ABSTRAK
Dalam makalah ini disajikan perancangan dan realisasi alat pengukur kelembaban tanah
berbasis mikrokontroler ATMega 8535. Sensor kelembaban tanah berupa dua buah probe bertipe
yl-69. Sensor kelembaban ini dihubungkan pada generator sinyal. Bila kelembaban tanah
berubah, maka impedansi sensor akan berubah, sehingga frekuensi sinyal keluaran generator
berubah sesuai dengan kelembaban tanah. Perubahan frekuensi ini yang kemudian dideteksi dan
digunakan untuk mengetahui tingkat kelembaban tanah.Dari hasil uji coba diperoleh bahwa alat
yang dibuat dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Alat yang dibuat juga dilengkapi
sinyal kendali on-off, sehingga alat yang dibuat dapat digunakan untuk pengendalian
kelembaban tanah.
ABSTRACT
This paper presents the design and realization of a ATMega8535 microcontroller based
instrument for measuring soil moisture. Two probe for soil moisture sensor. This soil moisture
sensor is connected to signal generator. When the soil moisture changes, then the impedance of
sensor will change. This the frequency of output signal generator changes according to the soil
moisture. This frequency change is then detected and used for knowing the soil moisture level.
The instrument is also equipped with an on-off control signal that can be used for controlling the
soil moisture level.
Page 1 of 10
http://repository.unimus.ac.id
otomatis telah dikembangkan yang dengan sensor kelembapan berbasis
menggunakan sinyal tegangan dari probe mikrokontroler ATmega 8535 ?
dielectric yang berhubungan dengan air 2. Bagaimana cara/prinsip kerja
tanah atau dengan menggunakan sebuah prototipe alat penyiraman tanaman
sensor (Munoz-Carpena dkk., 2004). otomatis dengan sensor
Penelitian telah menunjukkan bahwa sensor kelembapan berbasis
kelembaban tanah (soil moisture sensor) mikrokontroler ATmega 8535 ?
dikonfigurasi dengan benar dapat Dengan 1.2 Batasan Masalah
penyiraman secara otomatis. Mengingat akan luasnya
Dalam membuat sistem permasalahan yang terkait dalam
penyiraman/irigasi otomatis tentu penulisan tugas akhir ini penulis
memerlukan sebuah perangkat kontrol membuat batasan masalah, agar
elektronik yang mampu mengontrol kerja pembahasan, penyusunan, dan
sensor kelembapan yang terpasang pada pembuatan sistem dapat dilakukan
tanah. Pada pengaplikasiannya teknologi secara terarah dan tercapai sesuai dengan
mikrokontroler merupakan salah satu sistem tujuan yang diharapkan. Adapun batasan
yang dapat digunakan dan dikembangkan masalah tersebut antara lain:
untuk mempermudah proses pengontrolan 1. Perancangan dan pembuatan
penyiraman tanaman secara otomatis. prototipe alat penyiraman tanaman
Mikrokontroler dapat digunakan sebagai otomatis menggunakan kontrol
pengontrol utama sensor kelembaban tanah minimum sistem Mikrokontroler
yang membaca kadar kelembaban tanah dan ATmega 8535.
digunakan sebagai kontrol untuk 2. Prototipe alat penyiraman tanaman
menghidupkan pompa penyiraman. Dengan otomatis menggunakan 2 buah
adanya sistem penyiram otomatis ini, sensor modul sensor kelembapan tanah
kelembaban tanah akan membaca (soil moisture sensor), yang
kelembaban tanah apakah tanah dalam masing-masing sensor ditempatkan
keadaan kering apa sudah dalam keadaan dalam pot yang berisi jenis tanah
basah. Ketika tanah dalam keadaan kering dan tanaman yang sama.
alat penyiram akan menyiram sampai tanah 3. Prototipe alat disupply
menjadi basah dan ketika sudah basah menggunakan power supply/catu
penyiraman akan berhenti dengan daya dengan tegangan output 12
sendirinya. Volt DC
1.1 Rumusan Masalah 4. Pada sistem penyiraman
Berdasarkan latar belakang menggunakan pompa air filter yang
masalah di atas, maka penulis digunakan pada akuarium.
merumuskan permasalahan sebagai 5. Air yang akan digunakan untuk
berikut: menyiram tanaman telah ditampung
1. Bagaimana merancang prototipe pada tempat penampungan air
alat penyiraman tanaman otomatis dengan kapasitas ± 4,5 Liter
Page 2 of 10
http://repository.unimus.ac.id
6. Sistem prototipe alat penyiraman dengan menggunakan sensor dan
tanaman otomatis ini hanya sistem kontrol mikrokontroler.
disetting untuk tanaman dalam pot 4. Menambah suatu pengalaman dalam
kecil, dengan sample 2 buah mentransformasikan ilmu
tanaman. pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
1.3 Tujuan menjadi suatu media, barang ataupun
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: jasa yang canggih dan efisien
1. Merancang dan membuat prototipe 5. Mampu mengaplikasikan ilmu
alat sistem kendali penyiraman tentang hardware dan mikrokontroler
secara otomatis dengan sensor dalam bentuk alat nyata.
kelembapan berbasis mikrokonroler
ATmega 8535. 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR
2. Merancang dan membuat program TEORI
untuk menjalankan mikrokontroler 2.1 Tinjauan Pustaka
ATmega 8535 dalam sistem 1. Penelitian yang berjudul ”Penyiram
penyiraman tanaman secara Tanaman Otomatis Menggunakan
otomatis. Sensor Kelembaban Berbasis
3. Mengimplementasikan dan Mikrokontroler ATmega32” oleh
mengetahui prinsip kinerja prototipe Tuti, Alawiyah; (2012) membahas
alat penyiraman tanaman otomatis tentang penyiraman tanaman yang
dengan sensor kelembapan berbasis dilakukan dengan mengontrol
mikrokontroler ATmega 8535. keadaan tanah untuk memenuhi
kadar air yang nantinya akan
digunakan untuk fotosintesis. RTC
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah : (Real Time Clock) digunakan untuk
1. Menambah wawasan dan mengatur waktu penyiraman
meningkatkan pengetahuan sekaligus yang dikontrol oleh ATMEGA32.
memahami pentingnya teori yang 2. Penelitian yang berjudul “Purwarupa
didapat dalam perkuliahan serta Sistem Penyiraman Tanaman
dapat mengaplikasikan teori tersebut Otomatis Berbasis Sensor
dalam kehidupan sehari-hari. Kelembaban Tanah dan Arduino
2. Membantu masyarakat di bidang Uno” oleh Priyanto, Sihno; (2013)
pertanian atau perkebunan dalam membahas tentang purwarupa sistem
sistem irigasi/penyiraman pada penyiraman tanaman otomatis.
tanaman secara otomatis dan Sistem penyiraman otomatis
memberikan kemudahan kepada tanaman ini menggunakan Arduino
masyarakat untuk merawat tanaman. UNO, sensor soil moisture untuk
3. Meningkatkan kemampuan sistem mengukur tingkat kelembaban tanah
otomatisasi irigasi/penyiraman pada pot tanaman, sensor DHT11
untuk mengukur suhu udara dan
kelembaban udara di dalam pot
Page 3 of 10
http://repository.unimus.ac.id
tanaman, grove relay sebagai saklar time. Karena jam tersebut bekerja real time,
untuk menghidupkan dan mematikan maka setelah proses hitung waktu dilakukan
pompa air dan LCD 16x2 sebagai output datanya langsung disimpan atau
penampil nilai dari sensor soil dikirim ke device lain melalui sistem
moisture dan sensor DHT11. antarmuka.
Page 4 of 10
http://repository.unimus.ac.id
komunikasi M1632 dengan mikrokontroler
yang memakai tampilan LCD.
Page 5 of 10
http://repository.unimus.ac.id
3.3 Rangkaian Display LCD
Page 6 of 10
http://repository.unimus.ac.id
Gambar 4.2 Penempatan Input Sensor pada
Pot Tanaman
3. Unit Proses
Gambar 4.4 bagian unit output
Prototype Alat Penyiram Tanaman
Page 7 of 10
http://repository.unimus.ac.id
4. Isi air pada tempat penampungan air, Gambar 4.8 Batas Pengaturan Nilai
hingga pompa air terendam penuh dalam Kelembapan Tanah pada Sensor 2
air. Setelah melakukan pengaturan batas nilai
5. Mengkalibrasi sensor dengan perintah kelembapan pada sensor 2, Tekan tombol
program, ketika sensor 1 dan 2 dalam „set 2‟ sekali lagi, untuk kembali ke
kondisi kering, maka nilai sensor 0 tampilan awal LCD display. Dengan
6. Memprogram dan memasukkan data ke IC demikian prototipe siap untuk mendeteksi
Mikrokontroler ATmega 8525 pada unit nilai kelembapan tanah
proses untuk mengaktifkan kontrol otomatis 9. Untuk mengecek fungsi sensor dan
pada prototipe. prototipe alat, masukkan sensor 1 ke
dalam tanah di pot A dan sensor 2 ke
dalam tanah di pot B, dan perhatikan
tampilan LCD display. ( Perhatikan
Gambar 4.9)
Pada kondisi tanah di pot A, sensor
mendeteksi nilai kelembapan tanah
sebesar 64 yang artinya nilai tersebut
kurang dari nilai batas kelembapan
Gambar 4.6 Memprogram Mikrokontroler tanah yang sudah di set di awal program
ATmega 8535 sebesar 300 (< 300) sehingga
dikategorikan tanah dalam kondisi
7. Setting nilai batas kelembapan sensor 1 kering.
dan sensor 2, dengan cara tekan tombol Pada kondis tanah di pot B, sensor 2
„set 1‟ lalu setting nilai dengan mendeteksi nilai kelembapan tanah
menggunakan tombol „up‟ dan „down‟ sebesar 717 yang artinya nilai tersebut
pada nilai 300. lebih dari nilai batas kelembapan tanah
yang sudah di set di awal program
sebesar 300 (> 300) sehingga
dikategorikan tanah dalam kondisi basah
atau lembab.
Dan pada prototipe ini, jika salah satu
Gambar 4.7 Batas Pengaturan Nilai sensor mendeteksi tanah sudah dalam
Kelembapan Tanah pada Sensor 1 kondisi lembab atau basah, maka status
8. Setelah mengatur batas nilai kelembapan pompa akan „off‟ (perhatikan Gambar
pada sensor 1 lalu tekan „set 2‟ untuk 4.9).
mengatur batas nilai kelambapan pada
sensor 2. Lakukan pengaturan nilai sama
dengan batas nilai kelembapan pada sensor
1, yaitu 300
Page 8 of 10
http://repository.unimus.ac.id
pompa air akan hidup „on‟ untuk
memulai penyiraman.
5 KESIMPULAN
Pada penelitian tugas akhir pembuatan
prototipe alat penyiraman tanaman otomatis
dengan sensor kelembapan berbasis
Mikrokontroler ATmega 8535, penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pembuatan prototipe ini dirancang
untuk memantau tingkat kelembaban
di dalam tanah. Sistem ini digunakan
untuk mengaktifkan / menonaktifkan
sistem penyiraman / pompa dengan
mengatur tingkat kelembaban tanah.
Unit Proses / kontrol prototipe
dilaksanakan menggunakan
Mikrokontroler ATmega 8535
sedangkan untuk penginderaan
Gambar 4.9 Pengujian Sensor pada diimplementasikan menggunakan
Prototipe sensor kelembapan tanah (soil
moisture sensor) type YL-69. Dan
10. Setelah mengecek kondisi sensor, langkah yang digunakan untuk menerapkan
berikutnya adalah melakukan uji coba tampilan dari hasil pembacaan sensor
pada rangkaian kontrol relay dan kerja dan output program adalah LCD
pompa air pada bagian unit output. Display 2x16, sedangkan untuk
Letakkan kedua sensor dalam pot A, yang kontrol pompa air pada sistem
terdeteksi sebelumnya memiliki kondisi penyiraman menggunakan driver
tanah kering, perhatikan nilai kelembapan relay switching.
tanah pada kedua sensor serta status motor 2. Perancangan prototipe dibagi dalam 4
pada LCD display (perhatikan Gambar bagian/unit yaitu; 1) bagian catu daya
4.10). / power supply; 2) unit input; 3) unit
Pada sensor 1 mendeteksi nilai proses; dan 4) unit output.
kelembapan tanah pada pot A 3. Prinsip kerja prototipe alat,
sebesar 124 bergantung pada pembacaan nilai kedua
Dan pada sensor 2 mendeteksi nilai sensor dan pengaturan program yang
kelembapan tanah pada pot A dimasukkan pada Mikrokontroler
sebesar 154 ATmega 8535. Pada prototipe ini kedua
Kondisi tanah yang terdeteksi oleh sensor di set batas nilai kelembapan
kedua sensor memiliki nilai < 300 tanah sebesar 300. Dan ketika salah satu
sehingga termasuk dalam kondisi sensor membaca nilai kelembapan dari
tanah kering, sehingga status tanah lebih dari 300 yang artinya tanah
dalam kondisi basah, maka pompa air
Page 9 of 10
http://repository.unimus.ac.id
akan „off‟ proses penyiraman berhenti. Simulasi, Hardware, dan
Dan jika salah satu sensor membaca Aplikasi Andi, Yogyakarta,
nilai kelembapan dari tanah kurang dari 2006.
300 yang artinya tanah dalam kondisi
kering, maka pompa air akan „on‟
memulai proses penyiraman.
DAFTAR PUSTAKA
Njoroge, Kimani Paul. 2008.
Microcontroller-Based Irrigation
System. University of Nairobi‟s
Prasetyo, Eri Nur. 2015. Prototype
Penyiraman Tanaman Persemaian
dengan Sensor Kelembapan Tanah
Berbasis Arduino. Surakarta: Tugas
Akhir, Universitas Muhamadiyah
Surakarta.
Rangkuti, Syahban. 2011. Mikrokontroller
ATMEL AVR. Bandung: Informatika.
Syahrul. 2012. Mikrokontroler AVR
ATMEGA 8535. Bandung:
Informatika.
Wakur, Jensen Silwanus. 2015. Alat
Penyiraman Tanaman Otomatis
Menggunakan Arduino Uno.
Manado: Tugas Akhir, Politeknik
Negeri Manado
Wardhana Lingga. Belajar Sendiri
Mikrokontroler AVR seri ATMega
8535
10
Page 10 of 10
http://repository.unimus.ac.id