A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. X
2. Usia : 65 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
B. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat ini.
a. Alasan masuk Rumah Sakit/Keluhan utama: Lemas dan
penglihatan kabur
b. Faktor Pencetus: D[iabetes Melitus
c. Lamanya Keluhan : -
d. Timbulnya keluhan : bertahap
e. Faktor yang memperberat : -
2. Status Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dg penyakit skrg): -
b. Kecelakaan: -
c. Pernah dirawat : -
d. Riwayat Operasi : -
3. Pengkajian Pola Fungsi
a. PERSEPSI DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1) Persepsi pasien tentang kesehatan diri
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
2) Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan
perawatannya: pasien tidak mengetahui tentang penyakit
diabetes
3) Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan
- Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat: Klien
biasanya hanya makan nasi putih dan tempe, terkadang
menggunakan tambahan sayur dan sesekali juga makan
daging dalam kehidupan sehari-hari
4) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan :
- Yang dilakukan bila sakit: berobat ke dokter
- Kemana pasien biasa berobat bila sakit: ke klinik, atau
Rumah Sakit
b. NUTRISI, CAIRAN DAN METABOLIK
1) Gejala (Subyektif):
a) Diit biasa (tipe): norma. Jumlah makan per hari 3x.
b) Pola diit: Nasi putih, tahu, tempe serta sayur, kadang
menggunakan daging
c) Nafsu/selera makan: baik
d) Mual : -
e) Muntah : -
f) Nyeri ulu hati: -
g) Alergi makanan: -
h) Masalah mengunyah/menelan: -
i) Keluhan demam: -
j) Pola minum / cairan : sering merasa haus ingin selalu
minum terus-menerus
k) Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir: turun dari 45 kg
saat ini menjadi 40 kg
2) Tanda (obyektif):
a) Suhu tubuh: 36,5°C
b) Berat badan: 40kg
c) Tinggi Badan: 150cm
d) Turgor kulit : jelek, CRT 3 detik
e) Edema: -
f) Ascites: -
g) Distensi Vena jugularis: -
h) Bau mulut / Halitosis: keton
i) Kondisi mulut gigi/ gusi/mukosa mulut dan lidah: mukosa
bibir kering
c. PERNAFASAN
1) Gejala (Subyektif):
a. Dispnea: ada
b. Yang meningkatkan / mengurangi sesak: -
c. Pemajanan terhadap udara berbahaya: -
d. Penggunaan alat bantu: -
2) Tanda (Obyektif):
a) Frekwensi : 24x/mnt
b) Kedalaman : tipe nafas kusmaul
c) Simetris: -
d) Penggunaan otot bantu nafas: ada
e) Nafas cuping hicung: ada
f) Batuk: -
g) Auskultasi bunyi nafas:
d. AKTIVITAS DAN LATIHAN
1) Gejala (Subyektif)
a) Kegiatan dalam pekerjaan; dibantu
b) Kesulitan / keluhan dalam aktifitas: ada
c) Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek,
makan dll): dibantu
d) Toileting (BAB/BAK): dibantu
e) Keluhan sesak napas setelah aktifitas: tidak ada
f) Mudah merasa kelelahan: ada
2) Tanda (Obyektif):
a) Respon terhadap aktifitas yang teramati : lemah, lemas
b) Status mental (misalnya menarik diri, letargi): baik
c) Penampilan umum: tampak lemah
e. ISTIRAHAT
1) Gejala (Subyektif):
a) Kebisaaan tidur: mengalami kesulitan tidur
b) Masalah berhubugan dengan tidur: memikirkan
penyakitnya
c) Insomnia: ada
2) Tanda (obyektif):
a) Tampak mengantuk/ mata sayu: -
b) Mata merah: -
c) Sering menguap: -
d) Kurang konsentrasi: -
f. SIRKULASI
1) Gejala (Subyektif):
a) Riwayat Hipertensi: tidak ada
b) Riwayat edema kaki: tidak ada
c) Penyembuhan lambat : tidak ada
d) Rasa kesemutan: tidak ada
e) Palpitasi : tidak ada. Nyeri dada: tidak ada
2) Tanda (obyektif):
a) Tekanan Darah (TD): 140/90mmHg
b) Bunyi jantung: Frekuensi: 91x/mnt, reguler, kuat
c) Ekstremitas: normal
d) Pengisian Kapiler: 3detik
e) Membran mukosa: kering
f) Konjungtiva: anemis
g. NEUROSENSORI DAN KOGNITIF
1) Gejala (subyektif)
a) Adanya nyeri : -
b) Rasa ingin pingsan/ pusing: -
c) Sakit kepala: -
d) Kesemutan / kebas/ kelemahan (lokasi): -
e) Kejang: -
f) Penurunan penglihatan: ada
g) Penurunan pendengaran : tidak ada
h) Epistakasis: -
2) Tanda (Objyektif)
a) Kesadaran : Composmentis
b) Skala Koma Glasgow (GCS) : 15
c) Penggunaan alat bantu penglihatan/ pendengaran: tidak ada
d) Reaksi pupil terhadap cahaya: -
h. PERSEPSI DIRI, KONSEP DIRI DAN MEKANISME KOPING
1) Gejala (Subyektif)
a) Faktor stress: penyakit yang di derita saat ini
b) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan: dibantu
c) Yang dilakukan jika menghadapi sutu masalah: mencari
pertolongan / berbicara dengan orang lain
d) Upaya pasien dalam menghadapi masalahnya sekarang:
berkonsultasi kepada dokter dan perawat mengenai
penyakitnya
e) Perasaan cemas/takut : ada
f) Perasaan katidakberdayaan: tidak ada
g) Perasaan keputusasaan: tidak ada
2) Tanda (Obyektif)
a) Status emosional : gelisah,
b) Respon fisologis yang terobservasi: tampak cemas
i. DATA PENUNJANG
1) Antropometri: Berat badan klien semakin turun dari 45 kg
saat ini menjadi 40 kg, tinggi badan 150 cm.
2) Diet: Nasi putih, tahu, tempe serta sayur, kadang menggunakan
daging.
3) Kadar gula darah sewaktu yaitu 350 mg/dl
4) Terapi:
a) Kalium 3 mmol/L
b) Infus Nacl 0,9 % 60 tetes/menit
c) Terapi Actrapit 10 IU.
C. Analisa Data
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Ketidaksatabilan kadar Gangguan toleransi
-Mengeluh sering lapar glukosa darah gula darah
-Ada Riwayat DM
pada keluarga
DO:
GDS 350mg/dl
DS: Perfusi perifer tidak hiperglikemia
- efektif
DO:
-CRT 3 detik
-Akral dingin
-Konjungtiva anemis
DS: Pola nafas tidak Ganggaun
- Pasien merasa cemas efektif neuromuskular
karena takut terjadi
komplikasi
DO:
-Frekwensi napas
24x/mnt
-Tipe nafas kusmaul
- Tampak gelisah
DS: Deficit pengetahuan Kurang terpapar
-Pesien mengatakan informasi
tidak mengerti tentang
penyakit DM, tanda
gejala dan
penyebabnya
- pasien cemas karena
takut terjadi komplikasi
- Klien mengatakan
tidak mengetahui
nutrisi yang baik untuk
pasien Diabetes
Mellitus (DM)
DO:
-Tampak gelisah
DS: Ansietas Krisis situasional
- pasien cemas karena
takut terjadi komplikasi
- mengeluh sulit tidur
DS:
-Tampak gelisah
-Frekwensi napas
24x/mnt
-Nadi 91x/mnt
DS: Deficit Nutrisi Ketidakmampuan
- mengabsorbsi
nutrien
DO:
- Berat badan klien
semakin turun dari 45
kg saat ini menjadi 40
kg
- TB 150cm
- IMT: 17,7 (kurus)
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir kering
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidaksatabilan kadar glukosa darah b.d Gangguan toleransi gula
darah. Ditandai dengan mengeluh sering lapar, ada riwayat DM pada
keluarga, GDS 350mg/dl
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemi. Ditandai dengan CRT 3
detik, akral dingin, konjungtiva anemis
3. Pola nafas tidak efektif b.d ganggaun neuromuscular. Ditandai dengan
pasien merasa cemas karena takut terjadi komplikasi, frekwensi napas
24x/mnt, tipe nafas kusmaul, tampak gelisah
4. Deficit pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi. Ditandai
dengan pesien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit DM, tanda
gejala dan penyebabnya, pasien cemas karena takut terjadi komplikasi,
klien mengatakan tidak mengetahui nutrisi yang baik untuk pasien
Diabetes Mellitus (DM), tampak gelisah
5. Ansietas b.d krisis situasional. Ditandai dengan pasien cemas karena
takut terjadi komplikasi, mengeluh sulit tidur, tampak gelisah,
frekwensi napas 24x/mnt, nadi 91x/mnt
6. Deficit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient. Ditandai
dengan berat badan klien semakin turun dari 45 kg saat ini menjadi 40
kg, TB 150cm, IMT: 17,7 (kurus), konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
- Motibasi indentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan prencanaan
realistis tentang
peristiwa yang akan
dating
Edukasi:
- Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
Deficit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan tindakan keperawatan Observasi
mengabsorbsi diharapkan status - Identifikasi status nutrisi
nutrient. Ditandai nutrisi baik. Dengan - Identifikasi alergi dan
dengan berat badan KH: intoleransi makanan
klien semakin turun - Berat badan membaik - Identifikasi makanan
dari 45 kg saat ini - IMT membaik yang disuka
menjadi 40 kg, TB - Identifikasi kebutuhan
150cm, IMT: 17,7 kalori dan jenis nutrient
(kurus), - Identifikasi perlunya
konjungtiva penggunaan selang
anemis, mukosa nasogastric
bibir kering - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis, pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
F. Implementasi
No.D Implementasi
x
1 - Memberikan asupan cairan oral
- Mengkonsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
- Memfasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
2 - Menghindarai pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
- Melakukan perawatan kaki dan kuku
3 - Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
- Mengedukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu
4 - Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan untuk bertanya
5 - Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
- Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
- Memahami situasi yang membuat ansietas
- Mendengarkan dengan penuh perhatian
- Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- memotibasi indentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Mendiskusikan prencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan dating