Anda di halaman 1dari 4

SOAL KEBIJAKAN PAJAK MENGHADAPI DAMPAK COVID-19

(Perppu Nomor 1 Tahun 2020 , PMK No. 23/PMK.03/2020, KEP-156/PJ/2020)

1. Fasilitas PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah yang diberikan dalam rangka Pemberian Insentif
untuk Wajib Pajak terdampak Wabah Virus Corona sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020 Pajak
diberikan kepada Pegawai yang memperoleh Penghasilan Bruto yang bersifat tetap dan teratur
yang disetahunkan tidak lebih dari...
a. 100.000.000
b. 200.000.000 x
c. 300.000.000
d. 500.000.000

2. Pemberian Fasilitas PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah yang diberikan dalam rangka
Pemberian Insentif untuk Wajib Pajak terdampak Wabah Virus Corona sesuai PMK No.
23/PMK.03/2020 Pajak diberikan sejak Masa Pajak April 2020 sampai dengan ...
a. Juni 2020
b. Agustus 2020
c. September 2020 x
d. Desember 2020

3. Terhadap Fasilitas PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah yang diberikan dalam rangka Pemberian
Insentif untuk Wajib Pajak terdampak Wabah Virus Corona sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020,
Pemberi Kerja Wajib, kecuali :
a. Menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada KPP
b. Menyampaikan Laporan Realisasi PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah tiap bulan x
c. Atas PPh Pasal 21 yang ditanggung Pemerintah tetap dibuatkan kode billing-nya
d. PPh Pasal 21 ditanggung Pemerintah harus dibayarkan secara tunai oleh pemberi kerja
pada saat pembayaran penghasilan kepada Pegawai

4. Sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020 PPh Pasal 22 Impor dibebaskan dari pemungutan kepada
Wajib Pajak yang memiliki Kode KLU, kecuali :
a. Industri Furnitur dari Kayu
b. Industri Pemintalan Benang
c. Industri Minyak Goreng Kelapa sawit
d. Pertambangan Batu Bara x

5. Sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020, terkait Insetif PPh Pasal 22 Impor di bawah ini manakah
pernyataan yang salah :
a. PPh Pasal 22 Impor dibebaskan dari pemungutan kepada Wajib Pajak yang telah
ditetapkan sebagai Perusahaan memiliki kode KLU sesuai dengan Lamp PMK dan/atau
terdaftar sebagai WP KITE
b. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor diberikan melalui SKB PPh Pasal 22 Impor
c. Permohonan SKB diajukan oleh WP secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib
Pajak Pusat terdaftar
d. Jangka waktu pemberian Insetif PPh Pasal 22 Impor sampai dengan 31 Desember 2020 x

6. Sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020 WP diberikan insentif berupa pengurangan besarnya angsuran
PPh Pasal 25 tiap bulan sebesar :
a. 15%
b. 30% x
c. 45%
d. 50%
7. WP yang telah memenuhi kriteria dalam PMK No. 23/PMK.03/2020 dapat diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagai PKP berisiko rendah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (4c) Undang-Undang PPN dengan jumlah lebih bayar paling banyak :
a. 1.000.000.000
b. 2.000.000.000
c. 4.800.000.000
d. 5.000.000.000 x

8. Sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020 manakah SPT Masa PPN di bawah ini yang dapat diberikan
insentif PPN atas permohonan pengembalian kelebihan PPN :
a. SPT Masa PPN Maret 2020 yang disampaikan tanggal 20 April 2020
b. Pembetulan SPT Masa PPN April 2020 yang disampaikan tanggal 1 Oktober 2020 x
c. Pembetulan SPT Masa PPN Januari 2020 yang disampaikan 20 Mei 2020
d. SPT Masa PPN September 2020 yang disampaikan 1 November 2020

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.03/2020 Insentif Pajak untuk Wajib Pajak terdampak
Wabah Virus Corona mulai berlaku sejak tanggal...
a. 21 Maret 2020
b. 23 Maret 2020
c. 1 April 2020 x
d. 8 April 2020

10. Sesuai PMK No. 23/PMK.03/2020, terkait Insetif PPN di bawah ini manakah pernyataan yang
salah :
a. PKP wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada KPP x
b. PKP tidak perlu menyampaikan permohonan penetapan sebagai PKP berisiko rendah.
c. Dirjen Pajak tidak perlu menerbitkan keputusan penetapan sebagai PKP berisiko rendah
secara jabatan.
d. PKP harus memiliki kode KLU sesuai dengan Lamp PMK dan/atau terdaftar sebagai WP
KITE

11. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 Tarif PPh Badan diturunkan menjadi :
a. 22% pada Tahun Pajak 2020,2021 dan 20% pada Tahun Pajak 2022 x
b. 22,5% pada Tahun Pajak 2020,2021 dan 20% pada Tahun Pajak 2022
c. 23% pada Tahun Pajak 2020,2021 dan 21% pada Tahun Pajak 2022
d. 22% pada Tahun Pajak 2020,2021 dan 21% pada Tahun Pajak 2022

12. Untuk kriteria WP dibawah ini manakah yang dapat memanfaatkan tarif PPH Badan sebesar 3%
(tiga persen) lebih rendah dari tarif umum sebagaimana dimaksud dalam Perppu Nomor 1 Tahun
2020:
a. WP berbentuk Perseroan Terbuka (PT) x
b. Tidak berlaku untuk Bentuk Usaha Tetap (BUT)
c. WP Go Publik dengan minimal 25% saham dijual di Bursa Efek di Indonesia
d. Laporan Keuangan WP sudah diaudit

13. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, jangka waktu WP dalam mengajukan permohonan
keberatan diperpanjang menjadi :
a. 6 Bulan
b. 7 Bulan
c. 9 Bulan x
d. 12 Bulan
14. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, jangka waktu bagi DJP dalam menyelesaikan
permohonan restitusi melalui pemeriksaan diperpanjang menjadi ...
a. 16 Bulan
b. 18 Bulan x
c. 20 Bulan
d. 24 Bulan

15. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, jangka waktu bagi DJP dalam menyelesaikan
permohonan keberatan diperpanjang paling lama ...
a. 3 (tiga) bulan
b. 6 (enam) bulan x
c. 8 (delapan) bulan
d. 12 (dua belas) bulan

16. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, jangka waktu bagi DJP dalam menyelesaikan
permohonan pengurangan/pembatalan ketetapan pajak atau pembatalan hasil pemeriksaan
diperpanjang menjadi ...
a. 12 (dua belas) bulan x
b. 16 (enam belas) bulan
c. 18 (delapan belas) bulan
d. 24 (dua puluh empat) bulan

17. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, jangka waktu bagi DJP dalam menyelesaikan
pencairan lebih bayar pajak diperpanjang...
a. 2 (dua) minggu
b. 1 (satu) bulan x
c. 2 (dua) bulan
d. 3 (tiga) bulan

18. Sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, Pedagang luar negeri, penyedia jasa luar negeri,
dan/atau Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) luar negeri yang
memenuhi ketentuan kehadiran ekonomi signifikan dapat diperlakukan sebagai bentuk usaha
tetap dan dikenakan Pajak Penghasilan. Ketentuan kehadiran ekonomi signifikan tersebut berupa,
kecuali:
a. peredaran bruto konsolidasi grup usaha sampai dengan jumlah tertentu
b. penjualan di Indonesia sampai dengan jumlah tertentu
c. pengguna aktif media digital di Indonesia sampai dengan jumlah tertentu.
d. produknya belum dapat dibuat di dalam negeri x

19. Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-156/PJ/2020 WP diberikan penghapusan


sanksi administrasi atas keterlambatan penyampaian SPT Masa PPh Masa
pemotongan/pemungutan untuk Masa Pajak Februari 2020 yang disampaikan sampai dengan
tanggal...
a. 20 April 2020
b. 30 April 2020 x
c. 20 Mei 2020
d. 31 Mei 2020
20. Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-156/PJ/2020 WP diberikan penghapusan
sanksi administrasi atas keterlambatan penyampaian SPT Tahunan PPh OP Tahun Pajak 2019
atas keterlambatan sampai dengan :
a. 30 April 2020 x
b. 31 Mei 2020
c. 30 Juni 2020
d. 31 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai