Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN HASIL KEGIATAN INSPEKSI K3 DI PROYEK

PEMBANGUNAN JALAN X

Niza Nur Azizah


R0215075

PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada
tahun 2013 angka kecelakaan kerja Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu
tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan
kerja. Sementara dalam kurun satu tahun jumlah kasus penyakit umum pada
pekerja ada sekitar 2.998.766  kasus. Sementara itu, dari data Internasional
Labor Organization (ILO) tahun 2014 ,di Indonesia terdapat 99.000 kasus
kecelakaan kerja setiap tahunnya. Dari total jumlah tersebut, sekitar 70 persen
berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (Departemen
Kesehatan Indonesia, 2014).
Tingginya prevalensi kecelakaan kerja di Indonesia disebabkan
beberapa faktor. Salah satunya yaitu, minimnya kesadaran instansi dalam
menaati peraturan Keselamatan dan Kesehatan kerja. Padahal sebagai negara
dengan mayoritas masyarakatnya adalah masyarakat pekerja maka sudah
seharusnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja mutlak ada dalam
setiap kegiatan yang melibatkan banyak pekerja, salah satunya yaitu pada
bidang kontraktor.
Jumlah perusahaan kontraktor di Indonesia sangatlah banyak, tercatat
dari data LPJK pada tahun 2007 terdapat 70.000 ribu perusahaan yang
bergerak dalam jasa kontruksi. Sementara berdasarkan data International
labour Organization (ILO) pada tahun 2015 bahwasannya setiap hari terdapat
kasus kecelakaan kerja yang menimpa pekerja buruh sebanyak 100.000
3

tenaga kerja buruh dengan prosentasi 30% di antaranya terjadi pada sektor
konstruksi.
Tingginya kasus kecelakaan kerja pada sektor konstruksi disebabkan
beberapa faktor di antaranya yaitu kurangnya pengawasan yang
mengakibatkan lemahnya perlindungan kerja (Chandra Kurniawan, 2015).
Kegiatan pengawasan dalam lingkungan kerja dapat dilakukan melalui
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu dengan inspeksi.
Inspeksi merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang bersifat
klasik, tetapi masih sangat relevan dan secara luas sudah banyak diterapkan
dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi dilapangan, termasuk untuk
memperkirakan besarnya resiko. Kegiatan inspeksi merupakan salah satu
upaya yang bersifat “proactive” bertujuan untuk memastikan apakah fasilitas
kerja yang ada di lapangan telah dikelola dengan baik (well-managed).
Dengan inspeksi, harapannya petugas K3 akan memperoleh umpan-balik
yang sangat berharga bagi manajemen dalam merencakan tindakan perbaikan.
Kegiatan inspeksi dalam suatu area kerja bermacam-macam, salah satunya
yaitu dengan inspeksi rambu-rambu keselamatan kerja (Safety signs).
Rambu-rambu keselamatan kerja (Safety signs) di tempat kerja sangat
diperlukan sebagai arahan atau petunjuk dalam melindungi pekerja dari
insiden. Tujuan dari adanya rambu-rambu keselamatan adalah memberikan
informasi tentang pengertian suatu objek dan situasi di tempat kerja yang
berbahaya. Misalnya rambu-rambu tentang jalur evakuasi, alat pemadam
kebakaran dan lain-lainnya.
PT Xmerupakan salah satu perusahaan BUMN konstruksi di
Indonesia. Xsaat ini memiliki 6 Strategic Business Unit (SBU) yang meliputi
konstruksi (Kontruksi sipil dan konstruksi Bangunan Gedung), Mekanika
Elektrikal, Real Estate dan industri lainnya. Salah satu proyek yang sedang
dilaksanakan dalam waktu ini adalah pembangunan jalan tol X-Y, Jawa
Timur.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami melakukan kegiatan
Inspeksi di PT X(X) dengan tujuan sebagai sarana kegiatan pelatihan
4

mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS


dalam kontrol manajemen dengan kesesuain teori dan lapangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan safety sign di PT X(X)?
2. Bagaimana hasil kegiatan inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT X(X) tentang safety sign?
C. Tujuan
1. Mengetahui penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT
X(X)
2. Mengetahui hasil kegiatan inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT X(X) tentang safety sign.

D. Manfaat
a. Dapat mengetahui penerapan inspeksi di PT X(X)
b. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan
c. Dapat mengetahui secara langsung penerapan K3 di suatu
perusahaaan
d. Mampu melaksanakan inspeksi di suatu perusahaan
BAB II
METODE PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan
Kegiatan inspeksi yang dilaksanakan 2 kali pada :
Kegiatan Inspeksi I
Hari, tanggal : Senin, 9 Mei 2016
Waktu : 08.00-selesai.
Tempat : Proyek x
Alamat :, Boyolali

Kegiatan Inspeksi II
Hari, tanggal : Rabu, 11 Mei 2016
Waktu : 13.00-selesai.
Tempat :x
Alamat : xx.

B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. X(X) lahir dari semangat menasionalisasi perusahaan-
perusahaan Belanda. Pada tanggal 11 Maret 1960, Vies & Co,
perusahaan milik seorang bernama Vies yang tidak diketahui persis siapa
nama lengkapnya, diambil alih oleh karyawannya sendiri. Sementara itu,
kantornya yang berkedudukan di Jalan Johar, Jakarta Pusat, diambil oleh
tentara. Daripada perusahaan itu hilang tidak karuan, akhirnya
pemerintah memberi status Perusahaan Negara (PN) pada X. Perusahaan
ini diletakkan di bawah kendali Departemen Pekerjaan Umum dan

5
6

Tenaga Listrik (PUTL) karena bisnis Vies & Co adalah instalasi listrik
dan pemipaan, yang sangat dekat dengan kelistrikan dan konstruksi.
Sebelum tahun 1965, Xdikenal sebagai instalasi listrik dan pipa
air yang hasil kerjanya bagus. Karena itu, Xdipercaya untuk menangani
instalasi listrik, pemasangan AC, dan pipa air dibanyak gedung terkenal
di Jakarta, seperti, gedung Bank Indonesia, Sarinah, dan Markas
Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Proyek yang bernilainya
sangat besar untuk ukuran itu adalah proyek Ganefo berupa Gedung
olahraga untuk Asian Games (kini bernama Gelora Bung Karno) di
kawasan Senayan Jakarta.
Perubahan lain mulai berlangsung di tubuh Xpada awal dasawarsa
1970-an. Xmasuk bidang kontraktor sipil. Sebagai usaha rintisan, skala
kontrak yang diambil tentu belum besar. Pada saat yang sama, Xjuga
masuk ke kontraktor bangunan perumahan. Semua masih sederhana.
Inilah cikal bakal lahirnya bisnis jasa kontruksi X.
Semangat motivasi untuk melahirkan bisnis baru tersebar di
semua sendi kehidupan X. Jasa kontruksi yang telah tumbuh bahkan bisa
melahirkan Divisi Realty dan Properti pada tahun 1980-an. Divisi ini
muncul dari kontrak dengan Perum Perumnas untuk membangun rumah-
rumah murah. Xmenawarkan suatu konsep perumahan yang disebut
konsep rumah taman, kemudian membangun dan menjualnya.
Perumahan yang dibangun Xternyata banyak diminati. Inilah cikal bakal
lahirnya bisnis tempat tinggal Xyang bernama XREALTY.
Di bidang perdagangan sejak tahun 1987 Xtelah mengekspor
berbagai komoditi hasil industri Xseperti furniture, tiang beton, pemanas
air tenaga surya, konektor dan aksessorinya serta komponen aluminium
casting lainnya telah dikenal di pasar Malaysia, Amerika, Belanda,
Perancis, dan negara Eropa lainnya.
Diversifikasi yang spektakuler berlangsung dengan kelahiran
industri beton di X. Dimana industri beton tersebut merupakan industri
beton bermutu tinggi dengan beragam produk, seperti beton gelegar
7

untuk jembatan, tiang pancang, saluran air, dan bantalan jalan rel kereta
api. Bisnis beton inipun terus tumbuh dan membesar sampai menjadi
perusahaan tersendiri (XBETON) pada tanggan 11 Maret 1977.
2. Struktur Organisasi
Tabel 3.1 Struktur organisasi

Pemegang Saham

Dewaan Komisaris

Direksi

Sekretaris SPI
Korporat

GM DIVISI DEP ANAK USAHA

PATUNGAN
PERSH

GMPP DSU I EPC

WIKA IKPT
DSU II

GMOP DSU III BETON

WIKA WIKA
GMKU DBG
NGK

Keterangan :
GMPP : General Manajer Pengembangan Pasar
GMOP : GM Operasi
GM KU : GM Keuangan
GMPSDM : GM Pengembangan Sistem & Usaha
DSU : Divisi Sipil Umum
DBG : Divisi Bangunan Gedung
DME : Divisi Mekanikal dan Elektrikal
8

DPK : Divisi Peralatan Konstruksi


DPEC : Departemen Engineering, Procurement, Construct
XBETON : PT. XBeton
XINTRADE : PT. XIntrade
XREALTY : PT. Wijaya Realty
IKPT : PT. Inti Karya Persada Teknik
XNGK : PT. Sinarwijaya Ekapratista
Struktur organisasi tersebut berbentuk “matriks” yang selama ini
diterapkan perusahaan cukup efisien dan fleksibel dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan usaha yang begitu cepat. Sistem dalam organisasi
ini akan dapat mengakomodasi tumbuhnya profesionalisme di setiap
bidang usaha tanpa mengurangi orientasi pada sasaran usaha.
Struktur organisasi sebagaimana terlihat diatas terdiri atas :
1. Direksi
2. General Manager
3. Manager Biro
4. Manager Divisi yang bertanggung jawab atas “profit centre”
Pada dasarnya Direksi merupakan kesatuan, namun untuk
mengantisipasi persaingan dalam rangka peningkatan efisiensi dan
penyederhanaan jenjang pengambilan keputusan, tugas direksi dibagi
atas dasar pengelompokan fungsi-fungsi dan/atau unit usaha strategis
yaitu :
1. Direktur Utama
2. Direktur Operasi I
3. Direktur Operasi II
4. Direktur Keuangan
5. Direktur SDM dan Pengembangan
Pembagian tugas masing-masing Direksi tersebut diatur dalam
Surat Keputusan tersendiri. Sebagai unsure pembantu Pimpinan (Dirut)
untuk melaksanakan fungsi pengawasan, maka dibentuk Satuan
9

Pengawasan Intern yang dikepalai oleh seorang Kepala Satuan


Pengawasan Intern.
Sebagai pengelola fungsi sekretariat perusahaan, hukum,
pembinaan usaha kecil dan koperasi, dan bina lingkungan maka dibentuk
organ di tingkat kantor pusat yaitu Sekretariat Korporat yang dikepalai
oleh Sekretaris Korporat.

C. Observasi
1. Proses Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol
Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik
dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam
pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :

a. Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang


Pekerjaan pematokan dan pengukuran ulang dilaksanakan oleh
kontraktor pelaksana dengan tujuan pengecekan ulang pengukuran.
Pemasangan patok pengukuran untuk profil memanjang dipasang
pada setiap jarak 25 meter.
b. Survey kelayakan struktural konstruksi perkerasan.
Kelayakan struktural konstruksi perkerasan dilaksanakan dengan
pemeriksaan destruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan
menggunakan alat Benkelman.
c. Pengadan direksi keet untuk pengadaan direksi keet ini pihak
kontraktor pelaksana membuatnya disekitar lokasi proyek. Direksi
keet ini berfungsi untuk tempat beristirahat para pekerja dan
penyimpanan material serta peralatan pekerjaan.
d. Penyiapan badan jalan. Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi,
penutupan jalan dan lainnya. Sehingga pelaksanaan proyek ini
berjalan dengan lancar.
Tabel 3.2 Pekerjaan tanah
10

  

e. Pekerjaan Galian
1) Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan
tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan.
2) Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu
dilakukan pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk
membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
3) Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus
melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur
(theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah
dipotong kembali dengan menggunakan alat berat (motor
grader), sampai elevasi yang diinginkan.
4) Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan
Vibrator Roller.
5) Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (uji
density Sand Cone test) di lapangan.
Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :
1) Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan
atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur
jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong
11

bagian ruas jalan sesuai dengan gambar rencana, sedangkan


pengangkutan dilakukan dengan menggunakan dump truck.
2) Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian bongkahan batu
dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada pekerjaan galian
batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan alat bertekanan
udara (pemboran) dan peledekan.
3) Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala
jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan
dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas
untuk galian lantai pondasi jembatan.
f. Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan

Sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului


dengan pekerjaan clearing dan grubbing agar lokasi yang akan
dikerjakan tidak mengandung bahan organik dan benda-benda yang
mengganggu proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi
lapis dengan ketebalan tertentu dan dilakukan proses pemadatan.
Proses penimbunan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Timbunan biasa pada timbunan biasa ini material atau tanah
yang biasa digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang
telah memenuhi syarat.
2. Timbunan pilihan pada pekerjaan timbunan ini tanah yang
digunakan berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt.
Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan
kurang dari 6%.
Proses pemadatan tanah dimaksudkan untuk memadatkan
tanah dasar sebelum melakukan proses penghamparan material
untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat
12

seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.


Adapun langkah kerja dari proses pemadatan tanah, yaitu :
1. Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan
menggunakan Dump Truck.
2. Menumpahkan material pada lokasi tempat dimana akan
dilaksanakan pekerjaan penimbunan.
3. Meratakan material menggunakan Motor Grader sampai
ketebalan yang direncanakan. Sebagai panduan operator
Grader dan vibro maka dipasang patok tiap jarak 25 m yang
ditandai sesuai dengan tinggi hamparan.
4. Memadatkan tanah denga menggunakan Vibrator Roller yang
dimulai sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke
arah sumbu jalan dalam keadaan memanjang, sedangkan pada
tikungan (alinyemen horizontal) harus dimulai pada bagian
yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah yang
tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan dengan 6 pasing (12 x
lintasan) hingga didapatkan tebal padat 20 cm hingga didapat
elevasi top subgrade yang sesuai dengan rencana.
g. Pengujian kepadatan tanah dan pengujian sand cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan
dan kadar air dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dilapangan dengan perencanaan pekerjaan.
Tabel 3.3 Pengujian kepadatan tanah
13

h. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah

Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas


dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah yang berfungsi
sebagai :

1) Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban


roda ke tanah dasar. Dengan nilai CBR 20% dan Plastisitas
indeks (PI) ≤ 10%.
2) Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan
lapisan perkerasan diatasnya.
3) Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
4) Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
5) Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
6) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik kelapis atas. Tebal rencana lapisan pondasi bawah ini
adalah 20 cm.
i. Peralatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat


sebagai berikut :

1) Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat


dari tempat pengambilan material, selanjutnya dimasukkan
kedalam dunp truck.
2) Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base
B ke lokasi pekerjaan.
3) Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
4) Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B
setelah penghamparan.
2. Checklist
Inspeksi dilakukan dengan mengelilingi area PT. Xdengan
didampingi melakukan inspeksi, kita melakukan briefing dengan pihak
14

PT. X. PT. Xsudah tersedia checklist inspeksi dari perusahaan secara


keseluruhan.
Inspeksi dimulai dari mengecek kondisi area di luar, kemudian
ditemukan temuan-temuan yang sudah sesuai namun ada beberapa yang
masih perlu perbaikan. Setelahnya dilakukan pengecekan di area dalam
(gedung), ada temuan yang sudah sesuai namun ada juga beberapa yang
masih tidak sesuai. Berikut ini beberapa data yang telah kami peroleh :

CHECKLISTS INSPEKSI K3L (SAFETY PATROL)

Nama Perusahaan : PT. XKONSTRUKSI


Lokasi Inspeksi : Proyek Pembangunan Jalanx
Tanggal Inspeksi : Senin, 9 Mei 2016
Waktu Inspeksi : 08.00 – selesai
Inspektor : Kelompok 2 Kelas A

Tabel 3.4 Checklist inspeksi K3L

No. Uraian Ya Tidak Temuan Rekomendasi

MATERIAL B3

1 Wadah penyimpanan √ Di lokasi  Eliminasi :


bahan dalam kondisi baik proyek, wadah menghilangkan
(tidak bocor/rusak) penyimpanan wadah yang rusak
B3 berada  Substitusi :
dalam kondisi mengganti wadah
baik dan tidak yang kondisinya
bocor (tidak bocor/
rusak)
 Engineering
control :
menggunakan
15

wadah yang
terbuat dari bahan
yang tidak mudah
bocor/rusak
 Administrasi :
Pengecekan wadah
penyimpanan B3
lebih ditingkatkan
agar tidak terjadi
kerusakan atau
kebocoran

2 Wadah penyimpanan √ Wadah  Substitusi :


bahan memiliki label yang penyimpanan penggantian label
jelas dilengkapi dengan yang lebih
dengan label jelas
yang sesuai  Engineering
dan jelas control :
label yang
digunakan pada
wadah
penyimpanan
sebaiknya
menggunakan
warna mencolok/
terang agar
menarik perhatian
sehingga pengguna
otomatis akan
membaca label
terlebih dahulu dan
wadah terbuat dari
16

bahan yang tidak


mudah rusak.
 Administrasi :
melakukan
pengecekan pada
label secara
berkala

3 Tempat penyimpanan √ Tempat  Administrasi :


bahan bersih dari penyimpanan melakukan
ceceran/spill bahan bahan bersih pengecekan pada
dari ceceran tempat
penyimpanan
bahan secara
berkala

4 Tabung gas disimpan √ Pada saat  Administrasi :


dalam posisi berdiri tegak melakukan Sebaiknya tabung
dan diikat inspeksi gas disimpan
terdapat dalam posisi
tabung gas berdiri tegak dan
yang tidak diikat
berada pada
posisi berdiri
tegak dan
terikat

5 Tabung gas kosong √ Tabung gas  Engineering


diletakan terpisah (diberi yang sudah control :
label) kosong Pemberian tempat
dipisahkan penyimpanan
dari tabung khusus untuk
gas yang tabung gas yang
17

masih terisi sudah kosong


dengan diberi  Engineering
label untuk control :
menandakan Sebaiknya label
apabila yang dipasang di
kosong tabung gas yang
kosong mudah
terlihat dan
tertempel dengan
baik
 Administrasi :
pengecekan secara
berkala untuk
membedakan
tabung gas yang
kosong dengan
yang isi

6 MSDS tersedia di ruang √ MSDS sudah  Administrasi :


penyimpanan bahan tersedia di memperbarui data
ruang MSDS secara
penyimpanan berkala
bahan

7 Disediakan bahan √ Bahan yang  Engineering


penyerap tumpahan di digunakan control :
ruang penyimpanan untuk Sebaiknya bahan
menyerap penyerap yang
tumpahan di digunakan
ruang merupakan sejenis
penyimpanan kain dan bukan
yaitu serbuk serbuk kayu karena
18

kayu serbuk kayu dapat


mengotori lokasi

8 APD dan kotak P3K √ APD dan  Substitusi :


disediakan dalam ruang kotak P3K Mengganti APD
penyimpanan diletakan di dan peralatan P3K
ruang yang sudah tidak
penyimpanan layak dengan yang
direksi keet baru
yang jauh  Administrasi :
dari lokasi Sebaiknya APD
kerja dan kotak P3K
diletakan tidak
jauh dari lokasi
kerja

PEKERJA & CARA KERJA

1 Pekerja menggunakan √ Kebanyakan  Adminisrasi :


APD yang dipersyaratkan pekerja sudah Pemberian
menggunakan peringatan secara
APD namun langsung kepada
kadang ada pekerja yang tidak
beberapa menggunakan
pekerja yang APD dengan baik
tidak  Administrasi :
menggunakan training cara
APD dengan penggunaan APD
baik dengan baik dan
benar kepada
pekerja

2 Pekerjaan dilakukan sesuai √ Pekerja  Administrasi :


dengan cara / metode kerja melakukan pemberian SOP
19

yang telah ditetapkan pekerjaan yang jelas dan


dengan baik instruksi/arahan
sesuai kerja
metode  Administrasi :
training/ pelatihan
kerja

3 Menggunakan peralatan √ Pekerja  Administrasi :


kerja dengan benar menggunakan pemberian SOP/
peralatan instruksi mengenai
dengan baik cara penggunaan
sesuai peralatan kerja
fungsinya dengan baik dan
benar
 Administrasi :
pemberian training
kepada pekerja
tentang
penggunaan
peralatan kerja
dengan baik dan
benar

4 Menggoperasikan mesin √ Operator  Administrasi :


sesuai dengan persyaratan mesin sudah pemberian SOP/
teknis memiliki izin instruksi mengenai
dan sudah cara pengoperasian
diberikan mesin dengan baik
briefing dan benar
sebelum  Administrasi :
pengoperasia pemberian training
n mesin kepada pekerja
20

tentang cara
pengoperasian
mesin dengan baik
dan benar

5 Adanya rambu-rambu √ Rambu –  Substitusi :


peringatan yang jelas rambu mengganti rambu-
peringatan rambu yang sudah
telah rusak/ tidak layak
terpasang dengan rambu-
dengan jelas rambu yang lebih
namun baik/ layak
terdapat  Engineering
beberapa control :
rambu yang penyediaan rambu-
rusak dan rambu yang jelas,
roboh warnanya
mencolok, dan
menarik perhatian,
serta terbuat dari
bahan yang tahan
lama
 Administrasi :
Pengecekan
kondisi rambu-
rambu secara
berkala
 Administrasi :
training kepada
pekerja mengenai
rambu-rambu
21

6 Adanya pembatasan izin √ Hanya orang-  Engineering


masuk pada daerah-daerah orang yang control :
berbahaya / resiko tinggi berkepenting pemberian
an yang spanduk mengenai
boleh masuk, larangan masuk
namun area proyek bagi
terkadang orang yang tidak
masih ada berkepentingan
warga sekitar  Engineering
yang masuk control :
area proyek pemberian pagar
sembarangan pembatas pada
area proyek
 Administrasi : ada
pihak penjaga
khusus (satpam)
pada area proyek

7 Pekerja telah mendapat √ Terdapat  Administrasi :


pelatihan sesuai tugasnya pelatihan Pemberian
bagi pekerja pelatihan kerja
baru secara rutin

8 Pekerja bekerja dengan √ Masih  Administrasi :


serius / tidak bercanda terdapat sebaiknya
beberapa diberikan
pekerja yang peringatan secara
bercanda dan langsung bagi
tidak serius pekerja yang
bekerja bercanda dan
memberikan
himbauan kepada
22

seluruh pekerja
jika bekerja tidak
serius.

9 Posisi tubuh benar saat √ Masih ada  Engineering


mengangkat beban pekerja yang control :
melakukan penyediaan alat
pengangkatan bantu angkat-
secara angkut
manual dan  Administrasi :
posisi yang Diberikan
masih salah pelatihan cara
angkat angkut
yang baik dan
benar serta
pemberian alat
bantu angkat
angkut.

MESIN / PERALATAN

1 Alat pengaman mesin / √ Tidak  Engineering


peralatan terpasang pada terdapat alat control :
tempatnya pengaman pemberian alat
pada mesin pengaman pada
mesin peralatan

2 Mesin / peralatan dalam √ Mesin/  Substitusi :


kondisi baik dan telah peralatan penggantian mesin/
diperiksa sebelum dalam peralatan yang
dioperasikan kondisi baik sudah rusak
dan diperiksa dengan
sebelum mesin/peralatan
dioperasikan, yang baru
23

namun tidak  Administrasi :


ada pengecekan dan
perawatan perawatan mesin/
mesin secara peralatan secara
berkala, berkala
mesin hanya
diperbaiki
saat rusak
saja

3 Kondisi sekitar mesin / √ Tidak  Administrasi :


peralatan bersih dari terdapat pembersihan
ceceran oli / cairan lain ceceran oli di kondisi sekitar
sekitar mesin mesin/peralatan
secara berkala

4 Mesin / peralatan yang √ Sudah ada  Administrasi :


dalam perbaikan diberi penerapan pemberian
penandaan ( Tag Out) LOTO training/ edukasi
yang jelas kepada pekerja
mengenai LOTO

5 Tombol darurat tersedia √ Tersedia  Substitusi :


dan berfungsi dengan baik tombol penggantian
darurat tombol darurat
namun hanya yang tidak
tersedia di berfungsi dengan
kantor saja yang baru
 Administrasi :
tombol darurat
diletakkan pada
tempat yang
strategis/ mudah
24

dijangkau dan
tempat yang
mempunyai
potensi bahaya
tinggi, pengecekan
dan perawatan
tombol darurat
secara berkala,
pelatihan/ edukasi
kepada pekerja
mengenai cara
penggunaan
tombol darurat

6 Instruksi pengoperasian √ Ada instruksi  Administrasi : SOP


mesin / peralatan ada / pengoperasia terpasang/ terdapat
terpasang n mesin pada setiap mesin/
peralatan

LINGKUNGAN KERJA

1 Lantai bersih dari ceceran √ Lantai bersih  Engineering


oli atau tumpahan lainnya dari ceceran control :
oli atau penyediaan wadah/
tumpahan. penampung khusus
Namun untuk ceceran oli
terdapat atau tumpahan,
beberapa penyediaan bahan
sampah atau kain penyerap
ceceran oli/
tumpahan
 Administrasi :
pembersihan lantai
25

secara berkala
 APD : penggunaan
safety shoes atau
sepatu anti slip

2 Jalur untuk jalan bebas √ Jalur untuk  Administrasi :


dari halangan / benda- jalan belum pemberian
benda bebas dari petunjuk yang jelas
halangan, untuk larangan
masih banyak penempatan benda
benda-benda sembarangan di
berserakan jalur pejalan kaki/
yang dapat alat berat,
menghalangi pemberian safety
jalan seperti line atau garis
kawat, kayu, pembatas pada
dll jalur, tersedia lay
out untuk
penempatan
barang-barang.

3 Penempatan barang sesuai √ Masih  Administrasi :


dengan lokasi yang telah banyak Adanya layout/
ditentukan barang- tempat untuk
barang yang penempatan setiap
berserakan barang, adanya
dan tidak petunjuk/ arahan
sesuai dengan penempatan barang
penempatan- yang tepat.
nya

4 Tempat kerja memiliki √ Karena lokasi  Engineering :


penerangan yang memadai kerja berada Penyediaan
26

di luar penerangan yang


ruangan jadi memadai pada
penerangann setiap area kerja
ya sangat pada malam hari,
memadai, penggunaan
namun sumber energi
terkadang ramah lingkungan
penerangan untuk penerangan
membuat (pemanfaatan solar
silau system matahari
pada siang hari
untuk cadangan
power malam hari)
 APD : Tersedia
APD berupa
kacamata hitam
bagi pekerja yang
bekerja di area
silau matahari

5 Tempat kerja memiliki √ Karena lokasi  Engineering :


ventilasi udara yang kerja berada pemberian air/
memadai di luar penyemprotan air
ruangan jadi pada area kerja
ventilasi yang berdebu
udaranya secara berkala
sangat  APD: Penyediaan
memadai, masker untuk
namun pekerja yang
terkadang bekerja pada area
udara di proyek yang
sekitar
27

proyek sangat berdebu


berdebu

6 Tempat kerja telah √  Administrasi :


Telah
disediakan APAR Pemeriksaan dan
tersedia
pengecekan APAR
APAR
secara berkala,
namun hanya
penyediaan APAR
tersedia pada
pada wilayah kerja
satu titik
setiap 15m,
Direksi Keet
pelatihan edukasi
yang letaknya
training
jauh
penggunaan APAR

7 APAR terletak pada √ APAR  Administrasi :


tempat yang mudah terletak di APAR disediakan
dicapai dan tidak terhalang tempat yang pada setiap area
jauh sehingga kerja dengan
sulit rentan jarak 15m,
dijangkau ketinggian APAR
dari lantai 125cm

8 APAR yang terpasang √ Pihak HSE  Administrasi :


telah diperiksa memeriksa
Pemeriksaan
APAR setiap
APAR secara
satu bulan
berkala, yaitu 6
sekali
bulan sekali

9 Terdapat tanda jalur √ Tidak  Administrasi :


evaluasi yang jelas terlihat terdapat jalur Pemberian
evakuasi petunjuk jalur
evakuasi yang
jelas, pelatihan
28

evakuasi kondisi
darurat pada
pekerja

PENGAMANAN

1 Pagar Direksi Keet masih √ Pagar Direksi  Subtitusi :


tertanam dengan kuat, Keet dalam mengganti pagar
tidak ada yang miring keadaan baik yang sudah
ataupun berlubang untuk berkarat
menghindari penyusupan  Administrasi :
Pemeriksaan dan
perawatan pagar
secara berkala

2 Peralatan berharga (PC, √ Terdapat  Subtitusi :


Genset, dll) sesuai dengan daftar penggantian
daftar inventaris, tidak ada inventaris peralatan yang
yang hilang untuk setiap sudah tidak
barang dan berfungsi
keamanannya  Administrasi :
terjaga pemeriksaan dan
pendataan secara
berkala

3 Larangan pemakaian √ Terdapat  Administrasi :


narkoba di lokasi proyek larangan Pemasangan
lewat spanduk, safety memakai spanduk anti
morning talk, dll narkoba narkoba,
pemberian edukasi
bahaya narkoba
melalui safety
morning talk,
pelaksaan sidak
29

secara berkala
pada area proyek,
pemberian sanksi
jika terdapat
pelanggaran

4 Tamu harus lapor pos √ Lokasi dijaga  Engineering :


satpam dan mengisi buku ketat oleh Adanya sensor
tamu satpam keamanan pada
pintu masuk
proyek
 Administrasi :
Adanya peraturan
dan petunjuk yang
jelas bagi tamu
yang akan
memasuki area
proyek

5 Penggunaan password √ Computer  Subtitusi :


bagi computer masing- menggunakan Penggantian
masing karyawan proyek password password secara
untuk menjaga berkala guna
keamanan mencegah adanya
dokumen kebocoran password

6 Pintu ruang kerja di √ Pintu sesekali  Engineering :


Direksi Keet harus selalu terbuka Adanya pintu
tertutup otomatis tutup buka
 Administrasi :
perawatan pintu-
pintu secara berkala
30

7 Petugas keamanan proyek √ Pintu tidak  Engineering :


harus mengunci pintu dikunci adanya pintu
semua ruangan dan sehingga otomatis buka
mengecek semua benda terkadang tutup
dilokasi Direksi Keet terbuka
sebelum menginggalkan
Direksi Keet

8 Pemakaian ID Card bagi √ ID Card  Administrasi :


karyawan X, pekerja dan hanya adanya ID Card
tamu digunakan bagi para tamu dan
oleh pekerja pada saat
karyawan, memasuki proyek,
sedangkan adanya
untuk pekerja pemeriksaan dan
dan tamu pendataan ( buku
tidak tamu) bagi tamu
yang akan
memasuki wilayah
proyek

9 Terdapat back up data √  Administrasi :


untuk masing-masing pendataan dan
bagian (eksternal hard pemeriksaan data-
disk, dll) data pada masing-
masing bagian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Nama Perusahaan: PT. XKONSTRUKSI
Lokasi Inspek : Proyek Pembangunan Jalan
Tanggal Inspeksi : Senin, 9 Mei 2016
Waktu Inspeksi : 08.00 – selesai
Inspektor : Kelompok 2 Kelas A

Tabel 6. Checklist safety sign


Tida
No Uraian Ya Temuan Rekomendasi
k
1 Safety sign mudah √ Disana safety  Administrasi :
pengecekan dan
dilihat dan mudah sign dapat
perawatan safety
dibaca dari segala terlihat dan sign secara berkala.
arah terbaca dari
segala arah
karena
tulisannya besar
dan kontras
warnanya sesuai
2 Safety sign mudah √ Pesan yang  Administrasi :
pengecekan dan
dimengerti terkandung
perawatan safety
dalam safety sign secara berkala.
sign mudah
dipahami dan
dim mengerti
3 Warna safety sign √ Warna yang  Substitusi :
penggantian safety
terang dan digunakan
sign apabila terdapat
menarik perhatian untuk safety safety sign yang

31
32

sign terang warnanya pudar.


sehingga mudah  Engineeringcontrol
:
menarik Penggunaan warna
terang pada safety
perhatian.
sign yang tidak
menyilaukan mata
dan dapat
bercahaya/ terlihat
pada malam hari.
Penerapan warna
safety sign
berdasarkan jenis
dan tujuan.
 Administrasi :
pengecekan dan
perawatan safety
sign secara berkala.
4 Safety Sign √ Safety sign  Administrasi :
pengecekan dan
memberikan dipasang untuk
perawatan safety
informasi dan memberikan sign secara berkala.
menunjukkan informasi dan
adanya potensi peringatan akan
bahaya yang potensi bahaya
mungkin tidak yang ada di area
terlihat konstruksi
tersebut.
5 Ukuran safety sign √ Ukuran yang  Engineering
control : penerapan
sesuai dengan digunakan
bentuk safety sign
kondisi lapangan sudah berdasarkan jenis
dan tujuan.
proposional.
 Administrasi :
pengecekan dan
perawatan safety
sign secara berkala.
6 Safety sign √ Safety sign  Administrasi :
pengecekan dan
ditempatkan pada diletakkan pada
perawatan safety
lokasi yang tepat lokasi yang sign secara berkala,
adanya aturan
dan tidak menunjukkan
mengenai
33

menggangganggu adanya potensi penempatan safety


sign yang benar.
kegiatan bahaya dan
membutuhkan
informasi
khusus. Dan
diletakkan
dipinggir
sehingga tidak
menggangu
jalan lalu lalang
atau aktivitas
pekerja.
7 Safety sign terbuat √ Safety sign  Engineering
control : Sebaiknya
dari bahan yang terbuat dari
tiang penyangga
tidak mudah rusak bahan sejenis safety sign terbuat
dari bahan yang
dalam kondisi plastic sehingga
lebih kokoh dan
apapun tahan dalam tidak mudah rusak,
misalnya : besi.
kondisi hujan
 Administrasi :
maupun panas. pengecekan dan
Namun tiang perawatan safety
sign secara berkala.
penyangganya
hanya terbuat
dari kayu
sehingga rapuh
dan mudah
lapuk.
8 Sosialisasi safety √ Sosialisasi pada  Administrasi :
pengecekan dan
sign terhadap pekerja
perawatan safety
pekerja dan tamu dilakukan pada sign secara berkala,
pelatihan/ edukasi
setiap safety
berkala mengenai
morning talk safety sign kepada
para pekerja.
34

dan untuk
pengunjung
dilakukan pada
saat safety
induction.
9 Safety sign Tiang  Engineering
control : Sebaiknya
terpasang dengan penyangganya
tiang penyangga
kuat hanya terbuat safety sign terbuat
dari bahan yang
dari kayu
lebih kokoh dan
sehingga rapuh tidak mudah rusak,
misalnya : besi. Dan
dan mudah
√ dipasang dengan
lapuk. Tiang kuat agar tidak
mudah roboh
juga tidak
 Administrasi :
tertancap pengecekan dan
dengan baik di perawatan safety
sign secara berkala.
tanah sehingga
mudah roboh.
10 Safety sign √ Safety sign  Engineering
control : pembuatan
dipasang dengan sudah dipasang
safety sign yang
ketinggian yang dengan ketinggiannya dapat
distel/diatur dengan
tepat ketinggian yang
cara (tiang
tepat. penyangga dapat
dinaikkan turunkan)
 Administrasi :
pengecekan dan
perawatan safety
sign secara berkala.
11 Warna dan bentuk √ Safety sign  Substitusi :
penggantian safety
safety sign sesuai sudah sesuai
sign yang warnanya
dengan fungsinya dengan standart pudar
dan tujuan dan bentuk  Administrasi :
pengecekan dan
aturan safety perawatan safety
sign. sign secara berkala.
12 Pengecekan safety √ Tidak dilakukan  Administrasi :
35

pengecekan Sebaiknya diadakan


pengecekan dan
terhadap safety
perawatan safety
sign secara sign sehingga sign secara berkala,
ada aturan atau
berkala banyak safety
kebijakan yang jelas
sign yang rusak mengenai safety
sign
dan roboh.
13 Safety sign √ Safety sign  Substitusi :
Sebaiknya safety
menggunakan dua hanya
sign diganti dengan
bahasa (bilingual) menggunakan penggunaan dua
bahasa (bahasa
bahasa
Indonesia dan
Indonesia saja. Inggris) sehingga
WNA maupun WNI
yang masuk wilayah
konstruksi dapat
memahami pesan
yang terkandung
dalam safety sign.
 Administrasi :
pengecekan dan
perawatan safety
sign secara berkala.
14 Ada safety sign √ Safety sign  Administrasi :
Sebaiknya ada
tentang area tentang muster
petunjuk arah yang
berkumpul atau point terletak di jelas menuju daerah/
area titik kumpul.
muster point. dekat direksi
 Administrasi :
keet. pengecekan dan
perawatan safety
sign secara berkala.

B. Pembahasan
Safety sign yang terdapat di area kontruksi pembangunan Jalan Bebas
X sudah terpasang dengan baik. Safety sign yang terpasang di area tersebut
sudah terpasang dengan baik dan memenuhi standart yang sesuai dengan
standart ANSI dan BSI. Adapun rincian dari standart tersebut meliputi :
1. Mudah dilihat dan dibaca dari segala arah
36

Safety sign yang terpasang di area kontruksi mudah dilihat dari segala
arah dan tulisannya pun juga dapat terbaca dengan jelas karena
mengunakan jenis huruf yang jelas dan warna antara background dengan
tulisan kontras. Safety sign mudah dilihat dari segala arah karena
letaknya yang strategis dan tidak terhalang benda apapun. Sehingga
memudahkan pekerja untuk melihat safety sign tersebu
2. Mudah dimengerti
Isi atau makna pesan yang terkandung dari safety yang sudah terpasang
di area kontruksi mudah dimengerti/ dipahami oleh pekerja atau seluruh
orang yang memasuki area proyek, karena kata-kata yang dipergunakan
singkat, padat, dan jelas. Hal ini memudahkan pekerja untuk memahami
pesan maupun informasi yang terkandung di dalamnya. Sehingga ketika
bekerja, pekerja bisa lebih berhati-hati karena mengetahui potensi bahaya
yang ada.
3. Warna terang dan menarik perhatian
Warna safety sign yang digunakan adalah warna-warna yang terang
namun tidak mencolok mata/ mengganggu pandangan sehingga hal
tersebut dapat menarik perhatian orang-orang yang ada di area konstruksi
untuk melihat atau membaca safety sign. Selain karena warnanya yang
mencolok, safety sign menarik perhatian juga dikarenakan sebagian
dilengjkapi dengan gambar-gambar.
4. Menunjukkan adanya informasi mengenai potensi bahaya yang mungkin
tidak terlihat
Safety sign yang sudah terpasang bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat oleh pekerja.
Dengan demikian diharapkan, pekerja lebih berhati-hati saat bekerja.
Sehingga kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
Safety sign yang ada di area proyek sudah sesuai dengan potensi bahaya
yang dapat timbul.
5. Ukuran sesuai dengan standart yang berlaku
37

Ukuran safety sign yang terpasang di area kontruksi sudah sesuai dengan
standart. Hal ini bertujuan agar mudah terbaca dalam segala arah.
Sehingga untuk ukurannya disesuaikan dengan jarak pandangnya.
Misalnya, bila jarak pandang < 1,2 m, maka ukuran fontnya 6 cm dengan
ketinggian huruf 4 cm. Yang lebih ditekankan disini adalah ukurannya
proporsional.
6. Ditempatkan pada lokasi yang tepat dan tidak mengganggu jalur lalu
lalang
Di area kontruksi, safety sign yang ada sudah terpasang pada lokasi yang
tepat dimana pada lokasi tersebut terdapat potensi bahaya. Selain itu
untuk penempatan dari safety sign tersebut tidak mengganggu jalur lalu
lalang baik untuk pejalan maupun jalur transportasi (kendaraan),
sehingga pekerjaan dapat berjalan tanpa ada gangguan dari pemasangan
safety sign tersebut.
7. Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dalam segala kondisi
Safety sign yang sudah terpasang di area kontruksi tersebut terbuat dari
bahan yang tidak mudah rusak. Bahan pembuat safety sign sesuai dengan
standart yang disarankan oleh ANSI dan BSI terbuat dari sejenis plastik
yang kuat dan tahan terhadap segala kondisi cuaca baik hujan maupun
panas.
8. Adanya sosialisasi mengenai safety sign terhadap pekerja dan tamu
Sosialisasi mengenai safety sign sangat penting bagi pekerja maupun
tamu, agar mereka mengetahui mengenai potensi bahaya yang ada di
lingkungan kontruksi. Sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalisir,
arena pekerja telah mengetahui potensi bahaya dan dapat melakukan
tindakan pencegahan.
9. Dipasang dengan ketinggian yang sesuai
Safety sign yang ada di area kontruksi sudah terpasang sesuai dengan
standart sehingga dapat terlihat dengan jelas.
10. Warna dan bentuk sesuai dengan fungsi dan tujuan
38

Setiap safety sign mempunyai warna dan bentuk yang berbeda-beda.


Misalnya, warna merah menandakan bahaya dan warna kuning
menandakan peringatan. Sedangkan untuk bentuknya juga disesuaikan
dengan standart ANSI dan BSI, misalnya bentuk bulat yang menandakan
larangan, bentuk segitiga yang menandakan peringatan.
11. Adanya safety sign tentang area berkumpul atau muster point
Di area kontruksi sudah terpasang tanda muster point yang terdapat di
depan direksi keet. Tujuannnya sebagai area aman untuk berkumpul bila
terjadi suatu bencana ataupun keadaan darurat lainnya.

Saat melakukan inspeksi masih ditemukan temuan mengenai safety


sign yang belum sesuai dengan peraturan yang ada, diantaranya sebagai
berikut :
1. Safety sign belum terpasang dengan kuat dan tiang penyangganya rapuh
Tiang penyangga dari safety sign terbuat dari kayu, sehingga mudah
rapuh dan mudah rusak. Saat inspeksi didapatkan temuan bahwa ada
beberapa safety sign yang jatuh, karena tiang penyangga yang rapuh. Hal
ini merupakan salah satu bukti bahwa pemasangan safety sign tidak kuat.
Sebaiknya tiang penyangga safety sign terbuat dari bahan besi yang
dilapisi aluminium sehingga kokoh dan tidak mudah berkarat.
2. Pengecekan safety sign belum dilakukan secara berkala
Tidak dilakukannya pengecekan safety sign dan pemasangannya secara
berkala tentunya akan membuat safety sign menjadi tidak terawat hingga
akhirnya banyak terjadi kerusakan. Saat inspeksi didapatkan temuan
bahwa ada beberapa safety sign yang rusak dan tidak ada perbaikan
maupun penggantian, padahal itu penting untuk dilakukan karena
mengingatkan safety sign berisi informasi mengenai bahaya-bahaya yang
ada di tempat kerja agar semua yang berada di lingkungan kerja dapat
lebih berhati-hati dan terhindar dari bahaya tersebut. Sebaiknya safety
sign dicek secara berkala, minimal 3 minggu sekali, sehingga bila terjadi
kerusakan dapat segera dilakukan perbaikan maupun penggantian safety
39

sign yang baru. Sehingga fungsi safety sign dapat berfungsi dengan baik
dan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik pula.
3. Safety sign belum menggunakan dua bahasa (Bilingual)
Dari temuan saat inspeksi , seluruh safety sign yang terpasang di area
kontruksi masih menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga bila ada
pekerja maupun tamu asing maka mereka menjadi kurang mengerti
mengenai maksud dan tujuan dari safety sign tersebut bila tanpa adanya
visualisasi gambar untuk penunjang. Sebaiknya, safety sign yang
terpasang dilengkapi dengan dua bahasa (Bilingual), sehingga baik
pekerja maupun tamu domestik atau asing dapat mengerti mengenai
maksud dan tujuan dari pemasangan safety sign tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Inspeksi merupakan suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan
tindakan yang tidak aman dan segera memperbaikinya sebelum kondisi
dan tindakan sempat menyebabkan suatu kecelakaan.
2. Tahapan-tahapan yang dilakukan ketika melakukan inspeksi adalah
persiapan, inspeksi, mengembalikan langkah perbaikan, tindak lanjut
perbaikan dan pelaporan inspeksi
3. Inspeksi yang telah kami lakukan di pembangunan jalan tol X-Y,
memberikan output yang berupa pengalaman untuk praktek langsung di
lapangan dan mengaplikasikan teori mengenai Inspeksi yang kami dapat
di perkuliahan. Adapun aspek-aspek di dalam checklist inspeksi, yaitu di
bagian K3 dalam pelaksanaan inspeksi di pembangunan jalan tol X Y
4. Inspeksi yang telah kami lakukan akan kami laporankan dalam bentuk
Laporan Inspeksi guna memberikan masukan atau saran kepada Kepala
Bagian HSE manager di pembangunan jalan tol X-Y.
5. Resiko-resiko bahaya dapat dikurangi nilainya dengan melakukan
perbaikan pada peralatan, ruang kerja, dan alat pelindung diri yang
digunakan oleh pekerja.
6. PT. Xsudah menerapkan kegiatan inspeksi K3 dengan baik. Sebagian
besar safety sign yang terdapat di area kontruksi pembangunan Jalan
Bebas Xsudah terpasang dengan baik dan memenuhi standart yang sesuai
dengan standart ANSI dan BSI. Meskipun demikian masih safety sign
yang belum sesuai antara lain yaitu safety sign belum terpasang dengan
kuat dan tiang penyangganya rapuh, pengecekan safety sign belum

40
41

dilakukan secara berkala, dan safety sign belum menggunakan dua


bahasa (bilingual).

B. Saran
1. Diharapkan perusahaan memberikan alat bantu yang lengkap untuk
membantu pekerjaan yang ada di tempat kerja.
2. Dalam penerapan safety sign diharapkan sesuai dengan peraturan yang
ada.
3. Memberikan tempat parkir yang layak, dengan diberi tutup dibagian atas
tempat parkir.
4. Pemberian tempat teduh untuk pekerja, dikarenakan tempat kerja yang
panas dengan terpapar matahari secara langsung.
5. Membuat peraturan tentang larangan membawa kendaraan yang tidak
ada tujuannya di tempat kerja.
6. Pemberian minum di dekat area kerja dikarenakan terpapar sianar
matahari secara langsung ketika melakukan pekerjaan.
7. Pengawasan terhadap kedisiplinan tenaga kerja dalam hal pemakaian
Alat Pelindung Diri hendaknya lebih ditingkatkan lagi sehingga tenaga
kerja menyadari pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri selama
bekerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan timbulnya
penyakit akibat kerja.
42

DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur.Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV. Haji


Masagung. 1996
Sucofindo. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Materi Pelatihan K3.
Jakarta : PT. Sucofindo.1998
Sahab, Syukri. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
PT. BinaSumber Daya Manusia. 1997
Novitasari, Nurul. Gambaran Pelaksanaan Inspeksi Terencana Pada
Pengoperasian Wheel Loader Di Area Tambang Pt. Aneka Tambang Tbk.
Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Bogor. Diss. Universitas Sebelas
Maret Surakarta, 2010.
Ratna Arinda. Implementasi Pelaksanaan Inspeksi K3 Sebagai Upaya
Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja Di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
Central Java Semarang. [Laporan Tugas Akhir] Surakarta. Universitas
Sebelas Maret; 2012
Haryani Sri. Prosedur Inspeksi K3. [monografi online] 2015. [Dikutip 2016 Mei
20] Tersedia dari: digilib.unila.ac.id/6558/16/BAB%20II.pdf
Tarwaka.Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Implementasi K3 di
tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press. 2008
Ridley, Jhon. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga.2006
Permana, Budi. Inspeksi Kecelakaan Kerja.Surakarta: CV. Maju Mundur.2007
Lestari, Evianti Anggun. "Analisis Kesesuaian Keberadaan Safety Sign
Berdasarkan Identifikasi Bahaya di Bidang Profilling Prismatic Machine
Departemen Machining Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia
Tahun 2014." (2015)
Alkon, 1998. Manajemen Keselamatan Kerja Bagi Pengawas. Surabaya
:Lembaga Pembinaan Ketrampilan dan Manajemen.
Frank E. Bird, Jr. and George L, Germany, 1986 “Practical Loss Control
Leadership”, Loganville, Georgia

Anda mungkin juga menyukai