Ready Bab 1 by Adelle
Ready Bab 1 by Adelle
Latar Belakang
penyebab kematian nomor satu didunia setiap tahunnya. Institute for Health
Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2017, menyatakan bahwa dari 53,3 juta
kardiovaskuler yaitu sebesar 36,9%. IMHE juga menyebutkan bahwa dari total
1,7 juta kematian di Indonesia didapatkan factor risiko utama yang menyebabkan
umum dan paling banyak disandang oleh masyarakat, baik masyarakat Indonesia
maupun Dunia. (Kemenkes RI, 2019). Data World Health Organization (WHO)
2025 akan ada 1,5 milliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan 9,4 juta
pada kelompok umur 55 tahun ke atas (55,2%). Dari data diatas dapat ditarik
hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko
usia, diabetes melitus dan kadar asam urat. (Clement, dkk. 2014). Weir, et.al
dan sering dijumpai pada penderita hipertensi. Hiperurisemia terjadi bila kadar
asam urat melebihi daya larutnya dalam plasma yaitu 6,7 mg/dl pada suhu 37°C,
keadaan ini akan menyebabkan perubahan mikrovaskuler pada ginjal yang mirip
peningkatan produksi asam urat. Laktat sendiri bersifat menghambat sekresi asam
urat dengan memblok organic anion transporter. Peningkatan produksi asam urat
NO dan memperparah disfungsi endotel yang terjadi. Lesi pada vaskuler ginjal ini
akan memicu terjadinya hypertension yaitu peningkatan tekanan darah yang lebih
tinggi. (Johnson et al., 2003; Heinig and Johnson, 2006; Feig et al., 2008).
tersebut juga mengalami obesitas dan resistensi insulin dalam hal ini salah
satunya adalah DM. Penelitian yang dilakukan oleh Soputra, dkk (2018)
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dan kadar asam
urat darah, nilai PR=3,278 artinya individu dengan obesitas memiliki risiko
dilakukan oleh Essa et al. (2015) yang menunjukkan suatu korelasi linear yang
sangat kuat antara kadar asam urat dan IMT subjek (r=0,798, p<0,01).
reabsorpsi aktif dari asam urat dan menurunkan pengeluarannya oleh ginjal.
oksidase. Xantin oksidase pada akhirnya mengubah xantin menjadi asam urat.
Di sisi lain, beberapa studi juga menunjukan adanya hubungan yang
positif antara kadar asam urat dengan DM (Liong et al.,2008; Kodama et al.,
2009; Kramer et al., 2009). Studi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Maulana, dkk (2015) dimana dari hasil uji analisisnya menggunakan Uji T
pada penderita hipertensi dengan DM dan tanpa DM. Pada penderita hipertensi
ekskresi asam urat serum yang disertai dengan kemampuan untuk menahan
natrium. Hiperurisemia (asam urat) juga akan meningkatkan aktivitas system saraf
serum.
dengan asam urat (r=0,702 , p<0,001), korelasi kolestrol total dengan asam urat
(r=0,478, p<0,001), dan korelasi kolestrol LDL dengan asam urat (r=0,478,
penumpukan plak diarteri yang menyisakan lebih sedikit ruang bagi darah untuk
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa asam urat dapat
menyebabkan banyak masalah kesehatan dan terdapat banyak factor yang dapat
meningkatkan angka mortalitas dan morbiditasnya. Oleh karena itu peneliti