Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

OKTOBER 2020
PENDAHULUAN
PROSEDURAL 1
(PEMASANGAN NGT)

IKA YUNNIASTUTI
2019740122
A. DEFINISI
Pemasangan Nasogatstric Tube (NGT) adalah prosedur memasukkan pipa panjang
yang terbuat dari polyurethane atau silicone melalui hidung, esofagus sampai kedalam
lambung dengan indikasi tertentu.

B. INDIKASI PEMASANGAN NGT


Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT :
1. Dekompresi isi lambung
 Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik
peritonitis dan pankreatitis akut.
 Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan
cairan lambung)
2. Memasukkan Cairan/Makanan (Feeding, Lavage Lambung)
 Pasien tidak dapat menelan oleh karena berbagai sebab Lavage lambung pada
kasus keracunan
3. Diagnostik
Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung.

C. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN NGT


Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:
1. Pasien dengan maxillofacial injury atau fraktur basis cranii fossa anterior,
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT melalui
fossa cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial
2. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
3. Pasien dengan tumor esofagus

D. PROSEDURAL
Persiapan Alat :
1. Selang NGT
2. Handscoon
3. Spuit 20 cc
4. Bengkok (nierbekken)
5. Stetoskop
6. Plester dan gunting
7. Makanan cair sesuai kebutuhan, dalam tempatnya. Dengan ketentuansuhu
makanan harus hangat.
8. Air matang dalam gelas
9. Bila ada obat yang harus diberikan, harus dihaluskan dulu dan dicampur dalam
makanan

Langkah Langkah :
1. Cuci tangan dan atur peralatan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Bantu pasien untuk posisi Fowler.
4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan
kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).
5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang
lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi
kapas. Periksa adakah infeksi dan lain-lain.
6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
8. Gunakan sarung tangan.
9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
10. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung
melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
11. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung
yang paling bersih.
12. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan
kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
13. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan
pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
14. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut
tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya
tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam.
15. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,
hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut
untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik
udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara
sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi
slang.
16. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi,
sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan
salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
17. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat
Digunakan untuk memfiksasi slang.
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, Siti. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan dan Kebidanan.
Yogjakarta: Nuha Offset.

Anda mungkin juga menyukai