Anda di halaman 1dari 13

NAMA : Rizky Fadhilah Iqbal

NPM : 201810225315
KELAS : TF 5A6
MATKUL : K3

1. Tangga

Potensi cedera akibat penggunaan tangga memang terbilang tinggi terutama di


sektor konstruksi, baik karena terjatuh dari tangga, tangga ambruk ataupun
terpeleset saat menaiki anak tangga.

Penyebab utama kecelakaan saat penggunaan tangga, di antaranya:

• Kondisi tangga sudah rusak atau cacat.


• Posisi penempatan tangga kurang tepat.
• Tangga ditempatkan pada permukaan yang kotor, licin, atau tidak rata.
• Pekerja tidak mematuhi prosedur keselamatan menggunakan tangga.
• Penggunaan tangga yang tidak tepat menjadi penyebab utama jatuh dari
ketinggian pada pekerjaan konstruksi. Maka, setiap pekerja harus
memahami prosedur keselamatan menggunakan tangga dengan benar.

Keselamatan tangga melibatkan pemeriksaan, persiapan, cara menaiki/menuruni


tangga dengan benar, dan pertimbangan yang hati-hati tentang konsekuensi
penyalahgunaan tangga. Ingatlah tips keselamatan penggunaan tangga pada
pekerjaan konstruksi berikut ini:

• Pilih tangga yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.


• Periksa komponen yang kendur atau rusak pada anak tangga, injakannya,
pegangan, penguat sekrup yang hilang, engsel, baut, mur dan perangkat
keras lainnya. Jika Anda menemukan kerusakan pada tangga, laporkan
kepada atasan dan pasang rambu bahwa tangga tidak dapat digunakan
atau sedang diperbaiki.
• Baca dan ikuti label atau tanda peringatan sebelum Anda naik dan
melakukan aktivitas.
• Tempatkan tangga pada permukaan yang stabil, rata, bersih, tidak licin,
dan di area bebas dari gangguan lalu lintas kendaraan.
• Gunakan barikade pelindung/guard untuk mencegah kemungkinan
tertabrak. Kunci atau beri palang setiap pintu dekat tangga yang bila
terbuka mengarah kepada Anda.
• Berdirikan tangga dengan perbandingan sudut 4:1, artinya jika tangga
disandarkan pada dinding dengan tinggi 4 meter, maka jarak kaki tangga
dengan dinding adalah 1 meter. Bisa juga berdirikan tangga dengan sudut
75° atau boleh kurang, asalkan terdapat penopang pada bagian bawah
tangga.
• Menghadaplah ke tangga saat naik atau turun.
• Gunakan metode 3 titik tumpu (3- points contact) saat naik ataupun turun
tangga. 3 titik tumpu artinya 2 kaki berpijak dengan satu tangan
berpegang pada anak tangga dan satu tangan bergerak menanggapi
tangga atau 2 tangan berpegang pada anak tangga dengan satu kaki
berpijak dan kaki lain bergerak menggapai tangga.
• Ujung tangga harus lebih tinggi sekitar 1 meter di atas lantai kerja.
• Selalu berdiri menghadap tangga dengan tangan memegang anak
tangga. Jangan bekerja di samping kiri atau kanan.
• Jangan menggunakan tangga sebagai jembatan.
• Jangan meletakkan tangga pada kotak, tong, atau benda lain yang tidak
stabil untuk mendapatkan tinggi tambahan.
• Jangan memaksakan melakukan pekerjaan dengan posisi tangga yang
jauh dari objek yang Anda kerjakan. Atur kembali posisi tangga lebih
dekat dengan pekerjaan
• Jangan memindahkan atau menggeser tangga sementara pekerja atau
peralatan masih berada di tangga.
• Hindari kemungkinan tergelincir karena licin, periksa anak tangga dan sol
sepatu Anda terhadap adanya bahan-bahan yang licin.
• Gunakan alat pelindung jatuh saat memanjat apabila diperlukan.
• Hindari membawa barang dengan beban berlebih saat menaiki/menuruni
tangga. Periksa informasi kapasitas beban maksimum tangga dan jika
membawa peralatan, gunakan tas atau tools belt yang memudahkan saat
naik/turun tangga.
• Hindari menggunakan tangga atau step ladders untuk tugas-tugas berat
atau dalam durasi panjang, karena seharusnya peralatan tersebut hanya
digunakan untuk pekerjaan ringan dan durasi pendek (maksimum 30
menit pada satu waktu).

2. Pencegahan Kecelakaan Kerja


Pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor peralatan dan
lingkungan kerja dapat dilakukan dengan membuat prosedur kerja standar K3
dan prosedur kerja standar teknis.

Pencegahan Kecelakaan karena alat pengangkutan dan lalu lintas


Pengaturan lalu lintas kendaraan, orang, barang dan peralatan harus mendapat
perhatian dan pengawasan secara teratur.Penempatan barang, material dan
peralatan di dalam gedung harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak
mengganggu dan membahayakan pekerja dan penghuni pada saat
pengangkutan dan pemindahannya. Ketentuan dan persyaratan pengangkutan
dan pemindahan barang, material dan peralatan antara lain sebagai berikut:
Alat harus dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
Data dan informasi alat harus lengkap.
• Perlengkapan tambahan harus ada dan berfungsi dengan baik.
• Prosedur dan cara penggunaan alat harus benar.
• Penempatan alat dan material harus baik dan teratur.
• Disiplin dan keahlian pekerja harus tinggi.
• Pengamanan dalam pengangkutan dan lalulintas harus baik.
• Cara pengangkutan material/barang harus benar.
• Beban/muatan tidak melebihi kapasitas alat pengangkutan.
• Tanda lalu lintas dan pengaman lainnya harus lengkap.

Pencegahan Kecelakaan karena kejatuhan benda


Pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh benda-benda jatuh dan
bagian bangunan yang rubuh antara lain sebagai berikut:

• Perlu dipasang jaring atau jala pengaman di area bawah.


• Harus dipasang tanda “Hati-hati, ada pekerjaan di atas”.
• Dilarang membuang benda yang tidak terpakai ke bawah.
• Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan harus pada tempatnya.
• Pemasangan material/peralatan harus baik dan pada tempatnya.
• Cara mengangkat material/peralatan ke atas harus benar.
• Mengangkat material/peralatan tidak melebihi batas muatan.
• Pekerja harus mengenakan topi pelindung/safety helemt.

Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras


Pencegahan kecelakaan kerja ini antara lain sebagai berikut :

• Jalan kerja dan tempat injakan kaki harus tetap bersih, cukup terang dan
tidak licin.
• Cara kerja harus dalam posisi dan sikap yang benar.
• Pekerja harus tetap hati-hati, teliti dan disiplin.
• Jangan menggunakan alat kerja sembarangan dan bukan semestinya.

Pencegahan kecelakaan karena jatuh dari ketinggian


Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :
• Pastikan scaffolding atau gondola layak pakai dan beban tidak melebihi
kapasitas.
• Injakan kaki harus kuat, bersih dan berlapis serta cukup lebar untuk posisi
pekerja.
• Pekerja harus menggunakan semua alat pengaman dan penyelamatan
antara lain safety belt, safety rope and safety helmet.

Kecelakaan karena aliran listrik, kebakaran dan ledakan


Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut :

• Aliran listrik harus ditangani oleh pekerja yang ahli.


• Pemeliharaan dan perbaikan kabel dan panel harus dilakukan secara
kontinyu.
• Pekerja harus teliti, hati-hati dan waspada serta mengamankan aliran
listrik sebelum bekerja.
• Pekerja dilarang merokok selama bekerja dan membuang api sekecil
apapun di tempat bahan-bahan yang mudah terbakar.
• Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber
api dan diberi tanda dilarang merokok.
• Tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah meledak harus dingin
dan tertutup rapat.
• Pengamanan terhadap peralatan dan bahan material yang dapat meledak
harus sangat hati-hati dan teliti.

3. 1). Faktor Manusia

Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik,
mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang.

Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja
secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya
paparan yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula.
Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja
disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun
negatif.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang
digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari
adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.

Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses
sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu
yang optimal.

Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang
mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan
praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih
banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan
dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan.

2.Faktor Lingkungan

Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja
dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan
daya dengar dan tuli akibat kebisingan.

Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu
dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.
Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi
kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan
motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.Sedangkan menurut Grandjean
dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan mengakibatkan rasa letih dan
kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja.
Hal ini akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas
dengan jumlah yang sangat sedikit.

Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi
benda-benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan
kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.

Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan
bahan kimia yang merusak Karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak
atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.

3.Faktor Peralatan

Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih
berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

Letak mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi
manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah
sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga
cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah Termasuk juga
dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh letak mesin
dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan
lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.

4. A. Pengertian Identifikasi Resiko


Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut
Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara
umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang
atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Jadi Identifikasi Resiko dapat dijabarkan proses dimana perusahaan secara
terus menerus mengidentifikasi kerugian property, liability, personal sebelum
terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan
(penyebab langsung terjadinya kerugian).
B. Katagori Resiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :.

Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.Risiko spekulatif
kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis(business risk).
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh
adalah kebakaran, apabila perusahaan menderiat kebakaran,maka perusahaan
tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi
kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan
maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan
asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (
insurable risk ).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat
kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan
untung
Tahapan ini bertujuan untuk mengindentifikasi risiko yang harus dikelola
organisasi melalui proses yang sistematis dan terstruktur. Proses ini sangat
penting karena risiko yang tidak terindentifikasi pada proses ini tidak akan
ditangani pada proses-proses selanjutnya. Proses ini juga harus mengupayakan
untuk mengindentifikasikan risiko-risiko baik yang dalam kendali organisasi
maupun diluarkendali organisasi(eksternal). Proses tersebut dimulai dengan
mengindentifikasikan secara komperehensif, ekstensif dan intensif mengenai
risiko apa saja yang dapat terjadi, dimana dan bilamana. Setelah memperoleh
daftar risiko yang dapat terjadi maka dimulai analisis mengapa hal tersebut dapat
terjadi dan bagaimana terjadinya.
Sasaran indentifikasi risiko adalah mengembangkan daftar sumber risiko dan
kejadian yang komperehensif serta memiliki dampak terhadap pencapaian
sasaran dan target (atau elemen kunci) yang terindentifikasi dari konteks.
Dokumen utama yang dihasilkan dalam proses ini adalah daftar risiko(risk
register)

Komponen Resiko
Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu kejadian, peristiwa atau
kondisi yang dapat berkembang/terjadi, namun mencakup pula berbagai
informasi yang terkait dengan kejadian, peristiwa atau kondisi tersebut. Oleh
karena itu dalam proses identifikasi risiko, informasi yang dikumpulkan antara
lain mencakup:
Sumber risiko;stake holder, benda atau kondisi lingkungan yang dapat memicu
timbulnya risiko.
Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi di dalam perusahaan
atau proyek yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko - risiko seperti ini
biasanya timbul karena masalah keuangan, organisasi, karyawan, lingkungan
kerja, perubahan produk dan masalah-masalah lain di dalam perusahaan atau
proyek yang tidak menunjang pencapaian yang diharapkan. Akibatnya, terjadilah
penundaan waktu penyelesaian proyek, peningkatan biaya atau gangguan /
interupsi pada arus kas.

Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor risiko di luar kontrol / kendali manusia,
misalnya aktivitas di pasar uang / pasar modal, kebijakan di bidang perpajakan,
perubahan lingkungan / alam (cuaca), dan lain-lain. Ketika risiko-risiko ini terjadi,
yang paling penting adalah bagaimana menghadapinya. Contoh faktor risiko
eksternal dalam rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan pulau
Jawa dan Sumatra adalah gempa bumi yang kuat dan tsunami, karena selat
Sunda termasuk salah satu area di dunia yang sangat sering diguncang gempa.
Oleh karena itu, jembatan itu harus dibangun dengan kekuatan yang sanggup
untuk menahan gempa bumi dan tsunami.
o Kejadian : peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap
pencapaian sasaran dan target.
o Konsekuensi:dampak terhadap asset organisasi atau stake holder
o Pemicu (apa dan mengapa) : faktor-faktor yang menjadi pemicu timbulnya
o Suatu peristiwa berisiko
o Pengendalian : langkah-langkah antisipasi dan pencegahan awal yang
dapat dilaksanakan
o Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko itu dapat terjadi elemen-
elemen kunci diatas dapat bertambah atau malah berkurang tergantung
kebutuhan pada saat menetapkan konteks manajemen risiko.
Cara Mengindentifikasi Resiko

Identifikasi risiko berdasarkan tujuan.


Pendirian sebuah perusahaan tentulah mempunyai tujuan. Jadi, peristiwa-
peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh
tujuan perusahaan akan diindentifikasikan sebagai risiko.
Contoh : Kebijakan moratorium / penghentian sementara izin baru alih fungsi
lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang akan
mulai diberlakukan pada awal tahun 2011 oleh Kementerian Kehutanan untuk
semua sektor industri, mulai dari perkebunan, pertambangan sampai kehutanan,
dapat diidentifikasikan sebagai risiko yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis di
bidang perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan kehutanan yang telah
merencanakan ekspansi bisnis sebagai tujuan usaha mereka pada tahun 2010
sampai 2012, karena dengan adanya kebijakan moratorium tersebut dapat
membuat tidak tercapainya sebagian / seluruh tujuan perusahaan.

Identifikasi risiko berdasarkan skenario.


Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut merupakan alternatif-
alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, peristiwa-peristiwa yang
memicu terjadinya alternatif skenario yang tidak diharapkan / di luar yang telah
ditetapkan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai risiko
Hasil dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang
akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari
sifat dari risiko-risiko itu.
Proses Identifikasi Risiko
Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditangani dan
kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan
untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan
dalam proses identifikasi risiko, antara lain :
1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa
yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang
akan dikembangkan / dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian
besar proses identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal
yang menjadi perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar identifikasi
risiko-risiko adalah manajemen, organisasi, peraturan pemerintah, pihak ke tiga,
kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.
2. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko
itu harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis.
Pengelompokkan risiko-risiko itu bertujuan untuk mencegah terjadinya
pengulangan dan membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-
risiko.
3. Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan identifikasi risiko ? Perusahaan dapat membentuk tim
khusus untuk mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggota-
anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang
menguasai / memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko
dan pemegang saham.
Teknik-teknik yang Dipakai Dalam Mengidentifikasi Risiko
1. Kumpulkan informasi
misalnya dengan cara : Tukar pikiran diantara tim dan mintalah setiap orang
untuk mengidentifikasi area-area mana saja yang berpotensi risiko. Setiap orang
mungkin bisa menuliskan 3 (tiga) sampai 5 (lima) peristiwa-peristiwa yang
mengandung risiko di areanya masing-masing. Dimulai dari risiko utama sampai
pada risiko-risiko yang lebih kecil yang merupakan bagian dari risiko utama itu.
Di papan tulis, orang pertama dapat menulis di baris pertama, dilanjutkan
dengan orang berikutnya untuk menghindari duplikasi dan menghemat waktu.
Keuntungan dari cara ini adalah masukan dari seseorang dapat memicu
timbulnya masukan lain dari orang berikutnya.
2. Interview
3. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)

4. Pengalaman pribadi dan intuisi


o Buatlah sebuah daftar berisi risiko-risiko berdasarkan pengalaman masa lalu
atau pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari proyek sejenis
o Lakukan pemetaan dimana kita harus membuat kategori risiko dari seluruh
risiko yang telah diidentifikasikan tersebut.
Risiko – risiko yang telah diidentifikasi dapat dikategorikan dalam :
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi akan terjadi terus
menerus, tapi kita tidak mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak
kerugian yang ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi : perubahan dalam
kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam sosial, politik
dan lingkungan, perubahan dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata
uang, tidak stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang ekstrim,
perubahan selera pelanggan, tidak tersedianya bahan mentah, dll. Contoh :
kenaikan harga kertas merupakan salah satu risiko yang diidentifikasi oleh
penerbit buku. Kenaikan harga kertas +/- 40% pada tahun 2010 ini memukul
industri buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga buku.
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi jarang terjadi dan kita
berusaha melakukan tindakan untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-
peristiwa itu. Contoh : bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan
gunung berapi), tidak tersedianya bahan mentah, terbatasnya / kurangnya modal
kerja / pendanaan untuk suatu proyek, faktor-faktor eksternal seperti terorisme,
sabotase, perang, dll
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di dalam internal
bisnis / organisasi. Contoh : tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen
yang tidak kompeten, minimnya kepemimpinan manajemen, sistim komunikasi
yang tidak berjalan baik di dalam perusahaan, karyawan mogok kerja, prosedur
seleksi / rekrutmen karyawan yang tidak memadai, tugas & tanggung jawab yang
tidak jelas.
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat teknis : bekerja
dalam kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat
keamanan kerja yang tidak sesuai standar, dll.
o Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan / peraturan pemerintah,
pergantian kabinet, dll.
o Hukum dan peraturan pemerintah
Contoh : Berdasarkan Ketentuan Badan Standar Nasional Indonesia No. 13-
6910-2002 tentang Operasi Pengeboran Darat dan Lepas Pantai di Indonesia,
maka sumur-sumur pengeboran harus berjarak sekurang-kurangnya 100 meter
dari jalan umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat lain dimana
sumber nyala api dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003
peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk pertambangan. Tetapi, fakta yang
terjadi adalah jarak sumur pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur
dengan pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan
pengeboran dilakukan di kawasan industri. Hal ini merupakan risiko yang harus
diidentifikasi oleh Lapindo Brantas Inc. sebelum melakukan pengeboran. Karena,
bila terjadi kecelakaan pada saat pengeboran, maka ekologi dan manusia di
sekitar lingkungan akan terkena dampaknya. Pihak Lapindo pun harus
menanggung kerugian finansial bila terjadi kesalahan pengeboran.

Analisa daftar risiko-risiko tersebut


Suatu proses Analisa identifikasi risiko akan menghasilkan daftar risiko yang
memuat informasi mengenai risiko-risiko yang telah diidentifikasikan, akar
penyebab terjadinya risiko dan kategori risiko-risiko.Identifikasi Resiko perlu
dilakukan secara terus menerus karena risiko-risiko baru bisa saja muncul ke
permukaan ketika suatu proyek sedang berlangsung / dikerjakan.

5. -Harus bisa memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik


-APD harus seringan mungkin dan nyaman digunakan.
-Dapat dipakai secara fleksibel
-Tidak menimbulkan bahaya tambahan
-Tidak mudah rusak dan memenuhi standar sesuai petunjuk teknis
-Pemeliharaannya mudah
-Tidak membatasi gerak petugas kesehatan

6. 1. Dilaksanakan oleh Pengawas/Supervisor sebelum dimulainya tugas


pekerjaan.
2. Dilaksanakan di daerah aman yang berdekatan dengan tempat kerja
3. Isi pembicaraan harus cukup untuk memastikan bahwa semua anggota
kelompok kerja menyadari tugas masing-masing, setiap bahaya yang mungkin
dihadapi, efek pekerjaan mereka mungkin memiliki pada keselamatan orang lain,
dan dampak terhadap lingkungan
4. Harus menerangkan prosedur terkait pekerjaan, misalnya ijin bekerja ,
mengidentifikasi setiap langkah-langkah pekerjaan, dan identifikasi semua
persyaratan keselamatan kerja

7. Penyumbat Telinga (Ear Plug)

Menggunakan ear plug dapat menghalau suara bising yang dapat merusak
organ dalam telinga hingga kurang lebih 30 dB.

Anda dapat menemukan dua jenis ear plug, yaitu yang dapat digunakan berkali-
kali (non disposable) dan sekali pakai (disposable). Disposable ear plug
umumnya berbahan dasar kapas sedangkan non disposable ear plug berbahan
dasar plastik cetak atau karet.

Respirator

Masker pernafasan memiliki fungsi untuk menyaring cemaran bahan kimia,


partikel debu, mikroorganisme, asap, uap, aerosol, atau kotoran lain yang
mengotori udara yang Anda hirup. Sehingga, kesehatan organ pernapasan dapat
lebih terjaga dan sehat.

Respirator memiliki fungsi mirip seperti masker. Hanya saja alat safety ini biasa
digunakan di lingkungan kerja berbahaya, seperti misalnya lingkungan kimia,
nuklir, gua dll.

Pelindung Wajah (Face Shield)

Face shield atau alat pelindung wajah adalah komponen APD yang penting
untuk mengurangi kemungkinan wajah terpapar cemaran air atau udara, zat
kimia berbahaya, percikan larutan panas, ataupun goresan benda tajam lainnya.
Biasanya alat ini digunakan pada aktivitas pengelasan.
8. 1. Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya pada kegiatan
perusahaan
2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah benar-benar
dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan
3. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul
gangguan atau kerugian

Anda mungkin juga menyukai