Anda di halaman 1dari 8

I.

Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Melakukan analisi kebutuhan oksigen kimia dalam air limbah

1.2 Tujuan
Menentukan kebutuhan oksigen kimia atau COD (Chemical Oxygen
Demand) dalam air limbah

II. Dasar Teori


Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan salah satu parameter kunci
yang digunakan terutama untuk mengetahui besarnya tingkat pencemaran bahan
organik dalam perairan umum. Semakin banyak nilai COD suatu contoh air
semakin besar pula tingkat pencemaran yang terjadi pada perairan umum tersebut.
COD atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah besaran yang
menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi zat kimia
dalam air limbah secara kimiawi menggunakan oksidator kuat kalium dikromat
atau kalium permanganat. Atau dapat dikatakan pula KOK adalah jumlah oksigen
yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai MgO 2 untuk tiap 1.000
ml contoh uji.
Zat zat organik diurai oleh campura kromat dan asam sulfat yang dirubah
menjadi CO2 dan air. Prosedur pengujiannya adalah dengan menambahkan kalium
dikromat standar, asam sulfat yang sudah ditambahkan perak sulfat, dan sejumlah
contoh uji dengan volume terukur kedalam erlenmeyer. Kemudian dipasang
kondensor diatasnya dan direfluks selama 2 jam. Oksidasi zat zat organik
merubah dikromat menjadi kromium trivalen, seperti pada reaksi dibawah ini:
Zat organik + Cr2O7 2- + H+ → CO2 + H2O
Pengujian KOK yang menacu pada SNI 06-6989.2.2004 dilakukan dengan
refluks tertutup secara spektrofotometri. Senyawa organik dan anorganik,
2-
terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7 dalam refluks tertutup
menghasilkan Cr3+. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen
oksigen (O2 mg/L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72 kuat
mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada
panjang gelombang 600 nm.
Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan kandungan
Cr3+ pada panjang gelombang 600 nm atau bilamana hasil akhir oksidasi dikromat
warna larutan biru kehijauan. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih tinggi
dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih
kecil atau sama dengan 90 ml/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr 2O72 pada
panjang gelombang 420 nm atau bilamana hasil akhir oksidasi dikromat warna
larutan kuning jingga.
Pada pengujian kebutuhan oksigen kimia dalam contoh air dengan refluks
terbuka cara titrimetri menggunakan larutan standar fero amonium sulfat. Pada
prinsipnya metode pengerjaan kedua cara tersebut hampir sama yaitu
menggunakan larutan kalium dikromat K2Cr2O7 dalam H2SO4 yang bertindak
sebagai zat pengoksidasi kuat dan perak sulfat (Ag 2SO4) yang berfungsi sebagai
katalis dalam pengoksidasi zat zat organik dalam contoh air. Pada metode
titrimetri, setelah direfluks selama 2 jam sisa dikromat dititrasi dengan
feroamonium sulfat.
III. Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
a. Metode Spektrofotometri
a) Alat b) Bahan
1) Alat refluks lengkap 1) Air suling bebas klorida
2) Spektrofotometri sinar dan organik
tampak 2) Larutan pencerna pada
3) Tabung pencerna kisaran konsentrasi tinggi
4) Pemanas dengan luang 3) Larutan pencerna pada
lubang penyangga tabung kisaran konsentrasi rendah
5) Mikroburet 4) Larutan pereaksi asam
6) Labu ukur sulfat
7) Pipet volum 5) Asam sulfamat
8) Gelas piala (NH2SO3H)
9) Timbangan analitik 6) Larutan standar KHP
7) Larutan standar kalium
dikromat 0,2500 N
8) AgSO4 padat
9) Indikator feroin
10) Feroamonium
sulfatt/garam mohr

b. Metode Titrimetri
a) Alat a) Bahan
1) Alat refluks lengkap 1) Larutan standar kalium dikromat
2) Pemanas listrik 0,2500 N
3) Buret 50 ml 2) H2SO4 pekat
4) Pipet volume 3) AgSO4 padat
5) Labu ukur 100 ml 4) HgSO4 kristal
6) Piala gelas 250 ml 5) Indikator feroin
7) Erlenmeyer tutup asah 6) Ferroamonium sulfat/garam mohr
250 ml

III.2 Cara Kerja


A. Metode Spektrofotometri
1) Persiapan dan pengawetan contoh uji
a) Persiapan Contoh Uji
- Homogenkan contoh uji
- Cuci tabung refluks dan tutpnya dengan H2SO4 20% sebelum
digunakan
- Pipet contohdan tambahkan larutan pencerna dan tambahan larutan
pereaksi asam sulfat yang memadai kedalam tabung atau ampul,
seperti yang dinyatakan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Contoh uji dan larutan pereaksi untuk bermacam macam
tabung pencerna
Contoh Larutan Larutan Total
Tabung
Uji pencerna pereaksi asam volume
pencerna
(mL) (mL) sulfat (mL) (mL)
Tabung 2,50 1,50 3,5 7,5
kultur 5,00 3,00 7,0 15,0
16 x 100 nm 10,00 6,00 14,0 30,0
20 x 150 nm 2,50 1,25 3,5 7,5
25 x 150 nm
Standar
Ampul
10 ml

- Tutup dan kocok tabung perlahan sampai homogen


- Letakkan tabung pada pemansa yang telah dipanaskan pada suhu
150ºC dan refluks selama 2 jam
b) Pengawetan contoh uji
Awetkan contoh uji dengan menambahkan H2SO4 sampai pH lebih kecil
dari 2,0 dan simpan contoh uji pada pendingin 4ºC dengan waktu simpan 7
hari.
2) Persiapan pengujian
Pembuatan Kurva Kalibrasi
- Optimalkan alat uji spektrofotometri sesuai petunjuk penggunaan alat
untuk pengujian KOK
- Siapkan setidaknya 5 larutan standar KHP ekuivalen dengan KOK
untuk mewakili kisaran konsentrasi
- Gunakan volume pereaksi yang sama antara contoh dan larutan standar
KHP
- Baca absorbansi pada panjang gelombang 600 nm atau panjangn
gelombang 420 nm
- Buat kurva kalibrasi

3) Prosedur
- Dinginkan perlahan lahan contoh yang sudah direfluks sampai suhu
ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat
pendinginan sesekali tutup contoh dibuka untuk mencegah adanya
tekanan gas
- Biarkan suspensi mengendap dan pasyikan bagian yang akan diukur
benar benar jernih
- Ukur contoh dan larutan standar pada panjang gelomabang yang telah
ditentukan (420 nm atau 600 nm)
- Gunakan blanko yang tidak direfluks sebagai larutan referensi pada
panjang gelombang 600 nm
- Jika konsentrasi KOK lebih kecil atau sama dengan 90 ml/L, lakukan
pengukuran pada panjang gelombang 420 nm, gunakan pereaksi air
sebagai larutan referensi
- Ukur absorbsi blanko yang tidak direfluks yang mengandung
dikromat, dengan pereaksi air sebagai pengganti contoh uji, akan
memberikan absorbsi dikromat awal
- Perbedaan absorbansi antara contoh yang direfluks dan yang tidak
direfluks adalah pengukuran KOK contoh uji
- Lakukan plotting perbedaan absorbansi antara blanko yang direfluks
dan absorbansi larutan standar yang direfluks terhadap nilai KOK
untuk masing masing standar
- Lakukan analisis duplo

B. Metode Titrimetri
1. Analisa COD
- Buat reagen asam sulfat yang mengandung AgSO4 10 g/l asam
- Jika contoh uji mengandung klorida yang cukup tinggi, maka pertama
tama perlu ditambahkan 0,4 HgSO4 untuk mengusir gangguan klorida
- Pipet 5 ml larutan contoh uji kedalam erlenmeyer tutup asah
- Tambahkan 10 ml larutan kalium dikromat 0,2500 N
- Masukan batu didih yang telah dibersihkan
- Tambahkan 30 ml reagen asam sulfat pekat yang mngandung AgSO4
dengan hati hati dan perlahan lahan melalui dinding
- Jalankan aliran air pendingi pada kondensor, kemudian erlenmeyer
dipasang dibawah kondensor dengan hati hati.
- Jalankan alat pemanas dan refluks larutan selama 2 jam
- Setelah selesai refluks biarkan dingin sampai suhu kamar terlebih dahulu
kemudian bilas kondensor dengan cara mengalirkan air suling sebanyak
kurang lebih 30 ml melalui mulut kondensor
- Lepas erlenmeyer dari rangkaian kondensor kemudian tambahkan air
suling kurang lebih 100 ml lalu dinginkan sampai suhu kamar
- Setelah dingin tambahkan indikator feroin kemudian sisa dikromat
langsung dititrasi dengan garam mohr sampai warna hijau kebiruan
berubah menjadi merah coklat
- Lakukan percobaan untuk blanko yang terdiri dari air suling yang
mengandung semua reagen pada larutan contoh uji dan direfluks dengan
cara yang sama pada cara contoh uji.

2. Standarisasi larutan ferro amonium sulfat


- Larutan ferro amonium sulfat adalah larutan yang tidak stabil sehingga
normalitas harus selalu distandarisasi setiap kali akan digunakan
- Pipet 10 ml larutan standar primer K2Cr2O7 0,2500 N kedalam erlenmeyer
kemudian encerkan dengan air suling sampai 100 ml
- Tambahkan H2SO4 pekat dengan hati hati kemudian dinginkan
- Setelah dingin, tambahkan indikator feroin lalu langsung dititrasi dengan
larutan ferro amonium sulfat samapi warna larutan berubah dari hijau
kebiruan menjadi merah coklat.

IV. Perhitungan
A. Metode Spektrofotometri
Nilai KOK : sebagai mg/L O2
- Masukkan hasil pembacaan absorbansi contoh uji kedalam kurva
kalibrasi
- Nilai KOK adalah hasil pembacaan konsentrasi contoh uji dari kurva
kalibrasi

B. Metode Titrasi
( mLTitrasi ) blanko−( mL Titrasi ) contoh × N titran × 8000
KOK (mg O2/liter) =
mL contoh uji × F

Anda mungkin juga menyukai