Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan nikmat kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah Penggunaan Lahan  “Perencaraan Penggunaan Lahan
di Wilayah Kabupaten Indramayu Berdasarkan data Wilayah”

Terimakasih  kepada guru pembimbing yang telah memberikan tugas makalah ini,
sehingga motivasi dapat Kami rasakan, dan juga kepada semua teman-teman yang telah
membantu dalam pnyusunan makalah ini.

Semoga makalah  ini dapat menjadi inspirasi bagi Kami maupun pembaca,  serta dapat
memberikan  manfaat dalam pengembangan keilmuan, khususnya dalam peningkatan kualitas
pengetahuan. 
                                   
                                                                                               
                                                                                    Haurgeulis, Agustus 2020

                                                                                    Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN) ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................................1

BAB II (PEMBAHASAN)..................................................................................................2
2.1 Pengertian dan Konsep Perencanaan Penggunaan Lahan.............................................2
2.2 Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Indramayu Berdasarkan Data Wilayah.....3
2.3 Faktor yang mempengeruhi Perencanaan Penggunaan  Lahan.....................................5

BAB III (PENUTUP)..........................................................................................................8


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan
banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan
juga digunakan sebagai tempat tinggal manusia. Food Agricultural Organi-zation dalam
Setya Nugraha (2007:3) menyatakan bahwa lahan ialah bagian dari bentangalam
(landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief,
hidrologi bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetati-on) yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik.
Perencanaan pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan sejak dari
tahap survey sampai dengan tahap pengamatan, karena memerlukan peninjauan ulang
atau pengkajian agar mencapai hasil yang diharapkan untuk masa yang akan datang. Hal
ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memajukan tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Dengan adanya keterkaitan antara potensi dan keadaan alam yang
dimiliki suatu daerah tersebut maka akan tumbuh interaksi yang saling mendukung
antara komponen itu sendiri dan untuk mencapai perubahan dan hasil yang maksimal, di
setiap daerah harus memanfaatkan potensi sumber daya alamnya ,maupun potensi
sumber daya manusia yang ada.
Oleh karena itu sangat diperlukan identifikasi suatu wilayah untuk mengetahui tingkat
perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah dimasa yang akan datang, yang pada
akhirnya pembangunan yng ditujukan untuk memenuhi segala macam bentuk kebutuhan
baik itu sarana  dan prasarana serta fasilitas penunjang yang dapat dipenuhi sehingga
pembanguna mempunyai arah yang sangat besar bagi peningkatan kehidupan masyarakat
disuatu daerah.
Dari beberapa uraian diatas dapat diketahui betapa pentingnya pelaksanaan
perencanaan pengembangan pembangunan baik dimasa sekarang dan masa yang akan
datang, sehingga dari sini kami mencoba menguraikan tentang “Dampak Pengembangan
Di Wilayah Pedesaan” secara singkat dan sistematik, dalam bentuk sebuah makalah agar
dapat menjadi gambaran, acuan dan pelajaran bagi penulis dan para pembaca nantinya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan Perencanaa Penggunaan Lahan?
2. Bagaimana peran perancanaan dalam Penggunaan lahan ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan penggunaan lahan?

1.3 Tujuan
1.  Mengetahui  Apa yang di maksud dengan Perencanaa Penggunaan
Lahan.Mengetahui  Bagaimana peran perancanaan dalam Penggunaan lahan.
2. Mengetahui  Apa saja faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan penggunaan
lahan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Perencanaan Penggunaan Lahan


Perencanaan Penggunaan Lahan sering dipertukarkan dengan istilah perencanaan tata
Guna lahan; karena pada dasarnya memiliki pengertian yang sama. Dalam berbagai
literatur, kedua istilah ini disebut land use planning. Sedikit perbedaan keduanya hanya
terletak pada penekanan pada ruang (space). Tata guna lahan secara implisit mengandung
pengertian ruang di dalamnya, karena terkait dengan tata guna : penataan atau
pengaturan penggunaan, baik dalam konteks ruang maupun waktu. Sementara,
penggunaan lahan tidak ditekankan seperti itu. Dengan demikian, memiliki relevansi dan
bahkan sama dengan pengertian perencanaan tata ruang (spatial planning).
Penekanan terhadap kata “perencanaan” adalah adanya intervensi, baik dari sisi
kebijakan yang diperkuat oleh pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun
aktivitas sosial ekonomi yang terorganisasi secara baik. Di sinilah prinsip dan teknik
penataan dan zonasi itu diperlukan, melalui pertimbangan efisiensi, ekuitas (equity), dan
keberkelanjutan (sustainability).
Perencanaan Penggunaan Lahan merupakan Pemahaman dasar yang telah dibuat oleh
Kelompok Kerja Terpadu Perencanaan Penggunaan Lahan dinyatakan sebagai berikut:
Perencanaan penggunaan Lahan merupakan suatu proses berulang-ulang yang didasarkan
pada dialog antara semua yang mempunyai kepentingan yang bertujuan untuk
menenegosiasi dan hasil dari keputusannya digunakan untuk penggunaan lahan secara
berkelanjutan hal ini dilakukan pada daerah pedesaanyang meliputi: memulai dan
memantau pelaksanaannya.
Dalam penggunaan lahan yang dilakukan kelompok masyarakat yang menggunakan
lahan dan tanah tanpa disadari atau tidak harus mempertimbangkan perencanaan. Dalam
Penggunaan lahan tidak hanya mempertimbangkan produksi saja, tetapi juga memikirkan
fungsi lahan seperti kawasan lindung, rekreasi lahan, pembangunan jalan, sisi
pembuangan limbah dan daerah terlarang seperti tempat pembuangan gas, area untuk
regenerasi tanah, dll. Perencanaan penggunaan lahan tidak hanya dilakukan oleh pihak
pemerintah saja yang mempunyai  berwenang mengintervensi atau sebagai hasil dari
pengembangan kerjasama proyek. Perencanaan penggunaan lahan juga terjadi di setiap
masyarakat. Ini berkaitan dengan kasus-kasus yang terjadi dalam rangka meningkatkan
pemanfaatan lahan dan untuk mempertahankan sumber daya alam. dahulu, keputusan
yang dibuat dalam penggunaan tanah telah mengakibatkan degradasi sumber daya lahan,
atau ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan sumber daya tersebut. Di sini,
perencanaan penggunaan lahan dipahami sebagai instrumen dari kerjasama teknis yang
digunakan, yaitu :
1. Pengelolaan sumber daya (kehutanan, sistem produksi)
2. Kompatibel dengan sumber daya dan agroforestry, padang rumput
3. Manajemen, perlindungan alam dan pengendalian erosi)
4. Pembangunan daerah pedesaan
5. Dukungan masyarakat dan pembangunan desa
6. Konsultasi pemerintah

2
Perencanaan penggunaan lahan dalam kerjasama teknis adalah proses berulang-ulang
yang didasarkan pada kesepakatan semua peserta.Hal ini bertujuan untuk mengambil
keputusan padabentuk penggunaan lahan berkelanjutan di daerah pedesaan daninisiasi
tindakan yang tepat untuk implementasi  dan pemantauan.
Elemen inti dalam perencanaan penggunaan lahan adalah kesepakatan di antara
semua peserta untuk mencapai keputusan berdasarkan konsensus. Tugas utama dari
perencanaan penggunaan lahan ini adalah untuk mendampingi dan memotivasi para
peserta dan masyarakat terpengaruh dalam rangka untuk mencapai rekonsiliasi
kepentingan mengenai sumber daya lahan, jenis dan tingkat penggunaan lahan. Proses
Perencanaan Penggunaan Lahan mencakup semua langkah yang terdiri dari
pengumpulan data dan informasi pengolahan, analisis, pembahasan dan evaluasi sampai
ke negosiasi untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk penggunaan lahan untuk
dipraktekkan. Ini termasuk prasyarat untuk mempersiapkan, memulai dan melaksanakan
rencana tersebut. Namun, dalam konteks kerjasama teknis, selama Proses Perencanaan
Penggunaan Lahanbelum tentu semua langkah yang direncanakan akan dilakukan secara
menyeluruh.

2.2 Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Indramayu Berdasarkan Data Wilayah


Kabupaten Indramayu memiliki luas lahan 209.942 ha yang terdiri atas 115.897 ha
lahan sawah, 56.937 ha lahan bukan sawah, dan 37.108 ha lahan bukan pertanian.
Keadaan Geografis Dan Topografi
Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu terletak pada 107° 52 ° -
108° 36 ° Bujur Timur dan 6° 15 ° - 6° 40 ° Lintang Selatan. Sedangkan berdasarkan
topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan
tanahnya rata-rata 0 – 2 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan
cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air. Kabupaten
Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa dan memiliki 10 kecamatan dengan 35
desa yang berbatasan langsung dengan laut dengan panjang garis pantai 114,1 Km.
Iklim
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa
membuat suhu udara di kabupaten ini cukup tinggi yaitu  Celcius- 28 ° Celcius.°berkisar
antara 18  Sementara rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2006 adalah sebesar 61,06
mm. Adapun curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Kertasemaya kurang lebih
sebesar 70 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 2491hari, sedang curah hujan terendah
terjadi di Kecamatan Pasekan kurang lebih sebesar 55 mm dengan jumlah hari hujan
tercatat 683 hari.
Penggunaan Tanah
Luas wilayah Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha terdiri atas 110.877 Ha
tanah sawah (54,35%) dengan irigasi teknis sebesar 72.591 Ha, 11.868 Ha setengah
teknis 4.365 Ha irigasi sederhana PU dan 3.129 Ha irigasi non PU sedang 18.275 Ha
diantaranya adalah sawah tadah hujan. Sedang luas tanah kering di Kabupaten
Indramayu tercatat seluas 93.134 Ha atau sebesar 45,65%. Bila dibandingkan dengan
luas areal tanah sawah di tahun 2005 yakni 110.548 Ha tanah sawah atau 54,19% dari
luas wilayah maka dapat terlihat kecenderungn perubahan penggunaan lahan.

3
Model Spasial Penggunaan Lahan Untuk Mendukung Kemandirian Pangan di
Kabupaten Indramayu.
Kabupaten Indramayu, seperti halnya wilayah-wilayah lain di pantai utara Provinsi
Jawa Barat terus mengalami perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan pertanian.
Berkurangnya luas lahan sawah di Kabupaten Indramayu tentunya akan berpengaruh
pada produksi beras. Sebagai salah satu wilayah penghasil beras yang menyumbang
beras untuk kebutuhan pangan nasional, penurunan produksi beras di Indramayu perlu
diwaspadai . Berbagai model dapat digunakan dalam mengkaji perubahan penggunaan
lahan, salah satunya adalah dengan menggunakan model Clue-S.
Untuk dapat mengetahui kecenderungan perubahan penggunaan lahan di Indramayu
dan pengaruhnya terhadap kemandirian pangan maka dilakukan penelitian ini yang
bertujuan untuk:
(1) mendeliniasi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu,
(2) menentukan faktor yang mempengaruhi keberadaan suatu penggunaan lahan,
(3) menyusun model spasial perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu
tahun 2031,
(4) menganalisa kemandirian pangan di Indramayu sebagai pengaruh dari perubahan
penggunaan lahan. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari peta
penggunaan lahan tahun 1994 dan peta penggunaan lahan tahun 2008 dan tahun
2015 hasil interpretasi citra satelit. Peta penggunaan lahan tahun 1994 dan 2015
ditumpangsusunkan dan disusun dalam matriks transisi perubahan penggunaan
lahan untuk mengetahui jenis penggunaan lahan yang mengalami perubahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dianalisis


menggunakan regresi logistik biner untuk mengetahui hubungan secara kuantitatif
pengaruh masing-masing faktor pendorong terhadap kemunculan jenis penggunaan lahan
tertentu. Perhitungan kebutuhan dan ketersediaan beras digunakan untuk menghitung
kemampuan Kabupaten Indramayu dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Penggunaan
lahan yang dijumpai di Kabupaten Indramayu terdiri dari tambak, hutan, tegalan/ladang,
perkebunan/kebun, permukiman dan tempat kegiatan, sawah, dan lainnya. Perubahan
penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu sebagian besar terjadi pada lahan sawah yang
berubah menjadi pemukiman.
Perubahan ini terutama terjadi di Kecamatan Indramayu, Patrol, Sukra, Losarang, dan
wilayah-wilayah yang dilintasi jalur utama pantai utara Jawa. Keberadaan suatu jenis
penggunaan lahan di Indramayu dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong. faktor
pendorong yang berpengaruh adalah curah hujah, jarak dari ibu kota kabupaten, jarak dari
ibu kota kecamatan, jarak dari jalan utama, jarak dari sungai besar, dan jumlah penduduk.
Model spasial Clue-S yang dihasilkan memiliki tingkat ketelitian 86%. Model spasial
disusun dengan menggunakan dua skenario yaitu skenario laju alami (skenario 1) dan
skenario kebijakan pemanfaatan pola ruang (skenario 2).
Pada skenario laju alami, perubahan penggunaan lahan dibiarkan apa adanya sesuai
pola spasialnya tanpa ada batasan penggunaan lahan, sedangkan pada skenario kebijakan
pemanfaatan pola ruang perubahan penggunaan lahan hanya dapat terjadi pada kawasan

4
selain lahan pertanian tanaman pangan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa skenario
kedua mampu menahan laju konversi lahan sawah dibandingkan skenario 1. Berdasarkan
perhitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan,
Kabupaten Indramayu selama periode tahun 2008 sampai 2015 mengalami surplus
produksi beras, dan diproyeksikan hingga tahun 2031 masih mengalami surplus produksi.
Namun surplus produksi ini terus menurun seiring dengan menurunnya luas lahan sawah.

2.3 Faktor yang mempengeruhi Perencanaan Penggunaan  Lahan


Pada hakekatnya pemanfaatan lahan adalah untuk suatu peruntukan tertentu.
Permasalahan yang mungkin timbul dalam perencanaan suatu lahan adalah permasalalah
kesesuaian/ kecocokan lahan terhadap suatu peruntukan tertentu.
Kesesuaian suatu lahan sangat ditentukan oleh faktor lingkungannya seperti faktor
kelerengan, iklim, jenis tanah dan batuan, tutupan lahan, satwa liar, hidrologi dan lain
sebagainya. Hal yang terpenting dalam suatu perencanaan tataguna lahan adalah usulan
lokasi serta tujuan peruntukannya.

Proses Perencanaan Tata Guna (Peruntukan) Lahan:


1. Tahap Pertama  adalah melakukan Survei Pendahuluan atas data dasar yang meliputi
studi pustaka,survey lapangan,serta pekerjaan laboratorium guna menyusun dan
memadukan data dasar kedalam peta skala 1 : 25.000.
2. Tahap Kedua adalah melakukan Penilaian Kapabilitas Lahan.
3. Tahap ketiga adalah menyiapkan Rencana lokasi dan tujuan dari peruntukan lahan.

Data yang harus disiapkan pada  tahap persiapan dan inventarisasi terdiri atas tiga
bagian yaitu:
1. Faktor lingkungan Alamiah
Faktor lingkungan Alamiah  terdiri atas:
a. Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan
objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid.
b. Iklim atau kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu
lokasi di bumi atau planet lain.. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu
tempat di bumi menimbulkan musim,suatu penciri yang membedakan iklim satu
dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
c. Bencana alam suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi
populasi manusia.Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi,
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang
panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.
d. Tanah yang berupa kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan
planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk
hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang
mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan
induk dalam jangka waktu tertentu.
e. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah,
baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa

5
Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-
gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi
pencegahan banjir.
f. Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di
daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut.
Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah
teritorial suatu negara.

2. Faktor Bangunan dan Aturan


Faktor bangunan dan aturan terdiri atas:
a. Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia
atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah
tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan
pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai
transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan
udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang
untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih,
transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat
transportasi lainnya.
b. Menurut Chapin dan Kaiser (1979, dalam Priyandono,2001:5) kebutuhan
penggunaan lahan dalam struktur tata ruang kota/wilayah berkaitan dengan 3
sistem yang ada:
- Sistem kegiatan, manusia dan kelembagaannya untuk memenuhi kebutuhannya
yang berinteraksi dalam waktu dan ruang.
- Sistem pengembangan lahan yang berfokus untuk kebutuhan manusia dalam
aktivitas kehidupan.
- Sistem lingkungan berkaitan dengan kondisi biotik dan abiotik dengan air,
udara dan material.
c. Pemilikan tanah diawali dengan menduduki suatu wilayah oleh suatu masyarakat
adat yang kemudian disebut dengan tanah komunal (tanah milik bersama).Dalam
hubungan dengan pemilikan tanah ini di dalam UUPA diartikan penguasaan atas
tanah yang didasarkan pada suatu hak dengan status hak milik, maka Pasal 20
UUPA, ditentukan bahwa :
- Hak milik adalah hak atas tanah turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6.
- Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.

3. Faktor Sosial Ekonomi


Faktor sosial ekonomi terdiri atas:
a. Perkembangan Penduduk
Tingginya aktifitas perkotaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan jumlah
penduduk; Perkembangan jumlah penduduk tidak saja dipengaruhi oleh natural

6
growth, akan tetapi arus masuk (pergerakan penduduk) in migration Pertumbuhan
penduduk yang tinggi sangat berpengaruh pada spasial perkotaan.
b. Kegiatan penduduk,
kegiatan-kegiatan penduduk seperti ekonomi, industry, perkantoran yang esensinya
menggunakan lahan sangatlah mempengaruhi tata guna lahan.

Pola penggunaan lahan di kawasan perkotaan, umumnya terbentuk polarisasi yaitu


munculnya kutub-kutub pertumbuhan, atau meningkatnya daerah lain akibat dari
aktifitas yang berbeda dalam sebuah kota sehingga pergerakan penduduk di dasari
kebutuhan akan pekerjaan, tempat tinggal, fasilitas, dll.
Jika manfaat lahan di setiap daerah untuk suatu kota telah diketahui, maka ini
memungkinkan kita untuk memperkirakan lalu lintas yang dihasilkan (Blunden dan
Black, 1984 dalam Khisty dan Lall, 2003: 74). Dari hal tersebut maka kita dapat
mengetahui sejauh mana tingkat kebutuhan akan jasa transportasi yang merupakkan
masukan yang berguna untuk merencanakan sampai tingkat mana fasilitas-fasilitas
transportasi akan disediakan.

Beberapa faktor agar diperoleh perencanaan tata guna lahan yang benar-benar
memberikan informasi yang akurat dan relevan, diantaranya :
1. Keadaan mengenai kondisi persebaran penduduk dan berbagai kecenderungan serta
implikasinya di daerah perencanaan.
2. Keadaan topografi daerah perencanaan.
3. Faktor iklim dan cuaca.
4. Ciri-ciri kondisi dan kontur tanah yang ada di daerah tersebut.
5. Penggunaan dan pemanfaatan lahan selama ini serta kemungkinan-kemungkinan
pengembangannya sesuai dengan klasifikasi tanah yang ada.
6. Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk pembangunan potensi daerah tersebut,
baik dilihat dari aspek pengadaan bahan baku, tenaga/SDM, atau aspek
pemasarannya.
7. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada, khususnya yang terkait langsung dengan
masalah pertanahan dan pembangunan.
8. Proyeksi harga-harga komoditi yang diproduksi oleh sektor-sektor pertanian atau
agro-industri yang memiliki kaitan langsung dengan pemanfaatan lahan.   

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perencanaan Penggunaan Lahan merupakan Pemahaman dasar yang telah dibuat oleh
Kelompok Kerja Terpadu Perencanaan Penggunaan Lahan dinyatakan sebagai berikut:
Perencanaan penggunaan Lahan merupakan suatu proses berulang-ulang yang didasarkan
pada dialog antara semua yang mempunyai kepentingan yang bertujuan untuk
menenegosiasi dan hasil dari keputusannya digunakan untuk penggunaan lahan secara
berkelanjutan hal ini dilakukan pada daerah pedesaan yang meliputi: memulai dan
memantau pelaksanaannya.
Perencanaan tata guna lahan dapat memberikan sumbangan/peran yang cukup penting
dengan perencanaan pembangunan daerah, dengan memberikan informasi dan data yang
akurat tentang kondisi lahan, tanah, lingkungan dengan berbagai karakter dan
keragamannya. Hal ini membantu untuk menentukan dan mengembangkan alternatif
pembangunan yang sesuai dengan keadaan lahan maupun kebutuhan masyarakatnya.

3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas maka kami menyarankan agar segala aktifitas penggunaan
lahan yang ada di Indonesia harus melalui tahap perencanaan yang matang dan sesui
terlebih dahulu agar manfaat serta potensi lahan tersebut dapat dirasakan sehingga
memberikan kemajuan kesejahteraan bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1052
(Diakses Pada 20 Agustus 2020)

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88727
(Diakses Pada 20 Agustus 2020)

Ashyar, 2014. “prinsip penggunaan lahan perencanaan Ekonomi”:


[Online]http://jokowarino.id/prinsip-penggunaan-lahan-perencanaan/l  
(Diakses Pada 20 Agustus 2020)

Nurul Shranghei 2015. “proses perencanaanPenggunaan lahan” [Online]


http://nurulshranghei.blogspot.co.id/2015/05/proses-perencanaan-tata-guna-lahan.html
(Diakses Pada 20 Agustus 2020)

Anda mungkin juga menyukai