Anda di halaman 1dari 11

Hubungan antara Asupan....

(Langgeng Dwi
Sulaksa) 1

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN GIZI SARAPAN DENGAN TINGKAT


KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, DAN VI DI SD NEGERI 2 WATES
KECAMATAN WATES KABUPATEN KULONPROGO

CORRELATION BETWEEN BREAKFAST NUTRITION INTAKE WITH PHYSICAL FITNESS LEVEL ON


FOURTH, FIFTH, AND SIXTH GRADE STUDENTS IN SD NEGERI 2 WATES WATES DISTRICT
KULONPROGO REGENCY

Oleh : Langgeng Dwi Sulaksa, fik uny


Yulianto @gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara asupan gizi sarapan dengan tingkat
kebugaran jasmani siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Metode yang digunakan adalah survei. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo yang berjumlah 84
siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling, dengan kriteria (1) bersedia
menjadi sampel, (2) tidak dalam keadaan sakit, (3) berusia 10-12 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi
berjumlah 39 siswa, dengan rincian 24 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Instrumen untuk mengukur asupan
gizi sarapan adalah food recall selama 3 hari dan kebugaran jasmani menggunakan TKJI untuk usia 10-12 tahun.
Analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara asupan gizi sarapan dengan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2
Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo, dengan nilai rx.y = 0,686 > r(0.05)(39) = 0,308.

Kata kunci: asupan gizi sarapan, tingkat kebugaran jasmani, siswa kelas IV, V, dan VI

Abstract
The research aims to find out the correlation between breakfast nutritional intake and physical fitness levels on
grade IV, V, and VI students in SD Negeri (State Elementary School) 2 Wates, Wates District Kulonprogo Regency.
This research was correlational research. The method used was by survey. The population of the research was grade
IV, V, and VI students in SD Negeri 2 Wates Wates District Kulonprogo Regency of 84 students. The sampling in this
research was done by purposive sampling, with the criteria (1) willing to be the sample, (2) not in unhealthy
condition, (3) aged 10-12 years old. Based on the criteria, 39 students were taken consisting on 24 male and 15
female students. The instrument to measure the breakfast nutritional intake was by food recall for 3 days and physical
fitness was by using TKJI for 10-12 years old. The data analysis was performed by using product moment correlation
test. The results show that there is a significant correlation between breakfast nutritional intake and physical fitness
level of grade IV, V, and VI students in SD Negeri 2 Wates, Wates District Kulonprogo Regency, with rx.yvalue =
0,686> r (0.05) (39) = 0.308.

Keywords: breakfast nutritional intake, physical fitness level, grade IV, V, and VI students

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 2
 

PENDAHULUAN Rendahnya asupan zat gizi dapat


Salah satu faktor yang tidak kalah disebabkan oleh karakteristik perilaku anak,
penting yang dapat mempengaruhi hasil salah satunya kebiasaan makan. Sepertiga dari
belajar siswa yaitu asupan makanan yang pemenuhan angka kecukupan gizi diperoleh
dikonsumsi. Fitriani & Ismawati (2014) dari makan pagi. Oleh karena itu makan pagi
menyatakan bahwa asupan makanan yang harus memiliki kualitas makanan serta pilihan
tidak sesuai akan menimbulkan masalah sumber makanan yang terbaik serta memenuhi
kesehatan, seperti penurunan daya tahan sebanyak 20–35% dari kecukupan energi
tubuh pada anak. Nilai praktik adalah prestasi harian atau seperempat kalori sehari, tepat
belajar siswa yang dibuktikan dan ditunjukkan komposisinya, jumlahnya serta waktu
melalui nilai atau angka nilai hasil evaluasi pemberian (Judarwanto, 2008: 24). Makan
yang dilakukan oleh guru. Menurut hasil pagi memberikan arti yang sangat penting
analisis data hubungan asupan makanan yaitu menyediakan energi. Anak sekolah yang
dengan nilai praktik diperoleh taraf signifikan tidak pernah makan pagi akan mengalami
sebesar ρ= 0,000, artinya asupan makanan kondisi menurunnya kadar gula darah
mempengaruhi nilai praktik siswi kelas XI sehingga pasokan energi kurang untuk kerja
SMKN 1 kecamatan Buduran Kabupaten otak. Tubuh memecah simpanan glikogen
Sidoarjo (Fitriani & Ismawati, 2014). Makan untuk mempertahankan kadar gula normal.
makanan secara benar dan dengan gizi Apabila cadangan glikogen habis, tubuh akan
seimbang akan memberikan energi yang kesulitan memasok energi dari gula darah ke
cukup, sebaliknya jika makan makanan secara otak yang akhirnya mengakibatkan badan
tidak benar dan dengan gizi tidak seimbang, gemetar, cepat lelah, dan gairah belajar
maka akan berakibat menurunnya menurun serta bisa membuat tubuh loyo
kemampuan otak, dan menurunnya semangat (Khomsan, 2004: 14).
atau suasana hati pada tubuh, hal tersebut Berdasarkan hasil observasi dan
dapat mempengaruhi nilai praktik siswi kelas wawancara pada bulan Juli 2017 dengan
XI SMKN 1 kecamatan Buduran kabupaten beberapa siswa, menunjukkan bahwa
Sidoarjo (Fitriani & Ismawati, 2014). kebiasaan sarapan pada anak SD Negeri 2
Asupan makanan dapat menunjang Wates Kecamatan Wates masih jarang
kebutuhan nutrisi dan juga stamina dalam diri dilaksanakan, seperti seringnya mengabaikan
siswa itu sendiri. Tumbuh berkembangnya sarapan. Sarapan sangat penting untuk anak
siswa sekolah yang optimal tergantung SD karena dengan sarapan maka kebutuhan
pemberian nutrisi dengan kualitas serta zat gizi untuk aktivitas saat di sekolah dapat
kuantitas yang baik dan benar. Dalam masa terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan zat
tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi gizi maka konsetrasi belajar juga meningkat
atau asupan makanan pada siswa tidak selalu dan masa pertumbuhannya juga tidak
dapat dilaksanakan dengan sempurna, akan terganggu. Hal ini nanti juga akan
sering timbul masalah terutama dalam berpengaruh terhadap performa akademiknya.
pemberian makanan yang tidak benar dan Sarapan sebaiknya mengandung makanan
menyimpang. Penyimpangan ini sumber karbohidrat kompleks, protein, tinggi
mengakibatkan gangguan organ dan sistem serat, rendah lemak, vitamin, mineral, dan
tubuh pada siswa tersebut (Suhardjo, 2003: asam folat yang bertujuan untuk
13).

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 3
 

meningkatkan daya ingat anak saat belajar di Selain itu banyak makanan jajanan yang
sekolah. kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga
Makan pagi memberikan kontribusi akan mengganggu kesehatan anak. Sebagian
yang penting terhadap total asupan gizi sehari. besar makanan jajanan terbuat dari
Sarapan pagi akan menyumbangkan sekitar karbohidrat sehingga lebih tepat sebagai snack
25% dari total asupan gizi sehari, ini adalah antar waktu makan, bukan sebagai pengganti
jumlah yang cukup dan signifikan. Jika makanan utama. Makanan jajanan yang dibeli
kecukupan energi dan protein dalam sehari atau dikonsumsi banyak mengandung energi
adalah 2000kkal dan 50g, maka makan pagi dan lemak seperti makanan gorengan dan
menyumbangkan 500kkal energi dan 12,5g lain-lain yang berpeluang menjadi gemuk atau
protein. Seseorang yang tidak sarapan pagi status gizi lebih, sedangkan kalau makanan
sulit untuk memenuhi kecukupan gizinya. jajanan yang dibeli seperti makanan ringan,
Siswa yang tidak makan pagi, kurang dapat es, permen maka anak ini merupakan anak
mengerjakan tugas di kelas yang memerlukan yang rendah gizi terutama kalori sehingga
konsentrasi, sering mempunyai nilai hasil kalau ini dikonsumsi tiap hari maka anak akan
ujian yang rendah, mempunyai daya ingat menjadi gizi kurang. Seseorang yang tidak
yang terbatas, dan sering absen (Muchtar, sarapan pagi, pastilah tubuh tidak berada
Julia, & Gamayanti, 2011). dalam keadaan yang cocok untuk melakukan
Berdasarkan observasi yang dilakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan
peneliti saat kegiatan PPL pada bulan Juni- tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula
Agustus 2016 di SD Negeri 2 Wates, siswa darah dengan mengambil cadangan glikogen,
sangat gemar jajan sebelum memasuki jam dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah
belajar dan terutama pada saat jam istirahat. yang diambil (Moehji, 2003: 31).
Masa belajar siswa dimulai pukul 07.00 Pada saat observasi dan wawancara
diselingi masa istirahat 2 kali pukul 09.30 singkat dengan guru Penjasorkes tanggal 28
selama 15 menit dan pukul 11.00 selama 15 Maret 2017, kenyataan yang ada yaitu siswa
menit. Siswa biasa mengkonsumsi makanan SD Negeri 2 Wates saat mengikuti
atau jajan pada waktu istirahat di kantin pembelajaran Penjasorkes tidak bersemangat,
sekolah ataupun di penjual makanan di depan cepat merasa lelah, bahkan sempat ada siswa
sekolah. Makanan yang paling gemari siswa yang tidak sampai selesai mengikuti
biasanya gorengan, cilok, nasi bungkus, dan pembelajaran penjasorkes karena sudah
minuman es. Makanan dan jajanan memiliki mengalami kelelahan. Guru juga kurang
beberapa keunggulan, akan tetapi makanan kreatif pada saat mengajar, guru hanya
dan jajanan diduga masih beresiko terhadap menggunakan metode yang konvensional,
kesehatan. Proses pengolahan yang tidak sehingga siswa merasa bosan dan tidak
higienis, adanya campuran pengawet, dan berminat saat mengikuti pembelajaran.
sebagainya. Seharusnya melihat dari karakteristik dan
Menurut Moehji (2003: 31) bagi anak seringnya siswa melakukan aktivitas di luar
yang tidak sarapan mempunyai risiko sekolah, siswa mempunyai kesegaran jasmani
terhadap status gizi. Anak yang tidak sarapan yang baik. Selama ini juga di SD Negeri 2
akan cenderung mengkonsumsi makanan Wates belum pernah dilakukan pengukuran
jajanan. Jajan yang terlalu sering dapat tentang kesegaran jasmani siswanya. Dengan
mengurangi nafsu makan anak di rumah. adanya pengukuran kesegaran jasmani siswa,

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 4
 

diharapkan guru dapat mengetahui status Sarapan menjadi energi untuk semua aktivitas
kesegaran siswa, sehingga guru dapat tubuh anak di sekolah seperti berpikir dan
menerapkan pembelajaran yang tepat dan belajar, karena energi yang berasal dari makan
sesuai. malam telah terpakai untuk aktivitas tubuh
Menurut Irianto (2009: 5) bahwa malam hari sebelum tidur dan pada saat tidur.
kebugaran jasmani yang baik merupakan Jika makan pagi tidak selalu dilakukan maka
modal dasar bagi seseorang untuk melakukan tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula
aktivitas fisik atau kerja sehari-hari secara darah dengan mengambil cadangan lemak.
efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa Dalam keadaan seperti ini tubuh tidak berada
adanya kelelahan yang berarti sehingga masih dalam keadaan baik untuk melakukan
dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran aktivitas, sehingga akan mengganggu
jasmani yang baik akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajar anak (Astuti &
kegiatan belajar siswa, siswa akan bertambah Sulistyowati, 2007).
semangat mengikuti proses pembelajaran dan Sarapan dan kesegaran jasmani
selalu siap menerima materi yang diberikan keduanya sangat penting dan saling
oleh guru. Seseorang yang memiliki menunjang satu sama lain manfaatnya.
kebugaran jasmani berarti kapasitas belajar Kesegaran jasmani untuk anak SD itu penting
atau bekerja menjadi lebih baik. Oleh karena karena dapat berpengaruh pada kemampuan
itu pembinaan dan pengembangan kebugaran intelektual dan kecerdasannya. Tanpa tubuh
jasmani perlu ditingkatkan lagi. yang segar maka seorang siswa tidak mungkin
Secara umum pengembangan dapat menerima pelajaran dengan baik, karena
kebugaran jasmani perlu menjadi prioritas belajar membutuhkan keadaan yang sehat dan
utama dalam program pendidikan jasmani. segar. Kesegaran jasmani akan didapat salah
Pengembangan kebugaran jasmani sangat satunya dengan zat gizi yang cukup (Mintarti,
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat 2012: 34). Sarapan juga berpengaruh untuk
erat kaitannya dengan kesehatan dan sikap, kerja sistem tubuh anak dan status gizi
serta penampilannya, oleh karena itu program terutama dalam hal pemenuhan zat gizi yaitu
pendidikan jasmani yang diselenggarakan di melalui pemenuhan zat gizi dengan
Sekolah Dasar (SD) hendaknya dapat terpenuhinya zat gizi dalam tubuh maka dapat
menciptakan berbagai bentuk keterampilan menunjang pertumbuhan fisik, pertumbuhan
gerak dasar bagi anak usia SD. Selain akan otak, dan kemampuan kerja otak. Cadangan
meningkatkan aktivitas pengembangan energi yang rendah akan berdampak pada
kemampuan gerak jasmani, anak juga akan penurunan produktivitas dan prestasi belajar
sangat berguna untuk membina dan pada anak sekolah sebagai akibat kekurangan
meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Salah gizi.
satu faktor yang perlu diperhatikan dalam Uraian di atas menunjukkan bahwa
meningkatkan kebugaran jasmani siswa SD pendidikan terutama pendidikan di jalur yang
yang erat hubungannya dengan gerak adalah formal mempunyai fungsi dan tugas untuk
makanan atau sarapan (Moehji, 2003: 34). mengupayakan kebugaran jasmani.
Waktu pagi setelah bangun tidur adalah Pencapaian tingkat kebugaran jasmani yang
waktu untuk melakukan segala aktivitas, baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
tubuh membutuhkan energi yang cukup, lain seperti pemenuhan gizi yang baik sebagai
energi itu bisa diperoleh dari sarapan pagi. faktor pendukung. Dimilikinya kebugaran

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 5
 

jasmani dan gizi yang baik bagi siswa Berdasarkan kriteria tersebut maka diambillah
diharapkan dapat memberikan kontribusi sampel berjumlah 39 siswa, dengan rincian 24
tercapainya prestasi belajar yang optimal. siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian yang berjudul Data, Instrumen, dan Teknik
“Hubungan antara Asupan Gizi Sarapan Pengumpulan Data
dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Menurut Sugiyono (2007: 98)
Kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2 Wates instrumen penelitian adalah alat atau tes yang
Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo.” digunakan untuk mengumpulkan data guna
mendukung dalam keberhasilan suatu
METODE PENELITIAN penelitian. Adapun instrumen yang digunakan
Jenis Penelitian sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan penelitian a. Asupan Gizi Sarapan
deskriptif kuantitatif, dengan desain Instrumen yang digunakan untuk
korelasional. Penelitian korelasional yaitu mengukur asupan gizi sarapan adalah food
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui recall selama 3 hari. Instrumen ini jenis
ada tidaknya hubungan antara kedua atau datanya berupa skor siswa berdasarkan rubrik
beberapa variabel (Arikunto, 2002: 247). food recall yang telah dibuat.
Metode yang digunakan adalah survei. b. Kebugaran Jasmani
Metode survei adalah penyelidikan yang Instrumen penelitian yang digunakan
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari adalah tes kebugaran jasmani dari pusat
gejala-gejala yang ada dan mencari kebugaran jasmani dan rekreasi tahun 2010
kekurangan-kekurangan secara faktual untuk anak umur 10-12 tahun. Dalam
(Arikunto, 2002: 56). penelitian ini tes pengukuran tingkat
kesegaran jasmani akan menggunakan TKJI
Waktu dan Tempat Penelitian 2010 untuk anak usia 10-12 tahun.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Teknik pengumpulan data merupakan
Negeri 2 Wates Kecamatan Wates Kabupaten langkah yang paling utama dalam penelitian,
Kulonprogo, yang beralamat di Jalan karena tujuan utama dari penelitian adalah
Tamtama nomor 6A Wates Kulonprogo. mendapatkan data (Sugiyono, 2007: 308).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-7 Teknik pengumpulan data yang dilakukan
September 2017. dalam penelitian ini adalah tes dan
pengukuran.
Target/Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Teknik Analisis Data
siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2 Data yang diperoleh dari penelitian ini
Wates Kecamatan Wates Kabupaten dilanjutkan dengan menganalisis data
Kulonprogo yang berjumlah 84 siswa. kemudian ditarik kesimpulan dengan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik. Menurut
dilakukan dengan purposive sampling. Hadi (1991: 4) adapun teknik analisis data
Kriteria dalam penentuan sampel ini meliputi: meliputi:
(1) bersedia menjadi sampel, (2) tidak dalam
keadaan sakit, (3) berusia 10-12 tahun.

 
 
ntara Asupaan....(Langgeeng Dwi Sulaksa) 6
ubungan an
Hu
 

1. Uji PPrasyarat median) 187,,67, nilai yaang sering muncul


(m
a. Uji NNormalitas (m
mode) 238,42, standar devviasi (SD) 366,03.
M
Menurut Hadii (1991: 4) uji u normalitaas
bertujuaan untuk menngetahui apaakah distribu usi Asupan gizi sarapann siswa kelass IV, V,
datanya menyimpang atau tidak dari distribu usi daan VI di SDD Negeri 2 Wates Keccamatan
normal. Data yangg baik dan layak untuuk W
Wates Kabupaaten Kulonprrogo dapat diisajikan
membukktikan model-model
m penelitiaan paada gambar 1 sebagai beriikut:
tersebut adalah dataa yang memiiliki distribu usi
normal. Konsep daasar dari uji u normalitaas Asupan
n Gizi Sarapan Siswa Kelas Atas di SD Neggeri 2 Wates
Kecamatan Wates Kabupaten
K Kulonproogo
Kolmogoorov Smirnoov adalah meembandingkaan
100,00%
distribussi data (yangg akan diuji normalitasny
n a) 80,00%
dengan ddistribusi norrmal baku. 60,00%
33,33%
40,00% 25,64% 25,64%
b. Uji LLinearitas 20,00% 7,69% 7,69%
M
Menurut Had di (1991: 5) uji linieritaas 0,00%
Sanggat Kurang Seedang Baik Sangat
regresi bertujuan untuk
u menguuji kekeliruaan Kuraang Baik
Kateggori
eksperimmen atau alatt eksperimenn dan mengu uji
model llinier yang telah diambbil. Untuk ittu Gambar 1. Diagram
G D Battang Asupann Gizi
dalam uji linieriitas regresi ini akaan S
Sarapan Sisw V, V, dan VI di SD
wa Kelas IV
menghassilkan uji independen
i dan uji tunna Negeri 2 Wates Kecaamatan Wattes
cocok reegresi linier. Kabbupaten Kullonprogo
2. Uji HHipotesis
M
Menurut Had di (1991: 6)) uji korelaasi Berdasarrkan gambbar 1 dii atas
digunakan untuk meengetahui hubbungan antarra meenunjukkan bahwa asuupan gizi sarapan
masing- masing variabel
v bebbas terhadaap sisswa kelas IVV, V, dan VI V di SD Negeri
N 2
variabel terikat mennggunakan rumus r persoon W
Wates Kecaamatan Wates
W Kabbupaten
product moment. Kuulonprogo berada
b padaa kategori “sangat
kuurang” sebessar 7,69% (33 siswa), “kkurang”
HASIL PENELITIAN DAN sebbesar 25,64%% (10 siswa), “sedang” sebesar
PEMBAAHASAN 33,33% (13 siswa),
s “baikk” sebesar 225,64%
(100 siswa), daan “sangat baik” sebesarr 7,69%
1. Deskkripsi Data Hasil
H Penelittian (3 siswa). Berdasarkan nilain rata-rataa, yaitu
V
Variabel dalaam penelitiaan ini, yaittu 1995,01 asupan gizi sarapann siswa kelass IV, V,
asupan gizi sarapan n dan tingkkat kebugaraan daan VI di SD D Negeri 2 Wates Keccamatan
jasmani.. Masiing-masing variabel W
Wates Kabupaaten Kulonprrogo dalam kkategori
dideskrippsikan sebaggai berikut: “seedang”.
a. Asuppan Gizi Sarrapan b. Tingkat Keebugaran Jaasmani
D
Deskriptif staatistik asupann gizi sarapaan Deskripttif statistik tingkat kebbugaran
siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2 jassmani siswaa kelas IV, V, dan VI di SD
Wates Kecamatann Wates Kabupateen Neegeri 2 Watees Kecamatan n Wates Kabbupaten
Kulonprrogo dipeeroleh skoor terendaah Kuulonprogo diperoleh skor teerendah
(minimuum) 129,43, skor
s tertingggi (maksimumm) minimum) 14,00, skor terrtinggi (makksimum)
(m
255,57, rerata (meaan) 195,01, nilai tengaah 222,00, rerata (mean) 18 8,05, nilai tengah

 
 
Hu ntara Asupaan....(Langgeeng Dwi Sulaksa) 7
ubungan an
 

(mediann) 18,00, niilai yang seering muncu ul a. Uji Norma alitas


(mode) 20,00,
2 ar deviasi (S
standa SD) 2,19. Kaidah yang d
digunakan untuk
Tiingkat kebug
garan jasmanni siswa kelaas meengetahui normal tidakknya suatu sebaran
IV, V, dan VI di d SD Neggeri 2 Watees addalah p > 0.05 sebaran dinyatakan normal,
n
Kecamaatan Wates Kabupaten Kulonproggo daan jika p < 0.05 sebaran dikatakann tidak
dapat ddisajikan paada gambaar 2 sebagai noormal. Rangk kuman hasil uji
u normalitaas dapat
berikut: dillihat pada tab
bel 1 berikutt ini.

Tingkat Kebugaraan Jasmani Siswa Kellas Atas di SD Negerii 2


Wates Kecaamatan Wates Kabupaten Kulonprogo
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Variabbel p Keteraangan
100,00%
% Asupan Gizi Sarapan
A S 0,,398 Normmal
80,00%
% T
Tingkat Kebuugaran
0,,541 Norm
mal
J
Jasmani
60,00%
% 43,59% 48,72%
4
40,00%
%
20,00%
%
0,00% 0,000%
7,69% Dari taabel 1 di atas, a menunnjukkan
0,00%
%
Kurang Kurrang Sedang Baik Baik
baahwa nilai siggnifikansi (pp) adalah lebiih besar
Sekali Sekali daari 0,05, jaadi, data ad dalah berdiistribusi
Kategori
noormal.
Gammbar 2. Diaggram Batangg Tingkat b. Uji Lineariitas
Kebugaran Jasm mani Siswa Kelas
K IV, V, Pengujiaan linierritas huubungan
dan VII di SD Negeri 2 Wates Kecamatann dillakukan melalui uji F. Hubungan antara
W
Wates Kabup paten Kulonnprogo vaariabel X denngan Y dinyaatakan linier apabila
nillai p > 0.05. Hasil uji linnieritas dapatt dilihat
Berdasarkan gambar 2 di ataas daalam tabel 2 berikut
b ini:
menunjuukkan bahw wa tingkatt kebugaraan
jasmani siswa kelas IV, V, daan VI di SD Tabel 2. Hasil Ujii Linieritas
Negeri 2 Wates Keccamatan Wattes Kabupateen Hubungan
p Keteraangan
Kulonprrogo beradaa pada kateegori “kuranng Fungsion
nal
X.Y 0,4403 Lineear
sekali” sebesar 0% % (0 sisw wa), “kurangg”
sebesar 0% (0 siiswa), “sedang” sebesar
Dari tabbel 2 di atas, terlihat bahw
wa nilai
43,59% (17 siswa), “baik” sebbesar 48,72% %
siggnifikansi (pp) adalah lebbih besar daari 0,05,
(19 sisw
wa), dan “baik
k sekali” sebbesar 7,69% (3
(
jaddi, hubungann variabel beb bas dengan variabel
v
siswa). Berdasarkaan nilai ratta-rata, yaittu
terrikatnya dinyyatakan lineaar.
18,05 tinngkat kebuggaran jasmanni siswa kelaas
3. Hasil Uji Hipotesis
H
IV, V, dan VI di d SD Neggeri 2 Watees
Analisiss data penelittian yang diggunakan
Kecamaatan Wates Kabupaten Kulonproggo
unntuk menguji hipotesis yaaitu analisis korelasi
k
dalam kaategori “baik
k”.
sedderhana. Hiipotesis dallam penelitian ini
addalah “ada huubungan yanng signifikann antara
2. Hasil Uji Prasyaarat
asuupan gizi sarrapan dengann tingkat kebbugaran
Analisis data untuk
A mennguji hipotessis
jassmani siswaa kelas IV, V, dan VI di SD
memerluukan beberaapa uji perssyaratan yanng
Neegeri 2 Watees Kecamatan n Wates Kabbupaten
harus dipenuhi agar hasilnya dapat
Kuulonprogo”. Hasil uji hipotesis dengan
dipertannggungjawabbkan. Uji persyarataan
meenggunakan analisis reg gresi korelassi dapat
analisis meliputi:
dillihat pada tabbel 3 berikutt ini.

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 8
 

Tabel 3. Koefisien Korelasi Asupan Gizi 47% terhadap tingkat kebugaran jasmani
Sarapan (X) dengan Tingkat Kebugaran siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2
Jasmani (Y) Wates Kecamatan Wates Kabupaten
Korelasi r hitung r tabel Keterangan Kulonprogo. Sarapan penting bagi setiap
X1.Y 0,686 0,308 Signifikan
orang untuk mengawali aktivitas sepanjang
hari. Sarapan adalah kegiatan makan dan
Berdasarkan hasil analisis tersebut di minum yang dilakukan antara bangun pagi
atas diperoleh koefisien korelasi asupan gizi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian (15-
sarapan dengan tingkat kebugaran jasmani 30%) kebutuhan gizi harian dalam rangka
sebesar 0,686 bernilai positif, artinya semakin mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas
besar nilai asupan gizi sarapan, maka semakin (Hardinsyah, 2012). Sarapan bertujuan untuk
besar nilai tingkat kebugaran jasmani. Uji memenuhi kebutuhan zat gizi di pagi hari,
keberartian koefisien korelasi tersebut sebagai bagian dari pemenuhan gizi seimbang
dilakukan dengan cara mengonsultasi harga r dan bermanfaat dalam mencegah
hitung dengan r tabel, pada α = 5% dengan N = 39 hipoglikemia, menstabilkan kadar glukosa
diperoleh r tabel sebesar 0,308. Koefisien darah, dan mencegah dehidrasi setelah
korelasi antara rx.y = 0,686 > r(0.05)(39) = 0,308, berpuasa sepanjang malam (Gibson & Gunn,
berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. 2011). Sarapan pagi bagi anak sangatlah
Hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang penting, karena waktu sekolah merupakan
signifikan antara asupan gizi sarapan dengan aktivitas yang membutuhkan energi dan kalori
tingkat kebugaran jasmani siswa kelas IV, V, yang cukup besar. Sarapan pagi dapat
dan VI di SD Negeri 2 Wates Kecamatan memberikan dampak positif terhadap
Wates Kabupaten Kulonprogo”, diterima. kehadiran sekolah yang baik, prestasi
Besarnya sumbangan asupan gizi akademik, asupan zat gizi, kebugaran dan
sarapan dengan tingkat kebugaran jasmani berat badan yang sehat. Anak yang tidak
siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 2 sarapan akan mengalami kekurangan energi
Wates Kecamatan Wates Kabupaten dan motivasi untuk beraktivitas selain itu
Kulonprogo diketahui dengan cara nilai R (r2 kekurangan gizi dan kekurangan zat gizi
x 100%). Nilai r2 sebesar 0,470, sehingga mikro dapat memberikan dampak terhadap
besarnya sumbangan sebesar 47%, sedangkan keadaan fisik, mental, kesehatan, dan
sisanya sebesar 53% dipengaruhi oleh faktor menurunkan fungsi kognitif (Mhurchu, 2010).
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, Sarapan terbukti dapat meningkatkan
yaitu faktor psikologis dan fisiologis. kemampuan belajar dan stamina anak (Gibson
& Gunn, 2011). Dalam jangka panjang,
Pembahasan sarapan bermanfaat untuk mencegah
Berdasarkan hasil penelitian kegemukan karena kebiasaan sarapan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang menanamkan pola makan yang baik (Kral,
signifikan antara asupan gizi sarapan dengan Whiteford, Heo, & Faith, 2011). Selain itu
tingkat kebugaran jasmani siswa kelas IV, V, dengan kebiasaan sarapan juga dapat
dan VI di SD Negeri 2 Wates Kecamatan membantu pengaturan berat badan bagi para
Wates Kabupaten Kulonprogo, yaitu dengan penderita obesitas (Schusdziarra Hausmann,
nilai rx.y = 0,686 > r(0.05)(39) = 0,308. Asupan Wittke, Mittermeier, Kellner, Naumann,
gizi sarapan memberikan kontribusi sebesar Wagenpfeil, & Erdmann, 2011). Hasil

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 9
 

penelitian Brown, Beardslee, Deborah, & makanan akan dicerna ditubuh disampaikan
Prothrow-Stith (2008) menunjukkan bahwa keseluruh tubuh, sel, jaringan yang ada, dan
dengan sarapan, anak menjadi jarang sakit, saraf. Proses berpikir membutuhkan kerja dari
pusing, dan sakit perut. Selain itu anak akan saraf yang melibatkan sel dan jaringan yang
memiliki stamina, disiplin dan kerja sama membutuhkan nutrisi. Dalam sebuah
yang lebih baik. Hasil penelitian Smith, Gall, penelitian menunjukkan bahwa sarapan
McNaughton, Blizzard, Dwyer, & Venn berhubungan erat dengan kecerdasan mental.
(2010) menunjukkan bahwa anak muda yang Sehingga memberikan nilai positif terhadap
sering melewatkan sarapan memiliki lingkar aktivitas otak, menjadi lebih cerdas, peka dan
pinggang, total kolesterol dan konsentrasi mudah konsentrasi. Sebuah survei
kolesterol LDL yang lebih tinggi, sehingga membuktikan anak dan remaja yang sarapan
berisiko terkena penyakit kardiovaskular dan dengan yang kaya karbohidrat akan lebih
diabetes mellitus. bersemangat, mampu mencurahkan perhatian
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan pada pelajaran, ceria, kooperatif dan gampang
hasil penelitian Sudrajat (2009), yang berteman (Saragi, Hasanah, & Huda, 2015).
melakukan penelitian pada anak Sekolah Menurut Khomsan (2004) sarapan
Dasar (SD), menyimpulkan bahwa ada sebaiknya menyumbangkan energi sekitar
hubungan antara kontribusi energi dari 25% dari asupan energi harian. Sarapan yang
sarapan pagi dengan tingkat kesegaran mengandung sekitar 25% kebutuhan gizi
jasmani. Hal ini disebabkan murid-murid sehari merupakan bagian dari pemenuhan gizi
masih ada yang tidak mengonsumsi makanan seimbang, serta dapat memengaruhi daya
utama, seperti lontong, nasi gurih dan nasi pikir dan aktivitas seseorang seharian, terlebih
soto untuk sarapan di pagi hari sehingga lagi pada anak dalam masa pertumbuhan.
energi yang diperoleh dari makanan tidak Khomsan (2004) menjelaskan sarapan dapat
memenuhi kebutuhan mereka untuk menyediakan karbohidrat yang siap
melakukan aktivitas secara maksimal atau digunakan untuk meningkatkan kadar gula
tanpa merasa kelelahan. darah, sehingga gairah dan konsentrasi dan
Anak sekolah adalah investasi bangsa, produktivitas kerja meningkat. Sarapan akan
karena anak sekolah adalah generasi penerus memberikan kontribusi zat gizi yang
bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber diperlukan tubuh, seperti protein, lemak,
daya manusia harus dilakukan sejak dini. Oleh vitamin, dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini
karenanya anak usia sekolah memerlukan penting untuk berfungsinya proses fisiologis
kondisi tubuh yang optimal dan bugar. Tubuh dalam tubuh. Hal tersebut sesuai dengan
yang bugar dapat diperoleh dengan asupan pendapat Irianto (2004: 3) bahwa faktor-
nutrisi yang baik sepanjang hari. Makan pagi faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran
dimulai dari pukul 06.00 sampai pukul 10.00 jasmani fisik, yaitu: (1) umur, (2) jenis
pagi, sedangkan waktu untuk jam makan kelamin, (3) keturunan, (4) makanan yang
siang dimulai dari pukul 13.00 sampai 14.00 dikonsumsi, (5) rokok, dan (6) berolahraga.
siang dan untuk jam makan malam dimulai
pukul 19.00 sampai 21.00 malam (Ratna, SIMPULAN DAN SARAN
2013). Sarapan pagi merupakan makanan Simpulan
yang berpengaruh untuk perkembangan otak. Berdasarkan hasil analisis data,
Dimana otak butuh nutrisi dan oksigen deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 10
 

pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa Dietetic Association, Vol. 120, pp.
944—959.
ada hubungan yang signifikan antara asupan
gizi sarapan dengan tingkat kebugaran Fitriani, K & Ismawati, R. (2014). Hubungan
jasmani siswa kelas IV, V, dan VI di SD asupan makanan dengan kejadian
Negeri 2 Wates Kecamatan Wates Kabupaten anemia dan nilai praktik pada siswi
kelas XI Boga SMKN 1 Buduran
Kulonprogo, dengan nilai rx.y = 0,686 > Sidoarjo. e-journal boga, Volume 03,
r(0.05)(39) = 0,308. Besarnya sumbangan sebesar Nomor 1, hal. 46-53.
47%, sedangkan sisanya sebesar 53%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti Gibson SA & Gunn P. (2011). What’s for
breakfast? Nutritional implications of
dalam penelitian ini, yaitu faktor psikologis breakfast habits: insights from the
dan fisiologis. NDNS dietary records. Nutrition
Bulletin, Vol. 36, pp. 78—86.
Saran
Hadi, S. (1991). Statistika jilid 2. Yogyakarta:
Berdasarkan kesimpulan penelitian di Andi Offset.
atas, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan yaitu: Hardinsyah. (2012). Kebiasaan sarapan anak
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
1. Bagi guru, hendaknya memperhatikan
2010. Jurnal Gizi dan Pangan.
asupan gizi sarapan karena mempengaruhi Sekretariat Pergizi Pangan Indonesia,
tingkat kebugaran jasmani. Departemen Gizi Masyarakat, FEMA
2. Bagi siswa agar menambah latihan-latihan IPB, Bogor.
lain yang mendukung dalam
Irianto, D.P. (2004). Pedoman praktis
mengembangkan tingkat kebugaran berolahraga. Yogyakarta.
jasmani.
3. Dalam skripsi ini masih banyak __________. (2009). Panduan gizi lengkap
keluarga dan olahragawan.
kekurangan, untuk itu bagi peneliti Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
selanjutnya hendaknya mengembangkan
dan menyempurnakan penelitian ini. Judarwanto. (2008). Perilaku makan anak
sekolah. Jakarta: Direktorat Bina Gizi
Kementerian Kesehatan Republik
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.
Arikunto, S. (2002). Managemen penelitian. Khomsan, A. (2004). Pangan dan gizi untuk
Jakarta: Rineka Cipta. kesehatan. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Astuti, F.D., & Sulistyowati, T.F. (2007).
Hubungan tingkat pendidikan ibu Kral TVE, Whiteford LM, Heo M, & Faith
dantingkat pendapatan keluarga dengan MS. (2011). Effects of eating breakfast
status gizi anak prasekolah dansekolah compared with skipping breakfast on
dasar di kecamatan godean. Jurnal ratings of appetite and intake at
KESMAS. Yogyakarta: Fakultas subsequent meals in 8 to 10 years old
Kesehatan Masyarakat, Universitas children. American Journal of Clinical
Ahmad Dahlan. Nutrition, Vol. 93, pp. 284—91.
Brown JL, Beardslee, WH, Deborah & Mintarti. (2012). Hubungan antara status gizi
Prothrow-Stith. (2008). Impact of dan tingkat kesegaran jasmani siswa
school breakfast on children’s health kelas IV, V dan VI SD Negeri II
and learning. Journal of the American Pacekelan Kecamatan Purworejo.
Skripsi, sarjana, tidak diterbitkan,

 
 
Hubungan antara Asupan....(Langgeng Dwi Sulaksa) 11
 

Universitas Negeri Yogyakarta,


Yogyakarta.

Moehji, S. (2003). Ilmu gizi. Jakarta: Bathara


Karya Aksara.

Muchtar, M., Julia, M, & Gamayanti, I.L.


(2011). Sarapan dan jajan berhubungan
dengan kemampuan konsentrasi pada
remaja. Jurnal Gizi Klinil Indonesia
2011.

Mhurchu CN. (2010). Effects of a free school


breakfast programme on school
attendance, achievement, psychosocial
function, and nutrition: a stepped
wedge cluster randomised trial. British
Medical Journal Public Health, Vol.
10, 738.

Ratna, Y. (2013). Cara mengatur makan


anak. Diakses pada 16 Juni 2017
http://www.usia sekolah 5-12 tahun/deit
dan nutrisi.

Saragi, Hasanah, & Huda. (2015). Hubungan


sarapan pagi dengan aspek biologis
anak usia sekolah. JOM Vol 2 No 2.

Sudrajat. (2009). Hubungan antara kebiasaan


sarapan dengan kesegaran jasmani dan
status gizi pada anak Sekolah Dasar di
SD Negeri Padangsari 02 Banyumanik.
Skripsi sarjana, tidak diterbitkan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian


kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

Suhardjo. (2003). Berbagai cara pendidikan


gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

 
 

Anda mungkin juga menyukai