Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Hari Agung Triadi

NIM : 1704106

SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM UAP DINGIN

Teknik analisa spektrofotometer serapan atom yang dikenalkan pada tahun 1955 oleh Welsh
merupakan motede untuk analisa logam dengan tingkat keselktifan yang baik dan sangat sensitif,
teknik ini didasarkan pada penguraian molekul menjadi atom (atomisasi) dengan energy api atau arus
listrik, Sebagian besar atom akan berada pada keadaan ground dan Sebagian akan tereksitasi degan
memancarkan cahaya pada pajang gelombang yang khas unutk logam tersebut kembali ke keadaan
ground. Radiasi dari sumber cahaya dengan energi yang sesuai dengan enegri yang di butuhkan oleh
atom-atom dari unsuru yang di periksa unutk melakukan transisi elektrinik, dipancarkan melalui
nyala, radiasa akan diadsorps sesui dengan konsentrasi zat (populasi atom-atom pada level energi
terendah (ground state)

 Keunggulan AAS :

Batas deteksi yang rendah, sensitifitas dan selektifitas yang tinggi, tersebar luas, biaya yang rendah
tiap sampelnya, ketelitian yang tinggi, mudah pengoperasiannya, otomatisasinya, sampai pada
interferensi ( gangguan ) yang dapat direduksi, diminimalkan atau dihilangkan

 Tiga bagian pokok AAS :

1. Sumber radiasi untuk menghasilkan sinar yang diperlukan

2. Sistem pengatoman untuk menghasilkan atom atom bebas.

3. Sistem monokromator, deteksi dan pembacaan

 Instrumentasi AAS :

1. Sumber sinar
Sumber radiasi yang paling banyak digunakan untuk pengukuran AAS adalah lampu katoda
cekung ( hollow cathode lamp ). Lampu katoda cekung terdiri dari anoda dan katoda dimana
kedua elektroda tersebut berada dalam tabung gelas yang diisi dengan gas Neon (Ne) atau
Argon ( Ar ) yang bertekanan rendah. Apabila terdapat perbedaan potensial antara kedua
elektroda, maka atom gas mulia di sekitar anoda akan terionisasi menjadi bermuatan + dan
dengan kecepatan tinggi tertarik ke arah katoda. Benturan antara ion gas dengan katoda akan
menyebabkan terpentalnya atom-atom dari katoda yang disebut sebagai "sputtering".
Benturan lebih lanjut dari ion gas mulia akan memancarkan radiasi emisi pada waktu atom-
atom logam kembali ke permukaan katoda ( ground state)
2. Atomisator
Atomisator/pembakar berfungsi untuk mengatomisasi logam-logam sehingga dapat menyerap
energi radiasi yang diberikan. Dalam atomisator terdapat Nebulezer yang berfungsi mengubah
larutan menjadi butir butir kabut dan kemudian partikelpartikel kabut yang halus ini bersama-
sama aliran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala
3. Monokromator
Monokromator dalam sistem AAS berfungsi untuk memisahkan radiasi dari lampu katoda
yang telah melalui pembakar dengan radiasi-radiasi lain yang dihasilkan oleh pembakar
sehingga yang masuk ke dalam detektor merupakan radiasi monokromatis
4. Detektor
Berfungsis ebagia pengolah sinyal radiasi menjadi radiasi listrik
5. Amplifier
Berfungsi sebgaia penguat sinyal listrik yang dihaislkan oleh dektektor
6. Recording
Berfungsi sebagai pengubah sinyal listrik menjadi tampilan-tampilan tertentu sehingga bisa
dibaca. Untuk tujuan kuantitatif lebar garis emisi hollow cathode harus lebih sempit dari lebar
garis absorpsi analit dalam sampel. Keadaan lebar garis emisi hollow cathode ini merupakan
parameter penting dalam AAS ( sumber terjadinya interferensi ). Nyala gas dianggap sebagai
sel sampel yang mengandung atom analit bebas yang bisa mengabsorpsi radiasi pada panjang
gelombang dimana garis resonansi dilepaskan oleh hollow cathode. Radiasi yang tidak
terabsorpsi melewati suatu monokromator yang mengisolasi garis resonansi tersebut dan
kemudian menuju ke photodetektor yang mengukur radiasi yang diteruskan. Absorpsi
ditentukan dari beda antara radiasi garis resonansi ketika ada atom-atom analit dalam nyala
dibandingkan jika tidak ada atom-atom analit.
 Jenis interferensi pada analisa AAS
1. Gangguan spektra
Gangguan ini terjadi bila Panjang gelombang dari unusur yang diperiksa berimpit dengan
panjang gelombang daria tom atau moekul lain yang terdapat dalam larutan yang
diperiksa.
2. Gangguan Fisika
Sifat fisika dari larutan yang diperiksa akan menentukan intensitas dari resapan atau
emisis dari larutan zat yang diperiksa, kekentalan suatu zat mempengaruhi laju
penyemrpotan ke dalam nyala dan ketegangana muka,, bobot jenis, dan kekentalan
menentukan besar butis tetesan.
3. Gangguan Kimia
a. Bentuk Padat
Disebabkan karena terbentuknya senyawa yang sukar terdisosiasi dalam nyala
b. Bentuk UAP
Atom dalam bentuk uapa dapar berkurang karena terbentuknya sentawa seperti
oksida atau klorida, atau karena terbentuknya ion, memperkecil popuai atom pada
kedaan ground state
 Kepekaan dan Batas Deteksi
1. Kepekaan (sensitivity)
Konsentrasi analit dengan absorban sebesar 0,0044 (resapan 1%), dinyatakan dalam
µg/mL/1% abs
2. Batas deteksi
Konsentrasi dari analit yang menunjukan absorpban sebesar dua kali noise level
S/N = 2

Anda mungkin juga menyukai