Role Play
Role Play
Pemeran :
1. Perawat 1 :
2. Perawat 2 :
3. Tn Ronggo :
4. Istri :
5. Dokter :
6. Ayah romggo:
Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan pak Ronggo
Perawat 1 : Bapak kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan ya
pak?
Perawat 2 : Bapak kenapa? Bapak kan harus makan agar bapak tidak lemas.
Perawat1 : Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak
rasakan sekarang.
Tn. Ronggo : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa
menderitanya saya sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!!
Perawat 2 : Iya pak,saya paham dengan apa yang bapak rasakan.
Tn. Ronggo : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya
benar-benar tidak berguna.
Perawat 2 : Bapak tidak boleh seperti itu. Bapak itu kepala rumah tangga, bapak
harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat melakukannya
dan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk makan ya pak.
Istri : Sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia
semangat kembali.
Perawat 2 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari anda dan
keluarganya untuk memberi support untuk pak Ronggo.
Perawat 2 segera keluar dan berbicara dengan Istri pak Ronggo di luar ruangan
Istri : Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus? Akhir-akhir ini
dia sangat sensitif dan sering murung?
Perawat 2 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan
pasien. Nanti akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu.
Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang bapak sudah selesai makan. Nanti siang saya
akan kembali untuk mengantarkan makan siang ya bu.
Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ronggo dok,sejauh ini
kondisinya baik,namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan
masih sensitif.
Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang
wajar.
Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga pasien. Untuk itu,
tolong hubungi salah satu keluarga pasien untuk ke ruangan saya sus,
Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ronggo untuk menghubungi istrinya agar
datang ke ruangan dokter.
Istri : Ya sus..
Istri : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya
Dok? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam ?
Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang
kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang
dialami pak Ronggo. Beliau sering sensitif karena beliau merasa sudah tidak
berguna,terlebih beliau sebagai kepala keluarga,sehingga merasa menjadi beban
untuk keluarga.
Istri : Ooohhh…
Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu
memberikan dukungan agar pak Ronggo menjadi lebih semangat dan bangkit untuk
tidak berputus asa.
Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya sementara
itu perawat masuk lagi ke ruangan Tn. Ronggo untuk memberi sarapan lagi.
Perawat 2 : Selamat pagi pak, bagaimana keadaan bapak pagi ini?
Saya senang mendengar kabar ini,semoga dengan keadaan yang sudah semakin
membaik, membuat bapak semakin bangkit dan tidak putus asa.
Perawat 1 : Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi bu..
Mungkin bapak akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya bu,
Ibu Ronggo : Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, bapak kembali
berputus asa?
Perawat 1 : Ibu tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan
keluarga selalu memberikan semangat dan selalu membuat nyaman pak Ronggo.
Ayah Ronggo : Iya,benar itu sus.. Semampunya kami akan terus memberikan
dukungan agar dia bisa semangat seperti dulu.
Perawat 1 : Menurut catatan kami,pak Ronggo sudah boleh pulang,tetapi lebih
jelas lagi menunggu pengarahan dan ijin dari dokter bu,karena dokter yang lebih
bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk memutuskan kepulangan
pasien.
Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk
mengantar makan siang.