Anda di halaman 1dari 4

َ‫ور ْثتُ ُموهَا بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬ُ

ِ ‫ق َونُودُوا أَ ْن تِ ْل ُك ُم ْال َجنَّةُ أ‬


ِّ ‫ت ُر ُس ُل َربِّنَا بِ ْال َح‬
ْ ‫ي لَوْ اَل أَ ْن هَدَانَا هَّللا ُ لَقَ ْد َجا َء‬
َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬

ُ‫َر ْيكَ لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
ِ ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَ ش‬.
‫صلِّ َو َسلِّ ْم عَلى ُم َح ّم ٍد َوعَلى آلِ ِه ِوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن إِلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬
َ ‫اَللَّهُ ّم‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه‬
َّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬
َ َ‫اح َد ٍة َوخَ ل‬ ٍ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
ِ ‫س َو‬
‫هَّللا‬
‫َوا رْ َحا َم إِ َّن َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ‫أْل‬

ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫ َوأَ َرنَا الب‬،ُ‫ق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعه‬
ِ َ‫اط َل ب‬ َّ ‫ َوأَ َرنَا ال َح‬،ً‫ َو ِز ْدنَا ِع ْلما‬،‫ َوا ْنفَ َعنَا ِب َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا‬

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-
Nya.

Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ada hadits yang menunjukkan keutamaan bershalawat kepada beliau. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َع ْشرًا‬ َّ َ‫صلَّى َعل‬


َ ً‫ى َوا ِح َدة‬ َ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh
kali.” (HR. Muslim, no. 408)

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Setan berusaha menyesatkan manusia. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ين () إِنَّ َما يَأْ ُم ُر ُك ْم بِالسُّو ِء َو ْالفَحْ شَا ِء َوأَ ْن تَقُولُوا َعلَى هَّللا ِ َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫واَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬ ()
ٌ ِ‫ت ال َّش ْيطَا ِن إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬ َ
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji,
dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 168-169)

Setan memiliki langkah-langkah dalam menggoda manusia. Ada empat pintu utama sebagai
pembuka maksiat lainnya.

Dalam Badaa-i’ Al-Fawaid (2:816), Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

‫ب األَرْ بَ َع ِة‬
ِ ‫ضهُ ِم ْن هَ ِذ ِه األَ ْب َوا‬
َ ‫اس فَإِ َّن ال َّش ْيطَانَ إِنَّ َما يَتَ َسلَّطُ َعلَى اِ ْب ِن آ َد َم َويَنَا ُل ِم ْنهُ غ ََر‬ِ َّ‫ك فُضُوْ ِل النَّظَ ِر َوال َكالَ ِم َوالطَّ َع ِام َو ُمخَالَطَ ِة الن‬
ُ ‫إِ ْم َسا‬
‫اإل ْشتِغَا ِل بِ ِه َوالفِ ْك َر ِة فِي الظَ ْف ِر بِ ِه‬‫و‬
ِ َ ِ ‫ب‬ ‫ل‬ْ َ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ر‬ ُ ‫ظ‬ ‫ن‬ْ ‫م‬‫ال‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ص‬
ِ ِ ِ ِ ْ‫ِ ِ َ ِ َ ُ وْ ِ ُوْ َ ِ َ و‬ ‫ع‬ ُ ‫ق‬‫و‬‫و‬ ‫ان‬ ‫س‬ ْ‫ح‬ ‫ت‬ ْ
‫س‬ ‫إل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ِ ‫إ‬ ‫ُو‬
‫ع‬ ْ
‫د‬ ‫ي‬
َ ِ‫ر‬ َ ‫ظ‬َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ل‬ ‫ض‬
َ ْ‫ُو‬ ُ ‫ف‬ َّ
‫ن‬ ِ ‫إ‬َ ‫ف‬

“Hendaknya menahan diri dari pandangan yang tak bisa terjaga, banyak bicara, banyak makan, dan
banyak bergaul. Hal-hal ini merupakan empat pintu setan dalam menguasai manusia dan jalan setan
mencapai tujuannya. Enggan menundukkan pandangan akan mengantarkan pada menganggap baik
(istihsan), yang dilihat akan menancap dalam hati, pikiran pun akan sibuk membayangkannya, hingga
berpikiran agar tercapai tujuan.”
Empat hal ini disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam poin kesepuluh setelah menyebutkan sembilan
kaidah bermanfaat untuk melindungi hamba dari setan dan menyelamatkan dari gangguannya.
Lihat Badaa-i’ Al-Fawaid, 2:809-816.

Berikut adalah rincian dari empat pintu setan di atas.

Pertama: Banyak memandang

Contohnya adalah memandang lawan jenis. 

Dalam surah An-Nuur sendiri diperintahkan untuk menundukkan pandangan,

‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُوا فُرُو َجهُم‬


ِ ‫ص‬َ ‫قُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ يَ ُغضُّ وا ِم ْن أَ ْب‬
” Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 30)

Wanita juga diperintahkan untuk menundukkan pandangan,


ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬
‫ظنَ فُرُو َجه َُّن‬ َ ‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن أَب‬
ِ ‫ْص‬ ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 31)

Dalam hadits disebutkan,

‫فَ ْال َع ْينَا ِن ِزنَاهُ َما النَّظَ ُر‬

“Zina kedua mata adalah dengan melihat.” (HR. Muslim, no. 6925)

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

َ َ‫ ع َْن نَظَ ِر ْالفُ َجا َء ِة فَأ َ َم َرنِى أَ ْن أَصْ ِرفَ ب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ُول هَّللا‬
‫ص ِرى‬ ُ ‫ َسأ َ ْل‬.
َ ‫ت َرس‬
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang
tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim,
no. 2159)

Kedua: Banyak bicara

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ ‫ َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهللِ َواليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ َخيْراً أَوْ لِيَصْ ُم‬،
‫ت‬

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, ataukah diam.” (HR.
Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, 

‫صائِ ُد أَ ْل ِسنَتِ ِه ْم‬


َ ‫ار َعلَى ُوجُو ِه ِه ْم أَوْ قا َ َل َعلَى َمنَا ِخ ِر ِه ْم إِالَّ َح‬ َ َّ‫ثَ ِكلَ ْتكَ أُ ُّمكَ َوهَلْ يَ ُكبُّ الن‬
ِ َّ‫اس فِى الن‬
“Semoga ibumu kehilanganmu! (Kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan
selanjutnya). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka
melainkan dengan sebab lisan mereka.’”  (HR. Tirmidzi, no. 2616 dan Ibnu Majah, no. 3973. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan hadits ini hasan).

Ketiga: Banyak makan

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
ٌ ُ‫ث لِ َش َرابِ ِه َوثُل‬
‫ث لِنَفَ ِس ِه‬ ٌ ُ‫ث لِطَ َعا ِم ِه َوثُل‬ ٌ ‫ب اب ِْن آ َد َم أُ ُكاَل‬
ٌ ُ‫ت يُقِمْنَ ص ُْلبَهُ فَإِ ْن َكانَ اَل َم َحالَةَ فَثُل‬ ْ َ‫ًًّرا ِم ْن ب‬qّ ‫َما َمأَل َ آ َد ِم ٌّي ِوعَا ًء َش‬
ِ ‫ط ٍن بِ َح ْس‬
“Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan
Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan
untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk
nafasnya.” (HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349. Syaikh Syuaib Al-Arnauth
mengatakan bahwa perawi hadits ini tsiqqah, terpercaya).

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Manfaat dari sedikit makan bagi baiknya hati adalah hati
akan semakin lembut, pemahaman semakin mantap, jiwa semakin tenang, hawa nafsu jelek
tertahan, dan marah semakin terkendali. Hal ini berbeda dengan kondisi seseorang yang banyak
makan.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:469)

Keempat: Banyak bergaul

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi    wa sallam bersabda,

‫ْال َمرْ ُء َعلَى ِدي ِن َخلِيلِ ِه فَ ْليَ ْنظُرْ أَ َح ُد ُك ْم َم ْن يُخَالِ ُل‬

“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang
akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih)

Adapun bergaul ada beberapa bentuk menurut Ibnul Qayyim dalam Badaai’ Al-Fawaid:

1. Bergaul seperti orang yang membutuhkan makanan, terus dibutuhkan setiap waktu,
contohnya adalah bergaul dengan para ulama. 

2. Bergaul seperti orang yang membutuhkan obat, dibutuhkan ketika sakit saja, contohnya
adalah bentuk muamalat, kerja sama, berdiskusi, atau berobat saat sakit.

3. Bergaul yang malah mendapatkan penyakit, misalnya ada penyakit yang tidak dapat
diobati, ada yang kena penyakit bentuk lapar, ada yang kena penyakit panas sehingga tak
bisa berbicara. 

4. Bergaul yang malah mendapatkan racun, contohnya adalah bergaul dengan ahli bid’ah dan
orang sesat, serta orang yang menyesatkan yang lain dari jalan Allah yang menjadikan
sunnah itu bid’ah atau bid’ah itu menjadi sunnah, menjadikan perbuatan baik sebagai
kemungkaran dan sebaliknya.

Ibnul Qayyim menjelaskan dalam Badaa-i’ Al-Fawaid (2:824-825), “Siapa yang tersadarkan dengan


menjaga diri dari empat hal yang merusak yaitu tidak menjaga pandangan, banyak bicara, banyak
makan, dan banyak bergaul, padahal empat hal ini adalah yang merusak alam, lalu ia menempuh
‫‪sembilan langkah untuk menjaga diri dari godaan setan tersebut, maka ia berarti telah mendapatkan‬‬
‫‪taufik, mencegah dirinya dari pintu Jahannam, dan membuka pintu rahmat.” ‬‬

‫‪Kalau kita mau merinci, memang benar-benar nyata apa yang dinyatakan oleh Ibnul Qayyim, dosa-‬‬
‫‪dosa berasal dari empat pintu setan:‬‬

‫‪‬‬ ‫‪Pandangan yang tidak dijaga akan mengantarkan pada perbuatan zina dan perselingkuhan.‬‬

‫‪‬‬ ‫‪Banyak bicara (tidak menjaga omongan) akan mengantarkan pada suka memfitnah dan‬‬
‫‪meng-ghibah.‬‬

‫‪‬‬ ‫‪Banyak makan berarti mengurus perut akan mengantarkan orang pada memakan harta‬‬
‫‪haram, yang penting harta diperoleh dengan cara apa pun walaupun dengan cara menzalimi‬‬
‫‪orang lain, melakukan gharar (pengelabuan), hingga memakan riba.‬‬

‫‪‬‬ ‫‪Salah bergaul berakibat mendapatkan lingkungan yang jelek, akhirnya menjadi pecandu‬‬
‫‪narkoba dan minuman keras.‬‬

‫‪Demikian khutbah pertama ini.‬‬

‫أَقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا ََوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬

‫‪ ‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ َّن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬ ‫أَحْ َم ُد َربِّي َوأَ ْش ُك ُرهُ ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش ِ‬
‫َر ْي َ‬

‫اللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن إِلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬
‫ش َماظَهَ َر َو َمابَطَ ْن‪َ .‬و َحافِظُوْ اعَل َى الطَّا َع ِة َو ُحضُوْ ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َع ِة‪َ .‬وا ْعلَ ُموْ ااَ َّن‬ ‫اح َ‬ ‫اَ َّما بَ ْع ُد ‪ :‬فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُواهللاَ تَ َعال َى‪َ .‬و َذر ْ‬
‫ُوالفَ َو ِ‬
‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِ ْى يَا َ يُّهَاالَّ ِذ ْينَ‬
‫الى َولَ ْم يَزَ لْ قَائِالً َعلِ ْي ًما‪ :‬اِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫هللاَ اَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ .‬وثَنَّى بِ َمالَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه‪ .‬فَقَ َ‬
‫ال تَ َع َ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬
‫صلوْ ا َعلي ِه َو َسل ُموْ ا تسلِي ًما‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫ُ‬
‫آ َمنوْ ا َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‬‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ار ْكتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َك َما بَ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬ ‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ‬
‫ت إِنَّ َ‬ ‫المؤ ِمنِ ْينَ َو ْ‬
‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َو ْ‬

‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪،‬‬ ‫ور‪َ ،‬و َجنِّ ْبنَا ْالفَ َو ِ‬
‫اح َ‬ ‫ت ِإلَى النُّ ِ‬ ‫ف بَ ْينَ قُلُوبِنَا‪َ ،‬وأَصْ لِحْ َذاتَ بَ ْينِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُسب َُل ال َّساَل ِم‪َ ،‬ونَ ِّجنَا ِمنَ ُّ‬
‫الظلُ َما ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَلِّ ْ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬
‫ك أن التوَّابُ ال َّر ِحي ُم‪َ ،‬واجْ َعلنَا شَا ِك ِرينَ لِنِ َع ِمكَ ُمثنِينَ بِهَا‬‫تَ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫اجنَا‪َ ،‬وذرِّ يَّاتِنَا‪َ ،‬وتبْ َعل ْينَا إِن َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ارنَا‪َ ،‬وقلوبِنَا‪َ ،‬وأز َو ِ‬ ‫ْص ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ار ْك لَنَا فِي أ ْس َما ِعنَا‪َ ،‬وأب َ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫َ‬
‫ك‪ ،‬قَابِلِينَ لَهَا‪َ ،‬وأتِ ِم ْمهَا َعلَ ْينَا‬
‫َعلَ ْي َ‬
‫َربَّنَا َهبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًما‬

‫اللَّهُ َّم إنَّا نَسْأَلُ َ‬


‫ك الهُدَى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَافَ ‪ ،‬وال ِغنَى‬

‫ك َوأَ ْغنِنَا بِفَضْ لِ َ‬


‫ك َع َّم ْن ِس َوا َ‬
‫ك‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْكفِنَا بِ َحالَلِ َ‬
‫ك ع َْن َح َرا ِم َ‬

‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬

‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬


‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن إِلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬ ‫َو َ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫َو ِ‬
‫‪ ‬‬

Anda mungkin juga menyukai