Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH KIA

KESEHATAN IBU DAN ANAK

NAMA : SARMIN R. BUTUDOKA


NPM : 115 018 036
SEMESTER : V (LIMA )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA


PALU
TAHUN 2020/2021

PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “imunisasi tambahan pada anak dan gangguan/penyakit yang terjadi
pada kehamilan ”
Saya menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,  saya telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai, dan oleh karena itu
dengan rendah hati, saya berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan
masukan, saran dan kiritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A.    Latar Belakang............................................................................................

B.     Rumusan Masalah........................................................................................

C.     Tujuan Penulisan..........................................................................................

BAB II  PEMBAHASAN..................................................................................................

A.imunisasi tambahan pada anak ......................................................................................

B.gangguan penyakit pada

kehamilan ....................................................................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................................

A.    Kesimpulan..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


    . Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari
aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,
yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
(telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

B.       Rumusan Masalah


1.imunisasi tambahan pada anak
2. gangguan/penyakit yang terjadi pada kehamilan

C.Tujuan
1.mengetahui imunisasi tambahan pada anak
2. gangguan penyakit yang terjadi pada kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN

A. mengetahui imunisasi tambahan pada anak

Imunisasi adalah proses untuk membuat imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini
dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal
terhadap penyakit tersebut. Bayi yang baru lahir memang sudah memiliki antibodi alami yang
disebut kekebalan pasif.
Manfaat imunisasi pada bayi yang utama adalah agar anak mendapatkan kekebalan yang alami
sehingga bisa melindungi anak dari penyakit-penyakit tertentu. Sebagai contoh, imunisasi DPT
dapat membuat anak terhindar dari penyakit difteri, pertusis (batuk 100 hari), serta tetanus.

a. Jenis imunisasi tambahan untuk anak


. PCV
1.Vaksin PCV (pneumococcal conjugate vaccine) atau PCV13 diberikan dengan tujuan
melindungi anak dari infeksi bakteri pneumococcal. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi
serius, seperti pneumonia, infeksi darah, hingga meningitis bakteri.Jadwal imunisasi
tambahan PCV adalah sebagai berikut:

 Usia bayi 2-6 bulan: 3 dosis, interval 6-8 minggu (diulang saat bayi berusia 12-15
bulan)
 Usia bayi 7-11 bulan: 2 dosis, interval 6-8 minggu (diulang saat bayi berusia 12-15
bulan)
 Usia bayi 12-23 bulan: 2 dosis, interval 6-8 minggu
 Anak di atas 2 tahun: 1 dosis.

2. Rotavirus
Anak-anak sangat rentan terinfeksi rotavirus, apalagi jika tinggal di area dengan kebersihan yang
buruk. Rotavirus dapat mengakibatkan diare parah, muntah, demam, hingga nyeri perut sehingga
berpotensi membuat anak dehidrasi hingga harus dirawat inap di rumah sakit.Kondisi ini dapat
dicegah dengan pemberian vaksin rotavirus. Di Indonesia, jadwal pemberian imunisasi tambahan
untuk bayi tergantung dari jenis vaksin rotavirus yang Anda pilih:

 Rotateq: 3 dosis dengan pemberian pertama pada usia bayi 6-14 minggu, pemberian kedua
dengan jeda 4-8 minggu, pemberian ketiga maksimal saat usia bayi 8 bulan .
 Rotarix: 2 dosis dengan pemberian pertama pada usia 10 minggu, dosis kedua saat usia 14
minggu.

Bila bayi Anda belum menerima imunisasi ini saat usia lebih dari 8 bulan, maka vaksin rotavirus tidak
perlu diberikan.
3. Influenza
Influenza adalah penyakit pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh infeksi virus influenza.
Penyakit ini sangat awam terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Bagi Anda yang ingin
memberi vaksin influenza pada anak, waktu pemberian imunisasi tambahan ini adalah sebagai
berikut:

 Usia anak 6-35 bulan: 0,25 ml


 Usia anak lebih dari 3 tahun: 0,5 ml

4. MMR
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dapat mencegah penyakit campak, gondongan, sekaligus
rubella (campak Jerman). Imunisasi tambahan yang penting ini berbeda dengan imunisasi dasar MR
yang hanya menyasar penyakit campak (measles dan rubella).Jadwal pemberian vaksin MMR ini
adalah saat bayi berusia 15-18 bulan. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah
penyuntikan imunisasi lainnya.

5. Varisela
Infeksi virus varicella-zoster akan mengakibatkan penyakit cacar air yang ditandai dengan munculnya
lesi seperti lentingan, terasa gatal, dan tersebar di sekujur tubuh. Meski cacar air kerap disebut sebagai
penyakit khas anak-anak, namun ia dapat dicegah atau dikurangi keparahannya dengan pemberian
vaksin varisela saat bayi berusia di atas 1 tahun sebanyak 1 dosis. Vaksin varisela dapat
mencegah cacar air. Imunisasi bayi dengan vaksin varisela hanya dilakukan sekali saat bayi berusia 12
bulan sampai 18 tahun.Vaksin cacar air juga bisa diberikan kapan pun karena imunisasi ini bisa
diberikan hingga dewasa. Namun, pada anak berusia di atas 13 tahun, waktu pemberian dan dosis
yang diberikan ialah 2 kali dengan interval 4-8 minggu.

6. Japanese encephalitis
Japanese encephalitis (JE) sempat mewabah di Indonesia pada 2015, terutama di daerah Bali,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, hingga Jawa Barat dan DKI Jakarta. Penyakit ini dapat
mengakibatkan radang otak, bahkan pada anak-anak sampai dapat mengakibatkan
kematian.Imunisasi bayi dengan vaksin Japanese encephalitis diberikan pada anak sebanyak dua
kali, yaitu saat bayi berusia 12 bulan dan saat berusia 24 bulan sampai tiga tahun. Namun,
terkadang vaksin hanya diberikan pada daerah endemis atau daerah yang rawan akan penyakit
itu.Jadwal pemberian imunisasi tambahan ini dilakukan mulai pada bayi berusia 9 bulan. Meski
vaksin masih diprioritaskan bagi bayi dan anak-anak di daerah endemik JE, Anda dapat
melakukan imunisasi tambahan tersebut jika ingin membawa anak ke daerah yang pernah
mengalami wabah ini.Vaksin juga dapat diberikan kepada turis yang ingin mampir ke daerah
tersebut. Jika orangtua menginginkan perlindungan jangka panjang, maka imunisasi bayi dengan
vaksin Japanese encephalitis dapat diberikan satu sampai dua tahun setelah imunisasi awal. 
B.GANGGUAN PENYAKIT YANG TERJADI PADA KEHMILAN
menjadi masa yang penuh perjuangan bagi seorang ibu. Beberapa masalah kehamilan
mungkin tak perlu dikhawatirkan karena merupakan reaksi alami. Namun, beberapa masalah
lainnya tak boleh diabaikan karena dapat menimbulkan komplikasi.

a.Apa itu Komplikasi Kehamilan?


kehamilan bisa menjadi saat yang paling menyenangkan namun juga paling menantang
dalam hidup seorang wanita. Pengalaman memiliki seorang manusia baru tumbuh di
dalam tubuh mereka adalah suatu pengalaman yang tak ada bandingannya. Namun,
kehamilan juga merupakan saat di mana wanita paling rawan mengalami berbagai
gangguan kesehatan dan emosional.

Sekeras apapun wanita berusaha, tidak semua kehamilan berjalan dengan semestinya.
Komplikasi dapat terjadi sebelum, saat, atau setelah kehamilan. Beberapa komplikasi
hanya bersifat ringan, namun ada juga yang dapat membahayakan nyawa ibu dan
bayinya.

Karena ada banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi kesehatan wanita dan bayinya,
kesehatan saat kehamilan bukanlah sesuatu yang bisa dijamin. Namun, apabila ibu
mengetahui faktor risiko serta tanda dan gejala kemungkinan komplikasi, ia dapat
melakukan langkah pencegahan atau mencari pertolongan medis dan menghindari risiko
kesehatan yang serius.

b.Penyebab Komplikasi Kehamilan


Komplikasi kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor; mulai dari gen wanita
sampai lingkungan. Semua faktor tersebut dapat membahayakan kesehatan fisik dan
mental wanita.

Komplikasi kehamilan yang paling umum adalah tekanan darah tinggi, pre-eklamsia,
kelahiran prematur, keguguran, diabetes gestasional, anemia, dan infeksi saluran kemih.

 Tekanan darah tinggi: Juga dikenal sebagai hipertensi, kondisi ini terjadi ketika
terjadi penyempitan pembuluh nadi, yang berfungsi untuk mengalirkan darah ke berbagai
organ tubuh dan plasenta. Saat hal ini terjadi, organ tubuh tidak cukup mendapatkan
oksigen dan mineral yang dibawa darah. Ada kemungkinan janin tidak akan tumbuh
secara normal. Pada beberapa kasus, hipertensi akan menyebabkan kelahiran premature
atau pre-eklamsia. Wanita yang telah didiagnosis dengan hipertensi bahkan sebelum
hamil harus mengawasi kondisi mereka secara teratur dan terus mengonsumsi obat-
obatan. Apabila hipertensi terjadi saat kehamilan, maka kondisi ini dinamakan
hipertensi gestasional. Kondisi ini biasanya akan menghilang setelah kehamilan, namun
juga tetap harus diawasi. Beberapa wanita yang mengalami hipertensi gestasional harus
menjalani operasi caesar darurat agar tidak lebih membahayakan nyawa mereka dan bayi
mereka. Pola makan yang tepat, olahraga yang cukup, dan istirahat yang cukup dapat
mengurangi risiko terjadinya hipertensi gestasional.

 Kelahiran prematur: Kelahiran prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum


memasuki minggu ke-37 kehamilan. Risiko kelahiran prematur dapat dikurangi dengan
mencegah infeksi. Pada beberapa kasus, obat-obatan dapat menghentikan atau
memperlambat kondisi ini.

 Keguguran: Apabila kehamilan wanita tidak berkembang dalam 20 minggu, maka


wanita telah mengalami keguguran. Apabila wanita mengalami keguguran setelah 20
minggu, kondisi ini dinamakan “lahir mati”. Sayangnya, banyak faktor risiko keguguran
yang tidak dapat dikendalikan oleh pasien, misalnya kelainan plasenta, pertumbuhan
janin yang buruk, dan kelainan kromosom.

 Diabetes Gestasional: Perubahan hormon selama kehamilan dapat mengganggu


kemampuan pankreas untuk menghasilkan insulin, sehingga menyebabkan diabetes
gestasional. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan yang serius pada kesehatan ibu
dan bayinya.

 Infeksi Saluran Kemih: Infeksi saluran kemih adalah kondisi yang paling umum
terjadi saat kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat
disembuhkan dengan antibiotik. Namun, dokter harus mengetahui bahwa pasien sedang
hamil, sehingga ia dapat memberikan antibiotik yang sesuai.

c.5 Komplikasi Kehamilan yang paling umum terjadi

1. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, namun dengan gejala yang lebih berat. Mual
dan muntah pada hiperemesis gravidarum akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai trimester
kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah, hingga membuat ibu hamil mengalami dehidrasi dan
sulit untuk makan atau minum.
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun salah satu penyebabnya
diduga peningkatan kadar hormon selama kehamilan. Upaya pencegahan pun belum dapat dilakukan
karena penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui.
Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan janin, saat Anda
mengalami mual dan muntah yang cukup parah, segeralah periksakan diri ke dokter. Bila perlu, dokter
akan menyarankan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum untuk diinfus dan dirawat di
rumah sakit.

2. Keguguran
Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan saat usianya belum mencapai 20
minggu. Kondisi ini dapat ditandai dengan perdarahan melalui vagina, perut terasa kram atau sangat
nyeri, sakit menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai demam.
Sebagian besar keguguran terjadi akibat kelainan pada kromosom atau komponen genetik yang
berujung pada gangguan pertumbuhan janin. Hal lain yang juga bisa menyebabkan keguguran adalah
gangguan hormon, kelainan respons kekebalan tubuh (autoimun), terlalu lelah,
merokok, mengonsumsi alkohol, kelainan rahim, dan kelemahan leher rahim.
Risiko keguguran juga akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu, seperti
diabetes, gangguan tiroid, dan tekanan darah tinggi.

3. Anemia
Tubuh memerlukan zat besi, vitamin B12, dan asam folat untuk membentuk hemoglobin, yaitu
protein pada sel darah merah yang berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Saat hamil, kebutuhan darah akan meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun bila tubuh
ibu hamil tidak mampu memproduksi lebih banyak hemoglobin, bisa terjadi anemia. Anemia saat
hamil umumnya ditandai dengan letih, pusing, sulit berkonsentrasi, kulit pucat, bahkan sesak
bernapas.
Anemia pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai. Pasalnya, anemia yang tidak ditangani
bisa menyebabkan berat bayi rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering
terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau memiliki pola makan
tidak sehat.

4.Perdarahan
Sekitar 25-40% wanita hamil mengalami perdarahan di trimester pertama. Walau demikian, tidak
semua perdarahan saat hamil adalah hal yang berbahaya. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses
menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim atau melakukan hubungan seksual
dengan cukup kuat.
Namun, perdarahan saat hamil bisa menjadi kondisi serius bila diikuti dengan gejala keguguran,
seperti nyeri dan kram perut yang hebat. Selain itu, perdarahan yang terjadi akibat kehamilan
ektopik atau pertumbuhan janin abnormal, seperti pada hamil anggur, juga perlu diwaspadai.
Maka dari itu, perdarahan saat hamil tetap tidak boleh diremehkan, meski hanya berupa bercak-bercak
darah yang jumlahnya sedikit. Saat mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan
untuk mendapat penanganan yang tepat.
5. Kurang cairan ketuban
Di dalam rahim, janin berdiam dalam kantung berisi cairan ketuban. Fungsi cairan ini adalah
melindungi janin dari benturan dan infeksi, menjaga suhu rahim stabil, serta membantu organ-organ
janin untuk berkembang.
Jumlah cairan ini akan terus berkurang mulai usia kehamilan 36 minggu hingga akhirnya janin lahir.
Namun hati-hati, turunnya volume cairan ketuban yang terlalu cepat bisa menyebabkan komplikasi
kehamilan, seperti bayi sungsang dan bayi lahir prematur.
Selain lima komplikasi di atas, ada beberapa komplikasi lain yang juga perlu Anda waspadai,
yaitu preeklamsia atau keracunan kehamilan, sindrom HELLP, eklampsia, gangguan plasenta,
diabetes gestasional, dan infeksi saat hamil.
Agar komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dan dideteksi sejak awal, ibu hamil perlu
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika ditemukan adanya komplikasi kehamilan, dokter
akan memberikan sejumlah penanganan sesuai gangguan yang terjadi.
Meski ada berbagai komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan, ibu hamil tidak perlu cemas
berlebihan, karena justru akan mengganggu tumbuh kembang janin dan membuat janin stres. Yang
penting, jagalah kesehatan dengan mengonsumsi makanan kaya nutrisi dan mencukupi waktu
istirahat, serta periksakan kehamilan ke dokter kandungan secara rutin. Jika memiliki komplikasi
kehamilan tertentu dan hendak bepergian dengan pesawat, Bumil juga perlu berkonsultasi ke dokter
kandungan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa perjalanan tersebut aman.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Imunisasi adalah proses untuk membuat imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini
dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap
penyakit tersebut. Bayi yang baru lahir memang sudah memiliki antibodi alami yang disebut
kekebalan pasif

Gangguan pada masa kehamilan


iKomplikasi Kehamilan
kehamilan bisa menjadi saat yang paling menyenangkan namun juga paling menantang
dalam hidup seorang wanita. Pengalaman memiliki seorang manusia baru tumbuh di
dalam tubuh mereka adalah suatu pengalaman yang tak ada bandingannya. Namun,
kehamilan juga merupakan saat di mana wanita paling rawan mengalami berbagai
gangguan kesehatan dan emosional

dari slide pertama ini kita bisa ambil kesimpulan bahwa bertapa pentingnya melakukan
imunisasi dan memgetahui manfaat imunisasi tambahan pada anak
selide ke dua tentang bertapa pentinggnya mengetahui gangguan penyakit pada masa
kehamilan gdan gejala gejala penyakit pada masa kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf?ua
http://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/burden/vpd/surveil
Bandiyah, S.2007. Kehamilan,Persalinan & Gangguan Kehamilan. Jakarta: EGC -----------. 2009.
Kehamilan,Persalinan & Gangguan Kehamilan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai