Laporan Inspeksi K3 Pembangunan Jalan
Laporan Inspeksi K3 Pembangunan Jalan
PEMBANGUNAN JALAN X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada
tahun 2013 angka kecelakaan kerja Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu
tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan
kerja. Sementara dalam kurun satu tahun jumlah kasus penyakit umum pada
pekerja ada sekitar 2.998.766 kasus. Sementara itu, dari data Internasional
Labor Organization (ILO) tahun 2014 ,di Indonesia terdapat 99.000 kasus
kecelakaan kerja setiap tahunnya. Dari total jumlah tersebut, sekitar 70 persen
berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (Departemen
Kesehatan Indonesia, 2014).
Tingginya prevalensi kecelakaan kerja di Indonesia disebabkan
beberapa faktor. Salah satunya yaitu, minimnya kesadaran instansi dalam
menaati peraturan Keselamatan dan Kesehatan kerja. Padahal sebagai negara
dengan mayoritas masyarakatnya adalah masyarakat pekerja maka sudah
seharusnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja mutlak ada dalam
setiap kegiatan yang melibatkan banyak pekerja, salah satunya yaitu pada
bidang kontraktor.
Jumlah perusahaan kontraktor di Indonesia sangatlah banyak, tercatat
dari data LPJK pada tahun 2007 terdapat 70.000 ribu perusahaan yang
bergerak dalam jasa kontruksi. Sementara berdasarkan data International
labour Organization (ILO) pada tahun 2015 bahwasannya setiap hari terdapat
kasus kecelakaan kerja yang menimpa pekerja buruh sebanyak 100.000
3
tenaga kerja buruh dengan prosentasi 30% di antaranya terjadi pada sektor
konstruksi.
Tingginya kasus kecelakaan kerja pada sektor konstruksi disebabkan
beberapa faktor di antaranya yaitu kurangnya pengawasan yang
mengakibatkan lemahnya perlindungan kerja (Chandra Kurniawan, 2015).
Kegiatan pengawasan dalam lingkungan kerja dapat dilakukan melalui
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu dengan inspeksi.
Inspeksi merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang bersifat
klasik, tetapi masih sangat relevan dan secara luas sudah banyak diterapkan
dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi dilapangan, termasuk untuk
memperkirakan besarnya resiko. Kegiatan inspeksi merupakan salah satu
upaya yang bersifat “proactive” bertujuan untuk memastikan apakah fasilitas
kerja yang ada di lapangan telah dikelola dengan baik (well-managed).
Dengan inspeksi, harapannya petugas K3 akan memperoleh umpan-balik
yang sangat berharga bagi manajemen dalam merencakan tindakan perbaikan.
Kegiatan inspeksi dalam suatu area kerja bermacam-macam, salah satunya
yaitu dengan inspeksi rambu-rambu keselamatan kerja (Safety signs).
Rambu-rambu keselamatan kerja (Safety signs) di tempat kerja sangat
diperlukan sebagai arahan atau petunjuk dalam melindungi pekerja dari
insiden. Tujuan dari adanya rambu-rambu keselamatan adalah memberikan
informasi tentang pengertian suatu objek dan situasi di tempat kerja yang
berbahaya. Misalnya rambu-rambu tentang jalur evakuasi, alat pemadam
kebakaran dan lain-lainnya.
PT Xmerupakan salah satu perusahaan BUMN konstruksi di
Indonesia. Xsaat ini memiliki 6 Strategic Business Unit (SBU) yang meliputi
konstruksi (Kontruksi sipil dan konstruksi Bangunan Gedung), Mekanika
Elektrikal, Real Estate dan industri lainnya. Salah satu proyek yang sedang
dilaksanakan dalam waktu ini adalah pembangunan jalan tol X-Y, Jawa
Timur.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami melakukan kegiatan
Inspeksi di PT X(X) dengan tujuan sebagai sarana kegiatan pelatihan
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan safety sign di PT X(X)?
2. Bagaimana hasil kegiatan inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT X(X) tentang safety sign?
C. Tujuan
1. Mengetahui penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT
X(X)
2. Mengetahui hasil kegiatan inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT X(X) tentang safety sign.
D. Manfaat
a. Dapat mengetahui penerapan inspeksi di PT X(X)
b. Dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama
perkuliahan
c. Dapat mengetahui secara langsung penerapan K3 di suatu
perusahaaan
d. Mampu melaksanakan inspeksi di suatu perusahaan
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan
Kegiatan inspeksi yang dilaksanakan 2 kali pada :
Kegiatan Inspeksi I
Hari, tanggal : Senin, 9 Mei 2016
Waktu : 08.00-selesai.
Tempat : Proyek x
Alamat :, Boyolali
Kegiatan Inspeksi II
Hari, tanggal : Rabu, 11 Mei 2016
Waktu : 13.00-selesai.
Tempat :x
Alamat : xx.
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. X(X) lahir dari semangat menasionalisasi perusahaan-
perusahaan Belanda. Pada tanggal 11 Maret 1960, Vies & Co,
perusahaan milik seorang bernama Vies yang tidak diketahui persis siapa
nama lengkapnya, diambil alih oleh karyawannya sendiri. Sementara itu,
kantornya yang berkedudukan di Jalan Johar, Jakarta Pusat, diambil oleh
tentara. Daripada perusahaan itu hilang tidak karuan, akhirnya
pemerintah memberi status Perusahaan Negara (PN) pada X. Perusahaan
ini diletakkan di bawah kendali Departemen Pekerjaan Umum dan
5
6
Tenaga Listrik (PUTL) karena bisnis Vies & Co adalah instalasi listrik
dan pemipaan, yang sangat dekat dengan kelistrikan dan konstruksi.
Sebelum tahun 1965, Xdikenal sebagai instalasi listrik dan pipa
air yang hasil kerjanya bagus. Karena itu, Xdipercaya untuk menangani
instalasi listrik, pemasangan AC, dan pipa air dibanyak gedung terkenal
di Jakarta, seperti, gedung Bank Indonesia, Sarinah, dan Markas
Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Proyek yang bernilainya
sangat besar untuk ukuran itu adalah proyek Ganefo berupa Gedung
olahraga untuk Asian Games (kini bernama Gelora Bung Karno) di
kawasan Senayan Jakarta.
Perubahan lain mulai berlangsung di tubuh Xpada awal dasawarsa
1970-an. Xmasuk bidang kontraktor sipil. Sebagai usaha rintisan, skala
kontrak yang diambil tentu belum besar. Pada saat yang sama, Xjuga
masuk ke kontraktor bangunan perumahan. Semua masih sederhana.
Inilah cikal bakal lahirnya bisnis jasa kontruksi X.
Semangat motivasi untuk melahirkan bisnis baru tersebar di
semua sendi kehidupan X. Jasa kontruksi yang telah tumbuh bahkan bisa
melahirkan Divisi Realty dan Properti pada tahun 1980-an. Divisi ini
muncul dari kontrak dengan Perum Perumnas untuk membangun rumah-
rumah murah. Xmenawarkan suatu konsep perumahan yang disebut
konsep rumah taman, kemudian membangun dan menjualnya.
Perumahan yang dibangun Xternyata banyak diminati. Inilah cikal bakal
lahirnya bisnis tempat tinggal Xyang bernama XREALTY.
Di bidang perdagangan sejak tahun 1987 Xtelah mengekspor
berbagai komoditi hasil industri Xseperti furniture, tiang beton, pemanas
air tenaga surya, konektor dan aksessorinya serta komponen aluminium
casting lainnya telah dikenal di pasar Malaysia, Amerika, Belanda,
Perancis, dan negara Eropa lainnya.
Diversifikasi yang spektakuler berlangsung dengan kelahiran
industri beton di X. Dimana industri beton tersebut merupakan industri
beton bermutu tinggi dengan beragam produk, seperti beton gelegar
7
untuk jembatan, tiang pancang, saluran air, dan bantalan jalan rel kereta
api. Bisnis beton inipun terus tumbuh dan membesar sampai menjadi
perusahaan tersendiri (XBETON) pada tanggan 11 Maret 1977.
2. Struktur Organisasi
Tabel 3.1 Struktur organisasi
Pemegang Saham
Dewaan Komisaris
Direksi
Sekretaris SPI
Korporat
PATUNGAN
PERSH
WIKA IKPT
DSU II
WIKA WIKA
GMKU DBG
NGK
Keterangan :
GMPP : General Manajer Pengembangan Pasar
GMOP : GM Operasi
GM KU : GM Keuangan
GMPSDM : GM Pengembangan Sistem & Usaha
DSU : Divisi Sipil Umum
DBG : Divisi Bangunan Gedung
DME : Divisi Mekanikal dan Elektrikal
8
C. Observasi
1. Proses Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol
Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik
dimulai. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan dalam
pekerjaan persiapan tersebut, yaitu :
e. Pekerjaan Galian
1) Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan
tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan.
2) Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu
dilakukan pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk
membersihkan lokasi dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
3) Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus
melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur
(theodolit). Apabila elevasi tanah tidak sesuai maka tanah
dipotong kembali dengan menggunakan alat berat (motor
grader), sampai elevasi yang diinginkan.
4) Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan
Vibrator Roller.
5) Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (uji
density Sand Cone test) di lapangan.
Pekerjaan galian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian :
1) Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan
atau membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur
jalan, yang dilakukan menggunakan excavator untuk memotong
11
MATERIAL B3
wadah yang
terbuat dari bahan
yang tidak mudah
bocor/rusak
Administrasi :
Pengecekan wadah
penyimpanan B3
lebih ditingkatkan
agar tidak terjadi
kerusakan atau
kebocoran
tentang cara
pengoperasian
mesin dengan baik
dan benar
seluruh pekerja
jika bekerja tidak
serius.
MESIN / PERALATAN
dijangkau dan
tempat yang
mempunyai
potensi bahaya
tinggi, pengecekan
dan perawatan
tombol darurat
secara berkala,
pelatihan/ edukasi
kepada pekerja
mengenai cara
penggunaan
tombol darurat
LINGKUNGAN KERJA
secara berkala
APD : penggunaan
safety shoes atau
sepatu anti slip
evakuasi kondisi
darurat pada
pekerja
PENGAMANAN
secara berkala
pada area proyek,
pemberian sanksi
jika terdapat
pelanggaran
A. Hasil
Nama Perusahaan: PT. XKONSTRUKSI
Lokasi Inspek : Proyek Pembangunan Jalan
Tanggal Inspeksi : Senin, 9 Mei 2016
Waktu Inspeksi : 08.00 – selesai
Inspektor : Kelompok 2 Kelas A
31
32
dan untuk
pengunjung
dilakukan pada
saat safety
induction.
9 Safety sign Tiang Engineering
control : Sebaiknya
terpasang dengan penyangganya
tiang penyangga
kuat hanya terbuat safety sign terbuat
dari bahan yang
dari kayu
lebih kokoh dan
sehingga rapuh tidak mudah rusak,
misalnya : besi. Dan
dan mudah
√ dipasang dengan
lapuk. Tiang kuat agar tidak
mudah roboh
juga tidak
Administrasi :
tertancap pengecekan dan
dengan baik di perawatan safety
sign secara berkala.
tanah sehingga
mudah roboh.
10 Safety sign √ Safety sign Engineering
control : pembuatan
dipasang dengan sudah dipasang
safety sign yang
ketinggian yang dengan ketinggiannya dapat
distel/diatur dengan
tepat ketinggian yang
cara (tiang
tepat. penyangga dapat
dinaikkan turunkan)
Administrasi :
pengecekan dan
perawatan safety
sign secara berkala.
11 Warna dan bentuk √ Safety sign Substitusi :
penggantian safety
safety sign sesuai sudah sesuai
sign yang warnanya
dengan fungsinya dengan standart pudar
dan tujuan dan bentuk Administrasi :
pengecekan dan
aturan safety perawatan safety
sign. sign secara berkala.
12 Pengecekan safety √ Tidak dilakukan Administrasi :
35
B. Pembahasan
Safety sign yang terdapat di area kontruksi pembangunan Jalan Bebas
X sudah terpasang dengan baik. Safety sign yang terpasang di area tersebut
sudah terpasang dengan baik dan memenuhi standart yang sesuai dengan
standart ANSI dan BSI. Adapun rincian dari standart tersebut meliputi :
1. Mudah dilihat dan dibaca dari segala arah
36
Safety sign yang terpasang di area kontruksi mudah dilihat dari segala
arah dan tulisannya pun juga dapat terbaca dengan jelas karena
mengunakan jenis huruf yang jelas dan warna antara background dengan
tulisan kontras. Safety sign mudah dilihat dari segala arah karena
letaknya yang strategis dan tidak terhalang benda apapun. Sehingga
memudahkan pekerja untuk melihat safety sign tersebu
2. Mudah dimengerti
Isi atau makna pesan yang terkandung dari safety yang sudah terpasang
di area kontruksi mudah dimengerti/ dipahami oleh pekerja atau seluruh
orang yang memasuki area proyek, karena kata-kata yang dipergunakan
singkat, padat, dan jelas. Hal ini memudahkan pekerja untuk memahami
pesan maupun informasi yang terkandung di dalamnya. Sehingga ketika
bekerja, pekerja bisa lebih berhati-hati karena mengetahui potensi bahaya
yang ada.
3. Warna terang dan menarik perhatian
Warna safety sign yang digunakan adalah warna-warna yang terang
namun tidak mencolok mata/ mengganggu pandangan sehingga hal
tersebut dapat menarik perhatian orang-orang yang ada di area konstruksi
untuk melihat atau membaca safety sign. Selain karena warnanya yang
mencolok, safety sign menarik perhatian juga dikarenakan sebagian
dilengjkapi dengan gambar-gambar.
4. Menunjukkan adanya informasi mengenai potensi bahaya yang mungkin
tidak terlihat
Safety sign yang sudah terpasang bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat oleh pekerja.
Dengan demikian diharapkan, pekerja lebih berhati-hati saat bekerja.
Sehingga kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
Safety sign yang ada di area proyek sudah sesuai dengan potensi bahaya
yang dapat timbul.
5. Ukuran sesuai dengan standart yang berlaku
37
Ukuran safety sign yang terpasang di area kontruksi sudah sesuai dengan
standart. Hal ini bertujuan agar mudah terbaca dalam segala arah.
Sehingga untuk ukurannya disesuaikan dengan jarak pandangnya.
Misalnya, bila jarak pandang < 1,2 m, maka ukuran fontnya 6 cm dengan
ketinggian huruf 4 cm. Yang lebih ditekankan disini adalah ukurannya
proporsional.
6. Ditempatkan pada lokasi yang tepat dan tidak mengganggu jalur lalu
lalang
Di area kontruksi, safety sign yang ada sudah terpasang pada lokasi yang
tepat dimana pada lokasi tersebut terdapat potensi bahaya. Selain itu
untuk penempatan dari safety sign tersebut tidak mengganggu jalur lalu
lalang baik untuk pejalan maupun jalur transportasi (kendaraan),
sehingga pekerjaan dapat berjalan tanpa ada gangguan dari pemasangan
safety sign tersebut.
7. Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dalam segala kondisi
Safety sign yang sudah terpasang di area kontruksi tersebut terbuat dari
bahan yang tidak mudah rusak. Bahan pembuat safety sign sesuai dengan
standart yang disarankan oleh ANSI dan BSI terbuat dari sejenis plastik
yang kuat dan tahan terhadap segala kondisi cuaca baik hujan maupun
panas.
8. Adanya sosialisasi mengenai safety sign terhadap pekerja dan tamu
Sosialisasi mengenai safety sign sangat penting bagi pekerja maupun
tamu, agar mereka mengetahui mengenai potensi bahaya yang ada di
lingkungan kontruksi. Sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalisir,
arena pekerja telah mengetahui potensi bahaya dan dapat melakukan
tindakan pencegahan.
9. Dipasang dengan ketinggian yang sesuai
Safety sign yang ada di area kontruksi sudah terpasang sesuai dengan
standart sehingga dapat terlihat dengan jelas.
10. Warna dan bentuk sesuai dengan fungsi dan tujuan
38
sign yang baru. Sehingga fungsi safety sign dapat berfungsi dengan baik
dan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik pula.
3. Safety sign belum menggunakan dua bahasa (Bilingual)
Dari temuan saat inspeksi , seluruh safety sign yang terpasang di area
kontruksi masih menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga bila ada
pekerja maupun tamu asing maka mereka menjadi kurang mengerti
mengenai maksud dan tujuan dari safety sign tersebut bila tanpa adanya
visualisasi gambar untuk penunjang. Sebaiknya, safety sign yang
terpasang dilengkapi dengan dua bahasa (Bilingual), sehingga baik
pekerja maupun tamu domestik atau asing dapat mengerti mengenai
maksud dan tujuan dari pemasangan safety sign tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Inspeksi merupakan suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan
tindakan yang tidak aman dan segera memperbaikinya sebelum kondisi
dan tindakan sempat menyebabkan suatu kecelakaan.
2. Tahapan-tahapan yang dilakukan ketika melakukan inspeksi adalah
persiapan, inspeksi, mengembalikan langkah perbaikan, tindak lanjut
perbaikan dan pelaporan inspeksi
3. Inspeksi yang telah kami lakukan di pembangunan jalan tol X-Y,
memberikan output yang berupa pengalaman untuk praktek langsung di
lapangan dan mengaplikasikan teori mengenai Inspeksi yang kami dapat
di perkuliahan. Adapun aspek-aspek di dalam checklist inspeksi, yaitu di
bagian K3 dalam pelaksanaan inspeksi di pembangunan jalan tol X Y
4. Inspeksi yang telah kami lakukan akan kami laporankan dalam bentuk
Laporan Inspeksi guna memberikan masukan atau saran kepada Kepala
Bagian HSE manager di pembangunan jalan tol X-Y.
5. Resiko-resiko bahaya dapat dikurangi nilainya dengan melakukan
perbaikan pada peralatan, ruang kerja, dan alat pelindung diri yang
digunakan oleh pekerja.
6. PT. Xsudah menerapkan kegiatan inspeksi K3 dengan baik. Sebagian
besar safety sign yang terdapat di area kontruksi pembangunan Jalan
Bebas Xsudah terpasang dengan baik dan memenuhi standart yang sesuai
dengan standart ANSI dan BSI. Meskipun demikian masih safety sign
yang belum sesuai antara lain yaitu safety sign belum terpasang dengan
kuat dan tiang penyangganya rapuh, pengecekan safety sign belum
40
41
B. Saran
1. Diharapkan perusahaan memberikan alat bantu yang lengkap untuk
membantu pekerjaan yang ada di tempat kerja.
2. Dalam penerapan safety sign diharapkan sesuai dengan peraturan yang
ada.
3. Memberikan tempat parkir yang layak, dengan diberi tutup dibagian atas
tempat parkir.
4. Pemberian tempat teduh untuk pekerja, dikarenakan tempat kerja yang
panas dengan terpapar matahari secara langsung.
5. Membuat peraturan tentang larangan membawa kendaraan yang tidak
ada tujuannya di tempat kerja.
6. Pemberian minum di dekat area kerja dikarenakan terpapar sianar
matahari secara langsung ketika melakukan pekerjaan.
7. Pengawasan terhadap kedisiplinan tenaga kerja dalam hal pemakaian
Alat Pelindung Diri hendaknya lebih ditingkatkan lagi sehingga tenaga
kerja menyadari pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri selama
bekerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan timbulnya
penyakit akibat kerja.
42
DAFTAR PUSTAKA