang yang menggulung berkali-kali, dikelilingi oleh
beberapa lapis jaringan ikat. Saluran-saluran ini adalah tubulus seminiferus, tempat terbentuknya
sperma. Sel-sel leydig tersebar diantara tubulus seminiferus menghasilkan testosteron dan androgen
lainnya. Dari tubulus seminiferus sebuah testis, sperma melewati saluran menggulung yang disebut
dengan epididimis. Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran
sepanjang 6 m setiap epididimis. Selama perjalanan ini, sperma menyelesaikan pematangannya dan
menjajdi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh kemampuan memfertilisasi sel telur ketika
terpapar kelingkungan kimiawi dari sistem reproduktif perempuan. Selama ejakulasi sperma di dorong
dari setiap epididimis melalui saluran berotot, vas deferens. Setiap vas deferens menjulur di sekeliling
dan di belakang kandung kemih, tempat vas deferens bergabung dengan sebuah saluran dari vesikula
seminalis, membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus ejakulasi membuka ke dalam, saluran
keluar bagi sistem ekskresi dan juga sistem reproduksi. Uretra membentang melalui penis dan membuka
ke luar pada ujung testis (Campbell, 2008: 172-173).

Kelenjar pada organ reproduksi pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery
(Waluyo, 2015: 25).

1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan
kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi
bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi
wanita.

2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat
asam.

3. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa


lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra (Sumiati,
2013: 2).
IV. Metode Penelitian

4.1 Alat dan Bahan

Alat :

- Ovutest scope

- Kalender

- Alat tulis

Bahan :

- Alkohol 70%

- Air liur wanita yang reproduksinya normal

4.2 Langkah kerja

4.2.1 Perhitungan sistem kalender

Memilih 3 probandus wanita pada tiap kelompok praktikum yang memiliki siklus menstruasi normal,
yaitu antara 28-30 hari

Mencatat hasil perhitungan masa subur sistem kalender pada tabel hasil pengamatan

Menghitung masa subur probandus. Hari pertama siklus menstruasi dihitung sebagai hari ke-1 dan masa
suburnya adalah hari ke-13 hingga ke-15
4.2.2

Melepaskan penutup ovutest scope

Perhitungan menggunakan Ovutest scope

Melepaskan lensa optik dari bagian badan alat dengan menariknya secara hati-hati kemudian
membersihkan lensa objek.

Mengambil air liur secukupnya dengan cotton bud kemudian mengoleskan secara merata pada
permukaan lensa objek. Menghindari terbentuknya gelembung

Menunggu sampai air liur mengering kemudian memasang lensa ke posisi semula

Menekan tombol disamping ovutest scope hingga terlihat cahaya kemudian mendekatkan ke mata
Memutar lensa sampai terlihat gambar yang jelas

Mengamati hasil gambaran kristal air liur dan membandingkan dengan gambar diagram yang tersedia

Membandingkan hasil pengamatan menggunakan ovutest dengan sistem kalender yang sudah dihitung

Setelah selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70%
V. Hasil pengamatan

Kel.

Nama

Hari ke-1 Haid

Hasil Perhitungan Masa Subur

Sistem Kalender (Tanggal)

Ovutest

Gambar Hasil Ovutest


Ket.

Arifah

19 April 2016

1-3 Mei 2016

Masa Peralihan

Nina

13 April 2016

25-27April 2016

Tidak subur

Fitri

17 April 2016

29 April - 1 Mei 2016

Tidak subur

Naila

9 April 2016

22 - 24 April 2016

Masa Peralihan
5

Relita

29 April 2016

11-13 Mei 2016

Tidak subur

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum mengenai sistem reproduksi. Pada praktikum kali ini
memiliki tujuan praktikum memahami cara menghitung masa subur menggunakan ovutest dan
perhitungan sistem kalender. Praktikum kali ini menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang di
gunakan adalah kalender yang digunakan untuk mengetahui masa subur seorang wanita, kemudian
ovutest scope yang digunakan untuk mengetahui masa subur wanita dengan menggunakan air lir.
Prinsip kerja ovutest ini adalah berdasarkan kadar hormon estrogen yang dikandung dalam tubuh.
Estrogen digunakan untuk mengetahui kesuburan. Masa subur wanita merupakan masa pada saat sel
telur dilepaskan dari ovarium yang terjadi setiap siklus menstruasi wanita. Hormon estrogen selalu ada
didalam tubuh. Pada masa tidak subur, hormon estrogen yang tersedia hanya sedikit sehingga akan
berpengaruh pada pola ferning dan kristalisasi yang akan terlihat melalui lensa Ovutest Scope.
Bersamaan dengan memasuki masa subur, hormon Estrogen akan meningkat dengan pesat pada saat
masa subur wanita sehingga dapat terlihat bahwa pola ferning dan kristalisasi semakin banyak dan jelas.
Sesaat sebelum terjadinya masa subur, pola ferning dan kristalisasi akan menyerupai bentuk seperti
kristal daun. Bentuk ini menandakan bahwa masa subur akan terjadi dalam waktu 24-48 jam kedepan.
Sehingga pada saat di lihat menggunakan ovutest akan muncul pengkristalan dari hormon estrogen
panjang-panjang yang menandakan seorang wanita dalam masa subur. Serta cotton bud yang digunakan
untuk mengambil air liur. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air liur dari wanita yang memiliki
siklus menstruasi yang normal artinya siklus menstruasinya setiap bulang 28-30 hari.

Langkah kerja yang di lakukan pada praktikum kali ini adalah pertama memilih tiga probandus yang
memiliki siklus menstruasi yang normal berkisar 28-30 hari. Kemudian menghitung masa subur
probandus dengan menggunakan perhitungan kalender, sehingga akan di dapat tanggal dimana
probandus dalam masa subur. Cara perhitungan sistem kalender sendiri adalah hari pertama probandus
menstruasi di hitung hari ke-1 dan masa subur dari wanita tersebut adalah hari ke-13 hingga hari ke-15
jika siklus menstruasinya normal. Akan tetapi jika dalam keadaan siklus menstruasi yang tidak normal
tidak menggunakan perhitungan tersebut, perhitungannya berbeda. Sedangkan untuk wanita yang
memiliki siklus menstruasi tidak teratur, siklus menstruasi tidak teratur ini ditandai dengan awal haid
yang maju atau mundur sehingga tidak dapat dipastikan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat
kesuburan dan cara menghitung masa subur wanita setelah menstruasi. Masa subur pada wanita yang
haidnya tidak hanya bisa dilihat 6 bulan sebelumnya, cara perhitungannya adalah pertama setiap bulan
dihitung siklus menstruasinya selama 6 bulan,kemudian tentukan siklus menstruasi yang paling cepat
dan paling lama, setelah itu siklus yang paling cepat dikurangi angka 18 sedangkan yang paling lama
dikurangi 11. Sedangkan hari terakhir masa subur adalah Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid
dikurangi 11.

Selanjutnya di lakukan perhitungan masa subur menggunakan ovutest, sebelum digunakan lensa
objektif yang ada pada ovutest di bersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% agar hasilnya
valid. Setelah itu mengambil air liur menggunakan cotton bud dan mengoleskan cotton bud yang telah di
beri air liur pada lensa objektif dari ovutest kemudian memasukkan lensa okuler ke dalam ovutest.
Setelah lensa okuler masuk kemudian menekan tombol yang ada di ovutest hingga cahaya kuning keluar
kemudian memfokuskan ovutest dengan memutar lensa okuler hingga fokus. Jika sudah fokus dan
terlihat bulat-bulat atau panjang-panjang di samakan dengan indikator kesuburan yang sudah ada
penjelasannya di kertas ovutest. Setelah selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah
diberi alkohol 70% agar lensa tidak ditumbuhi oleh jamur atau bakteri.

Masa subur wanita merupakan masa dimana saat sel telur keluar dari ovarium atau saat
terjadinya ovulasi. Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi normal hari pertama menstruasi di
hitung dari hari ke-1 hingga hari ke-12 merupakan masa preovulasi sehingga pada masa ini wanita dalam
keadaan tidak subur karena belum terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Kemudian pada
hari ke-13 hingga 15 setelah menstruasi merupakan saat dimana terjadinya ovulasi sehingga pada masa
ini merupakan masa subur pada wanita artinya sel telur siap di buahi oleh sel sperma. Sedangkan pada
hari ke-16 hingga 30 merupakan masa postovulasi sehingga dalam keadaan ini wanita tidak dalam
keadaan subur. Jika ingin memiliki buah hati wanita di anjurkan melakukan fertilisasi pada hari sebelum
hari ke-13 berarti pada saat ovulasi awal sedangkan jika ingin memiliki anak atau buah hati berjenis
kelamin laki-laki di anjurkan untuk melakukan fertilisasi pada hari ke-15 setelah menstruasi hari
pertama.

Kemudian pada praktikum kali ini di dapatkan hasil pada probandus 1 arifah yang memiliki hari
pertama menstruasi 19 april 2016 pada perhitungan sistem kalender masa suburnya adalah 1-3 mei
2016 serta hasil ovutestnya pada masa peralihan, perhitungan menggunakan ovutest ini dilakukan pada
tanggal 4 mei. Sehingga hasil dari perhitungan menggunakan sistem kalender dan menggunakan ovutest
pada probandus arifah sudah sesuai artinya kedua alat tersebut singkron dan kedua nya di dapatkan
hasil yang valid karena pada saat perhitungan kalender di dapat masa subur tanggal 1-3 mei dan pada
saat di ukur menggunakan ovutest pada tanggal 4 mei probandus sedang dalam masa peralihan setelah
terjadinya ovulasi. Hal tersebut sudah sesuai dengan menggunakan perhitungan sistem kalender dan
ovutest scope
Selanjutnya pada probandus kedua nina yang memiliki hari pertama menstruasi 13 april dengan
masa subur perhitungan sistem kalender 25-27 april 2016 pada saat perhitungan di lakukan pada
tanggal 4 mei 2016 berdasarkan ovutest tiak subur. Pada perhitungan ovutest nina dalam masa tidak
subur, hal ini di tunjukan dengan adanya pengkristalan hormon estrogen yang sangat sedikit sehingga
dikatakan tidak subur. Hasil pengamatan jika di bandingkan antara perhitungan sistem kalender dan
menggunakan ovutest sudah sesuai. Karena pada saat perhitungan menggunakan ovutest scope pada
tanggal 4 mei dengan masa suburnya 25-27 april, hasil yang di dapat pada tanggal 4 mei di ovutest scope
adalah sedang dalam masa tidak subur. Dalam perhitungan kalender 4 mei merupakan masa postovulasi
sehingga dalam keadaan tidak subur.

Setelah itu pada hasil pengamatan probandus ke 3 yaitu fitri memiliki hari pertama haid pada
tanggal 17 april 2016, dan pada hasil perhitungan kalender masa subur nya adalah pada tanggal 29 april-
1 mei 2016. Pada hasil perhitungan menggunakan ovutest yang di lakukan pada tanggal 4 mei 2016 di
dapatkan hasil tidak subur karena ditemukan pengkristalan hormon estrogennya sedikit. Dari
penggunaan kedua alat tersebut sudah sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan
perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem kalender pada tanggal 4
mei merupakan hari ke 18 yaitu postovulasi sehingga pada hari tersebut siklus dalam keadaan tidak
subur sesuai dengan perhitungan menggunakan ovutest.

Kemudian pada probandus ke 4 yaitu naila yang memiliki hari 1 menstruasi pada tanggal 9 april
2016 dan di dapatkan hasil perhitungan menggunakan kalender masa suburnya pada tanggal 22-24 april
serta perhitungan menggunakan ovutest di dapatkan hasil pada masa peralihan karena di temukan
pengkristalan dari hormon estrogen banyak pada ovutest scope. Perhitungan menggunakan ovutest
scope dilakukan pada tanggal 4 mei 2016. Dari penggunaan kedua alat tersebut tidak sesuai antara
perhitungan menggunakan kalender dan perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut
perhitungan sistem kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 25 setelah menstruasi berarti pada
masa postovulasi seharusnya pada hari tersebut merupakan hari tidak subur karena jauh dari tanggal
masa subur jika di bandingkan menurut perhitungan sistem kalender. Kesalahan ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu praktikan kurang teliti dalam mengamati kristal yang terbentuk
dalam ovutest scope, atau karena praktikan lalai untuk membersihkan ovutest scope sebelum digunakan
sehingga memungkinkan adanya kotoran yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan atau karena
faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kesalahan hasil pengamatan.

Selanjutnya pada probandus ke-5 yaitu relita memiliki tanggal menstruasi hari pertama 29 april
2016. Di dapatkan hasil perhitungan sistem kalender masa subur relita adalah pada tanggal 11-13 mei
2016, dan di dapatkan hasil perhitungan menggunakan ovutest scope pada tanggal 4 mei 2016 relita
dalam keadaan tidak subur karena pengkristalan dari hormon estrogen sedikit. Dari penggunaan kedua
alat tersebut sudah sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan perhitungan menggunakan
ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 6
yaitu pada masa preovulasi sehingga pada hari tersebut siklus dalam keadaan tidak subur sesuai dengan
perhitungan menggunakan ovutest.
Dari kedua alat perhitungan tersebut berdasarkan hasil yang sudah di paparkan sebelumnya.
Penggunaan ovutest scope lebih akurat karena dapat di lihat langsung jumlah hormon wanita yang
meningkat ketika pada masa subur melalui lensa okuler yang terdapat oada ovutest scope. Dalam hal ini
estrogen adalah faktor utama yang digunakan dalam menentukan masa subur wanita. Semua hormon
tubuh harus bekerja bersama-sama pada waktu yang telah ditetapkan agar tubuh dapat berfungsi
dengan benar. Tetapi estrogen dihasilkan dalam jumlah besar hanya satu kali di setiap siklus. Jumlah
estrogen akan meningkat saat mencapai masa subur, dan sebaliknya jumlah estrogen akan menurun
saat masa tidak subur. Estrogen digunakan untuk mengetahui kesuburan dengan menggunakan
teropong Ovutest Scope karena hanya sel telur yang matang yang memiliki jumlah yang cukup untuk
dapat dideteksi dalam saliva. Segera setelah haid dimulai, ovarium akan menghasilkan telur. Banyak
folikel yang mulai tumbuh, tetapi hanya 1-2 di antaranya yang akan matang dalam setiap siklus. Semakin
besar folikel-folikel tersebut, semakin banyak estrogen yang dihasilkannya. Ini merupakan lingkaran
siklus yang terus terjadi sampai ukuran folikel telah cukup besar untuk melepaskan sel telur yang telah
matang.

Manfaat perhitungan masa subur pada wanita adalah membantu para wanita yang ingin
merencanakan kehamilan ataupun yang ingin menunda kehamilan sehingga nantinya di dalam keluarga
dapat menjadi keluarga yang tidak terlalu banyak anak dan mendapatkan anak jika yang ingin
merencanakan kehamilan. Kemudian menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi, memprediksi hari-
hari subur yang maksimum dan membantu mengidentifikasi sebagian masalah infertilitas.

VII. Penutup

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan cara perhitungan masa subur wanita dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu perhitungan sistem kalender dan perhitungan menggunakan ovutest scope. Cara perhitungan
sistem kalender dilakukan pada probandus yang memiliki siklus menstruasi yang normal sekita 28-30
hari. Setelah itu perhitungan masa subur wanita di mulai dari hari ke-1 dengan masa suburnya hari ke-13
hingga hari ke-15 dalam satu siklus menstruasi. Sedangkan perhitungan menggunakan ovutest scope
dilakukan dengan cara sebelum digunakan lensa objektif yang ada pada ovutest di bersihkan terlebih
dahulu menggunakan alkohol 70% agar hasilnya valid. Setelah itu mengambil air liur menggunakan
cotton bud dan mengoleskan cotton bud yang telah di beri air liur pada lensa objektif dari ovutest
kemudian memasukkan lensa okuler ke dalam ovutest. Setelah lensa okuler masuk kemudian menekan
tombol yang ada di ovutest hingga cahaya kuning keluar kemudian memfokuskan ovutest dengan
memutar lensa okuler hingga fokus. Jika sudah fokus dan terlihat bulat-bulat atau panjang-panjang di
samakan dengan indikator kesuburan yang sudah ada penjelasannya di kertas ovutest. Setelah selesai,
membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70% agar lensa tidak ditumbuhi oleh
jamur atau bakteri.

7.2 Saran

Seharusnya pada saat praktikum sebelumnya di lakukan simulasi oleh assisten sehingga pada saat
praktikum praktikan tidak bingung.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III. Jakarta: Erlangga

Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi Pria dalam
Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro

Indrawati, Koes. 2012. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kebersihan Organ Reproduksi Siswi
Kelas Viii Smpn 10 Surabaya Melalui Metode Tutor Sebaya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Vol 5 (1)

Pearce. E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal biologi. Vol 2 (2) : 1-13

Sloane, E. L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember : Universitas
Jember.
LAMPIRAN

di 20.50

Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai