Anda di halaman 1dari 27

ISOPTERA

OLEH :

DWIKY REZA SIHOTANG


1904290012
AGROTEKNOLOGI 1

PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan

kesehatan bagi penulis segingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum

Dasar Perlindungan Tanaman yang berjudul Homoptera ini tepat waktu. Dalam

Penulisan laporan ini penulis banyak mengalami hambatan dari teman-teman

penulisan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
material.
2. Ibu Ir.Efrida Lubis, M.P selaku Dosen penanggung jawab Praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman.
3. Ibu Rini Susanti,S.P,.M.P selaku Asisten Praktikum Dasar Perlindungan
Tanaman.
4. Abang Yoga Dwi Prasetyo selaku Asisten Praktikum Dasar Perlindungan
Tanaman.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu

saran dan kritik sangat di harapkan.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktikum 3
Kegunaan Praktikum 3
TINJAUAN PUSTAKA 5
Ordo Isoptera 5
Rayap (Coptotermes curvignathus) 5
Klasifikasi dan Biologi 6
Daur Hidup 6
Gejala Serangan 7
Cara Pengendalian 7
PELAKSANAAN PRAKTIKUM 9
Tempat dan Waktu 9
Bahan dan Alat 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Hasil 17
Pembahasan 23
KESIMPULAN DAN SARAN 25
Kesimpulan 25
Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27

ii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Rayap Ratu (Coptotermes curvignathus) 28


2. Rayap Tentara Coptotermes curvignathus 29
3. Rayap Pekerja Coptotermes curvignathus 30

iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Isoptera berasal dari kata iso (sama) dan ptera ( sayap) . Serangga ini

berukuran kecil, bertubuh lunak dan biasanya berwarna coklat pucat. Antenna

pendek dan berbentuk seperti benang atau seperti rangkaian manic. Sersi biasanya

pendek. Serangga dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Jika

bersayap, maka jumlahnya dua pasang, bentuk bentuk memanjang. Ukuran serta

bentuk sayap sama. Pada saat istirahat sayap diletakkan Mendatar Di Atas Tubuh.

Alat Mulut Menggit-Mengunyah Kadang Mempunyai Mata Majemuk. Tarsus

beruas tiga sampai empat. Bermetamorfosis paurometabola dan hidup dan

berkembang pada kayu yang lapuk. Ordo homoptera seperti kutu kebul memiliki

sayap tipis, dan tubuh serangga berwarna putih hingga kekuningan merupakan

hama bagi tanaman yang menyerang pada bagian bawah daun yang menyebabkan

daun menjadi mengkerut (Raden, 2016).

Di seluruh dunia jenis-jenis rayap yang telah dideskripsikan dan diberi

nama ada sekitar 2000 spesies dan dari padanya sekitar 120 spesies merupakan

hama, sedangkan di negara kita dari kurang lebih 200 spesies yang dikenal baru

sekitar 20 spesies yang diketahui berperan sebagai hama perusak kayu serta hama

hutan/pertanian Pada umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung

banyak bahan kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang

telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia rayap subteran yang paling banyak

merusak adalah jenis-jenis dari famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus

Coptotermes (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip


2

rayap tanah seperti Macrotermes namun perbedaan utama adalah kemampuan

Coptotermes untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya (Bambang, 2017)

Rayap merupakan salah satu jenis serangga dalam ordo Isoptera yang

tercatat ada sekitar 200 jenis dan baru 179 jenis yang sudah teridentifikasi di

Indonesia. Beberapa jenis rayap di Indonesia yang secara ekonomi sangat

merugikan karena menjadi hama adalah tiga jenis rayap tanah/subteran

(Coptotermes curvignathus Holmgren, Macrotermes gilvus Hagen, serta

Schedorhinotermes javanicus Kemner) dan satu jenis rayap kayu kering

(Cryptotermes cynocephalus Light). Tiap tahun kerugian akibat serangan rayap di

Indonesia tercatat sekitar Rp 224 miliar - Rp 238 miliar (Kalsholven, 2019).

Rayap merupakan hama yang seringkali juga merusak kayu sebagai bagian

dari konstruksi bangunan dan material berselulosa lainnya di dalam bangunan

gedung atau menyerang pohon dan tanaman hidup sehingga menjadi hama yang

potensial, terutama di areal perkebunan kelapa sawit, karet dan tanaman hutan

industri seperti pinus, eukaliptus, dan lain-lain Serangan rayap Coptotermes

curvignathus pada tanaman di lapangan merupakan salah satu kendala utama yang

perlu ditanggulangi. Hama ini dapat menimbulkan kerusakan fisik secara

langsung pada tanaman dan menyebabkan terjadinya penurunan hasil, sehingga

menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup besar. Hal ini disebabkan rayap

dapat menyerang akar dan batang tanaman sehingga translokasi air dan zat hara

dari tanah terganggu dan akhirnya tanaman mati (Nandika, 2018)

Rayap Coptotermes curvignathus sulit dikendalikan karena sering berada

didalam tanah dan pada sisa-sisa kayu yang menjadi makanan, tempat

persembunyian serta tempat perkembangbiakannya. Persentase serangan rayap


3

pada tanaman kelapa sawit mencapai 10,8 %, pada tanaman karet yang mencapai

7,4 %, pada tanaman sengon mencapai 7,46 %. Di Indonesia kerugian yang

disebabkan oleh rayap tiap tahun tercatat sekitar Rp. 224 miliar - Rp. 238 miliar.

Berdasarkan pendekatan pengendalian rayap pada bangunan dan kebanyakan jenis

termitisida yang beredar di pasaran saat ini sangat tidak sesuai bila digunakan

untuk tanaman. Cara ini bila dilakukan selain tidak efektif juga mematikan

tanaman dan bahkan bisa meracuni manusia bila teknik aplikasinya tidak tepat.

Pengendalian hama pada tanaman harus mengacu pada konsep Pengendalian

Hama Terpadu (PHT) sebagaimana dalam Undang-Undang No 12, tahun 1992.

Penerapan konsep PHT tidak saja didasarkan pada aspek ekonomi tetapi juga

aspek ekologi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pengendalian

hayati (Mauldin, 2019).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui bagian – bagian morfologi serangga ordo Isoptera dan

fungsinya masing –masing serta dapat mengetahui gejala serangan yang

ditimbulkan serangga.

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan praktikum dasar perlindungan tanaman adalah sebagai

berikut :

1. Dapat mengetahui bagian-bagian morfologi serangga ordo coleoptera

2. Sebagai salah satu syarat masuk praktikum dasar perlindungan tanaman.


4

3. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test dasar

perlindungan tanaman Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA

Serangga ordo Isoptera

Isoptera berasal dari bahasa latin yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-

ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah (1) tubuh lunak, (2) memiliki dua

sayap, (3) Bersifat hemitabola, (4) memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan

ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen yang ukuran

lebih besar, merupakan serangga sosial. (5) mengalami metamorfosis tidak

sempurna, (6) tipe mulut penguyah, (7) cara hidupnya membentuk koloni dengan

sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme, (8) rayap memiliki 4

kasta, yaitu : kasta reproduksi pertama bersayap dan akan ditanggalkan setelah

perkawinan, kasta reproduksi kedua dewasa secara seksual tapi dalam bentuk

ympha, kasta pekerja tidak bersayap dan memiliki banyak tugas untuk

memelihara koloni, kasta tentara bersifat steril dan memiliki kepala dan mandi

bula yang besar serta bertugas menjaga koloni (Pratama, 2018)..

Klasifikasi rayap (C. Curvignatus)

Kingdom : Artropoda

Kelas : Insecta

Sub-kelas : Pterigota

Ordo : Isoptera

Family : Rhinotermitidae

Sub-family : Coptotermitinae
6

Genus : Coptotermes

Spesies : Coptotermes curvignatus (Nandika, 2015).

Biologi

Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ±

36.000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada

yang berupa butiran yang lepas ada pula uang berupa kelompok terdiri dari 16-24

butir telur yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk silinder dengan

ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5 mm (Hasandalam, 2018).

Daur Hidup

Telur rayap lunak berwarna jingga transparan yang menetas menjadi nimfa

akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis

dan umur.Saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap

berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih.

Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C.curvignathus akan menetas

setelah berumur 8-11 hari. Telur selanjutnya akan berkembang menjadi larva

Telur yang menetas akan menjadi larva, kemudian akan tumbuh menjadi rayap

muda yang disebut nimfa (nymph) yang akan mengalami 8 kali pergantian kulit

hingga dewasa Ketika beranjak dewasa, nimfa akan memilih peran mereka sesuai

dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi

anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa siap terbang dan

dapat diatur (Indah, 2016).


7

Gejala Serangan

Serangan rayap Coptotermessp.telah ditemukan dan menyerang

tanamanpada beberapa lokasi penanaman. Serangan rayap yang masih ringan

yaitu rayap membuat sarang berupa alur-alur pada batang dan belum menutup

kulit batang, tanaman masih bertahan hidup. Tetapi bila serangan rayap sangat

berat, dimana rayap membuat sarang pada batang dan sudahmenutupi semua kulit

batang,maka tanaman tidak akan bertahan hidup atau tanaman akan mati.

Kematian tanaman ditandai dengan daun berwarna kuning dan daun rontok serta

tanaman mati dan biasanya diikuti dengan batang pohon patah/roboh bila kena

angin kencang ( Syahrine, 2018)

Cara Pengendalian

Pengendalian Secara Kultur Teknis Melakukan sanitasi di areal

perkebunan dengan cara membersihkan tunggul-tunggul tanaman sisa pembukaan

lahan baru, membuat saluran drainase untuk menjaga kelembaban tanah.

Pengendalian Secara Hayati Beberapa jamur entomopatogen telah banyak

dikembangkan untuk mengendalikan hama rayap antara lain: Beauveria bassiana,

Aspergillus sp., Matarhizium anisopliae, Fusarium sp., dan Myrothesium sp.,

dengan cara penyemprotan. Karena sifatnya yang kanibal, maka rayap yang telah

mati akibat terinfeksi oleh jamur akan dimakan oleh rayap lainnya yang masih

sehat, akibatnya rayap ikut terinfeksi dan Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian kimiawi dilakukan dengan teknik pengumpanan menggunakan

insektisida berbahan aktif hexaflumuran yang dapat menghambat sintesa

khitinyang menyebabkan kegagalan proses pergantian kulit rayap. Umpan


8

gulungan kertas tisu yang telah dicelupkan ke dalam larutan

hexaflumurandiletakkan dalam perangkap yang ditanam dalam tanah dan

ditempatkan di titik-titik jalur lalu lalang rayap. Rayap yang sudah terkontaminasi

oleh hexaflumuran tidak langsung mati, akan tetapi menyebarkannya kepada

rayap lain karena rayap memiliki sifat trofolaksis. Dapat juga dilakukan dengan

cara pengumpanan serbuk gergaji yang diberi racun dengan membongkar

sarangnya dan menutup kayu yang luka.Jika sudah menyerang tanaman,

pemberantasannya dapat dilakukan dengan cara penggunaan insektisida yang

dilarutkan dalam air dan disiramkan di sekitar batang dan perakaran, atau

langsung pada lorong-lorong yang biasa terdapat pada kulit ( Lizarni, 2017).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan dan dilaksanakn seacara online mealaui virtual

video zoom meeting

Prakikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 02 Desember 2020,

Pada pukul 10.00 WIB- selesai

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah rayap (C.

Curvignatus dan alkohol 96%.

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah beaker glass,

jarum pentul,pinset, nampan, louve, dan sterofoam.

Cara Kerja

Adapaun cara kerja pada prktikum ini adalah sebagai berikut :

1. spesies dari lapangan yang dibawa mula-mula dimasukkan kedalam backer


glass yang telah berisi alkohol 96%.
2. setelah spesies mati kemudian diletakkan diatas sterofoam lalu dijarumkan
dengan jarum pentul.
3. kemudian gambar dan ambil bagian dorsal dan lateral dari spesies yang
dibawa.
4. berikan keterangan lengkap dari gambar , buat klasifikasi, tipe dan bagian
lainnya.
17

Nama : Dwiky Reza Sihotang

Npm : 1904290012

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ordo : Isoptera

Spesies : Kasta Prajurit

Paraf Asisten :

Dorsal Lateral
18

Keterangan Gambar :

Rayap Prajurit (Coptotermes curvignathus)

I. Kepala (Caput)
1. Antena (Antenae)
2. Mata Tunggal (Oceli)
3. Mata Majemuk (Foset)
4. Mulut (Oral)
II. Dada (Thorax)
5. Dada Depan (Prothorax)
6. Dada Tengah (Mesothorax)
7. Dada Belakang (Methatorax)
8. Kaki Tengah (Tibia)
9. Fermur
10. Claw
11. Koksa
III. Perut (Abdomen)
12. Spirakel
13. Annus
14. Ovipositor
19

Nama : Dwiky Reza Sihotang

Npm : 1904290012

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ordo : Isoptera

Spesies : Kasta Pekerja

Paraf Asisten :

Dorsal Lateral
20

Keterangan Gambar :

Rayap Pekerja (Coptotermes curvignathus)

I. Kepala (Caput)
1. Antena (Antenae)
2. Mata Tunggal (Oceli)
3. Mata Majemuk (Foset)
4. Mulut (Oral)
II. Dada (Thorax)
5. Dada Depan (Prothorax)
6. Dada Tengah (Mesothorax)
7. Dada Belakang (Methatorax)
8. Kaki Tengah (Tibia)
9. Fermur
10. Claw
11. Koksa
III. Perut (Abdomen)
12. Spirakel
13. Annus
14. Ovipositor
21

Nama : Dwiky Reza Sihotang

Npm : 1904290012

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ordo : Isoptera

Spesies : Kasta Ratu

Paraf Asisten :

Dorsal Lateral
22

Keterangan Gambar :

Ratu Rayap (Coptotermes curvignathus)

I. Kepala (Caput)
1. Antena (Antenae)
2. Mata Tunggal (Oceli)
3. Mata Majemuk (Foset)
4. Mulut (Oral)
II. Dada (Thorax)
5. Dada Depan (Prothorax)
6. Dada Tengah (Mesothorax)
7. Dada Belakang (Metathorax)
8. Kaki Depan (Tibia)
9. Kaki Belakang (Tarsus)
III. Perut (Abdomen)
10. Spirakel
11. Annus
12. Ovipositor
23

PEMBAHASAN

Selain hidup berkoloni, rayap juga mempunyai sistem kasta dalam

kehidupannya. Kasta dalam rayap terdiri dari tiga, yaitu: (1). Kasta

pekerja,jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni

rayap. Peranan kasta ini adalah bekerja sebagai pencari makan, memberikan

makan ratu rayap, membuat sarang, dan memindahkan makanan saat sarang

terancam serta melindungi dan memelihara ratu. Rayap dari kasta inilah yang

dapat merusak kayu, karena memiliki kemampuan mencerna selulosa dalam kayu,

dimana hasil pencernaan akan dimuntahkan dan dipersembahkan sebagai

makanan induk, prajurit dan para larva (Arisandi, 2017). Nimfa yang menetas dari

telur pertamadari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta

pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat

bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7

bulan.Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan.Kasta pekerja berikutnya

berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai warna yang lebih

gelap dibandingkan denan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapis dengan

polisacharida yang disebut chitin dan menebal pada bagian rahangnya. Pada

segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak berkembang

dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi.

Kasta prajurit, kasta ini mempunyai ciri-ciri kepala yang besar dan

penebalan yang nyata dengan peranan dalam koloni, yaitu sebagai pelindung

koloni terhadap gangguan dari luar. Kasta ini mempunyai mandibleyang sangat

besar, digunakan sebagai senjata dalam mempertahankan koloni (Iswanto, 2015).

Dengan memiliki spesialisasi anatomi dan prilaku untuk melawan serangan, rayap
24

jenis ini memiliki rahang yang besar sehingga mereka tidak mampu makan

sendiri. Mereka bergantung pada rayap pekerja untuk menyediakan mereka

dengan makanan muntahan.Rayap prajurit dan rayap pekerja ama-sama tidak

memiliki mata dan biasanya hidup maksimal dua tahun.

Kasta reproduktif, merupakan individu-individu seksual yang terdiri dari

betina yangbertugas bertelur dan jantan yang bertugas membuahi betina. Ukuran

tubuh ratu mencapai 5-9 cm atau lebih (Sandi, 2015). Rayap-rayap pada kasta ini

adalah calon raja dan ratu koloni baru, memiliki mata yang tidak dimiliki oleh

rayap pekerja atau prajurit. Bentuk tubuh yang indah untuk golongan rayap

(ramping dan bersayap) tidak akan bertahan lama. Sayapnya sangat rapuh, dan

akan segera rontok begitu mereka telah menemukan tempat untuk membangun

koloni baru. Jika terpilih menjadi ratu, tubuh betina tidak akan ramping lagi dan

akan mengalami obesitas karena tujuan hidupnya hingga akhir hidupnya adalah

bertelur untuk koloni. Setelah tiba di calon tempat tinggal baru, rayap reproduksi

terpilih akan menjadi raja dan ratu dalam koloni,dalam koloni hanya terdapat satu

raja dan satu ratu. Ratu rayap merupakan serangga dengan umur terpanjang di

dunia, ratu rayap dapat hidup 50 tahun dalam kondisi ideal. Saat kemampuan

bertelur ratu menurun, fungsinya dalam hal reproduksi akan dibantuoleh rayap

reproduksi yang sebelumnya gagal terpilih menjadi ratu dan raja koloni baru.

Meskipun rayap reproduksi bertelur lebih sedikit dari ratu, jumlah mereka dalam

koloni bisa mencapai ratusan. Kontribusi mereka untuk kapasitas bertelur koloni

dapatmenjadi luar biasa dan ketika ratu mati mereka dapat mengambil alih total

tugas reproduksi
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang terdapat pada praktikum ini adalah sebagai


berikut :

1. Ordo Isoptera adalah serangga yang pada umumnya dikenal sebagai hama

pada suatu tanaman. Orgaisme pengganggu tanamnan dari ordo isoptera

banyak sekali jenisnya, diantaranya adalah rayap (Coptotermes

curvignatus).

2. Kasta reproduktif Terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina (yang

abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan

jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina.

3. Kasta prajurit Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena

penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam

rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya.

4. Kasta Prajurit Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak

kurang dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu

pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di

dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan

mengangkutnya ke sarang.

5. Rayap menyerang tanaman sawit, apabila kelihatan sarang tanah tinggi di

samping pohon kelapa sawit maka sawit itu sudah terkena serangan rayap

dan lama-kelamaan bagian akarnya akan roboh dan mati


30

Saran

Penulis menyarankan pada pembaca agar dapat mempelajari ordo Isoptera


dengan baik sehingga mampu melaksanakan dan memaksimalkan potensi
keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, 2017. Indonesian Coconut and Other Palmae Research Institute.

Chenon, R. D. dan H.

Bambang, 2017. Strategi pengendalian hama Rayap tanah. dalam Pertanian

Teknis Kelapa Sawit 2005. Yogyakarta.

Hasandalam, 2018. Data Kerusakan Kelapa Sawit di Riau. Dinas Perkebunan

Kelapa sawit. Pekanbaru.

Indah, 2016. Inventory of forest damage at faperta uncen experi-ment gardens in

manokwari Irian Jaya Indonesia. Proceedings of the Symphosium on

Biotechnological and environmental Approaches to Forest and Disease

Management.

Iswanto, 2015. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat

Penelitian Kelapa Sawit Marihat : Pematang Siantar Sumatera Utara.

Kalsholven, 2019. Tropical and subtropical agriculture. Pasca Sarjana, Institut

Pertanian

Lizarni, 2017. Budidaya Jati Secara Organik.Penebar Swadaya.Jakarta.

Mauldin, 2019. Pengenalan Pelajaran Serangga.Ed. 6. Penerjemah: S.

Partosoedjono. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Nandika, 2015. Pengaruh tanah Terhadap Mortalitas dan Perkembangan Rayap

Tanah . Laporan hasil penelitian-LPPM Univet Bantara Sukoharjo.


31

Nandika, 2018. Pengaruh serbuk kayu Terhadap Mortalitas dan Perkembangan

rayap rumah. Pada pohon jati. Laporan hasil penelitian-LPPM Univet

Bantara Sukoharjo.

Pratama, 2018. Efektifitas Bahan Non Toksik Untuk Mengendalikan Kumbang

Bubuk Kacang (Callosobruchus Chinensis L.) Pada Kacang Hijau

(Vigna Radiata L.). Jurnal Ilmiah-Widyatama,no.3/Tahun XII/2004.

Univet bantara, Sukoharjo.

Raden, 2016. Efektifitas Bahan Non Toksik Untuk Mengendalikan Rayap Pada

tanaman Jati. Jurnal Ilmiah-Widyatama,No.2/Tahun XIX/2009. LPPM-

Univet bantara, Sukoharjo.

Sandi, 2015. The Pest of Corp in Indonesia. Revised and tranlete by P.A.Van Deer

Laan. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta.

Syahrine, 2018. Pestisida Nabati, Rumusan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.

Jakarta.
32

LAMPIRAN PRAKTIKUM

Klasifikasi Rayap Prajurit (C. Curvignatus)

Kingdom : Artropoda

Kelas : Insecta

Sub-kelas : Pterigota

Ordo : Isoptera

Family : Rhinotermitidae

Sub-family : Coptotermitinae

Genus : Coptotermes

Spesies : Coptotermes curvignatus


33

Klasifikasi Rayap Pekerja (C. Curvignatus)

Kingdom : Artropoda

Kelas : Insecta

Sub-kelas : Pterigota

Ordo : Isoptera

Family : Rhinotermitidae

Sub-family : Coptotermitinae

Genus : Coptotermes

Spesies : Coptotermes curvignatus

Anda mungkin juga menyukai