USULAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
JUDUL :
OLEH :
Ns. Nurleny , M.kep(Ketua)
Sri Fajar Rini151211137 (Anggota)
Sri Putri Wahyui 151211138(Anggota)
Uswatun Khasanah 151211139 (Anggota)
Yuri Aulia Arrahim 151211146 (Anggota)
Singgih Elva Putra 151211135 (Anggota)
Prima Yoza 151211128 (Anggota)
Merisya Septrina 151211121 (Anggota)
Mengetahui,
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Ketua Tim Pengusul
Ketua
Menyetujui,
Ketua LP2M STIKes MERCUBAKTIJAYA
Halaman Sampul...................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
RINGKASAN......................................................................................................... iv
.
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Analisa Situasi..................................................................................................... 1
B. Perumusan Mitra................................................................................................. 2
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN........................................................ 2
BAB 3 METODE PELAKSANAAN................................................................... 4
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..................................................... 5
BAB 5. HASIL KEGIATAN................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RINGKASAN
tidak mampu menyerap dan memanfaatkan zat-zat yabg diperlukan untuk proses pematangan
tulang pada osteoporosi terjadi pengurangan masa atau jaringan tulang per unit volume tulang
dibandingkan dengan keadaan normal. Dengan bahasa awam dikatakan tulang menjadi ringan
dan lebih rapuh dari biasanya, meskipun mungkin saat zat-zat dan mineral untuk
pembentukan tulang didalam darah masih dalam batas nilai normal. Proses pengurangan ini
Manusia lanjut usia (lansia) berisiko menderita osteoporosis, sehingga setiap patah
tulang pada lansia perlu diasumsikan sebagai osteoporosis, apalagi jika disertai dengan
riwayat trauma ringan dan kesehatan seperti mata, jantung, dan fungsi organ lain. Pada usia
60-70 tahun, lebih dari 30% perempuan menderita osteoporosis dan insidennya meningkat
menjadi 70% pada usia 80 tahun ke atas. Hal ini berkaitan dengan defisiensi estrogen pada
masa menepouse dan penurunan masa tulang karena proses penuaan. Pada laki-laki
osteoporosis lebih dikarenakan proses usia lanjut, sehingga insidennya tidak sebanyak
perempuan.
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan bencana sosial luar biasa pada masyarakat
karena peningkatan biaya pengobatan atau perawatan serta dapat menurunkan kualitas hidup.
Saat ini saja 22-55% wanita lansia indonesia menderita osteoporosis jika diubah dalam
angka, maka ada sekitar 8,5 juta lansia yang mencapai total 17 juta dari 222 juta penduduk
indonesia menderita osteoporosis. Seiring meningkatnya jumlah penduduk menjadi 261 juta
pada tahun 2020 maka jumlah penderita diperkirkirakan akan meningkat menjadi 5-12 juta.
Dan dengan penduduk 273 juta pada 2050 maka jumlah penderita menjadi 5,2-11,5 juta.
Hal ini bukanlah masalah sepele. Sebagaimana diketahui penderita osteoporosis
mudah sekali menderita patah tulang. Kendaalnya, penanganan patah tulang di Indonesia
menyedot biaya sangat tinggi menurut ichramsjah, biaya termurah keperawatan patah tulang
adalah Rp 14 juta hinggan 50 juta. Jika 25% dari 4,25 juta lansia terkena patah tulang maka
biaya kesehatannya diperkirakan akan mencapai USDI, 48 juta. Jumlah ini sangat besar
tentunya, selain yang bersangkutan tidak produktif, lansia patah tulang juga harus ditunggui
Kendala lainnya adalah, alat diagnostik osteoporosis yang diakui lembaga kesehatan
dunia, WHO, yaitu deaxabone densitometer jumlahnya sangat terbatas. Indonesia hanya
memiliki 23 alat. Sebanyak 18 diantaranya berada di Jakarta. Dengan demikian, satu unit alat
yang ada di Indonesia, terpaksa digunakan untuk mengecek enam juta pasien. Padahal
idealnya, satu unit alat hanya untuk mengecek paling banyak 500 pasien saja.
Perubahan gaya hidup, dimana orang yang semasa mudanya kurang gerak di katakan
berpotensi besar menderita osteoporosis. Selain karena perubahan gaya hidup, faktor resiko
terjadinya osteoporosis bisa karena nutrisi, penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka
panjang, kurang paparan sinar matahari, dan gangguan haid pada wanita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka berbagai penyakit degeneratif dan metabolik,
khusus, terutama dinegara berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 1990, ternyata jumlah
penduduk yang berusia 55 tahun atau lebih mencapai 9,2%, meningkat 50% dibandingkan survey
tahun 1971. Dengan demikian, kasus osteoporosis dengan berbagai akibatnya, terutama fraktur
diperkirakan juga akan meningkat ( Sodoyo, 2009 ). Dengan bertambahnya usia harapan hidup
orang Indonesia, jumlah manusia lanjut usia di Indonesia akan bertambah banyak pula. Dengan
demikian, masalah penyakit akibat penuaan akan semamkin banyak dihadapi. Salah satu penyakit
yang harus diantisipasi adalah penyakit osteoporosis dan patah tulang. Pada situasi mendatang,
akan terjadi perubahan demografis yang akan meningkatkan populasi lanjut usia dan
meningkatkan terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Seiring bertambahnya usia, fungsi
organ tubuh pun berangsur – angsur menurun dan berakibat pada timbulnya berbagai macam
penyakit. Osteoporosis atau pengoroposan tulang memang rawan menyerang orang - orang
berusia di atas 40 tahun, terutama pada kaum perempuan. Dari hasil penelitian di Amerika
Serikat pada orang berusia di atas 50 tahun, 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 8 laki – laki terkena
osteoporosis. Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih
Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita post-menopause dan
lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. Sekitar 80% klien penyakit osteoporosis
adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi
osteoporosis. Makalah Osteoporosis | 2 Pada osteoporosis massa yang membentuk tulang sudah
berkurang, sehingga tulang dapat dikatakan keropos. Struktur pengisi tulang antara lain berupa
senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium. Ketika massa ini menjadi berkurang maka
tulang menjadi kurang padat sehingga tak kuat menahan benturan ringan sekalipun yang
mengenainya, resikonya patah tulang gampang terjadi. Di luar dari mudahnya tulang yang
keropos itu mengalami fraktur, tulang yang keropos hampir tak bergejala sama sekali, silent
disease. Jadi, keduanya memang dekat dengan wanita usia post menopause dikarenakan proses
metabolisme di tulang memang membutuhkan pengaruh dari hormone estrogen yang lazimnya
menurun saat wanita post menopause. Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita,
pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit
osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami
menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Jumlah usia lanjut di Indonesia
diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan
menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun
2015. Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan kesadaran akan
ancaman osteoporosis di Indonesia adalah Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70
tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun
untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia
kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. Mereka. Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria
di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. Berdasarkan data Depkes, jumlah klien
osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan merupakan Negara dengan klien osteoporosis
terbesar ke 2 setelah Negara Cina. Makalah Osteoporosis | 3 Ada beberapa faktor risiko
osteoporosis diantaranya genetic, jenis kelamin dan masalah kesehatan kronis, defisiensi
hormone, kurang olah raga, serta rendahnya asupan kalsium, Bila dalam suatu keluarga
mempunyai riwayat osteoporosis maka kemungkinan peluang anak mengalami hal yang sama
adalah 60-80%. Dilihat dari jenis kelamin 80% wanita mengidap osteoporosis. Risiko
osteoporosis juga akan meningkat apabila mengidap penyakit kronis. Sedangkan hubungan
(Siswono, 2003). Penelitian Roeshadi di Jawa Timur, mendapatkan bahwa puncak massa tulang
dicapai pada usia 30-34 tahun dan rata-rata kehilangan massa tulang pasca menopause adalah
1,4% tahun. Penelitian yang dilakukan di klinik Reumatologi RSCM mendapatkan faktor resiko
osteoporosis yang meliputi umur, lamanya menopause dan kadar estrogen yang rendah,
sedangkan faktor proteksinya adalah kadar estrogen yang tinggi, riwayat berat badan
lebih/obesitas dan latihan yang teratur ( Sudoyo, 2009 ). Secara progresif, tulang meningkatkan
kepadatannya sampai tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan
tulang akan berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral
dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah
progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral
seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan
kepadatan tulang, tubuh memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan
harus menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon
pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga persediaan
vitamin D yang adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan
B. PERMASALAHAN MITRA
A. SOLUSI
melakukan perawatan rematik dengan kompres jahe hangat untuk menurunkan nyeri
sendi pada lansia. Adapun tujuan khusus dari penyuluhan yang dilakukan diharapkan
peserta mampu :
B. TARGET LUARAN
a. Evaluasi struktur
b. Evaluasi proses
c. Evaluasi hasil
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan ini menggunakan metode pelaksanaan
1. Ceramah
Dilakukan untuk menjelaskan teori dari rematik mulai dari pengertian, macam
– macam,manfaat dan langkah – langkah membuat kompres jahe hangat
2. Demonstrasi
Dilakukan metode ini untuk mempraktekkan carapelaksanaan mobilisasi.
3. Diskusi
Dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada audiens/ masyarakat untuk
mengeluarkan pendapat/ pertanyaan tentang materi yang masih kurang paham
B. Pengorganisasian
Moderator : Yuri Aulia Arrahim
Penyaji : Ns. Nurleny, S.Kep,M.Kep
Fasilitator : Singgih Elva Putra
Observer : Merisya Septrina
C. Uraian Tugas
1) Penanggung jawab
2) Moderator
a) Membuka acara
i) Menutup acara
3) Penyaji
4) Fasilitator
5) Observer
D. Kegiatan Penyuluhan
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Topik
Osteoporosis yang lebih dikenal dengan pengeroposan tulang, menurut WHO adalah
penyakit skeletal sistemik dengan karakteristik massa tulang yang rendah dan perubahan
mikroarsitekstur dari jaringan tulang dengan akibat meningkatnya fragilitas tulang dan
meningkatnya kerentanan terhadap patah tulang. Osteoporosis adalah kelainan dimana
terjadi penurunan massa tulang total.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa
masa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria
usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis sekunder
disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a. Kelainan Hepar
c. Kurang gerak
e. Pemakai obat-obatan
f. Kelebihan kafein
g. Merokok
Perawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan osteoporosis adalah antara lain : 1.
C. Manfaat
d. Prosedur Kerja
Bila merasakan nyeri akibat osteoporosis, maka dokter mungkin akan menyarankan
2. Fisioterapi.
4. Latihan relaksasi.
Sedangkan patah tulang pergelangan biasanya digips atau mungkin juga bila perlu
dilakukan pembedahan.
. Pengertian Osteoporosis
pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau trauma yang
ringan.
Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan, amenore,
gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok, terlalu banyak
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko ini
a. Merokok
b. Konsumsi alcohol
Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil cadangan
kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya, sehingga pada
usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu bagi wanita yang
e. Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu
tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri.
a. Susu
b. Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya
mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah dalam keadaan
masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila dibandingkan yang sudah
dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran salad.
yang kuat.
e. Ikan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J, 2001, Hand book of nursing diagnosis, 8-e (buku saku diagnosa keperawatan,
8-e), Alih bahasa monica ester dkk, Jakarta, EGC
Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah Edisi 8 Vol.3, EGC,
Jakarta.
Wilkinson, Judith. M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Krietria Hasil NOC edisis 7. Jakarta. EGC
Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta Kowalak,
P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta Evelyn. C. Pearce. 2008. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
PENYULUHAN TENTANG PERAWATAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2018
Acara : Penyuluhan Kesehatan
Tanggal/Jam : Kamis, 20 November 2018 jam10.00 – 10.30 wib
Tempat : Di RW VII Kelurahan Surau Gadang Nanggalo
A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penyuluhan ditetapkan pada tanggal 20 November 2017.Untuk
kelancaran acara penyuluhan dilakukan persiapan dimulai dengan melakukan persiapan
proposal Satuan Acara Penyuluhan.Melakukan persiapan power point untuk tampil pada
kegiatan pengabdian masyarakat penyuluhan tentang rematik pada lansia, melakukan
persiapan diri anggota untuk tampil pada pengabdian masyarakat penyuluhan pada
tanggal 20 November 2017.
Pada tanggal20 November 2017 acara direncanakan pada jam 10.00 Wib,tetapi
pelaksanaan jadinya jam 10.15 wib, setengah jam sebelum kegiatan dilakukan anggota
melakukan persiapan tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat penyuluhan yang telah
direncanakan sebelumnya yaitu di salah satu rumah kader kesehatan di RW VII
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo. Melakukan persiapan alat
dan media yang dibutuhkan dalam penyuluhan seperti LCD, laptop dan wireless.
B. Tahap Pelaksanaan
Acara dimulai jam 10.15 dan kegiatan ini ditunda 15 menit karena peserta masih ada
yang belum datang dan melakukan aktifitas. Jumlah audiens yang mengikuti kegiatan
pengabdian masyarakat penyuluhan sebanyak 17 orang. Seluruh tim terlibat dalam
penyuluhan dan berperan aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat penyuluhan dan
harus ditingkatkan lagi karena masih ada kekurangan karena moderator gugup.
Para peserta/audiens kegiatan pengabdian masyarakat dapat mengikuti seluruh
kegiatan pengabdian masyarakat penyuluhan dan semua peserta berperan aktif dalam
kegiatan pengabdian masyarakat karena terlihat peserta aktif bertanya tentang
pengabdian masyarakat penyuluhan tentang rematik apda lansia.Selama
pelaksanaankegiatan suasana tenang dan peserta/ audiens memperhatikan penyuluhan
dengan penuh perhatian dan fokus.
Waktu berlangsung kegiatan dari awal sampai akhir selama 40 menit yaitu meliputi
perkenalan antara tim kegiatan pengabdian masyarakat dengan peserta/audiens yang
hadir dengan menjelaskan kontrak waktu dan bahasa, penyampaian materi tentang
kompres hangat jahe sesi tanya jawab tetang suatu hal yang tdiak dimengerti oleh
audiensi tentang rematik serta melakukan evaluasi kembali yang termasuk dalam tahap
penutup dan kegiatan ini selesai pukul 11.00 wib.
C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Waktu tidak sesuai dengan perencanaan yaitu telat 15 menit.
b. Setting tempat dan alat sudah sesuai dengan yang direncanakan
c. Pengorganisasian sesuai dengan perencanaan
d. Audiens duduk mengahadap ke penyaji sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan terlambat dari yang direncanakan 15 menit karena masih
menununggu audiens untuk berkumpul.
b. Audiens berperan aktif dan dapat mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat
sebanyak 17 orang.
c. Audiesn berperan serta aktif dalam kegiatan dengan aktif bertanya tentang hal
yang tidak diketahui dan dipahaminya.
d. Audiens dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai
e. Tim kegiatan pengabdian masyarakat hadir tepat waktu dan berperan sesuai
dengan perannya
3.Evaluasi hasil
a. Audiens yang hadir mampu mendemonstrasikan kompres jahe hangat untuk
menurunkan nyeri sendi
Lampiran
Justifikasi Anggran Pengabdian Masyarakat
1. Honorarium Pelaksana
3. Perjalanan
Lain-lain 200.000
(administrasi,
laporan serta lainnya)
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikianlah biodata ini
saya buat dengan sebenarnya.