I. Pendahuluan
Salah satu faktor pendukung pengelolaan data dan informasi kesehatan adalah
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang terintegrasi antara pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) terus berkembang seiring
perkembangan teknologi informasi. Manajemen SIK terus disempurnakan mulai dari
aspek atau komponen hardware, aplikasi, brainware serta mekanisme dan substansi
data atau informasinya yang dikelola. Namun hingga saat ini SIK di lingkungan institusi
kesehatan dirasakan masih berjalan secara terfragmentasi dan variatif tingkat
perkembangan antar daerah dan antar level institusi manajemen dan pelayanan
kesehatan. Masing-masing level manajemen (termasuk jenis program kesehatan)
cenderung mengumpulkan data sebanyak-banyaknya menggunakan mekanisme
pelaporannnya sendiri, baik secara manual-konvensional dan elektronik. Salah satu
dampaknya data atau informasi yang ada tidak sesuai dengan yang diharapkan, yaitu
data yang terintegrasi, memiliki konsistensi, cepat, akurat dan siap dimanfaatkan
sebagai bagian dari manejemen kesehatan secara keseluruhan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kondisi di atas, antara lain
pengembangan SIK berbasis elektronik (web-based) secara bertahap mulai dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sampai
Kementerian Kesehatan. Kabupaten/Kota di Jawa Timur sudah mengembangkan
aplikasi di Puskesmas, baik yang berbasis web maupun desktop dengan berbagai
macam bahasa pemrograman dan basis data yang berbeda-beda.
Pada tahun 2018, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur memiliki kegiatan
penguatan kualitas program kesehatan dengan sub kegiatan pengembangan sistem
informasi Center View. Kegiatan ini memiliki sasaran sumber data Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang memiliki Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) berbasis
elektronik yang seluruh Puskesmasnya telah entry data, rumah sakit yang memiliki
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) serta Kementerian Kesehatan
(Pusat Data dan Informasi). Dari sumber data dimaksud, diharapkan dapat
mengintegrasikan aplikasi-aplikasi SIMPUS, SIMRS dan Sistem Informasi di beberapa
program kesehatan dan dapat menghasilkan dashboard data kesehatan berdasarkan
indikator dan elemen data yang dibutuhkan.
B. Khusus
1. Adanya kesamaaan data antara unit data dan program.
2. Update aplikasi pengelolaan data program kesehatan secara periodik.
3. Integrasi aplikasi di unit utama Kementerian Kesehatan melalui DHIS2 (SIHA,
SITT, e-Sismal, SISDMK, Komunikasi Data Prioritas dan Sistem Informasi
lainnnya).
4. Integrasi aplikasi SIMPUS dan SIMRS di Jawa Timur.
5. Penyajian data kesehatan secara periodik.
X. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan ini kiranya dapat dipakai sebagai pedoman dan
apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat kegiatan.