Anda di halaman 1dari 5

Modul 2, Memanen, Pensortiran, Pengangkutan.

1. LATAR BELAKANG
Hal Apakah yang Menentukan Pendapatan Petani Kelapa Sawit?

Pendapatan petani kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:


a. Jumlah TBS yang dihasilkan. Biasanya.
Dalam 1 bulan para petani mampu menghasilkan TBS sebanyak 1-2 Ton/Ha atau
sekitar 15-25 Ton/Ha dalam 1 tahun.
b. Tingkat kematangan dan kualitas TBS.
Harga TBS yang tidak membrondol, TBS yang terlalu matang (> Matang 5), TBS yang
rusak (brondol yang banyak luka), TBS Kecil, dan TBS dengan tangkai panjang akan
dihargai murah.
c. Kualitas CPO yang dihasilkan,
Persentase kandungan Asam Lemak Bebas (ALB = FFA) akan berpengaruh terhadap
aroma CPO yang dihasilkan. Semakin banyak ALB maka baunya akan semakin tengik.
Jika proses pemanen TBS terlambat, atau jika TBS yang sudah dipanen dibiarkan tanpa
langsung diproses lebih dari 24 jam, akan menyebabkan nilai ALB meningkat, melebihi
batasan yang diizinkan pasar internasional. Kandungan maksimum ALB dalam minyak
CPO yang diizinkan maksimum 5%.
d. Rendemen CPO dari TBS tersebut.
Rendemen merupakan perbandingan yang menunjukan CPO yang dihasilkan dalam 1
satuan TBS. Biasanya rendemen yang dihasilkan dari TBS tenera yang dipanen berkisar
22%-24% atau sekitar 220 – 240 kg CPO/ Ton TBS. TBS dura, TBS yang tidak
membrondol (mentah), TBS kecil, dan TBS rusak mengandung minyak yang sedikit.
Tangkai panjang TBS akan menurunkan dan mengurangi capain rendemen.
e. Faktor-faktor lain diluar kendali para petani seperti:
1. Harga TBS yang ditentukan oleh pemerintah.
2. Hubungan kerjasam antara petani TBS dengan PKS.
3. Pedagang, agen ataupun pihak-pihak tertentu yang memperoleh fee dari
perdagangan CPO.
4. Jaraka antara kebun dengan PKS.
5. Baik-buruknya jalan sebagai sarana transportasi pengangkutan.
6. Banyak tidaknya TBS yang diterima oleh PKS ( Pada saat Peak Season harga TBS
akan turun).

Apa yang dimaksud dengan praktik pemanenan yang baik?

Praktik pemanenan yang baik merupakan praktik pemanenan yang menghasilkan TBS dalam
jumlah yang banyak, rendemen CPO yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Praktik
pemanenan TBS yang baik termasuk:
a. Memanen dengan menggunakan prosedur yang benar (pemotongan pelepah
dan tangkai).
b. Hanya memanen TBS yang masak.
c. Pengangkutan TBS yang baik dan cepat ke PKS.
d. Batasan kehilangan berondolan dari lapangan selama proses pengangkutan
(brondolan memiliki kandungan minyak lebih dari 40%)
Kandungan ALB akan < 5% jika cara memanen yang baik dilakukan dengan tingkat
kematangan TBS yang sesuai dan yang tidak kalah penting adalah memastikan proses
transportasi TBS dari kebun ke PKS dilakukan dengan cepat.

Untuk menciptakan pengangkutan TBS yang baik, jalan yang ada di kebun harus dirawat.
Perawatan jalan membutuhkan investasi yang cukup besar. Kondisi jalan yang buruk
menyebabkan proses pengangkutan dan pemanen TBS melambat dan menjadi lebih mahal.
Untuk menghindari kehilangan ataupun penurunan mutu TBS dalam proses pengangkutan,
koperasi, kelompok petani atau pedagang pensuplai TBS (pihak ke 3) ke PKS harus memiliki
aturan yang jelas dalam hal:
a. Kondisi truck pengangkutan TBS.
b. Kecepatan pengangkutan TBS.
c. Menutup truck pengangkutan TBS dengan jaring pengaman.

Bagaimana Formulasi Pemerintah dalam Menentukan Harga TBS?

Pemerintah Indonesia menghitung harga TBS dengan menggunakan formula sebagai berikut:

𝑃 = 𝑘 𝑥 (𝑃 𝑥 𝑂𝐸𝑅) + (𝑃 𝑥 𝑂𝐸𝑅 )
Dimana:
𝑃 = Harga TBS di PKS
K = Persentase pengembalian yang diberikan kepada penghasil TBS
(Petani, pekebun)
𝑃 = Harga CPO
𝑂𝐸𝑅 = Rendemen CPO
𝑃 = Harga PKO
𝑂𝐸𝑅 = Rendemen PKO

Harga TBS dari tiap tahun tanam TBS berbeda-beda, karena TBS yang dihasilkan dari tahun
tanam yang lebih tua memiliki kandungan minyak yang lebih banyak (yang artinya Rendemen
CPO akan semakin tinggi) dibandingkan dengan TBS dari tahun tanam yang lebih muda.

Contoh cara menghitung harga TBS

Jika diasumsikan:

 Harga CPO 775 dolar/ton CPO


 Perkiraan Rendemen CPO yang dihasilkan 23%
 Harga PKO 850 US $
 Perkiraan Rendemen PKO yang dihasilkan 4%
 K = 0,5 (yang mana nilainya diperoleh dari pengandaian tingkat pengembalian
dari proses penjualan CPO yang diberikan kepada petani sebsar 50%)

Maka harga TBS nya adalah:


0.5 x ((775 x 0.23) + (850 x 0.04)) = 106 US $/ Ton atau ± Rp 1,3 Jt/Ton

Jika nilai k = 0.75, maka harga TBS menjadi 156 US $ atau sekitar Rp 1,9 Jt/Ton
2. CATATAN UMUM DALAM PROSES GRADING DAN SORTASI TBS

Dalam rantai pasok CPO, petani/pekebun atau perusahaan perkebunan menjual TBS ke PKS
dan mengolah TBS tersebut menjadi CPO dan menjual CPO yang dihasilkan ke pembeli lokal
ataupun pembeli internasional.

Catatan:

Setiap orang akan mendapatkan harga yang lebih baik jika memanen TBS dengan cara yang
telah ditentukan sesuai dengan standarnya. TBS yang baik merupakan TBS dengan tingkat
kematangan yang tepat, ukuran TBS yang benar, tidak rusak akibat serangga ataupun hama,
tidak memiliki tangkai panjang, dan dikirim ke PKS tidak lebih dari 24 jam setelah TBS
dipanen

Di Indonesia, setiap bulannya pemerintah menentukan harga yang harus dibayar PKS dari
setiap Ton TBS yang dibeli. Harga resmi pembelian TBS bergantung dari beberapa hal sebagai
berikut:
a. Harga CPO
b. Harga PKO
c. Tahun tanam TBS (karena hal tersebut berpengaruh terhadap rendemen CPO)
d. Persentase dari harga penjualan CPO Yang akan diberikan kepada petani (yang dikenal
sebagai faktor “k”)

Pada dasarnya PKS memiliki 2 sistem untuk membeli TBS sesuai dengan target rendemen CPO
yang telah ditentukan. Sistem tersebut adalah Grading (penilaian) dan Sortasi. Grading
(penilaian) biasanya dilakukan sebanyak 1 bulan 1 kali, sementara sortasi dilakukan pada
setiap truck pengangkutan TBS yang sampai di PKS. Grading (penilaian) dan Sortasi TBS pada
umumnya dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Staff khusus yang ditentukan oleh PKS mengambil sampel TBS (Misal 10 TBS).
b. TBS diperiksa untuk dinilai kualitasnya.
c. TBS yang buruk, seperti TBS mentah ataupun kecil diberikan potongan (biasanya
dipotong dalam hitungan Kg) karena TBS dengan kriteria tersebut mengandung
minyak yang sedikit. Janjangan kosong tidak diterima oleh PKS.

Grading (penilaian) dilakukan 1 kali dalam 1 bulan untuk memberikan penilaian secara umum
kepada individu pemasok TBS ke PKS (ataupun perusahaan pemasok TBS). Kegiatan sortasi
merupakan kegiatan yang hanya dilakukan untuk menentukan seberapa besar potongan yang
harus diberikan untuk setiap truck yang telah disortir.

Jadi, pada intinya, setiap pemasok TBS ke PKS akan mendapatkan 2 potongan, yaitu dari
proses penggradingan (penilaian) dan sari proses sortasi.
3. PEMANENAN
4. BERAT DAN PENGANGKUTAN TBS
5. PERAWATAN JALAN
Tujuan
 Memastikan pengangkutan TBS ke PKS dapat dilakukan secara cepat dan effisien
 Memastikan para petani dan para pekerja lainnya mampu mengakses lokasi
pemanenan, pemeliharaan ataupun pekerjaan lainnya dengan mudah.
 Mengurangi kerusakan truck pengangkutan TBS.

Standard
 Permukaan jalan rata, dipadatkan dan tanpa ada lubang.
 Kondisi jalan dalam keadaan sedang selama 365 hari dalam tiap tahun
 Saluran drainase bersih dari gulma dan sampah

Waktu
 Sebelum masa panen puncak
 Sebelum dan sesudah musim hujan.

Frequensi
 Perbaikan kecil dilakukan seperlunya.
 Pengecekan dan perbaikan lengkap dilakukan tiap tahun.

Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Perawatan Jalan


 Bergantung dari kegiatan dan perlengkapan yang tersedia.
 Penggunaan tenaga konstruksi lokal sangat diperkenankan.

Peralatan dan Bahan-Bahan


 Bergantung dari jebis perbaikan yang dibutuhkan dan ketersedian alat
berat/mesin dan bahan perbaikan jalan.
 Perawatan jalan standar memerlukan:
a. Kerikil atau cangkang TBS.
b. Excavator (jika tersedia)

Siapa?
 Departemen khusus dalam koperasi atau perusahaan perkebunan.
 Anggota koperasi yang terpilih atau staff dalam satu departemen dari perusahaan
perkebunan.
 Jika diperlukan, sewa/pekerjakan pekerja konstruksi.

Bagaimana?
Jika jalan dalam kondisi yang buruk, proses pengangkutan TBS akan semakin lama dan
lebih mahal. Peraturan atau SOP perawatan jalan akan mencegah terjadinya kerusakan
jalan menjadi lebih besar untuk diperbaiki.

Perawatan jalan bisa ditanggungjawabi ataupun dilakukan oleh pemerintah atau


perusahaan perkebunan. Jika salah satu pihak tidak mau melakukannya maka perbaikan
jalan harus diatur oleh koperasi.
Perawatan rutin jalan harus termasuk:
a. Pelapisan jalan dengan kerikil.
b. Menutup lubang-lubang pada permukaan jalan.
c. Pembersihan gulma dari badan jalan dan saluran drainase.

Jalan harus dicek/diperiksa secara teratur, terkhusus untuk jalan yang berlubang dan
jalan-jalan yang runtuh pada sisi tepi permukaan jalan, dan sesegera mungkin:
a. Menginformasikan kepada pihak koperasi sesegera mungkin jika jalan tersebut
membutuhkan pekerjaan perbaikan.
b. Jika kerusakannya terlalu besar, lebih baik mempekerjakan/menyewa tenaga
kerja konstruksi lokal untuk melakukan perbaikan.

Pencatatan Data Perbaikan Jalan


Setiap kegiatan perawatan/perbaikan jalan harus dicatat dalam Log book seperti yang
dicontohkan sebagai berikut:

Jenis Jumlah Biaya Tenaga Kerja


Kegiatan Biaya
Material Material Material Jumlah Jam
Tanggal Waktu Lokasi Yang Tenaga
/ / / Kerja
Dilakukan Kerja
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
16/01/13 Setiap Perbaikan Batu
5 Truck 6 8 400000
Hari jalan desa kerikil
16/01/13 Setiap Perbaikan Sewa
1 Truck
Hari jalan desa Truck

Anda mungkin juga menyukai