DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 18
1. Biodata Pasien
By Ny E ibu dengan CM 830470 usia 3 hari jenis kelamin laki-laki dengan
diagnosa medis Neonatal Aterm Atresia Ani, berat badan lahir 2900 gr dari
ibu usia 25 tahun G1P0A0 lahir spontan di bidan AS 8-9-10
2. Keluhan Utama
Sejak lahir bayi belum bab , diit netek, setelah netek bayi muntah, perut
tampak besar, dan ibu baru tahu kalau bayinya tidak punya anus setelah usia 2
hari.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi masuk Ruang NRT dengan diagnosa medis post operasi colostomi
etcausa atresia ani, terpasang Oksigen nasal 1 liter per menit, infus perifer
D1o% 5 tetes per menit, terpasang colostomi bag produksi merah kehitaman.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien 3 hari yang lalu lahir spontan ditolong bidan, lahir langsung menangis
kuat AS 9-9-10 BB 2900 gr belum meco, sudah mixi dari ibu G1P0A0 hamil
aterm usia 25 tahun dan bidan tidak meriksa lubang anus.
5. Data Fokus
DO : bayi menangis, rewel
DS : bayi post operasi colostomi terpasang colostomi bag, Hr 178x permenit
Rr 60x per menit
- Masalah : gangguan rasa nyaman nyeri
DO : OGT di alirkan ada residu coklat kemerahan, diet tunda
DS : -
- Masalah : ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi
6. Data penunjang
a. Hasil pemeriksaan laborat : Hb 15.3 g/dl , leu 11,1 rb/ul , trb 365 rb/ul
b. Terapi yang didapat:
Ampicilin 110 mg/12 jam
gentamicin 12 mg/24 jam
calcium glukonas 1,1 ml/12 jam
c. Diit masih tunda
TUTORIAL KELOMPOK 18 (Eliminasi)
Kasus : Neonatal Aterm Atresia Ani
1. Problem
DS :
- Bayi berusia 3 tahun
- Bayi muntah setelah lahir
- Bayi rewel dan menangis
- Bayi tidak mempunyai anus
- Bayi terpasang colostomy bag
- Bayi belum BAB sejak lahir
DO :
- Bayi post op colostomy
- HR : 178 x/menit
- RR : 60 x/menit
- OGT dialirkan terdapat residu coklat kemerahan
- Terpasang oksigen nasal 1 L/Menit
- Infus perifer D1o% 5 tetes per menit
2. Hipotesis
- Inkontensial fekal
- Nyeri akut
- resiko infeksi
3. Mekanisme
a. Kelainan kongenital -> gagal pertumbuhan, fusi dan pembentukan
anus -> inkontensia bowel -> evakuasi feses tidak lancar -> konstipasi
-> (pada data post op colostomi & terpasang colostomi bag) ->
gangguan eliminasi
b. Berdasarkan kasus, feses tidak keluar setelah 2 hari, menyebabkan
feses menumpuk -> feses menumpuk di colostomi bag -> bakteri
kuman mengumpul di colostomi bag -> dari pathways tersebut
diangkat resiko infeksi.
c. Berdasarkan kasus, By Ny. S feses tidak keluar, menyebabkan feses
menumpuk -> feses menumpuk menyebabkan peningkatan teknana
intra abdominal dan perlu dilaksanakan operasi colostomy -> Operasi
colostomy mengakibatkan trauma jaringan dan mengakibatkan
gangguan nyeri -> Dari pathways tersebut dapat diangkat diagnosa
Nyeri akut
d. Operasi colostomy mengakibatkan trauma jaringan dan
mengakibatkan gangguan rasa nyaman nyeri -> Dari pathways tersebut
dapat diangkat diagnosis Gangguan Pola Tidur
4. More info:
- Luka post op 3 hari yang lalu
- Terapi yang didapat Ampicilin 110mg/12jam, Gentamicin 12mg/24
jam
- Peningkatan leukosit 11,1rb /ul
a. Diit ditunda
b. Hasil pemeriksaan Laboratorium : HB : 15.3 g/dl , leukosit 11.1
rb/ul, trombosit 365 rb/ul
c. Terapi yang diberikan:
- Ampicilin 110 mg/12 jam
- Gentamicin 12 mg/24 jam
- Calcium Glukonas, 1.1 ml/12 jam
5. Dont know:
a. Mengapa setelah dialirkan residu dari OGT, warna residu coklat
kemerahan?
b. Mengapa pada By ny S diit ditunda setelah dilakukan post operasi
colostomy?
c. Apa saja tujuan dari pemberian terapi yang diberikan seperti:
- Ampicilin 110 mg/12 jam
- Gentamicin 12mg/24 jam
- Calcium glukonas 1.1 ml/12 jam
6. Learning Issue:
a. Pemasangan OGT -> rasional : Mengeluarkan cairan /isi lambung dan
gas yang ada dalam lambung , Mengirigasi karena perdarahan/keracunan
dalam lambung.
-> Tambahan kenapa warna residu coklat kemerahan. mungkin karena
sebelumnya kotoran tidak bisa keluar. dan akibatnya darah tercemar
oleh asam lambung krna adanya pencernaan kuman selama beberapa
hari sblum keluar dari tubuh.
b. Setelah menjalani operasi kolostomi, kemampuan tubuh pasien dalam
mencerna dan menyerap makanan tentu tidak sama dengan sebelumnya.
Oleh karena itu pasien kolostomi membutuhkan pola makan atau diet
khusus diit tunda sampai dirasa pasien cukup mampu untuk mencerna
kembali.
c. Tujuan dari pemberian terapi
Untuk ampicilin : ini termasuk obat antibiotik yang di gunakan salah
sutunya untuk infeksi saluran cerna.
gentamucin : ini juga termasuk antibiotik yang di gunakan untuk infeksi
bakteri seperti saluran kemih.
glukonas : ini obat untuk kekurangan kadar kalsium dalam darah
7. Problem Soving
a. Analisa Data
DATA DS DAN DO PROBLEM ETIOLOGI
DS: Inkontensial fekal Pasca operasi
- Bayi terpasang pullthrough dan
colostomy bag penutupan
- Bayi tidak kolostomy
mampu
mengontrol
pengeluaran feses
DO:
- Bayi post op
colostomy
Ds : Nyeri Akut Agen pencedera
- Bayi menangis, fisik
- rewel
Do :
- bayi post operasi
colostomi
terpasang
colostomi bag
- HR 178x per
menit
- RR 60x per menit
Ds : Resiko infeksi Efek prosedur
- Bayi tidak invasif
mempunyai anus
- Bayi terpasang
colostomy bag
Do :
- Bayi post op
colostomy
b. Diagnosa Keperawatan
1) Inkontensial fekal b.d pasca operasi pullthrough dan penutupan
kolostomy
2) Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik
3) Resiko Infeksi b.d efek prosedur invasive
c. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Inkontensial Setelah dilakukan Manajemen Eliminasi Fekal
fekal b.d tindakan keperawatan (I.04151)
pasca operasi selama 1x24 jam klien Observasi:
pullthrough diharapkan Eliminasi - Identifikasi masalah
dan Fekal Ekspektasi usus dan penggunaan
penutupan Membaik, dengan obat pencahar
kolostomy kriteria hasil: - Identifikasi pengobatan
(D.0041) - Kontrol yang berefek pada
pengeluaran feses kondisi gastrointestinal
meningkat - Monitor buang air besar
- Keluhan defekasi (mis: warna, frekuensi,
lama dan sulit konsistensi, volume)
menurun Terapeutik:
- Mengejan saat - Berikan air hangat
defekasi menurun setelah makan
- Distensi abdomen - Jadwalkan waktu
menurun defekasi bersama pasien
- Teraba massa - Sediakan makanan
pada rectal tinggi serat
menurun Edukasi:
- Urgency menurun - Jelaskan jenis makanan
- Kosistensi feses yang membantu
membaik meningkatkan
- Frekuensi BAB keteraturan peristaltic
membaik usus
d. Implementasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
1. Inkontensial fekal b.d 1. Memonitor buang air besar
pasca operasi pullthrough
(mis: warna, frekuensi,
dan penutupan kolostomy konsistensi, volume)
(D.0041)
2. menjadwalkan waktu defekasi
bersama pasien
3. menyediakan makanan tinggi
serat
4. Berkolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu
e. Evaluasi
No Diagnose Keperawatan Evaluasi
1. D.0041 S:
- Ibu mengatakan anak sudah
sering BAB
O:
- Warna : kuning, frekuensi :
sering, volume : -
A:
intervensi teratasi
P:
- Hentikan pemberian obat
- Lanjutkan edukasi pemberian
diit tinggi serat.
2. D.0077 S:
- Ibu mengatakan anak sudah
tidak sering menangis
O:
- Anak terlihat tidur dan kondisi
normal
A:
- intervensi belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi
3. D.0142 S:
pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan perawat
O:
- pasien terlihat menngerti
- pasien dapat mengulang
informasi yang telah
disampaikan perawat
A:
intervensi teratasi
P:
- memberikan intervensi
selanjutnya : edukasi
perawatan colostomy bag.
PERTANYAAN :
1. Mengapa setelah dialirkan residu dari OTG, warna residu coklat kemerahan ?
2. Mengapa pada By ny s diit ditunda setelah dilakukan post operasi colostomy ?
3. Tujuan dari pemberian terapi
a. Ampicilin 110 mg/12 jam
b. gentamicin 12 mg/24 jam
c. calcium glukonas 1,1 ml/12 jam
JAWABAN :
2. Diit ditunda pada pasien berperan dalam kemampuan tubuh bayi dalam
mencerna dan menyerap makanan, selain itu diit ditunda pada pasien post
operasi memperbaiki penyembuhan luka, mencegah malabsorpsi , mencegah
terjadinya iritasi dan infeksi pada kulit .
Sheikh, Muhammad Ali.,J Akhtar and A Ahmed. 2006.Complication/Problem
of Colostomy in Infants and Children. Departemen of Pediatric Surgery,
National Institute of Child Health. Karachi (Oroginal Article:JCPSP, 2006,
Vol 16 (8), 5090513)
MIMS. http://mims.com/indonesia/drug/info/calcium%20gluconate/?
type=brief&mtype=generic