Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

NY. RISGIM DENGAN DIABETES MELLITUS


DI KLINIK LEMATANG MEDICAL CENTER

Nomor RM : 6046
Ruang : Klinik Lematang Medical Center
Tanggal / Jam : 03-09-2018 / Pkl. 09.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 03-09-2018
DX Medis : DM (Diabetes Mellitus)

I. IDENTITAS

A. Biodata Klien
Nama : Ny. RISGIM
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sukanegara

B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. SUKARMIN
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Hubungan dengan klien : Suami Klien
Alamat : Sukanegara

II. PENGKAJIAN

Pada tanggal 03 September 2018 Pukul 09.30 WIB Ny. Risgim datang ke IGD dengan keluhan gatal,
nyeri di kaki, penyembuhan luka yang lambat. Menurut hasil observasi perawat, cara berjalan klien
dibantu oleh keluarga, luka di tumit kaki di sebelah kiri dan berbau. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan tanda-tanda vital:
 Tensi : 120/80 mmhg
 Nadi : 78 x /menit
 RR : 26 x /menit
 Suhu : 36 0C
 GDS : 199
 Keadaan Umum : Klien tampak menahan nyeri saat dilakukan tindakan keperawatan
III. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama
Klien mengatakan gatal, nyeri di bagian tumit kaki sebelah kiri, penyembuhan luka yang lambat,
sudah memiliki DM 5 tahun

b. Riwayat penyakit sekarang


Klien memiliki luka di tumit kaki sebelah kiri

c. Riwayat penyakit dahulu


Klien mengatakan sudah memiliki DM 5 tahun lalu

d. Riwayat penyakit keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM dan penyakit menurun lainnya

IV. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

No Pola Aktivitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit


1 Nutrisi :
Tiga kali sehari Tiga kali sehari
Makan (± 10 sendok makan) (± 14 sendok makan)
Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Minum Air putih 7 gelas Air putih 13 gelas

2 Pola Eliminasi
BAB 1-2 kali sehari 1 kali sehari
BAK 3-4 kali sehari 6-7 kali sehari
(± 1.400 cc)

3 Aktivitas Fisik Digunakan klien untuk Klien hanya berkumpul bersama


Berkumpul bersama keluarga Keluarga dan beristirahat
Dan beraktivitas sebagai
Ibu rumah tangga

4 Istirahat Tidur Klien tidur ±8 jam sehari Klien tidur ±13 jam sehari
Menggunakan kasur, bantal, Menggunakan kasur, bantal,
Guling dengan penerang terang Guling dengan penerang terang

5 Personal Hygiene
 Mandi 2x sehari 1x sehari
 Keramas 2x sehari 1x dua hari sekali
 Gosok Gigi 2x sehari 2x sehari
 Ganti Pakaian 2x sehari 2x sehari

V. DATA PSIKOSOSIAL
a. Status Emosi
Klien tampak menahan nyeri saat dilakukan pengkajian

b. Konsep Diri
 Self Ideal (Individu)
Klien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat beraktivitas seperti biasanya
 Self Esteem (Harga Diri)
Klien mengatakan diperlakukan baik oleh dokter dan perawat
 Role Performance (Penampilan Peran)
Klien dirumahnya berperan sebagai Ibu Rumah Tangga
 Self Identify (Identitas Diri)
Klien adalah seorang ibu dan seorang anak dan istri dari seorang suami

c. Interaksi Sosial (saat dilakukan tindakan keperawatan)


 Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian
 Klien sangat baik pada tetangga dan klien juga diperlakukan baik oleh tetangga

d. Spiritual
Klien beragama Islam, Klien melakukan ibadah 5 waktu

VI. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Sehat


b. Kesadaran : Composmetis
c. Tanda-tanda vital :
 Tensi Darah : 120/80 mmhg
 Nadi : 78 x /menit
 RR : 26 x /menit
 Suhu : 36,5 0C

d. Kepala
 Ekspresi wajah : Menahan nyeri luka saat dibersihkan lukanya
 Rambut : Bersih
 Wajah : Simetris tidak ada luka
 Mata : Sklera putih konjungtifa merah muda, bola mata simetris
Dapat membuka mata simetris
 Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret
 Mulut : Tidak ada sariawan, simetris
 Telinga : Simetris tidak ada sarumen, fungsin pendengaran baik
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid kekakuan leher tidak ada
e. Thora
 Inpeksi (Masalah kesehatan pasien) : Simetris tidak ada benjolan dan luka
 Palpasi (Pemeriksaan) : Tidak ada kelainan bentuk
 Perkursi (Getaran Suara) : Suara Timpani
 Auskultasi (Suara di dalam tubuh) : Veskular

f. Abdome
 Palpasi : Tidak ada benjolan
 Ifeksi : Bentuk perut datar

g. Ekstermitas
 Atas : Jari lengkap
 Bawah : Jari lengkap, kaki luka pada bagian tumit sebelah kiri

h. Genetalia
Tidak dikaji
I. DATA PENUNJANG

a. HB a I c : 10,3 %
b. GDS : 199
c. Kreatinin : 0,80 mg/dl
d. Ureum : 23 mg/dl
e. Kolesterol total : 232 mg/dl
f. Kolesterol HDL Direct : 62 mg/dl
g. Kolesterol LDL : 160 mg/dl
h. Trigliserida : 50 mg/dl

II. TERAPI

Terapi Obat : Metformi


Latibet
Kandungan Glibenclamide

Alat pembersih luka :


- Bengkok
- Satu buah baskom yang berisi kasa steril
- Cairan Naci
- Plester
- Hensculd

III. DATA SENJANG

DS :
- Klien mengatakan mempunyai DM sudah 5 tahun
- Klien mengatakan gatal di tumit kaki sebelah kiri
- Klien mengatakan nyeri dibagian tumit kaki sebelah kiri
- Klien mengatakan penyembuhan luka yang sangat lambat

DO :
- Keluhan utama : Biasa
- Tensi Darah : 120/80 mmhg
- Nadi : 78 x /menit
- RR : 26 x /menit
- Suhu : 36,5 0C
Klien nampak menahan nyeri saat dibersihkan lukanya
ANALISA DATA

Nama : Ny. RISGIM


DX : Diabetes Mellitus

No DATA PENYEBAB MASALAH

- Klien mengatakan mempunyai DM sudah 5 tahun Penyakit yang Kelebihan kadar


- Klien mengatakan gatal di tumit kaki sebelah kiri disebabkan oleh gula (Glukosa)
- Klien mengatakan nyeri dibagian tumit kaki kadar gula darah
sebelah kiri
- Klien mengatakan penyembuhan luka yang
sangat lambat

- Keluhan utama : Biasa


- Tensi Darah : 120/80 mmhg
- Nadi : 78 x /menit
- RR : 26 x /menit
- Suhu : 36,5 0
C

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. RISGIM


DX Medis : Diabetes Mellitus

1 Nyeri berhubungan dengan luka ditumit kaki sebelah kiri


2 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikimi
3 Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidak seimbangan glukosa

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No RENCANA IMPLEMENTASI EVALUASI

- Kaji tingkat nyeri pada - Mengkaji tingkat nyeri - Tetap


Hari Pertama
pasien pada pasien intervensi dilanjutkan

- Ajarkan tekhnik - Mengajarkan teknik - Pasien dapat melakukan teknik


relaksasi relaksasi relaksasi

- Ukur TTV - Mengukur TTV - TD : 120/80 mmhg


- Nadi : 78 x /menit
- RR : 26 x /menit
- Suhu : 36,5 0C
- GDS :
No RENCANA IMPLEMENTASI EVALUASI

- Batasi aktivitas pasien - Memberitahu pasien - Pasien bersedia untuk


Hari Kedua
untuk membatasi membatasi aktivitas
aktivitas

- Kaji adanya riwayat - Mengkaji riwayat - Pasien tidak muntah


muntah dan kencing muntah dan kencing BAK : 6-7 x sehari
banyak banyak (±1.400 cc)

- Observasi tanda-tanda - Mengobservasi tanda- - Ada tanda-tanda infeksi di sekitar


infeksi tanda inveksi luka diantaranya :
- Merah
- Bengkak
- Nyeri
SEJARAH KLINIK LEMATANG

Klinik LMC didirikan sejak tahun 2006. Beralamatkan di Jl. Ir. Sutami Desa Lematang No.153 Kecamatan
Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Dibangun atas dasar pengalaman matang dr. Agus Kelana Benni
Kurniawan, serta dukungan dari sumber manusia yang kompeten di bidangnya.

Berawal dari praktek mandiri di bawah yayasan yang diberi nama “Yayasan Saudara Kita” dengan Akte Notaris
No.89 dikeluarkan di Kantor Notaris Selvi Fitrian Liu, SH. Kemudian berkembang menjadi Balai Pengobatan
dengan Nomor Surat Izin 503/3032/III-01/X/2006, dan saat ini telah menjadi Klinik Pratama dengan Nomor Izin
Pendirian Klinik 503/2648/III.02/VII/2014.
DIABETES MELLITUS (DM)

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam darah akibat gangguan sekresi
insulin. Diabetes Mellitus (DM) disebut juga kencing manis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi
kencing manis adalah penyakit yang menyebabkan air kencing yang diproduksi bercampur zat gula. Adanya
kadar gula yang tinggi dalam air kencing dapat menjadi tanda-tanda gejala awal penyakit Diabetes Mellitus (DM).

Insulin adalah sejenis hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berfungsi untuk mengendalikan kadar gula
dalam darah. Penurunan sekresi insulin biasanya disebabkan oleh resitensi insulin dan kerusakan sel pada
pankreas. Pada penderita penyakit DM, tubuh pasien tidak memproduksi atau tidak dapat merespon hormon
insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas.

Kekurangan insulin membuat tubuh tidak mampu mengubah glukosa menjadi sumber energi pada sel sehingga
respon yang diterima tubuh adalah rasa lapar dan haus. Namun semakin banyak karbohidrat yang dimakan
maka akan semakin tinggi penumpukan glukosa dalam darah. Kondisi inilah yang kemudian disebut sebagai
penyakit gula atau penyakit kencing manis atau Diabetes Mellitus (DM).

Tipe-tipe Penyakit Diabetes Mellitus (DM)


Ada 3 macam penyakit DM yang sebaiknya diwaspadai. Ketiga jenis DM tersebut adalah DM Tipe I, DM Tipe II
dan juga DM Getatisional.

A. DM Tipe I

Penyakit DM Tipe I ini muncul akibat adanya kerusakan organ pankreas, maka tubuh tidak memiliki cukup
hormon insulin untuk menyalurkan glukosa di dalam darah keseluruh sel. Ketika glukosa ini tidak dapt
disalurkan untuk dirubah menjadi energi, maka glukosa hanya dibiarkan mengendap di dalam darah.
Akibatnya, dalam waktu yang cukup lama kadar glukosa di dalam darah meningkat dan menyebabkan
munculnya penyakit DM.

DM Tipe I ini harus bergantung pada insulin buatan untuk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan DM Tipe I ini, antara lain:
a. Memiliki faktor genetik penderita DM
b. Kekurangan nutrisi
c. Serangan virus tertentu yang merusak organ pankreas
B. DM Tipe II

DM Tipe II adalah tipe penyakit DM yang muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit DM Tipe II
tidak memiliki masalah apapun pada organ pankreas, sehingga hormon insulin dapat diproduksi sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.

Hal tersebut bisa terjadi jika masalah kepekaan sel didalam tubuh untuk menerima insulin tidak segera
diatasi. Tubuh akan terus memproduksi lebih banyak insulin untuk dapat menyalurkan glukosa.

Faktor pemicu DM Tipe II ini antara lain:


a. Obesitas
b. Sangat jarang berolahraga
c. Tidak mengatur pola makan
d. Sering mengalami setres akibat pekerjaan

C. DM Gentasional

Dm Gentasional adalah satu-satunya tipe DM yang hanya menyerang wanita khususnya wanita hamil.
Penyakit Dm Gentasional ini lenyap setelah penderitanya melahirkan. Oleh sebab itu, selama mengandung
wanita disarankan untuk terus untuk melakukan pengontrolan kadar gula darah karena memang cukup sulit
bagi wanita yang sedang hamil untuk mengontrol nutrisi yang dibutuhkan di dalam tubuh.

Penyebab Diabetes Mellitus (DM)

1. Keturunan
Orang bertali darah dengan orang yang mengidap DM lebih cenderung mengidap penyakit tersebut dengan
mereka yang tidak memilikinya di dalam keluarga .

2. Pola makan tidak sehat


Yang disebut makan tidak sehat banyak sekali malamnya. Dan berkenaan dengan DM hal ini sangat
menjadi penyebab dari DM

3. Kegemukan
Hampir 80% orang yang terjangkit diabetes pada usia lanjut biasanya kelebihan berat badan yang
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan insulin pada tubuh

4. Usia
Dengan bertambahnya usia jumlah sel beta di dalam pankreas yang memproduksi insulin menurun seiring
bertambahnya umur
5. Jenis Kelamin
Baik pria maupun wanita memiliki resiko yang sangat besar untuk mengidap DM sampai usia dewasa awal

6. Kurang Aktivitas Fisik


Kebanyakan orang di zaman modern ini tidak sempat sama sekali melakukan olah raga

Gejala Diabetes Mellitus (DM)


1. Kelelahan yang berlebihan
2. Peningkatan BAK
3. Haus dan mulut terasa kering
4. Penurunan BB
5. Sering lapar
6. Penglihatan kabur
7. Kebingungan
8. Kerentaan terhadap infeksi tertentu

Cara Mencagah DM
Dengan menghindari berbagai jenis makanan yang terlalu banyak mengandung glukosa dan berbagai jenis
makanan olahan yang tinggi glukosa. Serta rajin berolah raga dan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per
hari.

Pengobatan DM
1. Penderita DM Tipe I umumnya manjalani pengobatan terapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau
Apidra) yang berkesinambungan. Selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan
pengontrolan menu makanan (Diet)
2. Pada penderita DM Tipe II penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan
aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatanan, yaitu
dengan mengurangi berat badan, diet dan berolahraga.
Jika hal ini tidak dicapai maka pemberian obat tablet akan diberlakukan. Bahkan pemberian suntik insulin
turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah .

Anda mungkin juga menyukai