ITS Undergraduate 19573 3110040601 Paperpdf
ITS Undergraduate 19573 3110040601 Paperpdf
ZULFIKAR JAUHARI
NRP.3110.040.601
Dosen Pembimbing:
Ir. Chomaedhi, CES. Geo
19550319.198403.1.001
ZULFIKAR JAUHARI
NRP.3110.040.601
Dosen Pembimbing:
Ir. Chomaedhi, CES. Geo
19550319.198403.1.001
Oleh
Mahasiswa
Zulfikar Jauhari
3110.040.601
Mengetahui
Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 1
1.3 Maksud dan Tujuan 1
1.4 Batasan Masalah 1
1.5 Peta Lokasi Proyek 2
DAFTAR PUSTAKA 37
URAIAN SINGKAT
BAB I
PENDAHULUAN
1
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
STA. 5.+350
STA. 10.+350
2
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
Desa Pagerluyung
Kabupaten Mojokerto
3
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PRINSIP DASAR MANAJEMEN PROYEK
Dalam proses penyelesaian proyek pembangunan jalan ini ada hal yang sangat penting
dari awal sampai akhir yang menjadi tanggung jawab baik pemilik, konsultan maupun
kontraktor pelaksana, maka dipilih suatu cara yang tepat yaitu sistem manajemen guna
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dilapangan, diperlukannya suatu cara / suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan atau maksud yang nyata, diantaranya meniadakan kecenderungan
untuk melaksanakan sendiri semua urusan. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan
manusia pengetahuan manajemen sebagai karya-karya praktik yang nyata sbab, manajemen
merupakan suatu kekuatan yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu, penggerak dan
pengkoordinir faktor alam, tenaga dan modal.
Dipergunakannya manajemen sebab manajemen adalah sebagai ilmu dan seni yang
merupakan bentuk kerja, berfungsi penting sebagai pedoman kegiatan, standar pelaksanaan,
sumber motivasi maupun sebagai dasar rasional pengorganisasian agar pelaksanaan kegiatan-
kegiatan dapat mencapai suatu tujuan yang berhasil dan berdaya guna secara cepat, efektif
dan efisien.
Dari kalangan para ahli belum terdapat adanya konsensus keseragaman dalam
membagi jumlah fungsi manajemen. Tetapi pada umumnya kita dapat membagi fungsi
manajemen itu dalam definisi yang diuraikan dengan singkatan POMC (Planning, Organizing
and Staffing, Motivating, Controlling).
Dalam suatu pekerjaan umumnya terdiri dari beberapa orang yang bersepakat
untuk bekerja sama, maka diperlukan suatu pengaturan yang jelas, siapa yang
mengerjakan apa, dan kepada siapa orang yang bekerja tersebut harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya (memberikan laporan). Maka tercipta struktur
organisasi yang berfungsi sebagai sarana penentu dan pengatur, serta pembagi tugas
antara orang/kelompok orang. Dalam struktur organisasi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
Hubungan antara bawahan dan atasan harus jelas, komunikasi timbal balik harus
terpelihara.
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi 4
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
3. Menggerakkan (Motivating)
4. Pengontrolan (Controlling)
5
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
Tujuan pengontrolan tidak mencari kesalahan orang, melainkan untuk menjaga dan
melihat apakah hasil pekerjaan sesuai dengan rencana atau tidak, sesuai rencana yang
dimaksud adalah kegiatan proyek dapat dimulai, dilaksanakan dan diselesaikan menurut
jadwal yang telah ditentukan, budget yang disediakan, mutu pekerjaan yang ditetapkan
dan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang tersedia.
Manajemen Proyek adalah sebagai suatu usaha kegiatan untuk meraih sasaran
yang telah didefinisikan dan ditentukan dengan jelas secara efisien dan seefektif mungkin
dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
6
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
7. Diperlukan pengertian dan pemahaman mengenai tata cara dan dasar-dasar peraturan
birokrasi, dan pengetahuan tentang cara-cara mengatasi kendala birokrasi.
Siklus Manajemen :
PERENCANAAN
Umpan Balik
Sasaran Proyek
Tercapai PELAKSANAAN
Berita Acara
Penyerahan
EVALUASI Hasil Proyek
Tercapai
Pengendalian
(Monitoring)
7
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
Untuk membentuk suatu Sistem Manajemen Proyek yang lengkap serta kokoh, dalam
pelaksanaan pada masing-masing tahapan siklus mekanisme tersebut memerlukan perangkat
manajemen yang terdiri dari :
a) Analisis masalah, dalam merencanakan suatu proyek yang merupakan bagian dari
kerangka strategi program, diperlukan cara analisis yang sistematis, sederhana, mudah
dikomunikasikan, dan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran logis. Pendekatan akan
dipermudah dengan mewujudkannya dalam bentuk bagan yang dapat menjelaskan seluruh
harapan-harapan serta tujuan program.
b) Kerangka logis, suatu proyek pada hakekatnya merupakan proses untuk merubah suatu
keadaan yang dipilih dari sejumlah proyek pilihan, yang mewakili kemungkinan terbaik
untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan program.
Agar dapat melakukan analisis, maka diperlukan suatu pedoman kerangka proses
berpikir secara sistematis dan logis untuk digunakan sebagai alat perencana, pengorganisasian
dan komunikasi, yang akan sangat membantu dalam merancang dan menetapkan proyek
terpilih. Kerangka logis merupakan “penjelasan urut dan nalar dalam proses perencanaan
proyek-proyek yang berhasil guna”, terutama dipandang dari aspek pendanaan dimulai sejak
dari latar belakang sampai dengan tercapainya tujuan. kerangka logis juga berfungsi sebagai
alat komunikasi yang dapat menjelaskan sasaran pokok proyek secara ringkas, ukuran-ukuran
keberhasilannya, analisis segenap keadaan yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek.
Dengan demikian kerangka logis merupakan seperangkat pengertian yang saling berkaitan,
yang mampu menjelaskan secara logis tentang :
c) Analisis anggaran keuangan, anggaran keuangan disusun secara realistis, bertahap, dengan
berorientasi pada keluaran atau kegiatan-kegiatan proyek. Analisis anggaran keuangan
bukan hanya dibuat berdasarkan Daftar Rencana Kegiatan pada saat perencanaan proyek
saja, akan tetapi harus ditunjang dengan suatu sistem akuntansi yang benar dan baik
selama proyek berjalan. Analisis anggaran keuangan berguna untuk membagikan sumber
daya yang terbatas guna hasil keseluruhan yang optimal, menganalisa perbandingan antara
pembiayaan dan manfaat yang diperoleh, serta menyusun anggaran belanja yang realistis.
d) Rincian Tanggung Jawab, salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan proyek
adalah adanya peranan dan tanggung jawab yang jelas bagi setiap personil, yang disetujui
bersama oleh sesama pelaku-pelakunya.
Suatu organisasi dengan melibatkan banyak unsur apabila tanpa dilandasi dengan
kesepakatan yang jelas, cenderung akan mengundang masalah yang akan mengakibatkan
kekacauan, kelambatan, bahkan pembengkakan biaya. Untuk itu suatu organisasi
8
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
memerlukan bagan rincian tanggung jawab yang merupakan salah satu perangkat Sistem
Manajemen Proyek dengan kegunaannya antara lain sebagai berikut :
e) Jadwal pelaksanaan proyek, jadwal berguna untuk menetukan waktu dan urutan kegiatan-
kegiatan proyek. Perangkat manajemen yang berupa jadwal ini menunjukkan kapan suatu
kegiatan harus dimulai dan diselesaikan, serta memberikan landasan dalam penyusunan
sistem monitoring dan pelaporan secara terus menerus/kontinyu. Terdapat bermacam-
macam cara penjadwalan proyek yang dikenal, seperti jaringan kerja (network planning),
bagan balok (bar chart) dan kurva-S (s curve).
f) Sistem monitorng dan pelaporan, dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan proyek dibutuhkan suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi
yang harus secara aktif diketahui, diikuti dan diamati selama pelaksanaan yang dikenal
dengan sebutan Sistem monitoring dan pelaporan. Media sistem monitoring dan
pelapoang tersebut umumnya berupa formulir-formulir isian yang berfungsi sebagai media
komunikasi, juga bermanfaat untuk memastikan tentang kemajuan proyek, identifikasi
masalah masalah yang muncul, serta peluang-peluang yang dapat dioptimalkan guna
pengambilan keputusan/tindakan.
g) Sistem Evaluasi, sistem ini ditujukan untuk penyempurnaan pelaksanaan proyek, sehingga
lebih bersifat berorientasi ke depan dalam upaya peningkatan kesempatan demi
keberhasilan proyek. Sistem evaluasi diterapkan untuk dapat memeriksa kemajuan dan
kemampuan proyek dalam mengatasi segenap permasalahan yang dihadapi, serta perlu
tidaknya melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam pelaksanaan. Ruang lingkup evaluasi
lebih luas dibandingkan dengan monitoring, dimana monitoring adalah kegiatan mengukur
apakan proyek masih tetap berjalan pada jalurnya, sedangkan evaluasi menanyakan
apakah proyek berjalan pada jalur yang benar. Perencanaan evaluasi hendaknya sudah
harus dipertimbangkan pada saat penyusunan rencana proyek secara terinci atau pada saat
tahap awal pelaksanaan proyek.
9
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
Estimasi biaya proyek secara umum dibedakan menjadi 4 jenis sebagai berikut :
Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk memutuskan apakan proyek yang
akan dilaksanakan layak dibangun atau tidak ? Dalam hal ini pemilik proyek biasanya
menggunakan jasa tenaga ahli untuk melakukan Studi Kelayakan dari idea dasar yang
muncul. Estimasi biaya yang dibuat umumnya masih dalam bentuk global dan kasar, karena
perhitungan biaya hanya didasarkan pada idea dasar, gambaran umum maupun pengalaman-
pengalaman proyek sejenis, sehingga estimasi biaya yang diperoleh hanya merupakan nilai
perkiraan sementara sebagai acuan apakah proyek tersebut mampu untuk dilaksanakan dalam
hal ini ketersediaan dana, yang mana deviasi kesalahan masih relative besar.
Estimasi pendahuluan ini dilaksanakan setelah design perencanaan selesai dibuat oleh
konsultan perencana, dimana estimasi yang dibuat lebih teliti dibandingkan estimasi terdahulu
yang dibuat oleh pemilik proyek, sebab perhitungannya sudah berdasarkan gambar-gambar
rencana dan rencana kerja & syarat-syarat (RKS) yang lengkap. Estimasi pendahuluan ini
dipakai oleh pemilik proyek untuk acuan dalam mengevaluasi dan menentukan kontraktor
mana yang harga penawarannya wajar mendekati estimasi. Estimasi pendahuluan di dasarkan
pada design dan masih dapat berubah, apabila ada perubahan pada design.
Estimasi detail dibuat oleh kontraktor dengan mengacu design konsultan perencana
yang berupa dokumen lelang, dimana estimasi yang dibuat lebih terperinci dan teliti karena
sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti :
Estimasi detail ini dijabarkan dalam bentuk harga penawaran yang diajukan oleh
kontraktor pada waktu pelelangan dan akan menjadi “fixed price” (harga pasti) bagi pemilik
proyek setelah kontraktor ditunjuk sebagai pemenang pelelangan dan Surat Perjanjian Kerja
(SPK) sudah ditanda tangani. Estimasi detail ini dipakai untuk acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek, seperti :
Penentuan bobot tiap item pekerjaan di dasarkan pada harga satuan item pekerjaan.
Pembuatan kurva S didasarkan pada harga kontrak.
Perhitungan prosentase pekerjaan didasarkan pada perbandingan antara harga item
pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan harga item pekerjaan yang sama dikontrak.
Pekerjaan tambah/kurang maksimum 10% juga didasarkan pada harga total kontrak.
Dalam estimasi biaya detail sudah mencakup keuntungan, biaya pajak dan overhead
yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan sehingga kontraktor dalam membuat estimasi
biaya tersebut harus dilakukan dengan cermat jangan hanya mengejar kemenangan pelelangan
untuk dapat pekerjaan. Demikian juga bagi pemilik proyek didalam evaluasi untuk
menentukan pemenang pelelangan juga harus teliti apakah harga yang ditawarkan wajar
(sesuai dengan harga acuan konsultan perencana). Untuk itu apabila ada harga yang masih
meragukan biasanya kontraktor diminta datang untuk klarifikasi sebelum penunjukkan
pemenang.
Estimasi biaya fixed price merupakan biaya yang harus dikeluarkan / disiapkan oleh
pemilik, kecuali dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi pekerjaan tambah / kurang yang terjadi.
Bagi kontraktor nilai kontrak yang telah ditanda tangani tersebut adalah nilai penerimaan
yang fixed, sedang pengeluaran yang sesungguhnya (real cost) hanya diketahui oleh
kontraktor sendiri. Nilai penerimaan dikurangi nilai real cost adalah merupakan keuntungan /
laba yang diperoleh kontraktor. Estimasi biaya sesungguhnya bisa terjadi “lebih besar” atau
“lebih kecil” dari estimasi biaya detail. Jika lebih besar maka kontraktor mengalami kerugian,
dan jika lebih kecil maka kontraktor untung dan ini yang diharapkan oleh kotraktor dalam
pelaksanaan suatu proyek. Untuk itulah perlunya Manajemen Proyek diterapkan dalam
pelaksanaan pekerjaan agar dicapai sesuai tujuan yang telah didefinisikan di awal. Perlu
diperhatikan bahwa untuk estimasi biaya sesungguhnya kontraktor yang pegang peranan,
untuk itu peranan konsultan pengawas (supervisi) sangat diperlukan sekali dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan agar pekerjaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi yang ada di
dokumen kontrak.
a. Membaca gambar
2 : 1. Apabila tinggi potongan lebih dari 5 meter, maka setiap ketinggian 5 meter perlu dibuat
bagian yang harus datar selebar 1 meter. Pada bagian yang datar ini harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga miring kebagian dalam, agar dapat menampung air dan
mengalirkannya sepanjang bagian yang datar yang dibuat sejajar dengan penjajaran jalan
tersebut. Pada pekerjaan timbunan badan jalan, harus diperhatikan beberapa faktor yang
sangat mempengaruhi pekerjaan, yaitu :
Cara Pemadatan
Bahan yang sudah disetujui dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal padat
tertentu (10 – 20 cm). Tebal lapisan akhir minimal 10 cm. Perlu diperhatikan, bahwa lapisan-
lapisan tersebut harus mencapai kepadatan tertentu yang harus dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Penggalian dan penimbunan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan. Pemadatan
tanah dasar dilakukan sebagai berikut :
- Lapisan-lapisan yang lebih besar dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum ditetapkan sesuai dengan
AASHTO T99.
- Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang dari permukaan tanah dasar
harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum. Macam alat pemadat
untuk pekerjaan sub grade (tanah dasar) adalah sheep foot roller (penggilas dengan
getaran).
- Dengan cara peralatan tidak berjalan (stationary). Agregat dan air dicampur dalam alat
pencampuran yang telah disetujui Direksi Teknik. Selama pencampuran, jumlah air diatur
sesuai dengan selesai pencampuran, bahan diangkat ke tempat pekerjaan dengan menjaga
kadar airnya dalam batas yang dipersyaratkan. Penghamparan dengan alat yang disetujui
oleh Direksi Teknik.
LPA Agregat
Sebelum penghamparan agregat dimulai, permukaan LPB harus sudah siap sebagaimana
disyaratkan dalam gambar rencana. Pencampuran dan Penghamparan
- Dengan cara peralatan tidak berjalan (stationary) Agregat dan air dicampur dalam alat
pencampur yang telah disetujui Direksi Teknik. Selama pencampuran jumlah air harus
diatur sesuai dengan yang diperlukan untuk pemadatan seperti yang telah disyaratkan.
Selesai pencampuran, bahan diangkat ke tempat pekerjaan dengan menjaga kadar airnya
dalam batas yang dipersyaratkan. Penghamparan dikerjakan dengan alat yang disetujui
oleh Direksi Teknik.
Setiap selesai suatu pekerjaan seperti tersebut diatas, lalu dilakukan pengukuran
misalnya :
- Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam volume meter kubik
tanah dan diterima oleh Direksi. Pembayaran didasarkan atas harga kontrak per
satuan pengukuran.
- Timbunan diukur dalam meter kubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima
Direksi Teknik. Volume timbunan yang diukur akan dibayar persatuan pengukuran
pada harga yang bersangkutan
- Penyiapan tanah dasar diukur luas tanah dasar yang selesai dan disetujui dalam
jumlah meter persegi permukaan diukur terebut akan dibayar persatuan
pengukuran.
- Lapis pondasi penghitungan volume didasarkan pada ketebalan dan lebar pondasi
yang diperlukan dan dikalikan dengan panjang sebenarnya yang dipasang (dalam
meter kubik). Pembayaran volume yang telah diterima dibayar persatuan
pengukuran.
Tanah atau material di muka bumi terdiri dari bermacam jenis dimana dalam hal
pemindahan tanah mekanis digolongkan berdasarkan tahanan tanah terhadap usaha
penggalian (digging resistance) sebagai berikut :
Tanah ini terdapat pada permukaan bumi dan bercampur dengan tanaman-tanaman
kecil. Untuk keperluan pekerjaan sipil, tanah ini harus dibersihkan (top soil stripping)
sehingga bebas sama sekali dari bahan-bahan organis. Sedangkan pembersihan
sebagaimana pada bab sebelumnya dapat dilakukan dengan bulldozer atau scraper
tergantung luas medan dan kondisi tanahnya. Bila luas medan relatif kecil dan kondisi
tanahnya berupa tanah liat dengan kadar air tinggi, maka swamp dozer merupakan alat
yang cocok untuk dipakai. Sebaiknya bila medan pekerjaan cukup luas dan kondisi
tanahnya cukup baik dapat digunakan scraper.
Tanah ini terdapat dibawah tanah permukaan (top soil) sehingga penggalian dilakukan
setelah pembersihan tanah permukaan. Pada umumnya tanah ini digunakan sebagai
c. Batuan (rock)
Penggalian untuk batuan sebenarnya dapat digunakan bajak (ripper) yaitu suatu
peralatan khusus yang terpasang di belakang bulldozer. Tetapi penggunaan ripper ini
sangat terbatas, sehingga apabila batuan cukup keras, harus dilakukan peledakan
(blasting).
Penggalian tanah yang banyak mengandung air seperti penggerukan sungai, kolam
pelabuhan dan lain-lain. penggalian / penggerukannya menggunakan alat keruk
(dredger).
Sebagaimana diketahui cukup sulit menemukan tanah yang sejenis, sedangkan yang
ada merupakan campuran dua tau lebih jenis-jenis diatas. Karena itu alat penggalian
yang dipilih didasarkan atas jenis tanah yang paling dominan pada campuran tersebut.
Beberapa peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan jalan ini, mekanisme
penggunaannya telah diuraikan sebelumnya pada bab ini, namun mesin-mesin
peralatan kerja yang dipergunakan dilapangan diantaranya adalah :
1. Dump truck
adalah alat transportasi tanah, batu kerikil, batu pasir dan sebagainya. Berkembang
sebagai alat perlengkapan.
7. Vibrating rammers
Pemadat tanah pada daerah-daerah perbatasan dan sebagainya. Beton pada lobang-
lobang tiang yang ditambal peralatan aspal (asphalt equipment)
2. Porker vibraters :
Penggunaan vibrasi semen beton, hanya untuk penyelesaian yang effisien.
f. Light equipment
Semua peralatan kecil lainnya seperti pompa air, pompa angin, perkakas pneumatic
dan sebagainya yang berfungsi khusus dimasukkan pada kategori ini.
a. Umum
Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk
membiayai pelaksanaan hasil pekerjaan dilapangan. Perkiraan biaya tersebut didapatkan
dengan menjumlahkan hasil perkalian antara harga satuan masing-masing pekerjaan dengan
volume masing-masing pekerjaan.
b. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perhitungan
Rencana Anggaran Biaya, yaitu sebagai salah faktor pengali untuk harga satuan. Perhitungan
volume ini didasarkan pada perencanaan profil melintang (Cross Section) dan profil
memanjang (Long Section). (lihat pada lampiran Gbr Peta Lokasi)
Harga satuan pekerjaan merupakan hasil yang diperoleh dari proses perhitungan dari
masukan-masukan antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah, tenaga kerja
serta biaya umum dan laba. Berdasarkan masukan tersebut dilakukan perhitungan untuk
menentukan koefisien bahan, upah tenaga kerja dan peralatan setelah terlebih dahulu
menentukan asumsi-asumsi faktor-faktor serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil
perkalian koefisien tersebut dengan harga satuan ditambah dengan biaya umum dan laba akan
menghasilkan harga satuan pekerjaan.
2.8. KURVA S
Kurva S secara grafis menyajikan beberapa ukuran kemajuan kumulatif pada suatu
sumbu tegak terhadap waktu pada sumbu mendatar. Kemajuan itu dapat diukur menurut
jumlah nilai uang yang telah dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan ditempat itu, jam
kerja orang yang telah dijalani atau setiap ukuran lainnya yang memberikan suatu manfaat.
Masing-masing hal ini dapat dinyatakan baik menurut pengertian satuan-satuan sebenarnya
(rupiah, meter kubik, dan lain-lain) atau sebagai persentase dari jumlah kuantitas yang
diperkirakan untuk diukur. Bentuk kurva S yang khas itu berguna untuk pemandu kemajuan
setiap satuan dari waktu (hari, minggu, bulan dan lain-lain) untuk mendapatkan suatu
kemajuan kumulatif. Pada sebagian besar proyek, maka pengeluaran dari sumber daya untuk
setiap satuan waktu condong untuk memulainya dengan lambat, berkembang ke puncak dan
kemudian berkurang secara berangsur-angsur bila telah mendekati pada ujung akhir. Hal ini
menyebabkan kemiringan dari kurva kumulatif itu dimulai dengan agak landai pada awal,
meningkat curan di bagian tengahnya dan kemudian mendatar bila telah dekat dengan
puncaknya (akhir).
Seperti halnya pada bagan balok, kurva S dapat memperlihatkan beberapa aspek dari
rencana proyek. Segera setelah proyek itu berlangsung, maka kemajuan yang sebenarnya
dapat digambarkan dan dibandingkan dengan apa yang direncanakan didasarkan pada
kemiringan kurva kemajuan yang sebenarnya. Proyeksi, sebaiknya tidak dibuat tanpa
memiliki pengertian yang baik mengenai sebab dari deviasi, bilamana ada, dari kemajuan
yang direncanakan dan dari rencana saat ini dan saat mendatang dari manajemen proyek.
Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan pekerjaan konstruksi /
bangunan, sedang biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan
dengan pekerjaan konstruksi tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut.
Biaya proyek konstruksi yang dibahas disini adalah biaya estimasi detail yang dibuat oleh
kontraktor. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam membuat estimasi biaya proyek adalah :
b. Upah buruh, untuk menghitung upah buruh harus dibedakan apakah upah harian, upah
borongan per unit volume atau upah borongan keseluruhan. Dalam menentukan upah
buruh selain tarip upahnya yang perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan dan
kapasitas kerjanya. Perlu diantisipasi juga apakah buruh yang dipekerjakan didatangkan
dari daerah sekitar lokasi proyek, atau didatangkan dari daerah lain, hal ini menyangkut
ongkos transport, penginapan, gaji extra dan hal lain yang disepakati dengan buruh pada
saat mulai kerja. Dalam mengupah buruh hal yang perlu diperhatikan juga adalah undang-
undang perburuhan yang berlaku saat itu.
c. Peralatan, untuk menghitung biaya peralatan yang disewa hal yang diperhatikan adalah
ongkos keluar masuk peralatan, ongkos operator yang menjalankan peralatan, biaya bahan
bakar dan spare part peralatan serta biaya reparasi peralatan. Sedang untuk peralatan yang
dibeli hal yang perlu diperhatikan adalah bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, biaya
pemeliharaan dan ongkos mobilisasi peralatan.
b. Overhead Kantor
Biaya untuk menjalankan suatu kegiatan proyek, seperti biaya sewa kantor, biaya fasilitas-
fasilitas kantor, honor pegawai kantor, ijin-ijin usaha, biaya prakwalifikasi, biaya referensi
bank dan biaya iutan anggota asosiasi-asosiasi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
kegiatan penunjang di kantor.
a. Kesalahan
Kesalahan yang bisa terjadi oleh sebab kealpaan kontraktor dalam memasukkan beberapa pos
pekerjaan, disebabkan gambar yang kurang lengkap.
d. Variasi efisiensi,
Variasi efisiensi dari sumber daya yaitu efisiensi dari buruh, peralatan dan material yang bisa
terjadi pada suatu proyek. Efisiensi yang bisa kita laksanakan akan sangat berpengaruh
terhadap biaya tidak terduga dan akan menambah keuntungan. Diusahakan dalam setiap
pelaksanaan proyek variasi efisiensi sekecil mungkin.
6) Menghitung keuntungan :
Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian ditambah hasil dari faktor resiko. Dan yang
tidak termasuk keuntungan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek,
sedang resiko adalah satu-satunya biaya yang dapat kita tambah atau kita kurangi, maka untuk
memenangkan suatu pelelangan faktor keuntungan ini yang biasanya dikurangi. Seberapa
jauh kita bisa mengurangi faktor resiko dan faktor keuntungan dapat dipelajari dengan strategi
pelelangan, makin sering kita mengikuti pelelangan kita tahu strategi dan standard biaya
untuk pelaksanaan sehingga kita dapat mengurangi faktor-faktor tersebut, tetapi dari pos
pekerjaan yang lain kita bisa dapat tambahan. Bagi kontraktor faktor keuntungan ini yang
diharapkan walaupun ada resiko yang harus ditanggung, jadi pos keuntungan harus ada dalam
setiap penawaran yang diajukan oleh kontraktor dan besarnya keuntungan tersebut tidak
secara implisit kelihatan besar nilainya dan kontraktor sendiri yang tahu berapa besarnya
keuntungan yang diperoleh.
2.11.1 Simbol
Simbol – symbol yang digunakan pada Network Diagram adalah sebagai
berikut :
a. Arrow, bentuknya merupakan anak panah yang bartinya aktivitas/kegiatan
: adalah dimana sesuatu pekerjaan atau tugas dimana penyelesaiannya
membutuhkan “duration” (jangka waktu tertentu) dan “resources” (tenaga,
equipment, material dan biaya) tertentu.
SPAi SPAj
X (L)
i i
SPLi SPLj
X : Nama Kegiatan
i : Nomor peristiwa awal
j : Nomor peristiwa akhir
L : Waktu pelaksanaan suatu kegiatan
SPAi : Saat paling awal peristiwa awal mungkin terjadi
SPALi : Saat paling lambat peristiwa awal boleh terjadi
SPAj : Saat paling awal peristiwa akhir mungkin terjadi
SPALj : Saat paling lambat peristiwa akhir boleh terjadi
Tujuan pemberian angka, huruf atau kumpulan huruf pada ruang kiri sebuah
symbol peristiwa yaitu :
1. Sebagai pengenal identitas peristiwa yang bersangkutan untuk membedakan suatu
peristiwa dengan peristiwa yang lainnya membedakan yang ada dalam sebuah
Network Diagram yang sama. Dengan dikenalnya peristiwa – peristiwa tersebut maka
akan mudah dapat dinilai arah kemajuan proses pelaksanaan proyek.
2. Sebuah pengenal kegiatan atau Dummy atau penghubung peristiwa. Dalam hal ini,
Dummy tersebut dinyatakan atau didentifikasikan menurut nomor peristiwa yang
mengapitnya atau membatasinya pada awal dan pada akhir kegiatan atau Dummy
yang bersangkutan
3. Dipakai sebagai urutan – urutan proses perhitungan paling awal (SPA) dan
perhitungan saat paling akhir (SPL) semua peristiwa yang ada dalam sebuah Network
Diagram. SPA dan SPL tersebut masing – masing mengisi ruang kanan atas dan ruang
kanan bawah yang ada dalam lingkaran yang menyatakan peristiwa – peristiwa yang
ada dalam Network Diagram tersebut
4. Untuk mengetahui saat awal dan saat akhir semua kegiatan yang ada dalam sebuah
proyek dan untuk mengetahui saat awal dan akhir proyek.
Jika ada satu kegiatan menuju ke sebuah peristiwa, maka saat paling awal tersebut
(SPAj) adalah saat selesai paling awal kegiatan tersebut. Saat selesai paling awal sebuah
kegiatan diperoleh dengan menjumlahkan saat mulai paling awal dan lama kegiatan yang
bersangkutan.
SPAi SPAj
X (L)
i i
SPLi SPLj
Keterangan :
SPAj = SPAi + L
Jika terdapat lebih dari satu kegiatan yang menuju sebuah peristiwa, maka saat
awal peristiwa tersebut (SPAj) adalh dipakai yang terbesar.
SPAj
i
SPLj
Keterangan :
SPAj = SPAj yang terbesar diantara 3 kegiatan
Penentuannya dengan cara bergerak mundur dari event terakhir dengan jalan mengurangi,
SPAi SPAj
X (L)
i i
SPLi SPLj
Jika berasal lebih dari satu kegiatan, maka (SPLj) yang dipakai waktu yang terkecil.
SPAj
i
SPLj
Ketrangan :
SPLj = SPLj yang terkecil diantara 3 kegiattan tersebut
Peristiwa kritis ini pada Network diagram biasa dilihat atau dikenal dari bilangan pada
ruang kanan atas sama dengan bilangan pada ruang kanan bawah dari peristira tersebut.
SPAi SPAj
X (L)
i i
SPLi SPLj
SPAi = SPLi
SPAj = SPLj
Karena kegiatan kritis harus mulai pada suatu awal saja dan harus selesai pada saat
akhir saja dan tidak ada alternatif saat lainnya maka berlaku rumus :
SPAi + L = SPLi
SPAj + L = SPLj
Dimana :
Tujuan mengenai lintasan kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan –
kegiatan terhadap keterlambatan pelaksanaan sehingga setiap saat dapat ditentukan tingkat
prioritas kebijakan penyelenggaraan proyek yaitu terhadap kegiatan kritis dan hampir
kritis.
Rumus :
TF = SPLi – L – SPA
FF = SPAj – L – SPA
IF = SPAi – L – SPAj
Keterangan :
TF = Total Float
FF = Free Float
IF = Independent Float
L = Lama Kegiatan Perkiraan
SPAi = Saat paling awal peristiwa awal
SPLi = Saat paling lambat peristiwa awal
SPAj = Saat paling awal peristiwa akhir
SPLj = Saat paling lambat peristiwa akhir
1. Traver Unit, merupakan bagian untuk berpindah (roda ban atau roda rantai)
2. Revolving Unit, merupakan bagian yang berputar dan pusat semua gerakan.
Bagian – bagian penting dari revolving unit adalah cabin, control levers dan
operation seat
Empat gerakan dasar tadi akan menentukan lama waktu siklus, tetapi
waktu ini juga tergantung dari ukuran backhoe. Backhoe yang kecil waktu
siklusnya lebih cepat, sebaliknya dengan kerja yang berat seperti tanah yang keras
excavator menjadi lebih lambat.
2. Faktor mesin
a. Attachment yang cocok untuk pekerjaan itu
b. Kapasitas bucket
c. Waktu siklus yang dipengaruhi oleh kecepatan travel dan system
hidrolis.
60
Q qx xE
Ct
D4 Teknik Sipil Bangunan Trasportasi 30
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Proposal Tugas Akhir
Manajemen Pelaksanaan Pembangunan Jalan To Mojokerto-Kertosono
STA. 5+350 – STA.+10.350
Di Jawa Timur
Keterangan :
2.20.2 Bulldozer
Bulldozer adalah sebuah traktor yang telah dilengkapi dengan peralatan
yang dipasang khusus (attachment) dozer sebagai alat penggali, pendorong dan
penggusur tanah. Bagian pokok dari bulldozer adalah sebagai berikut :
1. Traver unit, merupakan bagian untuk berpindah (roda ban atau roda
rantai).
2. Dozer Blade yang terdiri dari mold board yang berbentuk lengkung dan
cutting edge yang terbuat dari baja keras.
3. Push arm dan Braces yang berfungsi sebagai menjaga kedudukan
blade.
4. Blade control (kendali blade) yang fungsinya sebagai pengatur
kedudukan atau naik turunnya blade dozer baik secara hidrolis ataupu
secara
5. Kabel. Jenis-jenis attachment yang biasa digunakan adalah :
Blade (pisau)
Ripper
Tilt dozing
Dalam pelaksanaan pekerjaan digunakan attachment blade. Blade adalah
merupakan jenis pisau yang khusus dibuat untuk menggusur, peralatan tanah
timbunan dan striping / pengupasan tanah.
Empat gerakan dasar tadi akan menentukan lama waktu siklus, tetapi
waktu ini juga tergantung dari ukuran bulldozer. Bulldozer yang kecil waktu
siklusnya akan lebih cepat, sebaliknya dengan kerja medan yang berat seperti
tanah yang keras gerakan bulldozer menjadi lebih lambat.
Q=qx xE
Keterangan :
Q = Kapasitas per jam (m3/jam)
q = Kapasitas per siklus (m3/jam)
E = Efisiensi
Ct = Cycle time (menit)
Q=qx xE
Keterangan :
Q = Kapasitas per jam (m3/jam)
q = Kapasitas per siklus (m3/jam)
E = Efisiensi
Ct = Cycle time (menit)
Qv = Qv’ x E
Dengan ketentuan :
Qv’ =
Keterangan notasi :
Qv = Produksi peralatan (m3/jam volume material yang dipadatkan)
Qv’= Produksi maksimum (m3/jam volume material yang dipadatkan)
W = Lebar gilas (Km/jam)
V = Kecepatan gilas (Km/jam)
H = Tebal material yang dipadatkan (m)
N = Jumlah lintasan (laluan)
E = Total faktor (Job efisiensi)
2.21. Perhitungan Kapasitas Produksi
Perhitungan kapasitas produksi didasarkan koefisien tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur, sebagai
mana yang tercantum dalam daftar analisa harga satuan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
Kapasitas Produksi per hari dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI
3.1. PENJELASAN
PERSIAPAN
Mempersiapkan judul dari Proyek Akhir dan kelengkapan administrasinya,
baik dari kampus maupun instansi terkait lainnya.
PENGUMPULAN DATA :
Di ambil dari instansi / konsultan yang berupa peta lokasi, data perencanaan
yang dilanjutkan dengan survey lapangan.
ANALISA PEKERJAAN :
Menganalisa waktu, tenaga kerja maupun alat berat dari tiap-tiap jenis
pekerjaan yang berdasarkan dari buku-buku yang berhubungan dengan bidang ke-PU-
an.
NETWORK PLANNING :
Menggunakan MS Project ntuk mengetahui waktu pelaksanaan dan lintasan
kritis.
KESIMPULAN :
Dari uraian diatas akhirnya dapat diketahui metode pelaksanaan, waktu dan
biaya yang dibutuhkan untuk membangun ruas jalan Tol Mojokerto-Kertosono
START
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan data:
1.Waktu pelaksanaan
2. Data jenis pekerjaan
3. Penggunaan sumber
daya
Kajian data :
1. Lokasi proyek
2. Data geometri
3. Waktu, biaya
pelaksanaan
Mengatur Manajemen :
1. Tenaga
2. Dana
3. Peralatan
4. Bahan
5. Metode
FINISH
DAFTAR PUSTAKA