1. LATAR BELAKANG
Hal Apakah yang Menentukan Pendapatan Petani Kelapa Sawit?
Praktik pemanenan yang baik merupakan praktik pemanenan yang menghasilkan TBS dalam
jumlah yang banyak, rendemen CPO yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Praktik
pemanenan TBS yang baik termasuk:
a. Memanen dengan menggunakan prosedur yang benar (pemotongan pelepah
dan tangkai).
b. Hanya memanen TBS yang masak.
c. Pengangkutan TBS yang baik dan cepat ke PKS.
d. Batasan kehilangan berondolan dari lapangan selama proses pengangkutan
(brondolan memiliki kandungan minyak lebih dari 40%)
Kandungan ALB akan < 5% jika cara memanen yang baik dilakukan dengan tingkat
kematangan TBS yang sesuai dan yang tidak kalah penting adalah memastikan proses
transportasi TBS dari kebun ke PKS dilakukan dengan cepat.
Untuk menciptakan pengangkutan TBS yang baik, jalan yang ada di kebun harus dirawat.
Perawatan jalan membutuhkan investasi yang cukup besar. Kondisi jalan yang buruk
menyebabkan proses pengangkutan dan pemanen TBS melambat dan menjadi lebih mahal.
Untuk menghindari kehilangan ataupun penurunan mutu TBS dalam proses pengangkutan,
koperasi, kelompok petani atau pedagang pensuplai TBS (pihak ke 3) ke PKS harus memiliki
aturan yang jelas dalam hal:
a. Kondisi truck pengangkutan TBS.
b. Kecepatan pengangkutan TBS.
c. Menutup truck pengangkutan TBS dengan jaring pengaman.
Pemerintah Indonesia menghitung harga TBS dengan menggunakan formula sebagai berikut:
𝑃 = 𝑘 𝑥 (𝑃 𝑥 𝑂𝐸𝑅) + (𝑃 𝑥 𝑂𝐸𝑅 )
Dimana:
𝑃 = Harga TBS di PKS
K = Persentase pengembalian yang diberikan kepada penghasil TBS
(Petani, pekebun)
𝑃 = Harga CPO
𝑂𝐸𝑅 = Rendemen CPO
𝑃 = Harga PKO
𝑂𝐸𝑅 = Rendemen PKO
Harga TBS dari tiap tahun tanam TBS berbeda-beda, karena TBS yang dihasilkan dari tahun
tanam yang lebih tua memiliki kandungan minyak yang lebih banyak (yang artinya Rendemen
CPO akan semakin tinggi) dibandingkan dengan TBS dari tahun tanam yang lebih muda.
Jika diasumsikan:
Jika nilai k = 0.75, maka harga TBS menjadi 156 US $ atau sekitar Rp 1,9 Jt/Ton
2. CATATAN UMUM DALAM PROSES GRADING DAN SORTASI TBS
Dalam rantai pasok CPO, petani/pekebun atau perusahaan perkebunan menjual TBS ke PKS
dan mengolah TBS tersebut menjadi CPO dan menjual CPO yang dihasilkan ke pembeli lokal
ataupun pembeli internasional.
Catatan:
Setiap orang akan mendapatkan harga yang lebih baik jika memanen TBS dengan cara yang
telah ditentukan sesuai dengan standarnya. TBS yang baik merupakan TBS dengan tingkat
kematangan yang tepat, ukuran TBS yang benar, tidak rusak akibat serangga ataupun hama,
tidak memiliki tangkai panjang, dan dikirim ke PKS tidak lebih dari 24 jam setelah TBS
dipanen
Di Indonesia, setiap bulannya pemerintah menentukan harga yang harus dibayar PKS dari
setiap Ton TBS yang dibeli. Harga resmi pembelian TBS bergantung dari beberapa hal sebagai
berikut:
a. Harga CPO
b. Harga PKO
c. Tahun tanam TBS (karena hal tersebut berpengaruh terhadap rendemen CPO)
d. Persentase dari harga penjualan CPO Yang akan diberikan kepada petani (yang dikenal
sebagai faktor “k”)
Pada dasarnya PKS memiliki 2 sistem untuk membeli TBS sesuai dengan target rendemen CPO
yang telah ditentukan. Sistem tersebut adalah Grading (penilaian) dan Sortasi. Grading
(penilaian) biasanya dilakukan sebanyak 1 bulan 1 kali, sementara sortasi dilakukan pada
setiap truck pengangkutan TBS yang sampai di PKS. Grading (penilaian) dan Sortasi TBS pada
umumnya dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Staff khusus yang ditentukan oleh PKS mengambil sampel TBS (Misal 10 TBS).
b. TBS diperiksa untuk dinilai kualitasnya.
c. TBS yang buruk, seperti TBS mentah ataupun kecil diberikan potongan (biasanya
dipotong dalam hitungan Kg) karena TBS dengan kriteria tersebut mengandung
minyak yang sedikit. Janjangan kosong tidak diterima oleh PKS.
Grading (penilaian) dilakukan 1 kali dalam 1 bulan untuk memberikan penilaian secara umum
kepada individu pemasok TBS ke PKS (ataupun perusahaan pemasok TBS). Kegiatan sortasi
merupakan kegiatan yang hanya dilakukan untuk menentukan seberapa besar potongan yang
harus diberikan untuk setiap truck yang telah disortir.
Jadi, pada intinya, setiap pemasok TBS ke PKS akan mendapatkan 2 potongan, yaitu dari
proses penggradingan (penilaian) dan sari proses sortasi.
3. PEMANENAN
4. BERAT DAN PENGANGKUTAN TBS
5. PERAWATAN JALAN
Tujuan
Memastikan pengangkutan TBS ke PKS dapat dilakukan secara cepat dan effisien
Memastikan para petani dan para pekerja lainnya mampu mengakses lokasi
pemanenan, pemeliharaan ataupun pekerjaan lainnya dengan mudah.
Mengurangi kerusakan truck pengangkutan TBS.
Standard
Permukaan jalan rata, dipadatkan dan tanpa ada lubang.
Kondisi jalan dalam keadaan sedang selama 365 hari dalam tiap tahun
Saluran drainase bersih dari gulma dan sampah
Waktu
Sebelum masa panen puncak
Sebelum dan sesudah musim hujan.
Frequensi
Perbaikan kecil dilakukan seperlunya.
Pengecekan dan perbaikan lengkap dilakukan tiap tahun.
Siapa?
Departemen khusus dalam koperasi atau perusahaan perkebunan.
Anggota koperasi yang terpilih atau staff dalam satu departemen dari perusahaan
perkebunan.
Jika diperlukan, sewa/pekerjakan pekerja konstruksi.
Bagaimana?
Jika jalan dalam kondisi yang buruk, proses pengangkutan TBS akan semakin lama dan
lebih mahal. Peraturan atau SOP perawatan jalan akan mencegah terjadinya kerusakan
jalan menjadi lebih besar untuk diperbaiki.
Jalan harus dicek/diperiksa secara teratur, terkhusus untuk jalan yang berlubang dan
jalan-jalan yang runtuh pada sisi tepi permukaan jalan, dan sesegera mungkin:
a. Menginformasikan kepada pihak koperasi sesegera mungkin jika jalan tersebut
membutuhkan pekerjaan perbaikan.
b. Jika kerusakannya terlalu besar, lebih baik mempekerjakan/menyewa tenaga
kerja konstruksi lokal untuk melakukan perbaikan.