Anda di halaman 1dari 39

7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)

0 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

RIOC
Arsip Blog Senin, 22 Juli 2013

▼ 2013 (2)
► Agustus (1) Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
▼ Juli (1)
Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH
Ringan)
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah guru Pembimbing SMK TARUNA
MANDIRI untuk Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) tahun ajaran
2013/2014 di Bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) menyetujui
Mengenai Saya
atau mengesahkan hasil laporan Praktek Kerja Industri siswa kami yaitu :

Nama : Ricci Octavian


Kelas : XII TKR 2
Nis :
Ricci Octavian
Sekolah : SMK TARUNA MANDIRI
Ikuti 0

Lihat profil lengkapku


Demikian di Sampaikan untuk bahan seperlunya.

Pekanbaru,10 January 2013

Mengetahui
Ketua Jurusan otomotif
Pembimbing

Kepala
SMK TARUNA MANDIRI

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

Bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) menerangkan bahwa :

Nama : Ricci Octavian


Kelas : XII TKR 2
Nis :
Sekolah : SMK TARUNA MANDIRI

http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 1/39
Telah Melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada Bengkel
SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) sejak Tanggal 1 April 2013 s/d 30
Juni 2013,dan Pengesahan pembimbing terlampir.

Pekanbaru,10 January 2013

Mengetahui

Di
Sahkan
Mekanik Kepala
Bengkel

HALAMAN BIMBINGAN LAPORAN

Yang Bertanda Tangan di bawah ini,pembimbing siswa PRAKERIN pada


Bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) Menerangkan Bahwa :

NAMA : Sudarsono
JABATAN : Mekanik

Telah Mengesahkan hasil laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) siswa


tahun ajaran 2012/2013 di bawah ini :

Nama : Ricci Octavian


Kelas : XII TKR 2
Nis :
Sekolah : SMK TARUNA MANDIRI

Demikian di sampaikan untuk bahan seperlunya .

Pekanbaru,10 January 2013

Mengetahui
Pembimbing
Kepala Bengkel
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)

KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya Buku Panduan Pelaksanaan Paktek Kerja Industri (Prakterin)
dalam rangka Pendidikan Sistem Ganda (PSG) SMK Taruna Pekanbaru.
Buku ini berisi penjelasan singkat sekitar pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(Prakterin) dalam rangka Sistem Ganda (PSG) dan jurnal atau laporan
kegiaan harian siswa peserta Prakterin.

Dengan diterbitkan buku ini diharapkan data membantu pihak-pihak terkait


dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakterin) di SMK Taruna
Pekanbaru sehingga penyelenggaraanya dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.

Kami menyadari bahwa buku ini mungkin masih terdapat kekurangan-


kekurangan, karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat kami harapkan demi kepentingan dan kemajuan kita bersama. Untuk
itu kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Pekanbaru, 1 Juli 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH.........ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN...iii
HALAMAN BIMBINGAN LAPORAN..........iv
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................
.... v
DAFTAR
ISI........................................................................................................................
vi
DAFTAR
GAMBAR...........................................................................................................
vii
DAFTAR
LAMPIRAN........................................................................................................

viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakangpraktek..................................
http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 3/39
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
1
1.2 Tujuan pelaksanaanpraktek.............................
2
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaaan
praktek...................................................................3
1.4 Kerangka laporan praktek.............................
4
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
2.1 Sejarah perusahaan......................................5
2.2 Struktur organisasi
perusahaan...................................................................................6
2.3 kepegawaian (menjelaskan tugas-tugas dan fungsi dari pada struktur
tersebut)........7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Teori : -
Fungsi 8
- Prinsip
kerja 9
- Data
teknis 10
3.2 Persiapan perbaikan : -
Alat 11
-
Bahan.................................................................................. 12
3.3 Keselamatan
kerja 13
3.4 Overhoul : -
Bongkar.................................................................................................14
-
Pemeriksaan/perbaikan......................................................................... 15
-
Pemasangan.......................................................................................... 16
-
Penyetelan............................................................................................. 17
-
Pengujian............................................................................................... 18
3.5 Trouble
shooting.........................................................................................................19

BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan.........................................................................................................
....... 20
4.2 Saran-
saran.................................................................................................................
21

http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 4/39
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)

http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 5/39
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang praktek

Pendidikan kejuruan bertujuan menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan


kerja serta mengembangkan sikap professional, menyiapakan siswa agar
mampu memliki karir, mampu berkopetensi dan mampu mengembangkan
diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan
menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara produktif, adaptif dan
kreatif.
Upaya untuk menjamin bahwa angkata kerja pada masa mendatang adalah
angkatan kerja yang lebih bermutu dibandingkan dengan angkatan yang ada
pada saat ini, salah satunya melalui pengenalan dan penerapan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) pada sekolah menengah kejuruan (SMK), yang telah
dimulai sejak tahun pembelajaran 1993/1994 (Kurikulum edisi tahun 1994)
Penyelengaraan kurikulum dengan pola sistem ganda adalah pendidikan yang
dilaksanakan disekolah dan didunia usaha atau dunia industri (DUDI) sebagai
perwujudan keterlibatan masyarakat meningkatkan mutu pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan di dunia usaha atau dunia indusri dapat berupa
Praktek Kerja Industri (Prakterin) atau berupa pemegangan.

1.2 Tujuan pelaksanaan praktek

Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri (Prakterin) dalam rangka Pendidikan


Sistem Ganda (PSG) siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
untuk:
-Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, dengan
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja
-Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas professional
-Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian proses pendidikan
-Membuka wawasan siswa terhadap jenis-jenis kerja yang ada pada bidang
yang bersangkutan dengan segala persyaratannya
-Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta
-Memperoleh umpan balik dari dunia kerja untuk pemantapan dan
pengembangan program pendidikan
-Khusus untuk sekolah dapat melakukan penjajakan kerjasama dari
penempatan lulusan

1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan praktek

Prakerin di mulai pada tanggal 1 April 2013 sampai dengan 30 Juni 2013 di
Bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada).

1.4 Kerangka laporan praktek

1. Bagian persiapan
a. Halaman Judul
b. Halaman pengesahan oleh pihak sekolah
c. Halaman pengesehan oleh pihak perusahaan
d. Kata pengantar
e. Daftar isi
f. Daftar gambar (kalau ada)
g. Daftar grafik (kalau ada)
h. Daftar table (kalau ada)
i. Daftar lampiran (kalau ada)
2. Pendahuluan
a. Uraian tentang latar belakang pelaksanaan Praktek
Kerja Industri (Prakterin)
b. Uraian tentang tujuan pelaksanaan Praktek Kerja
Indsutri (Prakterin)
c. Kerangka laporan
3. Uraian
a. Umum
1) Sejarah singkat perusahaan
2) Struktur organisasi perusahaan
3) Kepegawaian
b. Khusus (salah satu job atau pekerjaan di lapangan yang
dibahas secara mendetail)
1) Uraian teori
2) Uraian persiapan kerja
3) Gambar kerja (kalau ada)
4) Uraian proses kerja
5) Data teknis
6) Pemeliharaan dan perbaikan peralatan (kalau ada)
7) Pengendalian mutu (kalau ada)
8) Pembahasan
9) Daftar kegiatan kerja
4. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
5. Daftar Pustaka

BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah perusahaan

Nama perusahaan : Buanamobil Sentral Trada


(SUZUKI)
Nama pendiri perusahaan : Tenny wibowo
Berdiri tanggal : 1 Januari 2008
Diresmikan tanggal : 1 Juli 2008
Kantor pusat : Jakarta
Tel :
Kepala perusahaan : Arief
Kepala mekanik : Ronny Gunawan
sudah mempunyai berapa cabang : 8 Cabang
Mekanik pertama : Deswandi, Dadang dan Hendra
Jumlah mekanik dari awal sampai skrng : 18 orang
Jumlah karyawan BST : ±300 orang

Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI) didirikan pada 1 Januari 2008 oleh


Tenny wibowo. Dan diresmikan tanggal 1 Juli 2008 dengan 3 orang mekanik
yaitu Deswandi,Dadang dan Hendra. Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI)
sekarang dipimpin oleh bapak Arief dan Kepala Mekanik (Kepala Bengkel)
dipimpin oleh Ronny Gunawan.Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI)
sekarang sudah mempunyai 8 cabang di Riau dan Buanamobil Sentral Trada
berpusat di Jakarta dengan nama perusahaan Buana Indomobil
Trada.Sekarang Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI) mempunyai 18 orang
mekanik dan ±300 orang karyawan.

Prinsip Dasar Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI)


Saling menghormati sesame,Tiga unsur kebahagiaan (kebahagiaan membeli,
kebahagiaan menjual, kebahagiaan menciptakan).
Demi menjaga opini publik, kami berdedikasi untuk mensuplai produk
berkualitas terbaik dengan harga yang sesuai untuk kepuasan konsumen di
dunia.

Kebijaksanaan Manajemen Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI)


-Selalu memiliki ambisi dan energitas.
-Menghargai teori, mengembangkan ide-ide baru dan menggunakan waktu
dengan sebaik-baiknya.
-Nikmati pekerjaanmu dan saling terbuka satu sama lain.
-Selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan kinerja tim.
-Selalu mengingat pentingnya riset dan kerja keras.

Di Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI), impianlah yang menggerakkan


kami. Kami memulai mempersembahkan berbagai produk inovatif yang
memberikan arti pada mobilitas masing-masing individu dan kehidupan di
suatu masyarakat. Kami menghormati masyarakat dan perbedaan yang ada
pada diri mereka masing-masing, yang mana hal ini kemudian mengarahkan
kami pada kebiasaan utama perusahaan yang kemudian berwujud pada
kreatifitas.

Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI) selalu berusaha mengembangkan diri


semata-mata demi kepuasan masyarakat di Pekanbaru. Kami berjuang untuk
memberikan produk dan servis yang paling diinginkan oleh pelanggan kami
dimanapun ia berada. Untuk memastikan bahwa kami memenuhi keinginan
penduduk di suatu daerah, kami menetapkan jaringan penjualan lokal; kami
telah membagi sistem operasi sehingga banyak produk kami yang tidak hanya
dibuat, tetapi juga dikembangkan di beberapa daerah tempat nantinya ia akan
digunakan.

Pada waktu yang bersamaan, Buanamobil Sentral Trada (SUZUKI)


menyadari tanggung jawab sosialnya sebagai suatu perusahaan sekaligus
bagian dari suatu negara agar lebih berperan aktif dalam mencari solusi di
bidang lingkungan hidup dan berbagai isu keamanan. Kami berusaha keras
untuk mengurangi dampak yang mungkin diakibatkan oleh seluruh kegiatan
operasi kami, mulai dari pengembangan, produksi hingga penjualan; yang
mungkin berpengaruh pada lingkungan hidup global. Dengan
mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk meningkatkan efisiensi,
yaitu dengan hanya menggunakan energi dan sumber daya alam, mengurangi
emisi yang berbahaya dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar
minyak pada setiap produk kami, serta membuat Pabrik Hijau, kami telah
membantu memecahkan masalah lingkungan hidup sedunia.

Sebagai manufaktur dari berbagai produk yang menekankan pada segi


mobilitas, kami juga menganggap posisi ini sebagai bagian dari tanggung
jawab kami untuk membuat mobil yang tidak hanya aman bagi para
pengemudi, melainkan juga bagi seluruh pemakai jalan. Kami telah
berkomitmen untuk mempromosikan sistem mengemudi yang lebih aman dan
untuk membuat produk yang aman bagi semua orang.
Ronny Gunawan
Service Manager

Service Manager
• Membuat Rencana Kerja dan target bengkel untuk periode 1 tahun
maupun detail per bulan.
• Memonitor dan memvalidasi aktivitas harian & bulanan bengkel.
• Membuat program kerja dan menjalin kerjasama yang baik dengan
pihak terkait (asuransi, vendor ) untuk meningkatkan performa
bengkel secara keseluruhan.
• Menjalin hubungan dan koordinasi yang baik dengan ATPM Suzuki.
• Menjalankan program dan ketentuan yang dibuat oleh ATPM secara
konsisten.
• Menjalin kerjasama dengan Beres’S lain untuk pertukaran informasi
yang bersifat teknis maupun non -teknis.
• Membuat Field Technical Information Report ( FTIR ) untuk masalah
teknis produk sesuai ketentuan ATPM.
• Memonitoring dan menggerakan seluruh elemen bengkel agar
melakukan kegiatan service sesuai dengan SQS.
• Menjamin seluruh fasilitas & peralatan di area pelanggan dan area
bengkel tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik.
• Melakukan koordinasi dengan staf yang ada dibengkel untuk
meningkatkan kerjasama antar bagian dibengkel.
• Komunikasi intensif dengan ATPM, Pelanggan dan Beres’S lain.
• Kontrol dan koordinasi instensif dan detail proses internal di bengkel.
• Penanganan solusi yang cepat dan tepat untuk masalah teknis, produk
dan pelayanan di bengkel.
• Membuat FTIR
• Ide dan konsep program promosi bengkel.
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
• Monitor warranty claim.
• Penanggung jawab SQS.

Service Advisor (SA)


• Menangani dan memonitor proses dari reservasi hingga tindak lanjut
pasca service pada pelanggan.
• Melakukan proses penyambutan pelanggan, menganalisa pekerjaan,
spare part’s, membuat estimasi waktu dan biaya perbaikan pada
pelanggan.
• Memastikan kondisi fisik kendaraan dengan melakukan pemeriksaan
disekeliling area bodi dan interior kendaraan dengan mengacu pada
standar SQS.
• Memberi penjelasan kepada pelanggan mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan sesuai dengan SQS.
• Memberi informasi terbaru kepada pelanggan dalam setiap proses
pekerjaan ( Tracking ) minimal 2X setiap proses perbaikan.
• Menjamin kendaraan selesai dan siap pada waktu yang telah dijanjikan
kepada pelanggan.
• Melakukan koordinasi dengan Service Relation Officer untuk proses
reservasi ( service & booking ) dan tindak lanjut pasca service terkait
dengan pelayanan.
• Melakukan koordinasi dengan Foreman dalam hal penanganan keluhan
kendaraan pelanggan.
• Menjamin kualitas perbaikan dan pencucian dengan baik.
• Melakukan interaksi dan komunikasi dengan baik dengan pelanggan
untuk memasarkan jasa yang ditawarkan bengkel, sesuai dengan
ketentuan ATPM Suzuki.
• Sebagai “LINI DEPAN “ bengkel untuk memberikan penjelasan secara
teknis dan dapat diterima pelanggan dengan baik untuk semua
masalah teknis produk dan pelayanan bengkel.
• Melakukan tindak lanjut pasca service ( Service follow-up sesuai
dengan ketentuan dari ATPM Suzuki)
• Interaksi langsung dengan pelanggan.
• Monitoring proses reservasi sampai tindak lanjut pasca service.
• Penawaran jasa bengkel sesuai dengan aturan ATPM Suzuki.
• Rekomendasi perbaikan.

Service Relation Officer


• Melakukan service reminder dengan menghubungi pelanggan untuk
mengingkatkan jadwal servis berkala dan membuat reservasi mulai
dari saat servis gratis hingga jadwal perawatan berkala
• Menjalankan Service Retention System (SRS) untuk pelanggan dari
penjualan baru (New car sales) maupun dari pelanggan baru (Walk-
in).
• Memelihara dan mengupdate database pelanggan dari CRO – Sales
dan Service Advisor
• Melakukan tindak lanjut pasca servis (service follow-up) terkait
dengan masalah pelayanan, dilakukan secara random terhadap masing
– masing Service Advisor
• Membantu Service Advisor dalam melayani pelanggan ketika
Service Advisor dalam keadaan tidak siaga dengan cara mendata
pelanggan yang datang di Form Daftar Tunggu SA
• Memberi informasi dan melakukan koordinasi dengan Service Advisor
jika dibutuhkan perbaikan ulang / re–work atas kendaraan pelanggan
• Mempromosikan bengkel dengan menghubungi pelanggan pasif yaitu
pelanggan yang sudah lebih dari 6 bulan tidak datang ke BeRes S
serta memberikan informasi program promosi, paket servis, service
campaign, safety recall, dan mengenalkan produk baru kepada
pelanggan melalui media surat, telepon, SMS atau e-mail
• Membina hubungan dengan pelanggan pada hari – hari khusus seperti
hari raya, ulang tahun, dan sebagainya untuk pelanggan yang tidak
terdata pada database pelanggan di CRO – Sales
• Menerima keluhan pelanggan yang diterima melalui telepon atau
melalui CRO dan menindaklanjuti ke bagian terkait hingga keluhan
tersebut dapat diatasi
• Bertanggung jawab atas kondisi front office dan ruang tunggu secara
keseluruhan dan melakukan pemeriksaan secara rutin sebelum jam

http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 10/39
buka bengkel untuk memastikan ruangan tersebut nyaman dan siap
digunakan untuk melayani pelanggan
• Service reminder
• Membantu Service Advisor dalam menerima pelanggan
• Menjalankan service reminder system (SRS)
• Monitoring & penilaian kebersihan di ruang tunggu dan pendaftaran
servis
• Menawarkan reservasi servis (Service booking)
• Menyambut pelanggan yang complain, perbaikan ulang (repeat job),
warranty

Admin Service Advisor


• Membantu service advisor dalam proses administrasi (pencetakan surat
perintah kerja, pencetakan estimasi, dan penutupan surat perintah
kerja)
• Menangani kupon servis gratis
• Membantu service advisor dalam masalah adminstratif

Admin Service
• Membuat laporan bulanan dan mengirimkannya ke ATPM Suzuki
• Menangani proses penagihan warranty claim ke ATPM Suzuki
• Menangani kegiatan administrasi bengkel
• Proses rekapitulasi dan penagihan warranty claim ke ATPM Suzuki
• Rekapitulasi laporan bulanan dalam bentuk / format elektronik
• Pekerjaan adminstratif lainnya
Foreman
• Membuat detail diagnosa dan instruksi pekerjaan untuk menangani masalah
yang ada pada kendaraan pelanggan
• Menangani dan memonitor proses pekerjaan kendaraan pelanggan sesuai
dengan ketentuan Service Quality Standard (SQS)
• Menganalisa dan memberikan persetujuan suku cadang sesuai dengan
perbaikan kendaraan di dalam Form Permintaan Suku Cadang dan
memberikannya ke staff suku cadang
• Memeriksa kondisi kendaraan setelah kendaraan selesai diperbaiki dan
memastikan semua pekerjaan telah selesai dikerjakan sesuai dengan SPK dan
tidak terdapat masalah pada kendaraan pelanggan
• Berdasarkan hasil pemeriksaan, memberikan saran perbaikan pada pelanggan
yang prosedurnya telah diatur dalam Servcie Quality Standard (SQS)
• Membantu Service Advisor menangani pelanggan terkait dengan masalah
teknis
• Memimpin 1 atau lebih group atau kelompok teknisi
• Berkoordinasi secara continue dengan service advisor
• Melakukan pemeriksaan akhir kendaraan (Final Check)
• Test jalan pada kendaraan untuk masalah – masalah tertentu .

Teknisi
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat perintah kerja dan sesuai dengan
intruksi dari Foreman
• Memasangkan fender cover standar Suzuki dengan ketentuan service quality
standard (SQS) untuk melindungi agar kendaraan pelanggan tidak rusak /
tergores
• Memastikan kendaraan diserahkan pada proses berikutnya dalam keadaan
bersih dan rapih serta memasukan suku cadang bekas ke dalam kantong suku
cadang
• Berkoordinasi dengan Foreman untuk menganalisa pekerjaan tambahan
selama proses
• Melakukan perbaikan kendaraan sesuai dengan prosedur yang benar

Driver
• Memindahkan kendaraan pelanggan ke stall pemeriksaan awal dan
memindahkan kendaraan pelanggan dari stall pemeriksaan akhir ke area cuci
kemudian ke area penyerahan kendaraan
• Pengaturan kendaraan
Kasir
Melakukan proses tagihan servis kepada pelanggan
Menerima pembayaran dari pelanggan
Proses pembayaran harian
Metode pembayaran : tunai, kredit, dan elektronik

BAB III

BALANCING DAN SPOORING

BALANCING

Pengertian: Untuk mengetahui Getaran pada Ban sehingga dapat


diketahui seberapa besar getaran atau goyangan pada Ban dan dapat diketahui Ban itu layak di pakai atau
Balancing bisa diartikan, menimbang sisi-sisi ban dan pelek untuk mencapai
bobot seimbang. Manfaatnya, menghindari getaran pada lingkar kemudi saat
mobil berjalan, baik pada kecepatan rendah maupun tinggi. Gunanya untuk
mengecek putaran atau getaran yang ditimbulkan di setiap putaran roda. Berat
semua pelek harus sama, jika tak sama bisa menimbulkan getaran pada
kemudi.
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat
kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan
arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga
berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh
fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga
ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam
kendaraan.
Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan dan safety
pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda
dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran. Saat roda
berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana
sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi
roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak
ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan
memiliki efek hambatan. Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak
seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu
titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan
membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke
sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan
atau getaran akibat roda yang tidak balance.
Teknisnya adalah sebagai berikut :

Gaya Sentrifugal
Kenapa beratnya harus seimbang? Karena pada saat ban berputar, akan terjadi
gaya sentrifugal yang merata. Namun bila ada salah satu roda yang titik
beratnya berbeda, maka gaya sentrifugal akan cenderung ke arah titik yang
lebih berat. Sehingga akan menimbulkan getaran yang pada akhirnya
membuat tidak nyaman. Selain itu akan memperpendek usia komponen
suspensi seperti ball joint, sokbreker, tie rod dan bushing-bushing akibat
adanya getaran tersebut.

Gejala mobil memerlukan balancing adalah:

Getaran pada roda kemudi pada kecepatan tertentu

Getaran pada lantai mobil atau kursi mobil pada kecepatan tertentu

Roda yang aus terpotong-potong

Apabila getarannya sangat kuat pada roda kemudi maka masalah ada pada
roda depan.

Apabila getaran terjadi pada kursi maka masalah ada di roda belakang.

Kapan Harus Melaksanakan Balancing?


Sebaiknya, balancing dilakukan begitu terasa getaran pada roda kemudi saat
kendaraan berjalan. Namun, terkadang getaran yang diakibatkan oleh
ketidakseimbangan berat roda tadi dapat diredam oleh system suspensi.
Karena itu, ada baiknya balancing dilakukan secara berkala. Dan pelaksanaan
balancing yang baik dilakukan setiap menempuh jarak 10.000 km pada
kendaraan yang dipakai di kondisi jalan yang baik. Namun untuk kendaraan
yang digunakan pada kondisi jalan yang kurang baik atau rusak, akan lebih
baik jika balancing dilakukan sedikit lebih cepat, karena pastinya beban yang
diterima roda pun lebih besar.

Timah Balanced
Pada proses balancing, untuk memperoleh berat seimbang dipergunakan
timah khusus yang ditempelkan pada velg untuk menambah berat yang
kurang (supaya seimbang). Beratnya berbeda-beda, tidak bisa ditentukan
berapa banyak timah yang diperlukan untuk menyeimbangkan satu velg, baik
sisi kiri maupun sisi kanan.

KETERANGAN :
Balancing di lakukan apabila setir atau kemudi mobil bergetar

Balancing di lakukan lebih dahulu sebelum spooring dilakukan

PENGECEKAN :
-Lepaskan dop keildi velg dan di tempat yang benar
-Periksa roda satu persatu,Apakah roda bisa di balance atau tidak
-Pasang roda pada alat balance dan putar dengan tangan
-Bila roda kurang bulat atau goyang kekiri atau kekanan di sarankan untuk
tidak di balance (Laporkan ke pemiliknya)
-Beri tanda pada ban dan velg dengan kapur (A.Bagus B.Cukup C.Kurang)

SEBELUM DI BALANCE
Agar ban duduk dengan sempurna di rim,isi angin s/d 30 psi

Lepaskan batu-batu atau kotoran pada ban dan timah pada ban

Lihat atau cari data velg (lebar lingkaran) bila tidak ada ukur dengan
alat
Sesuaikan dengan velg ke mesin balance
PADA SAAT BALANCE
Lakukan balance

Amplas atau bersihkan bagian velg yang ada di tempat dengan timah

Kerok atau ratakan timah agar rem menempel dengan kuat


SESUDAH DI BALANCE
Kencangkan valve core atau isi pentil

Kurangi tekanan angin sesuai standar


Pilih ban bagus A dan pasang di depan

Kencangkan mur roda dengan tangan terlebih dahulu


Keterangan : Jika kecepatan kurang dari 100 km/jam = Balance
Jika kecepatan lebih dari 100 km/jam =Finish Balance

Lakukan cross-cek mur roda dengan kunci atau torsi palang

KERUSAKAN
Terjadi karena jalan yang tidak bagus atau tidak rata sehingga mengakibatkan
getaran pada stir kendaraan, mengakibatkan tidak seimbangnya pada roda dan
perlu di balance.
CARA AGAR RODA TIDAK GOYANG
Roda di beri timah sesuai dengan goyangnya ban pada mesin balance
sehingga ban atau roda tidak goyang atau bergetar pada stir lagi.
-Pemasangan Timah Jepit

Timah di bagi menjadi 2(Dua) macam :


Timah Tempel

Timah Jepit

TIMAH TEMPEL
Timah tempel biasa di gunakan untuk velg racing saja,timah di tempelkan
pada velg luar dan dalam sesuai dengan ukuran goyangan roda pada mesin
balance.

TIMAH JEPIT
Timah jepit di gunakan untuk velg standar saja,timah di jepit pada velg sesuai
dengan ukuran goyangan pada mesin balance.

Meskipun timah balance tempel bisa dipasang pada semua velg, tapi
dianjurkan jangan dilakukan. Karena akan mempengaruhi tingkat akurasinya.
Sebaiknya pakai timah yang sesuai dengan tipe velg.
BERAT TIMAH
5,10,15,20,25................(KELIPATAN
5)
Standard Operational
Balancing
Berikut langkah – langkah penyetelan Balancing dengan computer ( John
Beam ):
 Keselamatan kerja
 Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja/jobsheet
 Gunakan pakaian kerja / wearpack
 Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
 Konsentrasi pada pekerjaan
Langkah Kerja

I. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


II. Siapkan Mesin balance roda
III. Siapkan roda yang akan dibalance

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menyetel roda ( melakukan


balancing ):
a. Pemeriksaan Visual
-Periksa adanya serpihan logam, batu atau benda-benda asing lain yang
mungkin terjepit di tapak ban, dan buanglah bila ditemukan.
-Periksa adanya lumpur atau pasir yang mungkin menempel di bagian dalam
roda, dan bersihkan bila ditemukan.
-Periksa adanya kerusakan, perubahan bentuk, atau keolengan di dalam roda.
-Periksa khususnya area lubang tengah, karena kondisi area ini
mempengaruhi akurasi pengukuran.
b. Setel tekanan ban

1. Lepas tutup katup.


2. Tekan nozzle pemompa ban secara lurus ke katup ban untuk mencegah
kebocoran udara, lalu pompalah ban.
3. Periksa tekanan udara setelah memompa ban.

Keterangan : Tekanan ban standar dapat diperiksa pada Label Sertifikasi yang
bisa ditemukan di belakang pintu sisi pengemudi atau pada pilar.
Nilai standar ini juga dapat dilihat di buku Pedoman Pemilik atau Pedoman
Servis.
Periksa dan setel tekanan udara saat ban dalam keadaan dingin.
Penting : Tekanan Ban pada kendaraan jenis Ertiga adalah
Ban Depan = 30 psi
Ban Belakang = 35 psi
4. Setelah pemeriksaan selesai, balance roda dapat dilakukan.
5. Set roda
Lepas semua beban yang telah terpasang pada roda.
Sambil memperhatikan pemusatan roda dan poros balance, kencangkan
adaptor dengan kokoh agar tidak lepas.
6. Input data roda
Baca lebar lingkar dan diameter lingkar dari tulisan di roda dan masukkan
data tersebut ke dalam balance.
Ukur dan masukkan jarak dengan pengukur balance.
7. Ukur keseimbangan
Tutup penutup ban dan ukur keseimbangan.
Perhatian:
Serpihan logam atau batu dapat beterbangan selama pengukuran, oleh karena
itu turunkan penutup.
8. Setel keseimbangan
Pasang beban pada posisi IN dan OUT yang ditunjukkan oleh balance.
Menggunakan tang pemukul, kencangkan beban pada roda.
Perhatian:
Pilih beban yang sesuai dengan tipe roda.
9. Periksa kembali keseimbangan dan setel sehingga hasil yang keluar pada
alat balance roda menjadi 0 gram.
10. Lakukan langkah kerja 3 sampai langkah kerja 9 pada roda yang akan
dibalance berikutnya

SPOORING
Spooring adalah meluruskan roda antara depan dan
belakang kedudukan roda sesuai dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan
kata lain, spooring adalah menyelaraskan kedudukan tiap roda depan anatara
roda kiri dan roda kanan ( penyelarasan FWA ). Efek yang ditimbulkan dari
penyetelan front wheel alignment dapat dianalisa dengan adanya pengamatan
serta pengujian. Kekurangan dari penyetelan front wheel alignment ini
terdetksi dari percobaan tes jalan lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali
dari perlakuan berbelok, keausan bagian – bagian ban yang mendapat traksi
pada bidang jalan serta seberapa factor keselamatan dari pengemudi.
Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus
dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan atau
safety untuk pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap
kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik.
Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi
kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang
dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam
rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang kurang
baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga cepat lelah
dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan

Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber, caster, toe angle,
dan kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat terdeteksi dengan
adanya pola pada keausan ban.

Kondisi kendaraan ( mobil ) yang biasanya disarankan agar melakukan


spooring antara lain :
1. Terjadi getaran pada setir yang menggangu kenyamanan saat
menyetir.
2. Pada saat mobil melaju lurus kedepan, terasa suatu belokan
dengan sendirinya walaupun tanpa adanya perubahan kendali setir.
Atau dengan kata lain, setir menarik ke salah satu arah ( kanan atau
kiri )
3. Terjadi keausan yang tidak wajar pada keempat roda mobil,
meliputi sisi, tapak dan bulu ban.
4. Kondisi setir yang yang tak nyaman bahkan lebih berat dari
bisannya, atau saat pengendalian setir saat dibelokkan tidak mau
kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan.
5. Pada saat membelokkan mobil, terasa adanya goncangan
padahal kondisan jalan yang bagus.
SAAT PENGECEKAN :
Dongkrak roda depan apakah terrod ball joint dll ada kelainan

Bila ada kelainan,bila tidak ada kelainan .periksa apa saja yang perlu
di ganti
Bila perlu di ganti kabari pemiliknya dan tanya ada sparepart dan
tanya harganya
Periksa ukuran ban tipe kembang, tinggi kembang ban
Beritahu pemilik mengenai keadaan ban akan di rotasi

SEBELUM SPORING :
Sesuaikan tekanan angin ban

Cari spen tipe kendaraan di alat sporing

Standard Operational Spooring


Berikut adalah langkah – langkah penyetelan spooring dengan computer
( John Beam ):
Keselamatan kerja

Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja/jobsheet


Gunakan pakaian kerja / wearpack

Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya


Konsentrasi pada pekerjaan

Langkah Kerja
I. Lakukan pemeriksaan, baik secara visual maupun dengan tes jalan
kendaraan
II. Posisikan mobil pada ruang spooring dengan kedua roda depan berada
tepat di atas tapak spooring agar roda depan dapat berbelok dengan
mudah saat penyetelan.
III. Ukur tekanan seluruh ban mobil ( untuk mobil jenis ERTIGA yang
diperiksa adalah ban depan : 30 psi, ban belakang : 35 psi )
IV. Pastikan system suspensi mobil dalam keadaan stabil
V. Pasang rem tangan
VI. Hidupkan computer spooring dan Masuk ke menu spooring lalu ikuti
langkah selanjutnya
Masuk ke menu Spooring
Pilih “begin new alignment”
Pilih “front ( steering may not be level)”
Pilih jenis kendaraan yang akan dispooring
Komputer masuk ke menu runout compensation
VII. Pasang head sensor pada roda lalu ikuti perintah pada layar computer
sampai muncul gambar penyetelan pada layar yang menandakan penyetelan
telah dapat dimulai.
POSISI HEAD SENSOR YANG BENAR
Komputer masuk ke menu Front Wheel setting
VIII. Periksa jenis kesalahan sudut roda yang ditunjukkan pada layar
IX. Kendorkan baut pengikat tie rod untuk mempermudah penyetelan
X. Lakukan penyetelan pada tie rod, camber dan caster sampai computer
menunjukkan bahwa sudut – sudut FWA telah memenuhi toleransi ( ditandai
dengan berubahnya warna pada layar sudut dari merah ke hijau )
XI. Setelah semua penyetelan selesai dilaksanakan terhadap FWA, pastikan
baut – baut pengikat dikunci rapat kembali
XII. Lepaskan head sensor dari roda kendaraan;
Tekan tombol F6 pada keyboard computer spooring untuk keluar d
Lakukan check and recheck terhadap kondisi kendaraan pasca spoo
Lakukan pengujian jalan kendaraan untuk memastikan bahwa kend
Rapikan peralatan setelah spooring selesai dilaksanakan.

FRONT WHEEL ALIGMENT(FWA)

Wheel Alignment adalah Sudut sudut tertentu yang sesuai dengan persyaratan tertentu pada roda yan
Karena itu penting untuk selalu melakukan pemeriksaan Wheel Alignment secara berkala Agar kendara
Artinya kendaraan akan mudah di kemudikan dan lebih stabil Apabila roda roda tersebut di setel Secar
kendaraan).

Kelurusan dari roda-roda depan, adapun faktor-fa


-Caster
-King pin Inclination
-Toe-in
-Toe-out
-Turning-radius

Bahkan bila ada satu dari elemen i

Pengemudian yang sulit


Sta bilitas pengendaraan yang buruk
Ga ya balik ke posisi semula setelah menikung buruk
Ma sa pakai ban lebih singkat
Semua faktor-faktor di atas bila keadaannya baik menurut petunjuk pabrik
dari tia p kendaraan maka akan memudahkan kendaraan dikemudikan.
Demiki an juga faktor keselamatan kendaraan dan penumpang dapat terjamin.
Keausa n ban depan keausanya harus rata. Kendaraan harus mempunyai
perform a jalan-lurus yang memadai untuk stabilitas pengendaraan,
kemam puan membelok saat melintasi tikungan jalan, gaya balik kemudi agar
dapat kembali ke kondisi lurus, dan kemampuan mengurangi guncangan yang
ditransmisi ke suspensi saat ban menempel ke permukaan jalan, dan lainnya.
Oleh k arena itu, roda kendaraan dibuat dengan sudut tertentu terhadap tanah
dan suspensi sesuai dengan tujuannya. Semua itu disebut dengan kesejajaran
roda (wheel alignment).

Yang d i harapkan dari Front Wheel Aligment (FWA) adalah:


1. tidak terjadi getaran yang abnormal
2. kemudi menjadi ringan pada saat kendaran membelok
3. kendaraan dapat berjalan lurus walaupun kemudi di lepas
4. kerusakan dapat di perkecil

Bagian depan roda kendaraan dipasang dengan bagian atas miring keluar atau
ke dala m.
Ini dise but "camber" diukur dengan derajat kemiringan dari garis vertikal.
Bila sis i atas roda miring keluar, maka disebut dengan "camber positif".
Sebaliknya, kemiringan ke dalam disebut "camber negatif".
Pada m obil-mobil seri awal, roda mendapat camber positif untuk menambah
ketahan an poros depan, dan untuk membuat ban bersentuhan dengan
permuk aan jalan pada sudut yang benar untuk mencegah ban aus yang tidak
sama p ada jalan dimana pusat jalan lebih tinggi dari batas jalan.
Pada m obil-mobil modern, suspensi dan poros lebih kuat daripada waktu
yang la lu dan permukaan jalan lebih datar, sehingga kebutuhan akan camber
positif berkurang. Akibatnya, ban disesuaikan lebih ke zero camber (dan ada
bebera pa kendaraan yang benar-benar zero camber). Bahkan, camber negatif
sekarang lebih umum digunakan pada mobil penumpang untuk menambah
perform a menikung.

PETU NJUK SERVIS:


Bila roda mendapat camber positif atau negatif yang berlebihan, maka akan
terjadi ban aus yang tidak rata.
Bila roda mendapat camber negatif yang berlebihan, ban aus lebih cepat pada
sisi dalam;
bila roda mendapat camber positif yang berlebihan, ban aus lebih cepat pada
sisi lua r.

Servis Wheel Alignment


1. Umum
Wheel alignment terdiri dari beberapa item seperti camber, caster, steering
axis inclination, dll., dan tiap item saling berhubungan erat dengan item-item
lainnya. Saat memeriksa dan memperbaiki, sangatlah penting untuk
mempertimbangkan semua item dan bagaimana beberapa item itu
berhubungan satu sama lain.

2. Dimana tempat mengukur dan peringatan menyangkut


penggunaan tester
Belakangan, telah banyak sekali digunakan alignment tester model baru.
Namun, perlu dicatat bahwa tester dengan tingkat akurasi tinggi mungkin
agak rumit, dan tanpa disadari sering terjadi kesalahan pengukuran.
Karenanya, perlu melakukan pemeliharaan tester secara berkala untuk
meyakinkan bahwa tester-tester tersebut selalu dapat diandalkan.
Pastikan untuk selalu mengukur wheel alignment dengan kendaraan diparkir
pada area yang datar dan rata. Hal ini penting karena, meski alignment tester
itu sangat akurat, hasil pengukuran yang benar tidak akan diperoleh bila
tempat pengukurannya tidak rata.

3. Pemeriksaan yang diperlukan sebelum pengukuran wheel


alignment
Sebelum mengukur wheel alignment, setiap faktor yang dapat memberikan
pengaruh pada wheel alignment harus dicek dan perbaikan yang diperlukan
harus dilakukan. Pelaksanaan yang benar dari langkah persiapan ini akan
memberikan nilai yang benar. Nilai standar wheel alignment ditentukan oleh
pabrik dengan kendaraan dalam kondisi normal. Karena itu, saat memeriksa
wheel alignment, sangat penting untuk sebisa mungkin menyiapkan
kendaraan yang mempunyai kondisi normal dimana nilai-nilai standarnya
telah ditentukan. (Lihat Repair Manual untuk nilai-nilai standarnya.)
Berikut ini adalah beberapa item yang harus dicek sebelum pengukuran
wheel alignment.

Tekanan angin ban (sesuai kondisi standar)


Tandai keausan ban yang tidak rata atau adanya ukuran yang
berbeda.

Penipisan ban (melingkar dan permukaannya/face)


Kelonggaran ball joint karena aus
Kelonggaran tie rod karena aus
Kelonggaran bearing roda karena aus
Panjang strut bar kiri dan kanan
Perbedaan wheelbase kiri dan kanan
Perubahan bentuk atau aus pada bagian-bagian steering linkage
Perubahan bentuk atau aus pada bagian-bagian yang berhubungan
dengan suspensi depan
Kemiringan bodi dari samping (celah tanah chasis)

4. Pentingnya penyetelan celah tanah chassis sebelum pengukuran


alignment
Pada kendaraan dengan suspensi depan independen, faktor-faktor wheel
alignment akan bervariasi sesuai dengan beban muatan yang dapat merubah
bila celah tanah chassis-nya berubah. Oleh karena itu, sangat penting
mengetahui berbagai faktor yang menjelaskan wheel alignment berkaitan
dengan celah tanah itu. Kecuali bila tidak dijelaskan, lihat Repair Manual, dll
15

5. Tes jalan
Set elah menyetel axle depan, suspensi, steering, dan/atau wheel
dep alignment an, lakukan tes jalan berikut untuk mengecek hasil
penyetelan:

Berjalan lurus ke depan


1R
2Koda kemudi harus pada posisi benar
3S endaraan harus berjalan lurus ke depan pada jalan yang datar.
eharusnya tidak terjadi getaran berlebihan pada kemudi.

Ro Menikung
harda kemudi harus dapat dibelokkan dengan mudah pada arah manapun, dan
us kembali ke posisi normal dengan cepat dan halus saat dilepaskan.

Ro Pengereman
padda kemudi harusnya tidak tertarik ke sisi manapun saat kendaraan direm
a jalan yang datar dan halus.

Seh Pengecekan suara tidak normal


arusnya tidak terdengar suara yang tidak normal selama tes jalan.
6.
Bil Hasil pengukuran dan bagaimana menggunakannya
tersa nilai terukur menyimpang dari nilai-nilai standar, maka nilai-nilai
pen ebut akan berada pada nilai standar dengan menyesuaikan mekanisme
yetelan atau melakukan penggantian komponen
Wh
Wh eel Alignment Roda Belakang
did eel alignment belakang pada suspensi belakang model independent
penapat disetel dengan menyesuaikan sudut camber dan toe angle. Metode
Be yetelan sudut camber dan toe berbeda tergantung dari tipe suspensinya.
berapa model tidak mempunyai mekanisme penyetelan camber
21

UDUT CAMBER
S
Sudut camber adalah kemiringan roda atau ban bagian atas bagian depan
atau kendaraan sudut camber selalu di buat positif dan apabila kendaraan
dalam keadaan berbeban atau di bebani maka camber akan menjadi nol
ini di sebabkan sistem suspensi dengan memakai ball joint. Sehingga
keausan dari pada ban menjadi rata.Salah satu fungsi camber adalah untuk
mencegah roda miring kedalam yang menyebabkan gerak main kingpin
bush atau hub bearing berlebihan, atau menyebabkan deformasi axle
karena pembebanan.
Fungsi lain dari camber adalah untuk mencegah roda bergeser dari
posisinya. Camber menghasilkan gaya yang mendorong spindel kedalam
sehingga mencegah roda bergeser keluar dari spindel bahkan jika baut
roda kendor.
Jika direm mendadak , roda dipaksa bergerak keluar saat gaya
bekerja pada jalan melalui ban menghalangi ban pada titik dibelakang
titik kontak jalan, sehingga memuntir tie rod. Sebagai tambahan, jika gaya
pengereman pada roda tidak sama akan menyebabkan mobil tertarik ke
satu sisi dimana roda dengan gaya pengereman yang lebih besar.

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcRd5sBnUitnaA7r0KDirrHgpt0Q2p9H_hqtmACV7xYhJr1 R
M7G9qg

C amber Negatif

ila beban vertikal diberikan kepada ban yang mempunyai camber, suatu
B
aya dihasilkan di arah horisontal. Gaya ini disebut "camber thrust" dan
g
ekerja pada bagian dalam kendaraan untuk camber negatif dan bagian luar
b
endaraan untuk camber positif.
k
aat menikung, karena kendaraan condong keluar, camber ban menjadi lebih
S
ositif, camber thrust ke arah dalam dari kendaraan dikurangi, dan gaya
p
enikung berkurang.
m
Camber negatif menekan camber positif ban saat menikung dan membantu
menjaga gaya menikung yang cukup.

Camber terlalu Negative: -sterr berat


-berdecit saat belok

Camber Saat Menikung

Saat kendaraan menikung, camber thrust pada ban bagian luar berfungsi
untuk mengurangi gaya menikung karena kenaikan camber positif. Gaya
sentrifugal memiringkan kendaraan yang sedang menikung akibat kerja dari
pegas suspensi, sehingga mengubah camber.

PETUNJUK:
Menikung selalu diikuti oleh gaya sentrifugal, dimana ban memaksa
kendaraan membelok lebih lebar dari yang diinginkan oleh pengemudi
kecuali kendaraan dapat memberikan gaya perlawanan yang cukup -yaitu,
gaya sentripetal- untuk menyeimbangkan ini. Gaya sentripetal dihasilkan oleh
deformasi dan selip sisi dari alur ban yang terjadi karena friksi antara ban dan
permukaan jalan. Ini disebut cornering force (gaya menikung).

Camber Nol dan Camber Positif


Camber nol
Alasan utama menggunakan camber nol (zero camber) adalah untuk mencegah aus ban yang tidak sam

Camber positif
Fungsi dari camber positif adalah sebagai berikut:
Reduksi dari beban vertikal
Dalam kasus camber nol, beban pada as diberikan ke arah F’.
Beban F' yang diberikan pada as berubah ke beban F yang diberikan pada arah spindle joint (penghubu

Pencegahan dari slip-off roda


Beban F atas roda dapat dibagi menjadi F1 dan F2.
F2 adalah gaya untuk arah dari spindle axis (poros as) dan akan mendorong roda ke dalam.
Gaya ini mencegah roda meleset/tergelincir dari as-nya.

Pencegahan camber negatif yang tidak diinginkan karena kondisi jalan Cara ini mencegah sisi atas dari
Reduksi dari steering effort
Ini dijelaskan dengan lengkap pada bagian mengenai kemiringan steering
axis.

camber terlalu positif: -Ban aus bag luar


-Steer licin
-Mudah slip
-berdecit saat belok.

Keuntungan Camber dan tujuannya:


1. meringankan beban vertikal terhadap spindel
2. meringankan kemudi pada saat membelok
3. mencegah terlemparnya roda keluar pada saat roda depan berputar

B. CASTER

SUDUT CASTER
Sudut Caster adalah antara kangpin dengan garis vertikal yang di lihat dari
samping kendaraan. Caster ada yang positif(+) dan ada juga negatif(-).
Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan roda depan ke posisi lurus.
Jika simbol ”T” digunakan untuk mengidentifikasikan titik dimana garis
perpanjangan bagian tengah kingpin bertemu dengan permukaan jalan. ”T”
berada didepan garis tengah ban pada permukaan jalan. Titik perpotongan
yang sama dapat dihasilkan dari kingpin vertical jika posisinya dipindahkan
ke depan tanpa menyediakan sudut inklinasi.

-penyetelan camber melalui baut dudukan knucle.


-penyetelan camber dg baut exentrik

-penyetelan camber dengan menggunakan sim/plat pelapis.


Sudut caster bervariasi sesuai dengan karekteristik pegas, karena caster
ditentukan saat front axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster
dipengaruhi oleh variasi pegas juga dipengaruhi oleh defleksi permanen. Saat
mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban mobil bervariasi, sudut
caster juga bervariasi karena karekteristik dari front spring berubah secara
konstan saat aksi pemegasan terjadi.
Saat rem diinjak, sudut caster cenderung mengecil karena efek
perlambatan pada roda depan menyebabkan front axle terpuntir ke depan.
Roda pada kereta dorong posisinya selalu di belakang garis tengah shaft dan
mengikuti arah dorongan. Ini karena jarak tertentu disediakan antara garis
tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin panjang jarak antara garis tengah
shaft dan roda, dan semakin besar beban yang bekerja pada roda dan
kecepatan bergeraknya semakin tinggi, kembalinya roda kemudi ke posisi
lurus semakin baik dan kerja kemudi semakin keras.
Pada kendaraan modern, roda depan memiliki sudut caster yang
sangat kecil atau bahkan sudut caster negatif. Alasannya adalah saat
kendaraan begerak, pusat dari tekanan persinggungan roda di belakang garis
tengah ban dan ini menambah ke sudut caster positif. Oleh karena itu, roda
tetap kembali ke posisi lurus bahkan jika menggunakan sudut caster negatif

dengan caster positif titik pusat permulaan singgung ban dengan jalan
berbeda di belakang titik potog perpanjangan sumbu king pin dengan jalan.
Oleh karena roda akan tertarik sehingga secara otomatis roda-roda depan
akan lurus ke depan, selain dari pada itu kemudi akan di kembalikan pada
posisi lurus kembali, ini yang di maksud dengan caster efect.Caster pada
sepeda dan rol piono.
Bila roll piono di dorong searah tanda panah maka roll tersebut dapat
bergerak lurus ke depan karena titik singgung roll berada di titik potong king
pin dengan permukaan jalan. Jarak di antara ke dua titik ini di sebut lead atau
trail oleh karena terdapat jarak tersebutmaka akan timbul caster efect dan bila
jarak tersebut bertanbah besar maka ncaster efecnya bertambah besar pula.
Dalam hal ini titik pusat persinggungan sumbu frok(sumbu garpu depan)
dengan jalan. Oleh karena itu si pengendara dapat mengendarai kendaraannya
lurus ke depan dengan melepas tangan sebab caster akan msenjaga roda tetap
lurus ke depan. Caster yang dipasangkan pada mobil sama seperti sepeda
tetapi ada pengecualiannya bahwa kingpannya berfungsi sebagai garpu pada
sepeda.
Ada juga kingpin jenis balljoint tetapi casternya sama saja, besar sudut caster
kira-kira 1’-3’. Caster dapat mengembalikan kemudi pada posisi roda depan
lurus kembali. Apabila casternya bertambah besar maka akan terjadi hal yang
berlawanan yaitu pengemudi harus mengeluarkan tenaga yang besar ketika
membelokkan kemudi.
Caster dan Caster trail
Caster adalah kemiringan ke depan atau ke belakang dari poros steering.
Caster diukur dalam derajat dari poros steering ke posisi vertikal seperti yang
terlihat dari samping kendaraan.
Kemiringan ke belakang dari garis vertikal disebut dengan "caster positif",
sedangkan kemiringan ke depan disebut dengan "caster negatif".
Jarak persimpangan garis tengah poros steering dengan tanah, terhadap titik
pusat ban ke daerah kontak dengan tanah disebut caster trail.
Sudut caster mempengaruhi kestabilan jalan-lurus dan caster trail
mempengaruhi pengembalian roda setelah membelok.

PETUNJUK SERVIS:
Bila roda diberikan caster positif yang berlebihan, kestabilan jalan-lurus
dapat diperbaiki, tapi menjadi sulit membelok.

Kestabilan Jalan-lurus dan Pengembalian Roda

 Kestabilan jalan-lurus akibat sudut caster


Ketika sumbu steering berputar, --misalnya saat menikung, bila roda
mempunyai sudut caster, ban akan miring secara relatif terhadap permukaan
tanah. Sehingga akan dihasilkan sentakan torsi yang dapat menyebabkan bodi
kendaraan terangkat, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Torsi sentakan (jack-up torque) berfungsi sebagai gaya balik yang berusaha
untuk mengembalikan bodi kendaraan ke posisi horisontal dan
mempertahankan kestabilan jalan-lurus dari kendaraan.
 Pengembalian roda akibat caster trail
Bila roda diberikan sudut caster, titik kontak garis yang melebar dari sumbu
steering berada di depan titik tengah ban dengan jalan. Dengan demikian,
karena ban tertarik dari arah depan, gaya yang menarik ban akan mendorong
gaya ke bawah dan mencoba untuk menghilangkan kestabilan ban untuk
mempertahankan performa jalan-lurus.
Selain itu, saat ban mengarah ke samping karena pengemudian atau gangguan
saat berjalan lurus, gaya ke samping (F2 dan F' 2) akan dihasilkan. Gaya
samping ini berperan sebagai tenaga pemutar di sekitar sumbu steering
karena caster trail dan merupakan gaya yang mencoba untuk mengembalikan
ban ke posisinya semula (recovery force).
Pada saat ini, bila caster trail nya panjang, untuk besaran gaya samping yang
sama, gaya yang lebih besar bekerja untuk mengembalikan roda kemudi.
Karenanya, semakin panjang caster trail, maka semakin besar performa jalan-
lurus dan gaya pengembaliannya.

Geometri Nachlauf dan Vorlauf


Secara umum, sudut caster harus ditambah untuk menambah caster trail.
Namun, bahkan bila sudut caster tetap sama, caster trail dapat diset seperti
yang diinginkan dengan membuat offset sumbu steering ke depan atau
belakang dari pusat roda.
Geometri Nachlauf mampu membuat caster trail bertambah dengan membuat
steering axis offset ke depan dari pusat roda.
Geometri Vorlauf mampu membuat caster trail berkurang dengan membuat
offset sumbu steering ke belakang dari pusat roda.
Pada kendaraan yang sebenarnya, bermacam setting dibuat oleh geometri
Nachlauf dan Vorlauf supaya dapat menyesuaikan dengan karakteristik
kendaraan.
Poros berpu meng dan b Garis denga diuku Sebag yang digunakan roda ber
tanah ke jarak persimpangan garis pusat roda dengan tanah disebut "offset", "kingpin offset"
gambar garis atau "scr
imajiner an
Fungsi dari Kemiringan Steering Axis ini dimiringkan ke dalam
r dalam derajat.
Mengurangi gaya putar roda kemudi ai tambahan, jarak "L" da
Karena roda berputar ke kanan atau kiri dengan steering axis sebagai sumbunya dan offset sebagai rad
Offset ini dapat dikurangi untuk mengurangi steering effort.
Metode manapun dari dua metode berikut dapat digunakan untuk membuat offset yang kecil:
Memberikan camber positif pada ban
Memiringkan steering axis.
2 . Mereduksi kick-back dan tarikan ke satu sisi
B ila offset tersebut sangat besar, tenaga dari pengendaraan atau pengereman
menghasilkan momen di sekitar steering axis yang mempunyai magnitude
y ang proporsional dengan jumlah offset.
L ag pula, guncangan apapun dari jalan yang mengenai roda akan
m enyebabkan roda kemudi menyentak atau membalik (kick-back). Fenomena
in i dapat diperbaiki dengan mengurangi jumlah offset.
B ila terdapat perbedaan antara sudut kemiringan steering axis kiri dan kanan,
k endaraan biasanya akan tertarik ke sisi dimana sudutnya lebih kecil (dengan
o ffset yang besar).
3 . Memperbaiki stabilitas jalan lurus
K emiringan steering axis menyebabkan roda-roda secara otomatis kembali ke
p osisi lurus ke depan setelah selesai menikung.

P ETUNJUK:
P ada mobil dengan mesin depan penggerak roda depan, offset biasanya
d itetapkan kecil (nol atau negatif) untuk menghindari perambatan guncangan
b an ke roda kemudi yang terjadi saat pengereman atau karena gangguan
ja lan, dan untuk meminimalkan momen yang dihasilkan di sekitar steering
a xis oleh gaya gerak saat mulai berjalan yang cepat atau akselerasi.

12
PETUNJUK SERVIS:

Bila terdapat perbedaan antara sudut pengemudian pada sisi kiri dan kanan,
maka akan ada pula perbedaan antara momen yang terjadi di sekitar steering
axis pada sisi kiri dan kanan saat pengereman dan tenaga pengereman akan
menjadi lebih besar pada sisi dengan sudut steering yang lebih kecil. Selain
itu, perbedaan apapun antara offset kiri dan kanan akan menghasilkan
perbedaan tenaga reaksi gerak (torsi kemudi) pada sisi kiri dan kanan. Dalam
kasus apapun, gaya itu akan mencoba membelokkan kendaraan.
C. KING PIN INCLITION
Kingpin inclination adalah kemiringan ke dalam sumbu roda terhadap garis
vertikal saat dilihat dari depan kendaraan. Fungsi utama kingpin inclination
adalah membawa titik tengah ban bertemu dengan garis perpanjangan kingpin
centre seperti efek dari camber. Dengan kingpin inclination roda tidak perlu
camber yang terlalu besar. Sudut kingpin inclination dikombinasikan dengan
sudut caster menghasilkan efek pengembalian steering wheel ke posisi lurus
sedangkan sudut camber memungkinkan berbelok lembut.

Bagian atas kin pin(gareis yang melalui ball joint bawah) di miringkan ke
arah dalam,besar sudut king pin ini 70’.Roda depan berputar di sekitar
kingpin kemudi di putarkan bila kingpin tidak ada, karena adanya tahanan
jalan kemudi akan menjadi tidak stabil.
Dengan adanya kingpin inklination bersama sama dengan adanya camber,
maka jarak E (off set) akan menjadi sangat kecil dan kemudi akan menjadi
stabil, karena roda-roda berputar di sekitarnya kingpin,khususnya ketika
kendaraan sedang berhenti maka gaya untuk memutar kemudi akan lebih
kecil.juga karena adanya kingpin,roda-roda akan mengangkat poros ketika
kemudi putar sehingga roda-roda akan kembali ke poisi lurus kembali.
Karena berat kendaraan yang menekan poros roda seolah-olah ada gaya yang
tersimpan.

D. Sudut toe (toe-angle, toe-in dan toe-out)


Toe adalah kemiringan roda depan dan belakang bila dilihat dari atas
kendaraan. Sudut pemasangan roda disebut sudut toe .
Toe Angle Saat roda depan dilihat dari atas, bagian depan roda lebih kecil
d ibandingkan bagian belakang roda. Masuknya roda depan disebut dengan
to e in dan perbedaan antara jarak “A” dan “B” adalah nilai aktual dari toe in.

- sudut CA adalah toe out.sedangkan sudut CB adalah toe in

N ilai dari toe in dapat diatur dengan menyetel panjang tie rod. Dengan toe in
r oda berusaha tergulir kedalam. Dengan camber, roda depan miring keluar
saat dilihat dari atas sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan tetapi, titik
pusat dimana ban tergulir keluar dipindahkan ke depan dengan adanya sudut
toe in pada roda depan sehingga roda dapat bergulir dengan lurus.
Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring
k eluarnya roda depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir dengan
lurus. Untuk alasan ini, jumlah toe in harus ditentukan dengan hati-hati
d engan memperhatikan sudut camber.
Karena sudut camber bervariasi dengan sudut caster, toe in harus
d isetel setelah penyetelan sudut camber dan caster. Saat kendaraan berjalan
lurus, roda depan cenderung bergulir keluar, tetapi kecenderungan ini diatasi
o leh toe in, dan tie rod bebas dari regangan yang berlebihan.
S edangkan toe out adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih lebar
d ibanding dengan roda depan bagian belakang bial dilihat dari atas
k endaraan.
13

B ila roda depan kita lihat dari atas sebenarnya tidak sejajar tetapi ada selisih
ja rak antara proyeksi belakang dan depan,di mana:
A = jarak roda bagian depan
B = jarak roda depan bagian belakang
J adi, A < B
B ila B lebih besar dari A disebut Toe-out, akibat roda depan di beri camber
maka roda berusaha menggelinding keluar tetapi karena roda depan besar
c ambernya sama maka roda depan akan lurus kedepan hanya akan menjadi
slip sehingga ban cepat aus dan juga kemudi tidak stabil.untuk menjegah hal
terebut maka di perlukan Toe-in,besarnya Tor-in kira-kira 2-5 mm.Dengan
a danya Toe-in roda akan berusaha meluncur ke arah dalam sepanjang garis
titik C. Jadi Toe-in ini dimaksudkan untuk melawan gaya dari camber roll
s ehingga roda akan bergerak ke posisi lurus tanpa slip.
U ntuk penyetelan roda depan harus di lakukan dengan menggunakan alat-alat
p engetes. Pada model suspensi indevent besarnya Toe-in di stel oleh tri rod
k iri dan kanan,sedangkan besar sudut caster dan camber di stel dengan
menambah atau mengurangi jumlah shim yang di sisipkan pada upper arm
d an rangka.
P ada model suspensi tetap(satu poros)Toe-in di stel dengan mengubah tri rod
y ang panjang dan besar caster dapat di stel dengan menyisipkan besi tirus
a ntara pegas daun dan rumah poros.
Umumnya, tujuan utama dari sudut toe adalah untuk membatalkan camber
thrust yang dihasilkan saat camber digunakan. Karena itu, sudut toe dapat
mencegah roda depan membuka keluar saat toe-in digunakan untuk camber
positif sebagai akibat dari penggunaan camber negatif untuk meningkatkan
performa ban dan suspensi yang lebih baik yang jamak digunakan beberapa
tahun terakhir ini. Namun, kebutuhan untuk membatalkan camber thrust
telah hilang. Sehingga, tujuan utama penggunaan sudut toe telah berubah
menjadi untuk memastikan kestabilan jalan lurus.
Saat kendaraan menanjak pada permukaan jalan miring, bodi kendaraan
miring ke satu sisi. Kendaraan akan terasa seperti akan berbelok ke arah
dimana bodi kendaraan itu miring.
Bila tiap roda bagian depan diputar masuk, (toe-in), kendaraan akan mencoba
untuk bergerak ke arah yang berlawanan dari arah bodi kendaraan miring.
Karenanya, kestabilan jalan lurus akan tercapai.

PETUNJUK SERVIS:
Bila toe-in berlebihan, maka gaya selip bagian sisi menyebabkan aus ban
yang tidak seimbang. Bila toe-out lebih besar, maka akan sulit untuk menjaga
kestabilan jalan di jalan lurus.
PETUNJUK:
Selip samping adalah jarak total selip dari ban kiri dan kanan ke sisi samping
saat kendaraan sedang berjalan.
Pada kedua kasus toe-in dan camber negatif, selip samping terjadi ke arah
luar.

E. Sudut Radius (Sudut Roda, Sudut Belok)


Radius putar (turning radius) adalah sudut belok dari roda depan sebelah
kanan dan kiri saat menikung. Ditetapkan oleh standar keamanan bahwa
turning radius dari kendaraan diukur dengan membuat kedua belokan kiri dan
kanan harus 12 meter atau kurang. Turning radius diukur dengan metode
berikut. Saat menggunakan turning radius gauge, steering angle diukur
dengan kendaraan dalam kondisi kosong.

Dengan memberikan sudut belok kanan dan kiri yang berbeda akan
mensinkronkan titik pusat putaran untuk keempat rodanya dan dapat
meningkatkan stabilitas pengendaraan saat membelok.
Sebagai contoh, pada tipe sistem steering dimana tie rod berada di belakang
as, bila knuckle arm kanan dan kiri dinaikkan supaya sejajar dengan garis
tengah kendaraan, sudut steering kiri dan kanan akan sama (α = β). Tiap roda
akan berbelok pada titik usat yang berbeda (O1 dan O2) bahkan bila roda
tersebut mempunyai radius yang sama (r1 = r2), akan terjadi selip samping
pada salah satu ban.
Tetapi, bila knuckle arm miring dari garis tengah kendaraan, karena roda kiri
dan kanan mempunyai sudut belok yang berbeda (α < β), mereka dapat diset
untuk menikung dengan radius putar yang berbeda (r1 > r2) dan kira-kira
pada titik pusat yang sama (O), sehingga dapat diperoleh sudut kemudi yang
benar.
14

D itetapkan oleh standar keamanan bahwa turning radius dari kendaraan


d iukur dengan membuat kedua belokan kiri dan kanan harus 12 meter atau
k urang. Turning radius diukur dengan metode berikut. Saat menggunakan
turning radius gauge, steering angle diukur dengan kendaraan dalam kondisi
k osong.
Ji ka turning radius gauge tidak tersedia, methode berikut dapat digunakan
untuk mengukur turning radius. Dengan steering wheel diputar sampai
mengunci, buat belokan pada kecepatan rendah dan kemudian ukur jarak
a ntara titik tengah dan lingkaran terluar yang dibuat oleh ban
S eperti pada faktor-faktor front whell aligment, turning radius juga sebagai
s alah satu bagian yang penting terutama bila ukuran bannya besar dan bila
kecepatan kendaraan bertambah.
B esarnya turning radius di ukur dengan jalan menempatkan roda-roda depan
diatas trun tebel dengan jalan memutar kemudi ke kiri dan ke kanan,besar
s udut belok kemudi dibaca ketika roda di putar ke arah dalam dan roda yang
s atu lagi membuat sudut 20º (sudut roda sebelah dalam ini harus lebih besar
dari 20˚).besarnya sudut ini tergantung dari kendaraan yang kita ukur, whell
base (jarak roda depan dan belakang ) dan tread (jarak antara kedua kingpin)
Kesalahan pada turning radius di sebabkan kebengkokkan pada lengan-
le ngan kemudi. Benkoknya lengan kemudi dapat di ketahui dari keadaan ban
y ang cepat aus, kemudi agak sukar di belokkan dan tidak stabil.
PETUNJUK SERVIS:
Bila radius putar tidak sesuai, sisi dalam atau luar ban akan selip ke samping
saat menikung dan mobil tidak mungkin berbelok dengan halus. Ini juga akan
menghasilkan aus yang tidak rata pada sisi ban yang mengalami selip.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prakterin atau Praktek Kerja Industri adalah sekolah yang wajib dijalani
oleh siswa Teknik Mesin, tujuannya adalah untuk memperoleh pengalaman
secara langsung di dunia kerja dan industry

2. Prakterin atau Praktek Kerja Industri yang dijalani oleh penyusun


dilaksanakan di bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) yang
berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta No.74 Pekanbaru. Perusahaan ini sendiri
merupakan sebuah bengkel yang bergerak di bidang jasa perbaikan / servis
serta penjualan suku cadang kendaraan ringan

3. Kegiatan yang dilaporkan dalam pelaksanaan Prakterin atau Praktek


Kerja Industri ini adalah Spooring dan Balancing, yang mana servis ini
merupakan kegiatan yang paling sering penyusun laksanakan. Selain itu,
mangingat peralatan paling lengkap yang dimiliki oleh bengkel SUZUKI
(PT.Buanamobil Sentral Trada) adalah perlatan Spoorinig dan Balancing

4. Spooring adalah servis yang bertujuan untuk menyelaraskan kembali


keadaan roda depan antar roda kanan dan roda kiri. Proses pengerjaan
spooring meliputi :
a. Penyetelan camber
b. Penyetelan caster
c. Penyetelan Toe Angle
d. Turning-radius
e. King pin Inclination

5. Sedangkan balancing adalah servis yang bertujuan untuk


menyeimbangkan kembali berat merata dari sebuah roda. Garis besar
pelaksanaan balancing meliputi:
a. Pemeriksaan kondisi roda
b. Mencari bagian roda yang paling ringan
c. Memasang timah pemberat pada bagian roda yang paling ringan
d. Pengujian ulang

6. Sebelum melaksanakan spooring dan balancing hal pertama yang harus


dipahami oleh mekanik adalah mengenai front Wheel Alignment ( FWA ),
yaitu pengaturan roda – roda depan dari sebuah kendaraan
7. Dalam pelaksanaan servis Spooring dan Balancing, mekanik harus
memperhatikan beberapa hal, antara lain :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
b. Penggunaan peralatan yang sesuai
c. Prosedur pelaksanaan servis
8. Apabila servis spooring dan balancing telah selesai dilaksanakan,
mekanik harus melakukan pengujian dan pemeriksaan ulang terhadap
kendaraan, tujuannya adalah untuk menghindari hal – hal yang tidak
diinginkan pasca servis.

B. Saran

1. siswa seharusnya lebih mampu dalam beradaptasi pada industri,


sehingga pihak industri tidak segan dan ragu untuk membagi ilmu dan
pengalaman mereka dalam bidang pengelolaan perusahaan
2. Pimpinan bengkel sebaiknya lebih memperhatikan lagi masalah
manajemen perusahaan, karena selama melaksanakan Prakterin atau Praktek
Kerja Industri, penyusun melihat kurang baiknya penerapan manajemen
perusahaan di bengkel
3. Karyawan bengkel diharapkan agar lebih memperbaiki kualitas kerja,
tidak terlalu berpatokan pada gaji dan peralatan bengkel yang ada. Karena
dengan kualitas kerja yang baik, maka dengan sendirinya apa – apa yang
diharapkan akan dapat terpenuhi kemudian
4. Mekanik sebaiknya lebih memperhatikan lagi prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja selama melaksanakan servis

Diteribitkan Ricci Octavian di Senin, Juli 22, 2013

Rekomendasikan ini di Google

1 komentar:

zainab ismail 9 Mei 2014 08.02


boleh minta lewat email gak???? thx
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Unknown (Goo Logout

PublikasikanPratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Ricci Octavian. Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai