Anda di halaman 1dari 10

Topik keterampilan : Pemasangan Naso Gastric Tube (NGT)

Unit : KDM
Waktu : 100 menit
Dosen : Ugi Sugiarsih

REFERENSI

Kusmiyati Y.Penuntun Belajar Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Yogyakarta :Fitramaya, 2007 :71-78
Uliyah, Musrifatul & Azis Alimul Hidayat.Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika. 2006 : 8-22 Samba.
Suharyati.Buku Ajar Praktik Kebidanan,Jakarta, EGC, Hal 309-313

1.

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Tanpa melihat job sheet, diharapkan mahasiswa dapat mendemonstrasikan pemasangan


NGT sesuai dengan job sheet dan dilakukan secara sistematis

DASAR TEORI

PENDAHULUAN
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan dipergunakan dalam aktivitas
tubuh.

Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. System


yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan dan
organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai anus, sedangkan organ
asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pancreas. Ketiga organ ini membantu
pencernaan makanan secara kimiawi.

Tujuan

• Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair

• Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yg terdapat pd lambung

• Mengirigasi karena perdarahan untuk keracunan dalam lambung

• Mencegah dan mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma

• Mengambil spesimen pada untuk pemeriksaan diagnostik

Indikasi
1. Pasen tidak sadar
2. Pasen dengan masalah saluran pencernaan /stenosis oesophagus, tumor mulut,faring,
esofagus
3. Pasen yang tidak dapat makan melalui mulut
4. Pasen Ileus atau peritonitis, trauma abdomen untuk dikompresi
5. Pasen perdarahan lambung atau bilas lambung

Kontraindikasi
1. Pasen yg sadar dan bisa makan peroral
2. Klien yg memiliki tumorpdrongga hidung/esophagus pdpasen dengan cedera cerebrospinal

Komplikasi dari pemasangan nasogastric tube yang paling umum terjadi adalah rasa nyeri
dan tidak nyaman. Hal ini dapat dikurangi dengan pemberian pelumas dan anestesi topikal
pada saat pemasangan.Komplikasi lain dari pemasangan ini adalah sebagai berikut:
1. Iritasi pada tenggorok: dapat dikurangi dengan pemberian tablet hisap anestesi
(misalnya lozenges benzokain) sebelum tindakan pemasangan nasogastric tube
2. Epistaksis: dapat dicegah dengan melumasi ujung nasogastric tube secara adekuat dan
berhati-hati saat melakukan pemasangan selang
3. Pneumonitis atau pneumonia aspirasi akibat pemasangan selang yang salah di saluran pernafasan
4. Pneumotoraks, cedera pada pleura
5. Perforasi dan cedera esophagus
6. Gejala: nyeri pada leher dan dada, disfagia, dispnea, emfisema subkutan, hematemesis
7. Trauma pada jaringan sekitar

a. Alat dan Bahan

 Naso Gastric Tube dalam tempatnya


 Selang NGT sesuai ukuran
 Spuit 20 cc
 Pengalas
 Bengkok plester dan gunting
 Makanan dalam bentuk cair
 Air matang
 Obat-obatan
 Stetoskop
 Klem
 Gelas berisi air
 Vaselin atau Jeli

b. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti

c. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan


2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah dijangkau
3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya
4. Perhatikan setiap langkah

d. Langkah Kerja

Prosedur Pemasangan Naso Gastric Tube

No Langkah Pengerjaan Ilustrasi gambar


dan key point

1 Menyiapkan alat dan bahan

2 Menyapa pasien atau keluarga dan


memperkenalkan diri

3 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan


yang akan dilakukan
4 Menjaga privasi pasien : tutup sampiran

5 Cuci tangan efektif 6 langkah,


mengguankan sabun, dibawah air
mengalir dan dikeringkan

6 Atur Posisi semi fowler (untuk pasien


sadar)

Atur posisi ekstensi (untuk pasien tidak


sadar)
7 Bersihkan daerah hidung dan pasang
pengalas di daerah dada

8 Letakkan bengkok di dekat pasien


9 Ukur panjang selang dari epigastrium
sampai ke hidung kemudian di
bengkokan di telinga dan beri tanda
batasnya

10 Berikan vaselin atau jeli pada ujung


selang dan klem pangkal selang tersebut
lalu masukkan melalui hidung secara
perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan
untuk menelannya

11 Tentukan apakah selang tersebut benar-


benar sudah masuk ke lambung, dengan
cara :
 Masukkan ujung selang yang di
klem kedalam gelas yang berisi air
(klem dibuka) dan perhatikan bila
adanya gelembung selang masuk ke
paru dan jika tidak ada gelembung
selang tersebut masuk ke lambung
setelah itu di klem atau dilipat
kembali.
 Masukkan udara dengan spuit
kedalam lambung melalui selang
tersebut dan dengarkan dengan
stetoskop. Apabila lambung
terdengar bunyi berarti selang
tersebut sudah masuk, setelah itu
keluarkan udara yang ada didalam
sebanyak jumlah yang dimasukkan

12 Bereskan alat

13 Merapikan pasien dan memberikan posisi


senyaman mungkin

14 Mengevaluasi hasil tindakan :


menanyakan respon pasien
15 Berpamitan

16 Cuci tangan efektif 6 langkah,


mengguankan sabun, dibawah air
mengalir dan dikeringkan

17 Mendokumentasikan kegiatan yang telah


dilakukan

e. Evaluasi Praktikum
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secaralengkap
ahasiswa mampu melakukan pemberian pemenuhan
nutrisi secara sistematis dan setiap langkah dilakukan
secara tepat.

2. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyaman pasien


dan privasinya selama prosedur

3. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan


panduan modul praktikum pada jam praktikum
mandiri

Anda mungkin juga menyukai