Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan

Jurnal Volume
Keperawatan 12 12
Volume No 1,
No Hal
1, 137
Hal -147
142,- Maret 2020 2020
152, Maret Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
p-ISSN Kendal
2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

PENGETAHUAN DAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


TERKAIT POLA PACARAN, SEX BEBAS, KEHAMILAN
DILUAR NIKAH DAN ABORSI
Indah Rohmawati1*, Sukanto2
1
Prodi DIII Keperawatan STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung, Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.1,
Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia 66224
2
Prodi SI Keperawatan STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung, Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.1,
Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia 66224
*rohmawatiindah2@gmail.com

ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa yang rawan dalam hal kesehatan reproduksi, misalnya pola pacaran
yang menyimpang, perilaku sex bebas, kehamilan yang tidak diinginkan dan prktek aborsi yang tidak
aman. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pengetahuan dan perilaku kesehatan reproduksi
remaja terkait pola pacaran, sex bebas, kehamilan diluar nikah dan aborsi. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja
putri yang berada di pondok Luhur Sulaiman Tulungagung. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi bersedia diteliti, remaja yang berumur 15-20
tahun, dan kriteria eksklusi remaja yang masih melanjutkan sekolah SMA. Sampel berjumlah 50
responden. Penelitian ini dilakukan tanggal 12 April 2019. Data dikumpulkan menggunakan instrumen
pengetahuan dan perilaku, kemudian dianalisa secara statistik dengan uji person. Hasil penelitian
menunjukan pengetahuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kesehatan
reproduksi remaja terkait pola pacaran, sex bebas, kehamilan diluar nikah dan aborsi dengan p value
0,976. Penanaman nilai-nilai keagamaan dan pembiasaan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari
yang di dukung dengan kedekatan orang tua dengan anak dan keteladanan yang baik menjadikan anak
mempunyai perilaku positif.

Kata kunci : pengetahuan, perilaku, kesehatan reproduksi remaja

KNOWLEDGE AND BEHAVIOR OF ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH


RELATED TO DATING PATTERNS, FREE SEX, PREGNANCY OUT OF MARRIAGE
AND ABORTION

ABSTRACT
Adolescence is a vulnerable period in terms of reproductive health, for example deviant dating
patterns, free sex behavior, unwanted pregnancy and unsafe abortion practices. The purpose of this
study was to analyze the knowledge and behavior of adolescent reproductive health related to dating
patterns, free sex, pregnancy outside marriage and abortion. This research is an analytic study with
cross-sectional design. The population in this study were all young women in the Luhur Sulaiman
Tulungagung cottage. The sampling technique uses purposive sampling with inclusion criteria willing
to be studied, adolescents aged 15-20 years, and exclusion criteria of adolescents who still continue
high school. The sample is 50 respondents. This research was conducted on April 12, 2019. Data were
collected using knowledge and behavior instruments, then analyzed statistically by person test. The
results showed that knowledge did not have a significant effect on adolescent reproductive health
behaviors related to dating patterns, free sex, pregnancy outside marriage and abortion with a p value
of 0.976. The inculcation of religious values and the habituation of these values in daily life which is
supported by the closeness of parents to children and good example make children have positive
behavior.

Keywords: knowledge, behavior, adolescent reproductive health

147
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 137 - 142, Maret 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN kehamilan ini merupakan kehamilan tidak


Kesehatan reproduksi yaitu suatu kondisi diinginkan akan memicu terjadinya praktek
dimana baik laki-laki maupun perempuan dapat aborsi yang kurang aman yang dapat
melakukan hubungan seksual, hamil dan membahayakan kesehatan reproduksi. Remaja
melahirkan secara aman, dikarenakan organ- yang hamil disaat organ reproduksi belum
organ reproduksi sudah mengalami kematangan matang dapat menyebabkan penyulit saat
dan dalam kondisi sehat (Harnani, Marlina persalinan. Kehamilan yang tidak diinginkan
2015). Pada masa remaja merupakan masa juga dapat menyebabkan peningkatan
perubahan atau masa terjadinya proses pengeluaran hormon adrenalin yang dapat
pematangan baik fisik maupun psikologis, di mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari munculnya tanda-tanda seksual baik remaja maupun janin yang sedang di
sekunder sampai terjadi pematangan fungsi kandungnya. Praktek aborsi yang tidak aman
organ reproduksi (Meilan, Maryanah 2018). dapat menyebabkan remaja mengalami infeksi
Pada masa ini para remaja sedang mencari organ reproduksi.
identitas dirinya, mulai terjadi perubahan
perilaku dari anak-anak menjadi dewasa. Masalah kesehatan reproduksi merupakan
mereka lebih mempercayai teman sebaya nya masalah penting bagi bangsa yang harus
dari pada orang tuanya. Hal ini tidak menjadi dipecahkan bersama dengan mengedepankan
persoalan selama mereka mampu memilih upaya promotif, maupun preventif (Manuaba
teman secara benar dan sudah mempunyai 2009). Upaya tersebut antara lain memberikan
pengetahuan atau fondasi yang kuat tentang materi pendidikan seks, pembentukan karakter
spiritual maupun kesehatan reproduksi. dan kepribadian, membentuk kelompok sebaya
Sayangnya tidak semua remaja memahami hal (Meilan, Maryanah 2018). Berdasarkan latar
itu, banyak diantara mereka yang salah dalam belakang diatas diketahui bahwa masa remaja
memilih teman atau salah pergaulan demi merupakan masa yang rawan terutama dalam
memperoleh identitas diri, sehingga mereka kesehatan reproduksi, namun belum diketahui
mengikuti semua ajakan temannya, walaupun bagaimanakah kesehatan reproduksi remaja
itu salah. Kondisi di atas dapat menyebabkan yang ada di pondok, sehingga penelitian ini
remaja dapat mengalami masalah kesehatan perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini
reproduksi karena perilaku sex bebas, untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku
kehamilan yang tidak diinginkan, pernikahan kesehatan reproduksi remaja terkait pola
dini dan paraktek aborsi yang tidak aman pacaran, sex bebas, kehamilan diluar nikah dan
(Pertiwi 2018). aborsi.

Angka kejadian aborsi pada tahun 2014 43% METODE


per 100 kelahiran hidup, 78% terjadi di Penelitian ini merupakan penelitian analitik
perkotaan dan dilakukan oleh remaja usia 15-19 observasional dengan desain cross-sectional.
tahun (Kusumawati 2014). Hasil survey Populasi penelitian ini adalah semua remaja
RPJMN tahun 2017 menyebutkan pacaran putri di pondok pesantren Luhur Sulaiman
pertama kali usia 16 tahun baik laki-laki Serut Kecamatan Boyolongu Kabupaten
maupun perempuan dan kebanyakan yang Tulungagung. Teknik sampling yang digunakan
sudah berpacaran pernah berhubungan seksual dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
(Sutriyanto 2017). dengan kriteria innklusi bersedia diteliti, remaja
yang berumur 15-20 tahun, dan kriteria eksklusi
Remaja yang kurang memahami tentang remaja yang masih melanjutkan sekolah SMA.
bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi Sampel berjumlah 50 responden. Penelitian ini
dapat menyebabkan perilaku yang kurang dilakukan tanggal 12 April 2019. Data
mendukung kesehatan yang dapat merusak dikumpulkan menggunakan instrumen
organ reproduksinya. Misalnya perilaku sex pengetahuan dan perilaku. rbis 0,47,
bebas dapat menyebabkan remaja terkena Cronbach’s Alpha 0,9 untuk instrumen
penyakit menular seksual yang dapat menyebar pengetahuan dan rbis 0,52 Cronbach’s Alpha
ke organ reproduksi bagian dalam. Bekas 0,13 untuk instrumen perilaku. Data katagorikal
infeksi dapat menimbulkan sikatrik di dinding didiskripikan dalam bentuk distribusi frekuensi
tuba falopi yang dapat mengakibatkan seorang untuk mengetahui hubungan variabel yang
wanita dapat mengalami kehamilan ektopik diteliti menggunakan tehnik uji Pearson,
terganggu. Kehamilan usia dini, apalagi kalau dengan derajat kepercayaan yang digunakan

148
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 137 - 142, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

adalah dengan α=0,05. Penelitian ini telah lulus Tulungagung. Pondok ini mempunyai santri
uji etik berdasarkan surat no laki-laki dan perempuan. Remaja yang berada
11/STIKesHAHTA/LPPM/2019 tentang hasil di pondok ada yang hanya khusus belajar
uji etik. agama dan ada yang selain belajar agama masih
melanjutkan sekolah SMA. Karakteristik
HASIL responden penelitian disajikan dalam bentuk
Penelitian dilakukan di Pondok luhur sulaiman, distribusi frekuensi pada tabel di bawah ini :
merupakan salah satu pondok yang ada di

Tabel 1.
Karakteristik data responden (n=50)
Karakteristik f %
Informasi kesehatan reproduksi
Pernah 46 92
Tidak pernah 4 8
Sumber informasi
Petugas kesehatan 30 65
Guru 4 9
Orang tua 2 4
teman 10 22
Bercerita kepada orang tua
Sering 27 54
Jarang 20 40
Tidak pernah 3 6
Pacar
Punya 19 38
Belum punya 31 62
Tabel 1 didapatkan data bahwa dari seluruh informasi tersebut dari petugas kesehatan, 54%
responden 92% pernah mendapatkan informasi sering menceritakan permasalahnnya kepada
tentang kesehatan reproduksi dan 65% orang tuanya serta 62% belum mempunyai paca

Tabel 2.
Pengetahuan dan perilaku responden (n=50)
Variabel f %
Pengetahuan 34 68
Baik
Cukup 13 26
Kurang 3 6
Perilaku
Favorabel 38 76
Unfavorabel 12 24
Tabel 2 di ketahui 68% mempunyai reproduksi, dan 76% mempunyai perilaku yang
pengetahuan yang baik tentang kesehatan favorabel dalam kesehatan reproduksi
.
Tabel 3.
Tabulasi silang variabel penelitian (n=50)
Perilaku Total
Favorabel Unfavorabel
f % f % f %
Pengetahuan Baik 27 79,4 7 20,6 34 100
Kurang baik 11 68,8 5 31,2 16 100
Tabel 3 di ketahui bahwa 79,4% responden tidak ada hubungan antara pengetahuan remaja
yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai dengan perilaku remaja dalam kesehatan
sikap yang favorabel. Rata-rata responden reproduksi terkait pola pacaran, sex bebas,
berumur 16 tahun, dan berdasarkan hasil uji kehamilan diluar nikah dan aborsi.
pearson didapatkan p value 0,976 yang artinya
149
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 147 - 152, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PEMBAHASAN cara mencegah kehamilan di luar nikah 50%


Pengetahuan remaja terkait pola pacaran, menjawab tidak berpacaran dan 50% nya lagi
sex bebas, kehamilan diluar nikah dan menjawab tidak melakukan hubungan seksual,
aborsi dan tentang tindakan aborsi 98% menjawab
Tabel 2 diketahui bahwa 34 (68%) dari tidak boleh karena dilarang agama.
responden mempunyai pengetahuan yang baik.
Pengetahuan merupakan semua yang diketahui Perilaku remaja terkait pola pacaran, sex
seseorang terhadap suatu hal, yang dalam hal bebas, kehamilan diluar nikah dan aborsi
ini pola pacaran, sex bebas, kehamilan diluar Perilaku dalam penelitian ini merupakan
nikah dan aborsi. Pengetahuan dapat perilaku yang masih tertutup atau belum
dipengaruhi baik dari faktor internal misalnya dilaksanakan atau masih dalam pernyataan.
umur dan intelegensi maupun eksternal Berdasakan tabel 2 di dapatkan data 76% dari
misalnya pengalaman, informasi, dan dari responden mempunyai perilaku favorabel atau
lingkungan (Rohmawati 2017). mendukung kesahatan reproduksi. Perilaku
dapat dipengaruhi oleh faktor baik yang berasal
Rata-rata dari responden mempunyai dari dalam individu, misalnya rasa ingin tahu,
pengetahuan yang baik, walaupun 62% dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan, maupun
responden belum punya pacar atau belum faktor dari lingkungan, misalnya dorongan yang
mempunyai pengalaman tentang pacaran, tetapi terus menerus dari teman sebaya dan
mereka sudah mempunyai dasar yang kuat perkembangan tehnologi.
tentang nilai-nilai yang harus di jaga ketika
nanti mempunyai pacar, hal ini disebabkan rata- Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
rata responden mempunyai umur 16 tahun. Usia besar peranannya dalam perkembangan anak.
diatas termasuk dalam usia remaja akhir, Lingkungan yang positif juga akan membentuk
dimana dalam masa ini timbul unsur baru yaitu perilaku anak menjadi positif. Remaja yang
remaja mulai sadar akan fisik dan tinggal di pondok yang setiap harinya di
kepribadiannya (Jahja 2011). Mereka mulai paparkan dengan nilai-nilai positif sesuai
menentukan nilai-nilai tertentu untuk dengan tuntunan Rosululloh, maka akan secara
membangun identitas dirinya. Untuk itu mereka tidak disadari akan membentuk sikap dan
mulai tertarik dengan informasi-informasi perilaku yang positif. Hal ini dapat dilihat dari
apalagi informasi itu berkaitan dengan yang hasil jawaban responden tentang pola pacaran
sedang dihadapinya misalnya pola pacaran, seks 100% menyatakan tidak setuju apabila diajak
bebas dan bahayanya, kehamilan diluar nikah berciuman antar bibir, diraba payudaranya dan
dan bahaya aborsi. menunjukkan kemaluannya kepada pacarnya,
tentang seks bebas 100% menyatakan tidak
Tabel 1 diketahui 92% dari responden pernah setuju apabila diajak melihat film porno dan
menerima informasi terkait pola pacaran, sex melakukan hubungan seksual, 92% setuju
bebas, kehamilan diluar nikah serta aborsi, dan apabila ada kehamilan di luar nikah maka harus
65% informasi tersebut di dapatkan dari merawat anaknya dan 98% tidak setuju
petugas kesehatan. Informasi merupakan salah terhadap tindakan aborsi. Kondisi di atas
satu cara seseorang memperoleh pengetahuan. menunjukkan bahwa fondasi yang kuat
Kebenaran informasi yang diterima tergantung terutama nilai-nilai keagamaan dapat
dari siapa yang memberikan, dan bagaimana mempengaruhi perilaku seseorang. Hal ini
cara memberikannya. Jika informasi tersebut sesuai dengan hasil penelitian Darmasih (2009)
diberikan oleh ahlinya yang dalam hal ini bahwa tingkat pemahaman dalam beragama
petugas kesehatan maka pengetahuan yang dapat memberikan pengaruh bagi remaja dalam
didapat akan semakin baik, apalagi jika perilaku seks pranikah.
informasi tersebut dilakukan dengan 2 arah,
maka remaja yang diberikan informasi Teman sebaya juga tidak kalah penting
mempunyai kesempatan untuk menanyakan peranannya dalam membentuk perilaku remaja.
materi yang belum dipahami secara langsung. Seorang remaja akan berusaha sebaik mungkin
Hal ini terbukti dari hasil jawaban responden agar dapat diterima temannya. Teman sebaya
antara lain tentang pola pacaran 98% menjawab biasanya usianya tidak jauh berbeda dengan
bahwa dalam pacaran harus dapat menjaga dirinya dan biasanya juga mempunyai prinsip
kehormatan, tentang bubungan seksual 94% yang hampir sama. Sesuai dengan pendapat
menjawab dilakukan setelah menikah, tentang Suwarni (2009) Teman sebaya merupakan jalur

150
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 137 - 142, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

paling dominan yang dapat mempengaruhi Selain itu berdasarkan tabel 1 juga didapatkan
perilaku seksual remaja baik secara langsung bahwa 54% dari responden sering menceritakan
(20,2%) maupun tidak langsung (14,24%). permasalahannya kepada orang tua. Peran orang
Perilaku pacaran, seksual teman sebaya dapat tua dapat mempengaruhi perilaku seksual
mempengaruhi perilkau seksual (Azinar 2013). remaja (Diah Suci Haryani, Wahyuningsih
Responden yang sehari-hari mempunyai teman Wahyuningsih 2015). Adanya lingkungan
sebaya yang sama-sama tinggal di pondok, mau keluarga yang harmonis artinya hubugan antara
tidak mau teman sebayanya juga sama-sama orang tua dan anak yang baik dapat menujang
mendapat pendidikan moral yang positif. Hal perkembangan anak. Orang tua yang selalu ada
ini menyebabkan responden mempunyai teman untuk anaknya baik di saat anak susah maupun
yang mempunyai nilai-nilai yang positif dan senang dan selalu siap mendampingi dan
akhirnya dapat mempengaruhi perilaku memberikan keteladanan bagi anak dapat
responden juga menjadi positif. membuat anak menjadi lebih dekat dengan
orangtua, sehingga anak tidak akan segan-segan
Pengetahuan dan perilaku remaja terkait lagi untuk menceritakan atau menanyakan apa
pola pacaran, sex bebas, kehamilan diluar yang belum diketahui kepada orang tuanya.
nikah dan aborsi Disisi lain kondisi tersebut sekaligus secara
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang tidak langsung, dapat dijadikan sarana bagi
dapat mempengaruhi perilaku remaja orang tua untuk mengontrol anak, sehingga
khususnya dalam pola pacaran, sex bebas, orang tua dapat mengetahui apa yang sedang
kehamilan diluar nikah dan aborsi (Ayu terjadi pada anaknya dan pendidikan serta
Khoirotul Umaroh, Yuli Kusumawati 2015). keteladanan apa yang dapat orang tua berikan
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan sebagai bekal bagi anak dalam berperilaku
kondisi di atas. Berdasarkan hasil uji statistik terutama terkait pola pacaran, sex bebas,
dengan menggunakan uji pearson didapatkan p kehamilan diluar nikah dan aborsi.
value 0,976 yang artinya tidak ada hubungan
antara pengetahuan remaja dengan perilaku SIMPULAN
remaja dalam kesehatan reproduksi terkait pola Pengetahuan remaja terkait pola pacaran, sex
pacaran, sex bebas, kehamilan diluar nikah dan bebas, kehamilan diluar nikah dan aborsi 68 %
aborsi. Dan berdasarkan tabel 3 di dapatkan dalam kategori baik, serta 76% mempunyai
data 79,4 % responden yang mempunyai perilaku yang favorabel terkait terkait pola
pengetahuan baik mempunyai sikap yang pacaran, sex bebas, kehamilan diluar nikah dan
favorabel, tetapi 68,8% dari yang mempunyai aborsi. Namun pengetahuan tidak memberikan
pengetahuan kurang baik juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
perilaku yang favorabel. Artinya perilaku tidak kesehatan reproduksi remaja terkait pola
semata-mata di pengaruhi oleh pengetahuan, pacaran, sex bebas, kehamilan diluar nikah dan
tetapi ada faktor lain yang ikut memberikan aborsi dengan p value 0,976. Keluarga yang
kontribusi terhadap terbentuknya perilaku mempunyai anak remaja, perlu menanaman
remaja salah satunya yaitu lingkungan. nilai-nilai keagamaan dan pembiasaan nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan
Terdapat hubungan yang signifikan antara harapan remaja dapat mempunyai pola pacaran
lingkungan yang religius terhadap perilaku seks yang sesuai dengan norma dan nilai yang
pranikah (Khairunnisa 2013). Hasil penelitian berlaku yang dengan sendirinya dapat
ini sejalan dengan hasil penelitian diatas yang menyebabkan remaja terhindar dari sex bebas,
mana dalam penelitian ini lingkungan kehamilan diluar nikah dan aborsi.
responden yang sehari-hari berada di pondok,
walaupun lamanya dipondok juga bervariasi DAFTAR PUSTAKA
dapat membentuk perilaku yang positif. Di Ayu Khoirotul Umaroh, Yuli Kusumawati,
pondok tidak hanya sekedar ilmu yang Heru Subaris Kasjono. (2015).
diberikan tetapi juga setiap hari juga “Hubungan Antara Faktor Internal Dan
dikondisikan agar selalu menerapkan ilmu Faktor Eksternal Dengan Perilaku
tersebut dalam kegiatan sehari-hari, yang lama Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia.”
kelamaan menjadi kebiasaan dan dapat Kesehatan Masyarakat Andalas 10.
membentuk karakter dan perilaku anak remaja http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jk
menjadi positif. ma/article/view/165.

151
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 147 - 152, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Azinar, Muhammad. (2013). “Perilaku Seksual Dalam Teman Sebaya. Malang: Wineka
Pranikah Peresiko Terhadap Kehamilan Media.
Tidak Diinginkan.” Kesmas 8.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ Pertiwi, Kartika Ratna. (2018). “Kesehatan
kemas/article/view/2639. Reproduksi Remaja Dan
Permasalahannya.”
Darmasih, Ririn. (2009). “Faktor Yang http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tm
Mempenaruhi Perilaku Seks Pranikah p/PPM PEER KRR.pdf.
Pada Remaja Di Surakarta.”
http://eprints.ums.ac.id/5959/1/J4100500 Rohmawati, Indah. (2017). “Hubungan
07.PDF. Pengetahuan Keluarga Tentang BPJS
(Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial)
Diah Suci Haryani, Wahyuningsih Dengan Perilaku Keluarga Dalam
Wahyuningsih, Kayat Haryani. (2015). Mengikuti Program BPJS.” 6(1): 32–38.
“Peran Orang Tua Berhubungan Dengan https://doi.org/10.32831/jik.v6i2.171
Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja Di
SMKN 1 Sedayu.” Ners dan Kebidanan Sutriyanto, Eko. (2017). “Hasil Survei Usia
Indonesia 3. Segini Pertamakali Berpacaran Dan
http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/J Mayoritas Pernah Berhubungan Seks
NKI/article/view/170. Artikel Ini Telah Tayang Di
Tribunnews.Com Http://
Harnani, Marlina, dan Kursani. (2015). Teori www.tribunnews.com/nasional/2017/11/
Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: 01/hasil-survei-usia-segini-pertamakali-
Depubliser. berpacaran-dan-mayoritas-pernah-
berhubungan-seks (March 29, 2019).
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Kharisma Putra Suwarni, Linda. (2009). “Monitoring
Utama. Parental Dan Perilaku Teman Sebaya
https://books.google.co.id/books?id=5KR Terhadap Perilaku Seksual Remaja
PDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq SMA Di Kota Pontianak.” Promosi
=psikologi+perkembangan+remaja+mad Kesehatan 4.
ya&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi- https://ejournal.undip.ac.id/index.php/
u4qi9qjiAhUPP6wKHaQICP8QuwUILz jpki/article/view/2350.
AA#v=onepage&q=psikologi
perkembangan remaja madya&f=false.

Khairunnisa, Ayu. (2013). “Hubungan


Religiusitas Dan Kontrol Diri Dengan
Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di
Man 1 Samarinda.” eJournal psikologi
1(2): 220–29.
http://ejournal.psikologi.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/10/ejournal pdf
(10-03-13-10-14-57).pdf.

Kusumawati, Utami Diah. (2014). “Tercatat


Angka Aborsi Meningkat Di Perkotaan.”
www.cnnindonesia.com/nasional/201410
29111311-12-8642/tercatat-angka-aborsi-
meningkat-di-perkotaan.

Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan


Reproduksi Wanita. Jakarta: egc.

Meilan, Maryanah, Follona. (2018). Kesehatan


Reproduksi Remaja: Implementasi PKPR
152

Anda mungkin juga menyukai