Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RIOC
Arsip Blog Senin, 22 Juli 2013
▼ 2013 (2)
► Agustus (1) Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
▼ Juli (1)
Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH
Ringan)
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah guru Pembimbing SMK TARUNA
MANDIRI untuk Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) tahun ajaran
2013/2014 di Bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) menyetujui
Mengenai Saya
atau mengesahkan hasil laporan Praktek Kerja Industri siswa kami yaitu :
Mengetahui
Ketua Jurusan otomotif
Pembimbing
Kepala
SMK TARUNA MANDIRI
http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 1/39
Telah Melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada Bengkel
SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada) sejak Tanggal 1 April 2013 s/d 30
Juni 2013,dan Pengesahan pembimbing terlampir.
Mengetahui
Di
Sahkan
Mekanik Kepala
Bengkel
NAMA : Sudarsono
JABATAN : Mekanik
Mengetahui
Pembimbing
Kepala Bengkel
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya Buku Panduan Pelaksanaan Paktek Kerja Industri (Prakterin)
dalam rangka Pendidikan Sistem Ganda (PSG) SMK Taruna Pekanbaru.
Buku ini berisi penjelasan singkat sekitar pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(Prakterin) dalam rangka Sistem Ganda (PSG) dan jurnal atau laporan
kegiaan harian siswa peserta Prakterin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH.........ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN...iii
HALAMAN BIMBINGAN LAPORAN..........iv
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................
.... v
DAFTAR
ISI........................................................................................................................
vi
DAFTAR
GAMBAR...........................................................................................................
vii
DAFTAR
LAMPIRAN........................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakangpraktek..................................
http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 3/39
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
1
1.2 Tujuan pelaksanaanpraktek.............................
2
1.3 Waktu dan tempat pelaksanaaan
praktek...................................................................3
1.4 Kerangka laporan praktek.............................
4
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
2.1 Sejarah perusahaan......................................5
2.2 Struktur organisasi
perusahaan...................................................................................6
2.3 kepegawaian (menjelaskan tugas-tugas dan fungsi dari pada struktur
tersebut)........7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Teori : -
Fungsi 8
- Prinsip
kerja 9
- Data
teknis 10
3.2 Persiapan perbaikan : -
Alat 11
-
Bahan.................................................................................. 12
3.3 Keselamatan
kerja 13
3.4 Overhoul : -
Bongkar.................................................................................................14
-
Pemeriksaan/perbaikan......................................................................... 15
-
Pemasangan.......................................................................................... 16
-
Penyetelan............................................................................................. 17
-
Pengujian............................................................................................... 18
3.5 Trouble
shooting.........................................................................................................19
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan.........................................................................................................
....... 20
4.2 Saran-
saran.................................................................................................................
21
http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 4/39
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 5/39
BAB 1
PENDAHULUAN
Prakerin di mulai pada tanggal 1 April 2013 sampai dengan 30 Juni 2013 di
Bengkel SUZUKI (PT.Buanamobil Sentral Trada).
1. Bagian persiapan
a. Halaman Judul
b. Halaman pengesahan oleh pihak sekolah
c. Halaman pengesehan oleh pihak perusahaan
d. Kata pengantar
e. Daftar isi
f. Daftar gambar (kalau ada)
g. Daftar grafik (kalau ada)
h. Daftar table (kalau ada)
i. Daftar lampiran (kalau ada)
2. Pendahuluan
a. Uraian tentang latar belakang pelaksanaan Praktek
Kerja Industri (Prakterin)
b. Uraian tentang tujuan pelaksanaan Praktek Kerja
Indsutri (Prakterin)
c. Kerangka laporan
3. Uraian
a. Umum
1) Sejarah singkat perusahaan
2) Struktur organisasi perusahaan
3) Kepegawaian
b. Khusus (salah satu job atau pekerjaan di lapangan yang
dibahas secara mendetail)
1) Uraian teori
2) Uraian persiapan kerja
3) Gambar kerja (kalau ada)
4) Uraian proses kerja
5) Data teknis
6) Pemeliharaan dan perbaikan peralatan (kalau ada)
7) Pengendalian mutu (kalau ada)
8) Pembahasan
9) Daftar kegiatan kerja
4. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
5. Daftar Pustaka
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Service Manager
• Membuat Rencana Kerja dan target bengkel untuk periode 1 tahun
maupun detail per bulan.
• Memonitor dan memvalidasi aktivitas harian & bulanan bengkel.
• Membuat program kerja dan menjalin kerjasama yang baik dengan
pihak terkait (asuransi, vendor ) untuk meningkatkan performa
bengkel secara keseluruhan.
• Menjalin hubungan dan koordinasi yang baik dengan ATPM Suzuki.
• Menjalankan program dan ketentuan yang dibuat oleh ATPM secara
konsisten.
• Menjalin kerjasama dengan Beres’S lain untuk pertukaran informasi
yang bersifat teknis maupun non -teknis.
• Membuat Field Technical Information Report ( FTIR ) untuk masalah
teknis produk sesuai ketentuan ATPM.
• Memonitoring dan menggerakan seluruh elemen bengkel agar
melakukan kegiatan service sesuai dengan SQS.
• Menjamin seluruh fasilitas & peralatan di area pelanggan dan area
bengkel tersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik.
• Melakukan koordinasi dengan staf yang ada dibengkel untuk
meningkatkan kerjasama antar bagian dibengkel.
• Komunikasi intensif dengan ATPM, Pelanggan dan Beres’S lain.
• Kontrol dan koordinasi instensif dan detail proses internal di bengkel.
• Penanganan solusi yang cepat dan tepat untuk masalah teknis, produk
dan pelayanan di bengkel.
• Membuat FTIR
• Ide dan konsep program promosi bengkel.
7/7/2017 RIOC: Laporan PSG TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
• Monitor warranty claim.
• Penanggung jawab SQS.
http://psgrioc.blogspot.co.id/2013/07/laporan-psg-tkr-teknik-kendaraan-ringan.html 10/39
buka bengkel untuk memastikan ruangan tersebut nyaman dan siap
digunakan untuk melayani pelanggan
• Service reminder
• Membantu Service Advisor dalam menerima pelanggan
• Menjalankan service reminder system (SRS)
• Monitoring & penilaian kebersihan di ruang tunggu dan pendaftaran
servis
• Menawarkan reservasi servis (Service booking)
• Menyambut pelanggan yang complain, perbaikan ulang (repeat job),
warranty
Admin Service
• Membuat laporan bulanan dan mengirimkannya ke ATPM Suzuki
• Menangani proses penagihan warranty claim ke ATPM Suzuki
• Menangani kegiatan administrasi bengkel
• Proses rekapitulasi dan penagihan warranty claim ke ATPM Suzuki
• Rekapitulasi laporan bulanan dalam bentuk / format elektronik
• Pekerjaan adminstratif lainnya
Foreman
• Membuat detail diagnosa dan instruksi pekerjaan untuk menangani masalah
yang ada pada kendaraan pelanggan
• Menangani dan memonitor proses pekerjaan kendaraan pelanggan sesuai
dengan ketentuan Service Quality Standard (SQS)
• Menganalisa dan memberikan persetujuan suku cadang sesuai dengan
perbaikan kendaraan di dalam Form Permintaan Suku Cadang dan
memberikannya ke staff suku cadang
• Memeriksa kondisi kendaraan setelah kendaraan selesai diperbaiki dan
memastikan semua pekerjaan telah selesai dikerjakan sesuai dengan SPK dan
tidak terdapat masalah pada kendaraan pelanggan
• Berdasarkan hasil pemeriksaan, memberikan saran perbaikan pada pelanggan
yang prosedurnya telah diatur dalam Servcie Quality Standard (SQS)
• Membantu Service Advisor menangani pelanggan terkait dengan masalah
teknis
• Memimpin 1 atau lebih group atau kelompok teknisi
• Berkoordinasi secara continue dengan service advisor
• Melakukan pemeriksaan akhir kendaraan (Final Check)
• Test jalan pada kendaraan untuk masalah – masalah tertentu .
Teknisi
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat perintah kerja dan sesuai dengan
intruksi dari Foreman
• Memasangkan fender cover standar Suzuki dengan ketentuan service quality
standard (SQS) untuk melindungi agar kendaraan pelanggan tidak rusak /
tergores
• Memastikan kendaraan diserahkan pada proses berikutnya dalam keadaan
bersih dan rapih serta memasukan suku cadang bekas ke dalam kantong suku
cadang
• Berkoordinasi dengan Foreman untuk menganalisa pekerjaan tambahan
selama proses
• Melakukan perbaikan kendaraan sesuai dengan prosedur yang benar
Driver
• Memindahkan kendaraan pelanggan ke stall pemeriksaan awal dan
memindahkan kendaraan pelanggan dari stall pemeriksaan akhir ke area cuci
kemudian ke area penyerahan kendaraan
• Pengaturan kendaraan
Kasir
Melakukan proses tagihan servis kepada pelanggan
Menerima pembayaran dari pelanggan
Proses pembayaran harian
Metode pembayaran : tunai, kredit, dan elektronik
BAB III
BALANCING
Gaya Sentrifugal
Kenapa beratnya harus seimbang? Karena pada saat ban berputar, akan terjadi
gaya sentrifugal yang merata. Namun bila ada salah satu roda yang titik
beratnya berbeda, maka gaya sentrifugal akan cenderung ke arah titik yang
lebih berat. Sehingga akan menimbulkan getaran yang pada akhirnya
membuat tidak nyaman. Selain itu akan memperpendek usia komponen
suspensi seperti ball joint, sokbreker, tie rod dan bushing-bushing akibat
adanya getaran tersebut.
Getaran pada lantai mobil atau kursi mobil pada kecepatan tertentu
Apabila getarannya sangat kuat pada roda kemudi maka masalah ada pada
roda depan.
Apabila getaran terjadi pada kursi maka masalah ada di roda belakang.
Timah Balanced
Pada proses balancing, untuk memperoleh berat seimbang dipergunakan
timah khusus yang ditempelkan pada velg untuk menambah berat yang
kurang (supaya seimbang). Beratnya berbeda-beda, tidak bisa ditentukan
berapa banyak timah yang diperlukan untuk menyeimbangkan satu velg, baik
sisi kiri maupun sisi kanan.
KETERANGAN :
Balancing di lakukan apabila setir atau kemudi mobil bergetar
PENGECEKAN :
-Lepaskan dop keildi velg dan di tempat yang benar
-Periksa roda satu persatu,Apakah roda bisa di balance atau tidak
-Pasang roda pada alat balance dan putar dengan tangan
-Bila roda kurang bulat atau goyang kekiri atau kekanan di sarankan untuk
tidak di balance (Laporkan ke pemiliknya)
-Beri tanda pada ban dan velg dengan kapur (A.Bagus B.Cukup C.Kurang)
SEBELUM DI BALANCE
Agar ban duduk dengan sempurna di rim,isi angin s/d 30 psi
Lepaskan batu-batu atau kotoran pada ban dan timah pada ban
Lihat atau cari data velg (lebar lingkaran) bila tidak ada ukur dengan
alat
Sesuaikan dengan velg ke mesin balance
PADA SAAT BALANCE
Lakukan balance
Amplas atau bersihkan bagian velg yang ada di tempat dengan timah
KERUSAKAN
Terjadi karena jalan yang tidak bagus atau tidak rata sehingga mengakibatkan
getaran pada stir kendaraan, mengakibatkan tidak seimbangnya pada roda dan
perlu di balance.
CARA AGAR RODA TIDAK GOYANG
Roda di beri timah sesuai dengan goyangnya ban pada mesin balance
sehingga ban atau roda tidak goyang atau bergetar pada stir lagi.
-Pemasangan Timah Jepit
Timah Jepit
TIMAH TEMPEL
Timah tempel biasa di gunakan untuk velg racing saja,timah di tempelkan
pada velg luar dan dalam sesuai dengan ukuran goyangan roda pada mesin
balance.
TIMAH JEPIT
Timah jepit di gunakan untuk velg standar saja,timah di jepit pada velg sesuai
dengan ukuran goyangan pada mesin balance.
Meskipun timah balance tempel bisa dipasang pada semua velg, tapi
dianjurkan jangan dilakukan. Karena akan mempengaruhi tingkat akurasinya.
Sebaiknya pakai timah yang sesuai dengan tipe velg.
BERAT TIMAH
5,10,15,20,25................(KELIPATAN
5)
Standard Operational
Balancing
Berikut langkah – langkah penyetelan Balancing dengan computer ( John
Beam ):
Keselamatan kerja
Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja/jobsheet
Gunakan pakaian kerja / wearpack
Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
Konsentrasi pada pekerjaan
Langkah Kerja
Keterangan : Tekanan ban standar dapat diperiksa pada Label Sertifikasi yang
bisa ditemukan di belakang pintu sisi pengemudi atau pada pilar.
Nilai standar ini juga dapat dilihat di buku Pedoman Pemilik atau Pedoman
Servis.
Periksa dan setel tekanan udara saat ban dalam keadaan dingin.
Penting : Tekanan Ban pada kendaraan jenis Ertiga adalah
Ban Depan = 30 psi
Ban Belakang = 35 psi
4. Setelah pemeriksaan selesai, balance roda dapat dilakukan.
5. Set roda
Lepas semua beban yang telah terpasang pada roda.
Sambil memperhatikan pemusatan roda dan poros balance, kencangkan
adaptor dengan kokoh agar tidak lepas.
6. Input data roda
Baca lebar lingkar dan diameter lingkar dari tulisan di roda dan masukkan
data tersebut ke dalam balance.
Ukur dan masukkan jarak dengan pengukur balance.
7. Ukur keseimbangan
Tutup penutup ban dan ukur keseimbangan.
Perhatian:
Serpihan logam atau batu dapat beterbangan selama pengukuran, oleh karena
itu turunkan penutup.
8. Setel keseimbangan
Pasang beban pada posisi IN dan OUT yang ditunjukkan oleh balance.
Menggunakan tang pemukul, kencangkan beban pada roda.
Perhatian:
Pilih beban yang sesuai dengan tipe roda.
9. Periksa kembali keseimbangan dan setel sehingga hasil yang keluar pada
alat balance roda menjadi 0 gram.
10. Lakukan langkah kerja 3 sampai langkah kerja 9 pada roda yang akan
dibalance berikutnya
SPOORING
Spooring adalah meluruskan roda antara depan dan
belakang kedudukan roda sesuai dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan
kata lain, spooring adalah menyelaraskan kedudukan tiap roda depan anatara
roda kiri dan roda kanan ( penyelarasan FWA ). Efek yang ditimbulkan dari
penyetelan front wheel alignment dapat dianalisa dengan adanya pengamatan
serta pengujian. Kekurangan dari penyetelan front wheel alignment ini
terdetksi dari percobaan tes jalan lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali
dari perlakuan berbelok, keausan bagian – bagian ban yang mendapat traksi
pada bidang jalan serta seberapa factor keselamatan dari pengemudi.
Kenyamanan berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus
dimiliki sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan atau
safety untuk pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap
kendaraan lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik.
Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi
kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang
dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam
rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang kurang
baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga cepat lelah
dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan
Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber, caster, toe angle,
dan kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat terdeteksi dengan
adanya pola pada keausan ban.
Bila ada kelainan,bila tidak ada kelainan .periksa apa saja yang perlu
di ganti
Bila perlu di ganti kabari pemiliknya dan tanya ada sparepart dan
tanya harganya
Periksa ukuran ban tipe kembang, tinggi kembang ban
Beritahu pemilik mengenai keadaan ban akan di rotasi
SEBELUM SPORING :
Sesuaikan tekanan angin ban
Langkah Kerja
I. Lakukan pemeriksaan, baik secara visual maupun dengan tes jalan
kendaraan
II. Posisikan mobil pada ruang spooring dengan kedua roda depan berada
tepat di atas tapak spooring agar roda depan dapat berbelok dengan
mudah saat penyetelan.
III. Ukur tekanan seluruh ban mobil ( untuk mobil jenis ERTIGA yang
diperiksa adalah ban depan : 30 psi, ban belakang : 35 psi )
IV. Pastikan system suspensi mobil dalam keadaan stabil
V. Pasang rem tangan
VI. Hidupkan computer spooring dan Masuk ke menu spooring lalu ikuti
langkah selanjutnya
Masuk ke menu Spooring
Pilih “begin new alignment”
Pilih “front ( steering may not be level)”
Pilih jenis kendaraan yang akan dispooring
Komputer masuk ke menu runout compensation
VII. Pasang head sensor pada roda lalu ikuti perintah pada layar computer
sampai muncul gambar penyetelan pada layar yang menandakan penyetelan
telah dapat dimulai.
POSISI HEAD SENSOR YANG BENAR
Komputer masuk ke menu Front Wheel setting
VIII. Periksa jenis kesalahan sudut roda yang ditunjukkan pada layar
IX. Kendorkan baut pengikat tie rod untuk mempermudah penyetelan
X. Lakukan penyetelan pada tie rod, camber dan caster sampai computer
menunjukkan bahwa sudut – sudut FWA telah memenuhi toleransi ( ditandai
dengan berubahnya warna pada layar sudut dari merah ke hijau )
XI. Setelah semua penyetelan selesai dilaksanakan terhadap FWA, pastikan
baut – baut pengikat dikunci rapat kembali
XII. Lepaskan head sensor dari roda kendaraan;
Tekan tombol F6 pada keyboard computer spooring untuk keluar d
Lakukan check and recheck terhadap kondisi kendaraan pasca spoo
Lakukan pengujian jalan kendaraan untuk memastikan bahwa kend
Rapikan peralatan setelah spooring selesai dilaksanakan.
Wheel Alignment adalah Sudut sudut tertentu yang sesuai dengan persyaratan tertentu pada roda yan
Karena itu penting untuk selalu melakukan pemeriksaan Wheel Alignment secara berkala Agar kendara
Artinya kendaraan akan mudah di kemudikan dan lebih stabil Apabila roda roda tersebut di setel Secar
kendaraan).
Bagian depan roda kendaraan dipasang dengan bagian atas miring keluar atau
ke dala m.
Ini dise but "camber" diukur dengan derajat kemiringan dari garis vertikal.
Bila sis i atas roda miring keluar, maka disebut dengan "camber positif".
Sebaliknya, kemiringan ke dalam disebut "camber negatif".
Pada m obil-mobil seri awal, roda mendapat camber positif untuk menambah
ketahan an poros depan, dan untuk membuat ban bersentuhan dengan
permuk aan jalan pada sudut yang benar untuk mencegah ban aus yang tidak
sama p ada jalan dimana pusat jalan lebih tinggi dari batas jalan.
Pada m obil-mobil modern, suspensi dan poros lebih kuat daripada waktu
yang la lu dan permukaan jalan lebih datar, sehingga kebutuhan akan camber
positif berkurang. Akibatnya, ban disesuaikan lebih ke zero camber (dan ada
bebera pa kendaraan yang benar-benar zero camber). Bahkan, camber negatif
sekarang lebih umum digunakan pada mobil penumpang untuk menambah
perform a menikung.
5. Tes jalan
Set elah menyetel axle depan, suspensi, steering, dan/atau wheel
dep alignment an, lakukan tes jalan berikut untuk mengecek hasil
penyetelan:
Ro Menikung
harda kemudi harus dapat dibelokkan dengan mudah pada arah manapun, dan
us kembali ke posisi normal dengan cepat dan halus saat dilepaskan.
Ro Pengereman
padda kemudi harusnya tidak tertarik ke sisi manapun saat kendaraan direm
a jalan yang datar dan halus.
UDUT CAMBER
S
Sudut camber adalah kemiringan roda atau ban bagian atas bagian depan
atau kendaraan sudut camber selalu di buat positif dan apabila kendaraan
dalam keadaan berbeban atau di bebani maka camber akan menjadi nol
ini di sebabkan sistem suspensi dengan memakai ball joint. Sehingga
keausan dari pada ban menjadi rata.Salah satu fungsi camber adalah untuk
mencegah roda miring kedalam yang menyebabkan gerak main kingpin
bush atau hub bearing berlebihan, atau menyebabkan deformasi axle
karena pembebanan.
Fungsi lain dari camber adalah untuk mencegah roda bergeser dari
posisinya. Camber menghasilkan gaya yang mendorong spindel kedalam
sehingga mencegah roda bergeser keluar dari spindel bahkan jika baut
roda kendor.
Jika direm mendadak , roda dipaksa bergerak keluar saat gaya
bekerja pada jalan melalui ban menghalangi ban pada titik dibelakang
titik kontak jalan, sehingga memuntir tie rod. Sebagai tambahan, jika gaya
pengereman pada roda tidak sama akan menyebabkan mobil tertarik ke
satu sisi dimana roda dengan gaya pengereman yang lebih besar.
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcRd5sBnUitnaA7r0KDirrHgpt0Q2p9H_hqtmACV7xYhJr1 R
M7G9qg
C amber Negatif
ila beban vertikal diberikan kepada ban yang mempunyai camber, suatu
B
aya dihasilkan di arah horisontal. Gaya ini disebut "camber thrust" dan
g
ekerja pada bagian dalam kendaraan untuk camber negatif dan bagian luar
b
endaraan untuk camber positif.
k
aat menikung, karena kendaraan condong keluar, camber ban menjadi lebih
S
ositif, camber thrust ke arah dalam dari kendaraan dikurangi, dan gaya
p
enikung berkurang.
m
Camber negatif menekan camber positif ban saat menikung dan membantu
menjaga gaya menikung yang cukup.
Saat kendaraan menikung, camber thrust pada ban bagian luar berfungsi
untuk mengurangi gaya menikung karena kenaikan camber positif. Gaya
sentrifugal memiringkan kendaraan yang sedang menikung akibat kerja dari
pegas suspensi, sehingga mengubah camber.
PETUNJUK:
Menikung selalu diikuti oleh gaya sentrifugal, dimana ban memaksa
kendaraan membelok lebih lebar dari yang diinginkan oleh pengemudi
kecuali kendaraan dapat memberikan gaya perlawanan yang cukup -yaitu,
gaya sentripetal- untuk menyeimbangkan ini. Gaya sentripetal dihasilkan oleh
deformasi dan selip sisi dari alur ban yang terjadi karena friksi antara ban dan
permukaan jalan. Ini disebut cornering force (gaya menikung).
Camber positif
Fungsi dari camber positif adalah sebagai berikut:
Reduksi dari beban vertikal
Dalam kasus camber nol, beban pada as diberikan ke arah F’.
Beban F' yang diberikan pada as berubah ke beban F yang diberikan pada arah spindle joint (penghubu
Pencegahan camber negatif yang tidak diinginkan karena kondisi jalan Cara ini mencegah sisi atas dari
Reduksi dari steering effort
Ini dijelaskan dengan lengkap pada bagian mengenai kemiringan steering
axis.
B. CASTER
SUDUT CASTER
Sudut Caster adalah antara kangpin dengan garis vertikal yang di lihat dari
samping kendaraan. Caster ada yang positif(+) dan ada juga negatif(-).
Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan roda depan ke posisi lurus.
Jika simbol ”T” digunakan untuk mengidentifikasikan titik dimana garis
perpanjangan bagian tengah kingpin bertemu dengan permukaan jalan. ”T”
berada didepan garis tengah ban pada permukaan jalan. Titik perpotongan
yang sama dapat dihasilkan dari kingpin vertical jika posisinya dipindahkan
ke depan tanpa menyediakan sudut inklinasi.
dengan caster positif titik pusat permulaan singgung ban dengan jalan
berbeda di belakang titik potog perpanjangan sumbu king pin dengan jalan.
Oleh karena roda akan tertarik sehingga secara otomatis roda-roda depan
akan lurus ke depan, selain dari pada itu kemudi akan di kembalikan pada
posisi lurus kembali, ini yang di maksud dengan caster efect.Caster pada
sepeda dan rol piono.
Bila roll piono di dorong searah tanda panah maka roll tersebut dapat
bergerak lurus ke depan karena titik singgung roll berada di titik potong king
pin dengan permukaan jalan. Jarak di antara ke dua titik ini di sebut lead atau
trail oleh karena terdapat jarak tersebutmaka akan timbul caster efect dan bila
jarak tersebut bertanbah besar maka ncaster efecnya bertambah besar pula.
Dalam hal ini titik pusat persinggungan sumbu frok(sumbu garpu depan)
dengan jalan. Oleh karena itu si pengendara dapat mengendarai kendaraannya
lurus ke depan dengan melepas tangan sebab caster akan msenjaga roda tetap
lurus ke depan. Caster yang dipasangkan pada mobil sama seperti sepeda
tetapi ada pengecualiannya bahwa kingpannya berfungsi sebagai garpu pada
sepeda.
Ada juga kingpin jenis balljoint tetapi casternya sama saja, besar sudut caster
kira-kira 1’-3’. Caster dapat mengembalikan kemudi pada posisi roda depan
lurus kembali. Apabila casternya bertambah besar maka akan terjadi hal yang
berlawanan yaitu pengemudi harus mengeluarkan tenaga yang besar ketika
membelokkan kemudi.
Caster dan Caster trail
Caster adalah kemiringan ke depan atau ke belakang dari poros steering.
Caster diukur dalam derajat dari poros steering ke posisi vertikal seperti yang
terlihat dari samping kendaraan.
Kemiringan ke belakang dari garis vertikal disebut dengan "caster positif",
sedangkan kemiringan ke depan disebut dengan "caster negatif".
Jarak persimpangan garis tengah poros steering dengan tanah, terhadap titik
pusat ban ke daerah kontak dengan tanah disebut caster trail.
Sudut caster mempengaruhi kestabilan jalan-lurus dan caster trail
mempengaruhi pengembalian roda setelah membelok.
PETUNJUK SERVIS:
Bila roda diberikan caster positif yang berlebihan, kestabilan jalan-lurus
dapat diperbaiki, tapi menjadi sulit membelok.
P ETUNJUK:
P ada mobil dengan mesin depan penggerak roda depan, offset biasanya
d itetapkan kecil (nol atau negatif) untuk menghindari perambatan guncangan
b an ke roda kemudi yang terjadi saat pengereman atau karena gangguan
ja lan, dan untuk meminimalkan momen yang dihasilkan di sekitar steering
a xis oleh gaya gerak saat mulai berjalan yang cepat atau akselerasi.
12
PETUNJUK SERVIS:
Bila terdapat perbedaan antara sudut pengemudian pada sisi kiri dan kanan,
maka akan ada pula perbedaan antara momen yang terjadi di sekitar steering
axis pada sisi kiri dan kanan saat pengereman dan tenaga pengereman akan
menjadi lebih besar pada sisi dengan sudut steering yang lebih kecil. Selain
itu, perbedaan apapun antara offset kiri dan kanan akan menghasilkan
perbedaan tenaga reaksi gerak (torsi kemudi) pada sisi kiri dan kanan. Dalam
kasus apapun, gaya itu akan mencoba membelokkan kendaraan.
C. KING PIN INCLITION
Kingpin inclination adalah kemiringan ke dalam sumbu roda terhadap garis
vertikal saat dilihat dari depan kendaraan. Fungsi utama kingpin inclination
adalah membawa titik tengah ban bertemu dengan garis perpanjangan kingpin
centre seperti efek dari camber. Dengan kingpin inclination roda tidak perlu
camber yang terlalu besar. Sudut kingpin inclination dikombinasikan dengan
sudut caster menghasilkan efek pengembalian steering wheel ke posisi lurus
sedangkan sudut camber memungkinkan berbelok lembut.
Bagian atas kin pin(gareis yang melalui ball joint bawah) di miringkan ke
arah dalam,besar sudut king pin ini 70’.Roda depan berputar di sekitar
kingpin kemudi di putarkan bila kingpin tidak ada, karena adanya tahanan
jalan kemudi akan menjadi tidak stabil.
Dengan adanya kingpin inklination bersama sama dengan adanya camber,
maka jarak E (off set) akan menjadi sangat kecil dan kemudi akan menjadi
stabil, karena roda-roda berputar di sekitarnya kingpin,khususnya ketika
kendaraan sedang berhenti maka gaya untuk memutar kemudi akan lebih
kecil.juga karena adanya kingpin,roda-roda akan mengangkat poros ketika
kemudi putar sehingga roda-roda akan kembali ke poisi lurus kembali.
Karena berat kendaraan yang menekan poros roda seolah-olah ada gaya yang
tersimpan.
N ilai dari toe in dapat diatur dengan menyetel panjang tie rod. Dengan toe in
r oda berusaha tergulir kedalam. Dengan camber, roda depan miring keluar
saat dilihat dari atas sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan tetapi, titik
pusat dimana ban tergulir keluar dipindahkan ke depan dengan adanya sudut
toe in pada roda depan sehingga roda dapat bergulir dengan lurus.
Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring
k eluarnya roda depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir dengan
lurus. Untuk alasan ini, jumlah toe in harus ditentukan dengan hati-hati
d engan memperhatikan sudut camber.
Karena sudut camber bervariasi dengan sudut caster, toe in harus
d isetel setelah penyetelan sudut camber dan caster. Saat kendaraan berjalan
lurus, roda depan cenderung bergulir keluar, tetapi kecenderungan ini diatasi
o leh toe in, dan tie rod bebas dari regangan yang berlebihan.
S edangkan toe out adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih lebar
d ibanding dengan roda depan bagian belakang bial dilihat dari atas
k endaraan.
13
B ila roda depan kita lihat dari atas sebenarnya tidak sejajar tetapi ada selisih
ja rak antara proyeksi belakang dan depan,di mana:
A = jarak roda bagian depan
B = jarak roda depan bagian belakang
J adi, A < B
B ila B lebih besar dari A disebut Toe-out, akibat roda depan di beri camber
maka roda berusaha menggelinding keluar tetapi karena roda depan besar
c ambernya sama maka roda depan akan lurus kedepan hanya akan menjadi
slip sehingga ban cepat aus dan juga kemudi tidak stabil.untuk menjegah hal
terebut maka di perlukan Toe-in,besarnya Tor-in kira-kira 2-5 mm.Dengan
a danya Toe-in roda akan berusaha meluncur ke arah dalam sepanjang garis
titik C. Jadi Toe-in ini dimaksudkan untuk melawan gaya dari camber roll
s ehingga roda akan bergerak ke posisi lurus tanpa slip.
U ntuk penyetelan roda depan harus di lakukan dengan menggunakan alat-alat
p engetes. Pada model suspensi indevent besarnya Toe-in di stel oleh tri rod
k iri dan kanan,sedangkan besar sudut caster dan camber di stel dengan
menambah atau mengurangi jumlah shim yang di sisipkan pada upper arm
d an rangka.
P ada model suspensi tetap(satu poros)Toe-in di stel dengan mengubah tri rod
y ang panjang dan besar caster dapat di stel dengan menyisipkan besi tirus
a ntara pegas daun dan rumah poros.
Umumnya, tujuan utama dari sudut toe adalah untuk membatalkan camber
thrust yang dihasilkan saat camber digunakan. Karena itu, sudut toe dapat
mencegah roda depan membuka keluar saat toe-in digunakan untuk camber
positif sebagai akibat dari penggunaan camber negatif untuk meningkatkan
performa ban dan suspensi yang lebih baik yang jamak digunakan beberapa
tahun terakhir ini. Namun, kebutuhan untuk membatalkan camber thrust
telah hilang. Sehingga, tujuan utama penggunaan sudut toe telah berubah
menjadi untuk memastikan kestabilan jalan lurus.
Saat kendaraan menanjak pada permukaan jalan miring, bodi kendaraan
miring ke satu sisi. Kendaraan akan terasa seperti akan berbelok ke arah
dimana bodi kendaraan itu miring.
Bila tiap roda bagian depan diputar masuk, (toe-in), kendaraan akan mencoba
untuk bergerak ke arah yang berlawanan dari arah bodi kendaraan miring.
Karenanya, kestabilan jalan lurus akan tercapai.
PETUNJUK SERVIS:
Bila toe-in berlebihan, maka gaya selip bagian sisi menyebabkan aus ban
yang tidak seimbang. Bila toe-out lebih besar, maka akan sulit untuk menjaga
kestabilan jalan di jalan lurus.
PETUNJUK:
Selip samping adalah jarak total selip dari ban kiri dan kanan ke sisi samping
saat kendaraan sedang berjalan.
Pada kedua kasus toe-in dan camber negatif, selip samping terjadi ke arah
luar.
Dengan memberikan sudut belok kanan dan kiri yang berbeda akan
mensinkronkan titik pusat putaran untuk keempat rodanya dan dapat
meningkatkan stabilitas pengendaraan saat membelok.
Sebagai contoh, pada tipe sistem steering dimana tie rod berada di belakang
as, bila knuckle arm kanan dan kiri dinaikkan supaya sejajar dengan garis
tengah kendaraan, sudut steering kiri dan kanan akan sama (α = β). Tiap roda
akan berbelok pada titik usat yang berbeda (O1 dan O2) bahkan bila roda
tersebut mempunyai radius yang sama (r1 = r2), akan terjadi selip samping
pada salah satu ban.
Tetapi, bila knuckle arm miring dari garis tengah kendaraan, karena roda kiri
dan kanan mempunyai sudut belok yang berbeda (α < β), mereka dapat diset
untuk menikung dengan radius putar yang berbeda (r1 > r2) dan kira-kira
pada titik pusat yang sama (O), sehingga dapat diperoleh sudut kemudi yang
benar.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prakterin atau Praktek Kerja Industri adalah sekolah yang wajib dijalani
oleh siswa Teknik Mesin, tujuannya adalah untuk memperoleh pengalaman
secara langsung di dunia kerja dan industry
B. Saran
1 komentar: