Anda di halaman 1dari 15

PERAN GURU PPKN DALAM

MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER


TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BULLYING
(Studi Kasus Kelas VII SMPN 3 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran
2020/2021)

Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi
Persyaratan Seminar Proposal

Oleh :

Armi Sari Pratiwi Batubara


NIM. 3173311002

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
ABSTRAK
Armi Sari Pratiwi Batubara. NIM. 3173311002. “Peran Guru PPKn
Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Terhadap Upaya Pencegahan
Bullying (Studi Kelas VII SMPN 3 Percut Sei Tuan)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran
guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karakter terhadap upaya pencegahan
bullying di kelas VII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan. Pada dasarnya permasalahan
yang selama ini melingkupi mata pelajaran PPKn adalah bagaimana peran guru
dalam pembelajaran di kelas, sehingga tujuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk
membentuk a good citizenship dalam pendidikan formal dapat tercapai dengan
maksimal. Untuk mewujudkan generasi yang menjadi a good citizenship yakni
memiliki kompetensi utama yaitu pengetahuan kewarganegaraan, sikap
kewarganegaraan, serta keterampilan kewarganegaraan. Salah satu kompetensi
yang wajib dimiliki siswa adalah sikap kewarganegaraan. Artinya, dalam
mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini
dibutuhkan peran guru agar siswa memiliki nilai-nilai karakter dalam berperilaku
baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga mencegah
terjadinya penyimpangan diantara siswa seperti tindakan bullying.

Kata Kunci: Peran Guru PPKn, Nilai-Nilai Karakter, Bullying

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah,

dan kasih sayang-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal ini dengan

baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa Shalawat dan beriringkan salam

senantiasa kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-

sahabatnya. Adapun judul penelitian ini adalah Peran Guru PPKN Dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Terhadap Upaya Pencegahan Bullying (Studi

Kelas VII SMPN 3 Percut Sei Tuan)”.

Dalam penulisan proposal ini penulis mengakui tidaklah mudah dalam

menyusun proposal ini, tentunya banyak rintangan dan hambatan yang penulis

dapati dalam pengerjaannya. Penulis juga mengalami banyak kesulitan ketika

hendak menyusun kata demi kata pada setiap paragraf agar berkesinambungan

dengan paragraf lainnya. Rasa bahagia dan bangga penulis rasakan atas

terselesaikannya proposal ini.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari doa-doa yang

selama ini telah dipanjatkan untuk penulis, serta jasa-jasa yang tidak terhingga

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang

tua tercinta yang merupakan kebanggaan hati dan seluruh jiwa penulis yang

senantiasa memberikan kasih sayangnya, semangat, pengertian dan dukungan baik

dari segi materi juga jerih payah dan pengorbanan yang tak dapat diukur. Penulis

selalu mendoakan semoga keduanya selalu diberikan umur yang berkah, rezeki

yang berkah dan selalu diberikan kebahagiaan.

ii
iii

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

proposal ini yakni dosen pengampu yang telah memberikan waktu dan

perhatiannya sehingga selesailah proposal ini. Semoga Allah membalas semua

kebaikan dosen yang telah mengampu.

Medan, Mei 2020

Penulis

Armi Sari Pratiwi Batubara

3173311002
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................5
C. Batasan Masalah........................................................................................6
D. Rumusan Masalah.....................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................8
A. Hasil Penelitian yang Relevan..................................................................8
B. Kajian Teori...............................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN................................................................17
A. Desain Penelitian.......................................................................................17
B. Populasi Dan Sampel Penelitian...............................................................18
C.Variabel Penelitian.....................................................................................19
D. Defenisi Operasional Variabel..................................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................21
F. Teknik Analisis Data.................................................................................22
G. Kerangka Berpikir.....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pada dasarnya permasalahan yang selama ini melingkupi Pendidikan

Kewarganegaraan adalah peran guru dalam pembelajaran di kelas, sehingga

tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di pendidikan formal belum tercapai dengan

maksimal. Guru yang berkualitas seharusnya memiliki 4 kompetensi yang

tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen pada Pasal 10 ayat 1 yaitu: 1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan

guru yang mampu mengelola proses belajar dan mengajar untuk mencairkan

suasana di kelas. 2. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan guru dalam

menguasai materi yang diajarkan kepada peserta didik. 3. Kompetensi sosial, yaitu

kemampuan pendidik dalam berinteraksi dengan masyarakat, peserta didik atau

komponen masyarakat yang lain. 4. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan

personal yang harus dimiliki oleh guru untuk menjadi pribadi yang religius,

tanggung jawab, memiliki komitmen, berintegritas, jujur dan lain sebagainya.

1
2

Marimba (1987:19) menjelaskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan

secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si

terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Selanjutnya menurut

Hasbullah (2008:1) pendidikan dalam arti sederhana adalah usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Dalam hal ini bimbingan dan pertolongan yang diberikan dengan

sengaja oleh orang dewasa agar anak menjadi dewasa.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dipahami bahwa pendidikan

adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana melalui proses

kegiatan bimbingan, tuntunan kepada anak sehingga memiliki kecerdasan

intelegensi, emosional dan spiritual dan menjadi insan kamil dalam hidup dan

kehidupannya kelak.

Dalam melaksankan tugas mengelola kegiatan pembelajaran, guru

menghadapi sejumlah siswa yang berbeda satu dengan yang lainya baik mengenai

kondisi fisik, mental intelektual, sifat, minat dan latar belakang sosial

ekonominya. Guru tidak mungkin dapat melayani siswa dengan memperhatikan

perbedaan individual satu dengan yang lain dalam jam-jam pelajaran yang sudah

diatur dengan jadwal dan dalam waktu yang terbatas.

Terkait dengan kualifikasi dan kompetensi guru maka dapat dirujuk Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru salah satunya Guru SMP/sederajat.


3

Deskripsi detail terkait dengan kompetensi guru Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dipaparkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Kompetensi Guru mata pelajaran PKn pada SMP/MT diantaranya:

Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan; Memahami substansi Pendidikan

Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge)

nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan

kewarganegaraan (civic skills); Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan.

Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki siswa adalah sikap

kewarganegaraan. Artinya, dalam mengajarkan mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan ini dibutuhkan peran guru agar siswa memiliki

nilai-nilai karakter dalam berperilaku baik di lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat sehingga mencegah terjadinya penyimpangan diantara siswa seperti

tindakan bullying.

Menurut Gordon W. Allport (dalam Sri Marwanti 2011: 2) karakter

merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang

menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Dengan demikian,

pendidikan karakter merupakan upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang

guru untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik dalam bertingkah laku kepada siswa

lainnya.
4

Perilaku bullying siswa dapat dipengaruhi oleh tingginya perlakuan kekerasan

yang dialami baik melalui media massa, lingkungan keluarga dan teman sebaya,

sehingga anak berpotensi menjadi lebih agresif, pemberani, suka melawan, dan

mencari dukungan sosial untuk melakukan bullying kepada teman sekolah yang

mereka anggap lemah dan mudah untuk ditindas.

Hal ini sejalan dengan penelitian Suci Budiarti pada tahun 2013 yang berjudul

“Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mencegah Terjadinya Bullying

Pada Siswa (Studi kasus di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013)”

menyatakan : Siswa yang melakukan tindakan bullying pada umumnya dilakukan

dengan Verbal dan non-Verbal, non-Verbal adalah: memukul, menendang,

menjitak, menghasut teman, pengerusakan hubungan pertemanan, sedangkan

Verbal adalah memberi julukan nama, membuat kertikan yang kejam, mengolok-

olok, dan lain lain. Adapun peran guru PPKn dalam mencegah terjadinya bullying

adalah: Pendisiplinan secara positif akan hak anak dengan berinteraksi dengan

anak dengan cara menghormati, berempati, bertoleransi, dan menghormati

perbedaan. Kemudian, kendala yang di hadapi oleh guru PPKn dalam mencegah

terjadinya bullying pada siswa adalah: Lingkungan pergaulan anak tidak

mendukung dan peran orang tua tidak maksimal karena kesibukan kerja dan

kurang peduli terhadap pergaulan anak.

Anak korban bullying cenderung untuk mengalami gejala somatisasi lebih

tinggi dibanding dengan anak-anak yang lain. Sakit kepala berulang hingga sulit

tidur merupakan contoh-contoh gejala somatisasi yang dapat terjadi. Bahkan dapat
5

mengakibatkan anak korban penindasan menjadi takut untuk bersekolah dan

mempengaruhi tingkat absensi anak di sekolah (Dwipayanti dan Indrawati, 2014).

Fakta yang sering terjadi di sekolah terhadap siswa yang mengalami bullying

di sekolah akan dikucilkan dan dibenci oleh teman sekitarnya. Hal ini akan

berdampak pada perkembangan psikis anak dan kemampuannya. Dengan berbagai

dampak yang diakibatkan oleh perilaku bullying yang dilakukan oleh siswa, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Agar untuk kedepannya, seorang

guru terutama pada mata pelajaran PPKn mampu memahami perannya untuk

menanamkan nilai-nilai karakter terhadap upaya pencegahan bullying pada siswa

demi mewujudkan generasi yang a good citizenship yakni memiliki kompetensi

utama diantaranya pengetahuan kewarganegaraan, sikap kewarganegaraan, serta

keterampilan kewarganegaraan.

Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Peran Guru

PPKn Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Terhadap Upaya

Pencegahan Bullying”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah ini dapat di identifikasikan

sebagai berikut:

1. Peran guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karakter terhadap upaya

pencegahan bullying.

2. Dampak negatif yang ditimbulkan tindakan bullying oleh siswa terhadap

siswa lainnya.
6

3. Pemahaman peserta didik dalam memahami pentingnya penanaman nilai-

nilai karakter.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi pada

masalah bagaimanakah peran guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai

karakter terhadap upaya pencegahan bullying di kelas VII SMP Negeri 3

Percut Sei Tuan.

D. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah peran guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karakter terhadap

upaya pencegahan bullying ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran guru

PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karakter terhadap upaya pencegahan

bullying di kelas VII SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan.

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk membangun konsep ilmu

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kawasan pendidikan


7

khususnya dalam menguatkan nilai-nilai karakter sebagai landasan utama dalam

berperilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Praktis

Secara praktis dalam penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai:

a. Masukan untuk sekolah dalam upaya penggalian, penguatan dan

pelestarian nilai-nilai karakter.

b. Pedoman guru dalam menanamkan nilai karakter sebagai landasan

berperilaku.

c. Sarana refleksi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran PPKn dalam

rangka menanamkan nilai-nilai karakter terhadap upaya pencegahan

bullying.

d. Memberikan wawasan pengetahuan atau sebagai penambah khasanah

pengetahuan di bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan penelitian ilmiah ini harus dilakukan teknik

penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan

diambil. Adapun cara yang digunakan yaitu melakukan studi perbandingan

atau peneliti mencoba untuk mencari data yang berkaitan dengan penelitian yang

relevan dengan data yang dikaji ini dengan hasil riset penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya.Dimana penelitian tersebut mempunyai korelasi terhadap

permasalahan yang diangkat.

Penelitian yang disusun Rika Setyorini yang berjudul Pendidikan Karakter

Bagi Warga Negara Sebagai Upaya Penanggulangan Cyberbullying Ini memiliki

sedikit kesamaan hanya saja dalam penelitian yang dibuat oleh peneliti tidak

adanya membahas secara khusus mengenai penanaman nilai-nilai karakter siswa

seperti judul yang saya buat yaitu mengenai Peran Guru PPKn Dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Karakter terhadap Upaya Pencegahan Bullying pada

siswa Kelas VIII di SMPN 3 Percut Sei Tuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendidikan karakter

dalam penanggulangan cyberbulling

Hasil penelitian menunjukan bahwa menunjukkan bahwa:

1) cyberbullying terjadi karena adanya penetrasi penggunaan internet, pengaruh

teman sebaya dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan,
9

2) masih terjadi traditional bullying disekolah namun peran guru PPKn belum

maksimal dan hanya memberikan nasehat secara verbal. Simpulan dari penelitian

ini adalah cyberbullying merupakan kejahatan jenis baru jika dilihat dari media

yang digunakan yaitu berupa media elektronik. Penanggulangan cyberbullying

diperlukan peran guru terutama guru PPKn dalam memberikan pendidikan

karakter agar tercipta karakter bijak dalam bermedia sosial dengan memberikan

keteladanan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat

terutama dalam menerapkan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu peran keluarga

dan pemerintah sangat diperlukan untuk mengendalikan dan mengawasi

penggunaan media sosial oleh anak. Sehingga perilaku cyberbullying tidak

melampau batas dan siswa tidak harus berhadapan dengan hukum.1

Penelitian oleh Fellinda Arini Putri berjudul Strategi Guru dalam

Mengatasi Perilaku Bullying di SMP Negeri 1 Mojokerto bertujuan untuk

mendeskripsikan stratregi guru dalam mengatasi perilaku bullying di SMP Negeri

1 Mojokerto, serta menganalisis hambatan-hambatan guru dalam mengatasi

perilaku bullying di SMP Negeri 1 Mojokerto.

Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi guru dalam mengatasi

perilaku bullying di SMP Negeri 1 Mojokerto yakni:

(1) mengetahui akar permasalahan terjadinya bullying,

(2) memberikan hukuman (punishment),

(3) membuat kelompok belajar,

1
Setyorini, R. (2017). Pendidikan Karakter Bagi Warga Negara Sebagai Upaya Penanggulangan
Cyberbullying . PPKn , 67-78.
10

(4) memberikan himbauan kepada siswa yang melakukan perilaku bullying dan

siswa lainnya,

(5) memberikan beberapa layanan dari BK kepada siswa korban bullying dan

pelaku bullying,

(6) memberikan penghargaan (rewarding),

(7) memberikan program “stop bullying”,

(8) melakukan pengawasan (monitoring).

Hambatan dalam mengatasi perilaku bullying yakni:

(1) kesulitan dalam mengontrol perilaku siswa ada saat berada diluar sekolah,

(2) tidak terbukanya siswa korban bullying untuk melapor ke guru,


2
(3) kurangnya pemahaman guru terhadap perilaku bullying.

2
Putri, F. A. (2016). Strategi Guru Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Di Smp Negeri 1
Mojokerto . Kajian Moral dan Kewarganegaraan , 62-76 .

Anda mungkin juga menyukai