PENELITIAN KUALITATIF ”
OLEH:
FAHMIKA WAHYU(1211040016)
JURUSAN MATEMATIKA
2015
“KRITERIA DAN TEKNIK KEABSAHAN DATA PENELITIAN KUALITATIF”
Dalam pengetahuan penelitian kualitatif itu sejak awal pada dasarnya sudah ada usaha
meningkatkan derajat kepercayaan data yang disebut dengan keabsahan data. Pemeriksaan
terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang
dituduhkan kepada penelitian kualitatif mengatakan bahwa tidak ilmiah, juga merupakan
sebagian unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan penelitian kualitatif. Tiga pokok
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah alasan dan acuan. Kriteria keabsahan data, dan
teknik pemeriksaan keabsahan data.
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutertaan tidak
hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti
pada latar penelitian.
Menurut Moleong ( 1993: 176) perpanjangan keikutsertaan peneliti akan
memungkinkan meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena peneliti
dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari “kebudayaan” dapat
menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari
diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek. Dengan demikian,
penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan peneliti itu guna berorientasi dengan situasi,
juga guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati. Disamping itu membangun
kepercayaan antara subjek dan peneliti memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutsertaan
menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman (Moleong,
1993:177).
Hal tersebut berarti bahwa peneliti hendaknya melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peritiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan ketekunan pengamatan, maka peneliti
dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak,
selain itu peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang
apa yang diamati.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
a. Triangualasi Sumber
Triangualasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yag
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton 1987:331) .
Hal tersebut dapat dicapai melalui:
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakanya secara pribadi,
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakanya sepanjang waktu,
Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menegah atau tinggi ,
orang berada , orang pemerintahan
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b. Triangulasi degan metode
Menurut (Patton 1987:329) terdapat dua strategi, yaitu:
Pengecekan derajat kepercayaaan menemukan hasil penelitian beberapa teknik
penggumpulan data,
Pengecekan derajat kepercayaan bebrapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi dengan penyidik
Menurut Moleong ( 1993: 178) triangulasi dengan penyidik dilakukan jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu menggurangi kemencengan
dalam pegumpulan data.
d. Triangulasi dengan teori
Menurut Lincon dan Guba (1981:307), berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu
tidak dapat diperiksa derajat kepercayaanya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain
Patton (1987: 327) juga berpendapat yaitu, bahwa hal itu dapat dilakukan dan hal itu
dinamakan penjelasan banding (rival exsplanations).
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat (Moleong, 1993: 179).
Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan
data yaitu:
Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran.
Dalam diskusi analitik tersebut kemencengan peneliti disingkap dan pengertian
mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran.
Diskusi dengan teman sejawat memberikan kesempatan awal yang baik untuk
menjaajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Ada
kemungkina hipotesis yang muncul dalam benak peneliti sudah dapt dikonfirmasikan ,
tetapi dalam diskusi analitik ini mungkin sekali dapat terungkap segi-segi lainya justru
membongkar pemikiran peneliti.sekiranya peneliti tidak dapat mempertahankan
posisinya , maka dia perlu mempertimbangkan kembali arah hipotesisnya itu.
\
DAFTAR PUSTAKA