Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 15

1. AULIA FITRI RAHMA SARI 1814401051


2. RIRIS NOVRIYANI 1814401068
3. CHAIRUN NISA MUFTI ALI 1814401078

TINGKAT 3 REGULER II
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
hinayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Asuham
keperawatan pada kelompok lansia”

Makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin sebagaimna sesuai materi yang
terdapat dalam mata kuliah Keperawatan Gerontik Materi tersebut diambil dari berbagai
sumber referensi buku dari beberapa para ahli.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya dan dapat membantu kita dalam memahami pembelajaran mengenai mata kuliah
Keperawatan gerontik.. Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan agar dalam
pembuatan makalah berikutnya lebih baik.

Bandar lampung,Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................


B. Tujuan Penulisan .......................................................................................
C. Manfaat .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan ...............................................................................


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................

B. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8).Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).

Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan lansia
ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari fenomena
penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui
dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham & Brookbank, 1988).

Pengertian lain mengatakan bahwa gerontology adalah ilmu yang mempelajari ,


membahas, meneliti segala bidang yang terkait dengan lanjut usia, bukan saja mengenai
kesehatan namun juga mencakup soal kesejahteraan, pemukiman, lingkungan hidup,
pendidikan, perundang-undangan dan sebagainya( Yosaputra, 1987).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana proses asuhan keperawatan Kelompok lansia ?

13 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui proses asuhan keperawatan pada kelompok lansia
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

DI WISMA NAROYONO, PANTI WREDHA WENING WARDOYO UNGARAN

PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal

A. DATA UMUM

Nama Panti : Panti Werdha Wening Wardoyo Ungaran

Alamat Panti : Jl. Kutilang 2 nomor 45 Ungaran Telp ( 024) 9222289

Nama Pimpinan Panti : Dra. Sri Rukmi Handayani

Nama Wisma : Wisma Noroyono

Jumlah lansia di wisma : 7 orang

Nama Pengasuh : 1. Pekik Marwanto Adi ,H

2. Sugeng Widodo

B. DIMENSI BIOFISIK

1. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Berdasarkan pengkajian didapatkan data :

- Laki-laki : berjumlah 2 orang ( 28,57 % ).


- Perempuan : berjumlah 5 orang ( 71,42 % ).

2. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN UMUR

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :

- Umur 66 s/ d 75 tahun berjumlah 3 orang ( 42,85 % ).

- Umur 76 s/d 85 tahun berjumlah 4 orang ( 57,14 % )

3. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN SUKU/ETNIS

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa 100 % lansia adalah suku Jawa.

4. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN AGAMA

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :

- Islam berjumlah 3 orang ( 42,85 % ).

- Kristen berjumlah 4 orang ( 57,14 % ).

5. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN STATUS GIZI

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa :

Dari 7 orang terdapat 2 orang berstatus gizi kurang ( 28,57 % ) dan 5 orang bergizi
baik ( 71,42 % )

6. DISTRIBUSI LANSIA BERDASARKAN MASALAH KESEHATAN 6 BULAN


TERAKHIR

Berdasarkan data yang didapatkan dalam wawancara dengan kelayan dan pengasuh
wisma di Wisma Noroyo diketahui bahwa:

 Keluhan cepat lelah :Terdapat 3 kelayan ( 42,85 % ) mengalami gangguan cepat


lelah,yaitu Tn.T,Tn.R,Ny.R.
 Keluhan nyeri dada :Tidak ada ( 0 % )
 Keluhan sesak nafas :Tidak ada ( 0 % )
 Keluhan sulit tidur :Tidak ada ( 0 % )
 Keluhan batuk :Tidak ada ( 0 % )
 Gangguan penglihatan :Terdapat 2 Kelayan ( 28,57 % ) pernah mengalami operasi
katarak, yaitu Ny.S, Ny.T. Semua kelayan mengalami penurunan penglihatan, namun
masih dapat ditoleransi.
 Gangguan pendengaran :Terdapat 2 Kelayan ( 28,57 % ),yaitu : Ny.R, Ny.S. Mampu
mendengar bila lawan bicara berbicara didekat telinganya dengan suara yang keras.
 Hipertensi :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ).
 Diabetes Melitus :Tidak ada ( 0 % )
 Nafsu makan menurun :Terdapat 4 kelayan ( 57,14 % ), yaitu Tn.R, Ny.S, Ny.R,
Tn.T.
 Nafsu makan meningkat :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ), yaitu : Ny.S.
 Osteartritis :Tidak ada ( 0 % )
 Osteoporosis: Terdapat 3 kelayan ( 42,85 % ) yaitu, Ny.R, Ny.S, Tn.R
 Gangguan gerak: Terdapat 2 kelayan ( 28,57 % ) yaitu : Ny.R, Tn.R, bisa memenuhi
ADL ( activity daily living ) namun tampak kekelahan bila banyak melakukan
aktivitas.
 Gangguan buang air kecil ( BAK ) :Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) yaitu : Ny.R.
 Gangguan buang air besar (BAB) :Tidak ada ( 0 % ).
 Benjolan tidak normal : Tidak ada ( 0 % ).

C. DIMENSI PSIKOLOGIS

1. STATUS MENTAL

Pemeriksaan status mental disini menggunakan instrumen ”The Short Portable Mental
Status Quesionnaire ( SPMSQ )”. Terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) mengalami
gangguan intelektual berat yaitu Ny. R, 1 orang kelayan ( 14,28 % ) mengalami
gangguan intelektual ringan yaitu Tn. R dan 5 orang kelayan ( 71,42 % ) tidak
mengalami gangguan intelektual yaitu Ny. S, Ny. S, Ny. S, Ny. T dan Tn. T.

2. STATUS DEPRESI
Pemeriksaan status depresi disini menggunakan instrumen ”The Geriatric Depresion
Scale dari Yesavage & brink (1983)”. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan data bahwa 1 orang kelayan ( 14,28 % ) mengalami depresi yaitu Ny. R
dan 6 orang kelayan ( 85,71 % ) tidak mengalami depresi yaitu Tn. T, Tn. R, Ny. S,
Ny. S, Ny. S dan Ny. T.

3. KEADAAN EMOSI

Terdapat 4 orang kelayan ( 57,14 % ) berstatus emosi labil yaitu Ny. S, Ny. T, Ny. S
dan Ny. R. 3 orang kelayan ( 42,85 % ) berstatus emosi stabil.

D. DIMENSI FISIK

1. LUAS WISMA

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pegawai panti didapatkan data bahwa
luas bangunan wisma adalah ±120 m2.

2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA

a. Penerangan

Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa kondisi penerangan di dalam


ruangan baik karena pintu dan tirai jendela dibuka ketika siang hari sehingga sinar
matahari dapat masuk dan ketika malam hari seluruh lampu di tiap ruangan
menyala.

b. Kebersihan dan kerapian

Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ruang tamu dan dapur dalam
keadaan bersih. Perabot tertata dengan rapi pada tempatnya, meja makan dalam
keadaan bersih dan peralatan makan–minum tertata cukup pada tempatnya.
Peralatan elektronik berfungsi dan dalam keadaan bersih. Dari ke empat ruang
tidur yang digunakan oleh kelayan, 1 kamar tercium bau tidak sedap. 1 kamar
tidak tercium bau namun penataan di dalamnya kurang rapi sedangkan kamar
lainnya terlihat lebih rapi dan bersih.Kamar mandi / toilet dalam keadaan bersih,
lantai tidak licin,bak air bersih dan airnya jernih.

c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita

Pasangan suami istri Tn.R dan Ny.T tinggal dalam satu kamar sedangkan klayan
yang lain ditempatkan di kamar terpisah sesuai jenis kelamin.

d. Sirkulasi udara

Berdasarkan observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa di wisma Noroyono


pada masing –masing kamar terdapat satu jendela yang tiap harinya dibuka
sehingga sirkulasi udara di Wisma Noroyono cukup baik.

e. Keamanan

Berdasarkan observasi lantai di kamar tidur dan ruang utama adalah ubin dan tidak
licin. Lantai kamar mandi adalah ubin kasar dan tidak licin. Terdapat pegangan
dilorong jalan untuk pengaman. Tidak ditemukan adanya alarm untuk tanda
bahaya di dalam wisma.

f. Sumber air minum

Air minum yang dikonsumsi lansia di wisma Noroyono bersumber dari


PDAM,kelayan mendapat air minum yang telah dimasak dari dapur.

g. Ruang berkumpul bersama

Ruangan cukup luas ,kebersihan selalu terjaga ,penchayaan cukup,terapat fasilitas


:televisi,VCD meja dan kursi tamu,meja makan dan kursinya,magic jar,jam
dinding,kondisi meja makan belum tertata sehingga fasilitas untuk makan bersama
kurang.

3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA

a. Pemanfaatan halaman
Halaman/tanah dimanfaatkan untuk menanam bunga dan pohon mangga,
kebersihan halaman selalu terjaga dan selalu disiram.

b. Pembuangan air limbah

Berdasarkan observasi, air limbah dibuang melalui saluran pembuangan limbah


yang sudah ada(selokan),

selokan dalam kondisi terbuka namun selalu dalam keadaan bersih.

c. Pembuangan sampah

Sampah ditampung di bak tetutup. Berdasarkan wawancara dengan pengasuh


diketahui bahwa ada petugas khusus yang mengambil sampah di bak sampah dan
dikumpulkan untuk dimusnahkan.

d. Sanitasi

Berdasarkan observasi diketahui bahwa WC yang digunakan dapat berfungsi


dengan baik, namun terlihat cukup bersih. Saluran pembuangan air limbah
mengalir dengan lancar.

e. Sumber pencemaran

Berdasarkan observasi diketahui bahwa pencemaran utama yang terjadi di wisma


Noroyono bersumber dari bau tidak sedap dari kamar yang dihuni oleh Ny. S.

E. DIMENSI SOSIAL

1. DISTRIBUSI KELAYAN BERDASARKAN PENDIDIKAN

Berdasarkan pengkajian dan wawancara terhadap lansia dan pengasuh panti diketahui
bahwa 57,14 % (4 orang) tidak pernah mengikuti pendidikan formal dan 42,85 %
lainnya (3 orang) pernah bersekolah yaitu di (Vervoolk School), yaitu Tn.T, Ny.S, dan
Ny.S.

2. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI DALAM WISMA


Berdasarkan wawancara dengan kelayan dan pengasuh diruangan antara kelayan yang
satu dengan kelayan lainnya terkadang timbul konflik karena salah satu kelayan
bersifat selalu mendominasi

3. HUBUNGAN ANTAR LANSIA DI LUAR WISMA

Terdapat 3 orang kelayan yang kurang bersosialisasi diluar wisma ( 42,85% ), yaitu
Ny.S, Ny.R, dan Ny. S, dengan alasan lebih suka berdiam diri diwisma. Meraka keluar
jika ada jadwal kegiatan rutin saja, itupun terkadang dilakukan secara terpaksa karena
takut dimarahi pengasuhnya, serta 4 orang kelayan dapat bersosialisasi cukup baik di
luar wisma ( 57,14 % ), yaitu Ny.S, Ny.T, Tn. T, dan Tn. R.

4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA

Terdpat 3 kelayan ( 42,85 % ) yang masih dijenguk oleh keluarganya, yaitu Ny.S,
Tn.R dan Ny.T.

5. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA

Semua kelayan menjalin hubungan baik dengan pengasuh wisma.

6. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL

Kegiatan keagamaan bagi kelayan yang beragam islam dilaksanakan pada hari Senin,
Rabu, sabtu. Kelayan yang beragama islam selalu mengikuti kegiatan keagamaan .
tapi selain hari yang terjadwl kelayan yang melaksanakan ibadah sholat secara rutin
hanya 1 orang ( 14,28 % ), yaitu Ny. R. Kegiatan kerohanian agama Kristen
dilaksanakan pada hari Rabu dam Jum’at, semua kelayan yang beragama Kristen
selalu mengikuti kebaktian.

Olahraga dilaksanakan tiap hari, hari Selasa dilaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan yang bertujuan untuk sosialisasi seluruh penghuni panti.

Sedangkan kegiatan pembinaan rekreatif/keterampilan dilaksanakan pada hari Kamis,


seluruh kelayan mengikuti dengan rutin sesuai dengan yang telah dijadwalkan.

100 % kelayan aktif mengikuti kegiatan pembinaan kerohanian yang dilaksanakan di


panti.
F. DIMENSI TINGKAH LAKU

1. POLA MAKAN

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa semua kelayan ( 100 % ) makan 3 kali
sehari dengan menu yang bervariasi yang disajikan oleh dapur umum dan dibagi oleh
pengasuh. Tn. R, Ny. S, Tn.T makan hanya sedikit karena sering mengatakan tidak
nafsu makan dan Ny. R jarang makan karena merasa masakan terasa hambar.

2. POLA TIDUR

Berdasarkan wawancara tidak ada kelayan yang mengalami sulit tidur ( 100 % ).

3. POLA ELIMINASI BAB/BAK

Tidak ada keluhan inkontinensia urine, namun 2 kelayan ( 28,57 % ) mengeluh sering
mengalami konstipasi ( BAB 2 – 3 hari sekali ).

4. KEBERSIHAN DIRI

Semua kelayan ( 100 % ) mampu melakukan mandi sendiri, jika tidak dingin kelayan
rata-rata mandi 2 kali sehari.

5. KEBIASAAN BURUK DALAM KELOMPOK

Berdasarkan pengkajian terdapat 1 kelayan ( 14,28 % ) sering merasa ingin menguasi


wisma.

6. STATUS FUNGSIONAL (AKTIFITAS KEGIATAN SEHARI-HARI)

Berdasarkan hasil pengkajian, semua kelayan ( 100 % ) mandiri untuk melaksanakan


aktivitas seperti bathing, dressing, toileting, transfering, continence, feeding ( indeks
KATZ : A )

7. PELAKSANAAN PENGOBATAN

Semua kelayan ( 100 % ) memeriksakan kesehatannya di poliklinik setiap hari selasa,


kelayan memeriksakan diri ke poliklinik jika ada keluhan.
8. KEGIATAN OLAH RAGA

Menurut kelayan dan pengasuh 100 % kelayan setiap hari mengikuti kegiatan olah
raga ( senam ) setiap jam 6 pagi.

9. REKREASI

Kegiatan yang bersifat rekreatif dilaksanakan oleh panti setiap hari kamis dan seluruh
kelayan mengikutinya secara rutin sesuai jadwal. Para kelayan kurang aktif selama
kegiatan berlangsung.

10. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Berdasarkan wawancara dengan penghuni wisma Noroyono, keputusan penting yang


berhubungan dengan aktifitas wisma diputuskan oleh pengasuh.

Menurut observasi dan wawancara dengan pengasuh yang sering mengambil inisiatif
untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas seperti kegiatan
bimbingan rohani, mengambil makanan dan merawat tanaman adalah Ny. S.

G. DIMENSI SISTEM KESEHATAN

1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN

Menurut pengasuh, bila kelayan di wisma Noroyono mengalami masalah kesehatan


dapat mengkomunikasikan keluhannya kepada pengasuh dan berobat sendiri ke
Poliklinik.

2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

a. Fasilitas kesehatan yang tersedia

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Panti Wredha Wening Wardoyo ini adalah 1
buah Poliklinik yang berada di dalam lingkungan panti, RS Dr Kariadi yang sering
melakukan kunjungan ke panti, Balai Kesehatan Indera dan 1 orang petugas
kesehatan yang tinggal di lingkungan sekitar panti.

b. Jumlah tenaga kesehatan


Tidak ada tenaga kesehatan tetap yang menjadi pegawai panti. Hanya ada petugas
freelance 1 orang.

c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit

Tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan adalah dengan rutin melakukan


olah raga senam sehat setiap pagi, membuang sampah pada tempat tertutup dan
menjaga kelancaran saluran pembuangan air limbah.

d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

Jenis pelayanan yang tersedia adalah pengobatan rawat jalan di Poliklinik dan
pelayanan rujukan untuk operasi dan rawat inap.

e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan di Poliklinik dilaksanakan pada hari Selasa dan Jumat. Untuk
kegiatan rujukan dapat dilaksanakan setiap waktu jika diperlukan.
ANALISA DATA

No Data Masalah Kemungkinan penyebab

Data Subyektif : Kerusakan interaksi sosial  Kurangnya pengetahuan dan


keterampilan mengenai cara
 20 % kelayan mengatakan takut pada seorang kelayan lain
dalam meningkatkan kualitas
sebab sering disebut seperti patung dan tidak mau
hubungan
beraktifitas
 Perubahan proses pikir
 80 % kelayan sudah tidak memiliki keluarga lagi
 40 % kelayan mengatakan mempunyai hubungan akrab
yang timbal balik karena tinggal dalam 1 kamar.
Data Obyektif :
 40 % kelayan lainnya yang tinggal dalam 1 kamar jarang
bertegur sapa satu sama lain sebab yang satu sering tidak
berada di wisma dan yang lainnya cerewet.
 20 % lansia terlihat pendiam dan sering menyendiri dan
tinggal sendiri dalam 1 kamar
 Selama pengkajian tidak pernah terlihat seluruh penghuni
wisma berkumpul bersama dalam 1 tempat.
 40 % kelayan terlihat jarang keluar wisma namun masih
bisa menyebutkan 3 – 5 nama kelayan lain di luar
wismanya
 20 % lansia termasuk dalam kategori gangguan mental
ringan dan 20 % lainnya termasuk dalam kategori
gangguan mental sedang
 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang
dengan nilai 12
Data Subyektif : Resiko Jatuh  Faktor-faktor fisiologis (usia,
osteoarthitis, gangguan
 20 % kelayan berusia 60 – 69 tahun
penglihatan, pendengaran dan
 60 % kelayan berusia 70 – 79 tahun gerak)

 20 % kelayan mengalami gangguan penglihatan dan  Lingkungan yang menunjang


pendengaran keamanan kurang memadai

 60 % kelayan mengeluhkan gejala osteoarthritis


 20 % kelayan mengalami gangguan gerak.
 20 % kelayan mengatakan linu-linu
 100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan
buang air kecil dengan keluhan sering BAK pada malam
hari
 60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam
hari.
 20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada
malam hari.
 20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya
dan 20 % lainnya tidur malam hanya 2 – 4 jam
Data Obyektif :
 Lantai kamar mandi terbuat dari ubin kasar.
 Tidak ada pegangan di kamar mandi/WC kelayan
 Tidak ada alarm tanda bahaya di wisma
 20 % kelayan sering terlihat tertidur sambil duduk di kursi

Data Subyektif : Gangguan pola tidur  Faktor-faktor fisiologis (sering


BAK)
 20 % kelayan berusia 60 – 69 tahun
 60 % kelayan berusia 70 – 79 tahun
 100 % lansia di wisma Brotojoyo mengalami gangguan
buang air kecil dengan keluhan sering BAK pada malam
hari
 60 % kelayan mengeluhkan kesulitan tidur pada malam
hari.
 20 % kelayan selalu tidur siang dan beraktifitas pada
malam hari.
 20 % kelayan sulit tidur karena rindu dengan keluarganya
 20 % kelayan tidur malam hanya 2 – 4 jam
 20 % kelayan mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
 20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang
hari.
 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi sedang
dengan nilai 12
Data Subyektif : Kerusakan pemeliharaan rumah  Kerusakan fungsi kognitif dan
emosi
 20 % kelayan mengeluh cepat lelah
 Keterbatasan peran model
 40 % kelayan biasa makan di dalam kamar
 1 kamar yang digunakan lansia tercium bau pesing dan
sering ditutup
Data Obyektif :
 20 % kelayan terlihat selalu berada di kamar pada siang
hari.
 20 % kelayan menunjukkan tanda-tanda depresi dengan
nilai 12
SKORING PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan dan keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan
dan perubahan proses pikir

SKORSING

Diagnosa 1 :

No. Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembahasan


1. Sifat masalah 1 x1=1 Berdasarkan observasi
tidak pernah terjadi
Skala : interaksi yang lama
diantara penghuni wisma.
Aktual 3 1 orang kelayan sering
tidak dirumah, 1 orang
Resiko 2 kelayan sering
menyendiri, 1 orang
Potensial 1 kelayan teridentifikasi
mengalami depresi
sedang dengan nilai
12 dan 1 orang kelayan
mengidap gangguan jiwa.

2. Kemungkinan 2 x2=2 Kegagalan


masalah dapat interaksi sosial
diubah
pada suatu
kelompok
Skala :
penghuni wisma
Mudah 2 akan
Sebagian 1 menurunkan
Tidak dapat 0 koping
kelompok
sebagai suatu
unit keluarga.

3. Potensi masalah 1 x1= Perubahan


untuk diubah proses pikir
Skala:
berhubungan
Tinggi 3 dengan fisiologi
Cukup 2 lansia sehingga
Rendah 1
sulit untuk
dirubah

4. Menonjolnya 1 x1=1 Keluaga


masalah merasakan adanya
Skala : masalah yang
Segera 2 terjadi, namun
Tidak perlu 1 keluarga belum
Tidak dirasakan 0 dapat merawat
anggota keluarga.
TOTAL 4

Diagnosa Keperawatan : Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia,


osteoarthitis, gangguan penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan
yang menunjang keamanan kurang memadai

SKORSING

Diagnosa 2

No. Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembahasan


1. Sifat masalah 1 x1=1 3 dari 5 orang
Skala : kelayan berusia
antara 70 – 79
Aktual 3 tahun, 1 orang
Resiko 2 kelayan
mempunyai
Potensial 1
kebiasaan
beraktifitas pada
malam hari, lantai
wisma terbuat dari
ubin licin, 1 orang
kelayan
mempunyai
masalah gangguan
penglihatan dan
pendengaran
sedangkan
interaksi yang
ditampilkan
penghuni wisma
tidak memadai
untuk saling
menjaga diantara
sesama kelayan
2. Kemungkinan 2 x2=1
masalah dapat Jatuh akan
diubah menimbulkan
Skala : komplikasi
Mudah 2 masalah kesehatan
Sebagian 1 pada lansia namun
Tidak dapat 0 lansia yang
mengalami
masalah
mempunyai
seorang kawan
dekat yang dapat
mengantisipasi
faktor-faktor resiko
3. Potensi masalah 1 x1= Kelayan yang
untuk diubah mempunyai
kebiasaan
Skala: beraktifitas pada
Tinggi 3 malam hari
mempunyai
Cukup 2
riwayat gangguan
Rendah 1 jiwa (halusinasi)
sedangkan
interaksi yang
ditampilkan
penghuni wisma
tidak memadai
untuk saling
menjaga diantara
sesama kelayan
4. Menonjolnya 1 x1=0 Keluaga
masalah merasakan adanya
Skala : masalah yang
Segera 2 terjadi, namun
Tidak perlu 1 keluarga belum
Tidak dirasakan 0 dapat merawat
anggota keluarga.
TOTAL 2

Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis


(sering BAK)

Diagnosa 3

No. Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembahasan


1. Sifat masalah 1 x1=1 3Pembenaran :
Skala :
Berdasarkan
Aktual 3 wawancara 100 %
Resiko 2 kelayan mengeluh
sering BAK pada
Potensial 1 malam hari dan 60
% diantaranya
melaporkan sulit
tidur pada malam
hari
2. Kemungkinan 2 x2=1
masalah dapat Gangguan pola
diubah tidur masih dapat
Skala : ditoleransi dengan
Mudah 2 tidur pada siang
Sebagian 1 hari
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 1 x1= Lansia tidak boleh
untuk diubah dibiasakan
mengkonsumsi
Skala: obat-obatan untuk
Tinggi 3 membantu tidur
dan sering BAK
Cukup 2 merupakan bagian
Rendah 1 dari perubahan
fisiologis yang
terjadi pada lansia
4. Menonjolnya 1 x1=0 Keluaga
masalah merasakan adanya
Skala : masalah yang
Segera 2 terjadi, namun
Tidak perlu 1 keluarga belum
Tidak dirasakan 0 dapat merawat
anggota keluarga.
TOTAL 2

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan


fungsi kognitif dan emosi serta keterbatasan peran model

Diagnosa 4

No. Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembahasan


1. Sifat masalah 1 x1=1 Berdasarkan
observasi keadaan
Skala :
wisma terlihat
Aktual 2 kotor, 1 kamar
Resiko 3 berbau pesing dan
banyak lalat
Potensial 1
berkerumun di
sekitar tempat
mencuci piring.
2. Kemungkinan 2 x2=1 Pemeliharaan
masalah dapat rumah yang tidak
diubah efektif dapat
Skala : menimbulkan
Mudah 2 masalah baru
Sebagian 1 seperti
Tidak dapat 0 meningkatnya
resiko
terjangkitnya
penyakit diare dan
bau pesing yang
ditimbulkan dapat
mengganggu
penghuni lain
3. Potensi masalah 1 x1=
untuk diubah Lansia memiliki
Skala: kecenderungan
untuk menghindari
Tinggi 3 tugas – tugas dan
Cukup 2 mengabaikannya
sebagai
Rendah 1
kompensasi dari
paradigma bahwa
lansia merupakan
masa beristirahat
4. Menonjolnya 1 x1=0 Masalah yang
masalah harus di tangani
Skala :
Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0
TOTAL 2

Berdasarkan skoring yang dibuat, maka prioritas masalah yang dibuat adalah :

1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan


keterampilan mengenai cara dalam meningkatkan kualitas hubungan dan perubahan
proses pikir.
2. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (usia, osteoarthitis, gangguan
penglihatan, pendengaran dan gerak) serta kondisi lingkungan yang menunjang
keamanan kurang memadai.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor-faktor fisiologis (sering BAK).

4. Kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitif dan


emosi serta keterbatasan peran model.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

1. Kerusakan interaksi sosial Tujuan Instruksional Umum : 1. Fasilitasi peningkatan kemampuan kelayan untuk
berhubungan dengan berinteraksi dengan yang lainnya (NIC 3.Q.5100)
Setelah diberikan asuhan
kurangnya pengetahuan dan
keperawatan selama 1 bulan a. Dorong untuk meningkatkan keterlibatan dalam pola
keterampilan mengenai cara
100 % kelayan di wisma hubungan yang telah ada.
dalam meningkatkan kualitas
Brotojoyo dapat menampilkan
hubungan dan perubahan b. Dorong keterlibatan dalam aktifitas sosial dalam
perilaku berkumpul bersama
proses pikir kelompok.
minimal 1 kali dalam 1 bulan.
c. Dorong untuk berbagi masalah yang dialami secara
Tujuan Instruksional Khusus :
umum dengan kelayan lain
a. Setelah dilakukan asuhan
d. Gunakan teknik bermain peran untuk mempraktekkan
keperawatan selama 7 hari
keterampilan dan teknik komunikasi yang diinginkan
80 % kelayan dapat
menampilkan perilaku e. Dorong penghuni wisma untuk merencanakan aktifitas
interaksi terhadap seluruh yang bermakna
penghuni wisma minimal 1
kali dalam 1 hari. 2. Fasilitasi kelayan untuk merasakan, mengapresiasikan dan
mengekspresikan hal-hal yang menyenangkan dalam
b. Setelah diberikan asuhan berhubungan dengan orang lain. (NIC 3.R.5320)
keperawatan selama 7 hari
80 % kelayan dapat a. Tentukan tipe humor yang diapresiasi oleh kelayan
menyediakan waktu b. Tentukan respon kelayan terhadap humor
minimal 10 menit untuk
berkumpul bersama dalam 1 c. Tampilkan pilihan-pilihan humor yang dapat
macam kegiatan minimal 2 digunakan dalam interaksi
kali dalam 1 minggu. d. Berikan respon positif terhadap humor yang
c. Setelah diberikan
pendidikan kesehatan ditampilkan oleh kelayan
selama 40 menit 80 %
3. Bantu kelayan mengambangkan keterampilan-
kelayan mengatakan bahwa
keterampilan interaksi sosial (NIC 3.O.4362)
interaksi sosial yang terjadi
bermanfaat bagi dirinya a. Berikan pendidikan kepada kelayan tentang tujuan dan
proses pelatihan keterampilan-keterampilan sosial.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

2. Resiko jatuh berhubungan Tujuan Instruksional Umum : 1. Identifikasi faktor resiko yang dihadapi oleh penghuni
dengan faktor-faktor fisiologis wisma (NIC 4.V.6610)
Setelah diberikan asuhan
(usia, osteoarthitis, gangguan
keperawatan selama 1 bulan a. Kaji faktor-faktor resiko secara rutin
penglihatan, pendengaran dan
100 % kelayan di wisma
gerak) serta kondisi b. Review riwayat perawatan dan pengobatan yang lalu
Brotojoyo dapat menyebutkan
lingkungan yang menunjang yang membuktikan adanya resiko
faktor resiko jatuh dan
keamanan kurang memadai
melakukan tindakan c. Identifikasi kelayan dengan kondisi sosial yang unik,
pencegahan. yang dapat mempersulit antisifasi faktor resiko secara
efisien
Tujuan Instruksional Khusus :
2. Manajemen lingkungan kelompok (NIC 4.V.6484)
a. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan
80 % kelayan dapat faktor resiko yang direncanakan.
menyebutkan minimal 50 %
dari faktor resiko jatuh yang
diidentifikasi di wisma
Brotojoyo.
b. Setelah diberikan
pendidikan kesehatan
tentang interaksi sosial
selama 40 menit 60 % lansia
mengungkapkan bersedia
untuk saling mengingatkan
dan saling menjaga satu
sama lain.
c. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
40 % lansia menampilkan
perilaku perlindungan
terhadap kelayan lain yang
memiliki resiko jatuh.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

3. Gangguan pola tidur Tujuan Instruksional Umum : 1. Fasilitasi siklus tidur/bangun yang teratur (NIC 1.F.1850)
berhubungan dengan faktor-
Setelah diberikan asuhan a. Ajarkn untuk melupakan situasi yang tidak
faktor fisiologis (sering BAK)
keperawatan selama 14 hari menyenangkan saat menjelang tidur
kelayan di wisma Brotojoyo
2. Pertahankan pola eliminasi yang optimal (NIC 1.B.0590)
menampilkan perilaku adaptif
a. Instruksikan kelayan untuk mengosongkan kandung
terhadap perubahan pola tidur. kemih sebelum tidur.
Tujuan Instruksional Khusus : b. Batasi asupan cairan menjelang tidur bila diperlukan
a. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
100 % kelayan mampu
menyebutkan bahwa
perubahan pola tidur adalah
situasi yang fisiologis pada
lanjut usia.
b. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
60 % kelayan dapat
menampilkan perilaku
manipulasi untuk memenuhi
kebutuhan tidur secara
adekuat
c. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 7 hari
minimal 60 % kelayan
menampilkan perilaku
membatasi minum minimal
1 gelas ketika akan tidur
malam
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

4. Kerusakan pemeliharaan Tujuan Instruksional Umum : 1. Bantu kelayan untuk mempertahankan kondisi rumah yang
rumah berhubungan dengan bersih, aman, dan menyenangkan untuk dihuni (NIC
Setelah diberikan asuhan
kerusakan fungsi kognitif dan 5.X.7180)
keperawatan selama 7 hari
emosi serta keterbatasan peran
kelayan di wisma Brotojoyo a. Tentukan kebutuhan yang diperlukan untuk perawatan
model
menampilkan perilaku rumah
pemeliharaan rumah:
b. Libatkan kelayan dalam menentukan kebutuhan
membuang sampah pada
perawatan rumah yang diperlukan
tempatnya, menjemur
bantal/kasur 2 kali dalam 1 c. Bantu kelayan mengembangkan harapan yang realistis
bulan, menganti sprei 1kali tentang peran yang mereka inginkan untuk dirinya
dalam seminggu, membersihkan sendiri dalam hal perawatan rumah
tempat mencuci piring.
d. Berikan informasi tentang bagaimana membuat
Tujuan Instruksional Khusus : lingkungan rumah aman dan bersih.
a. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 7 hari
minimal 60 % kelayan
menyampaikan penerimaan
terhadap pola hidup sehat.
b. Saat dilakukan kegiatan
kerja bakti bersama minimal
60 % kelayan dapat terlibat
dalam kegiatan kerja bhakti
membersihkan rumah dan
kamar tidur yang
direncanakan/dijadwalkan
c. Selama berinteraksi dengan
kelayan selama 7 hari kamar
tidur yang dihuni oleh
kelayan tidak berbau

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal Nomor Diagnosa Implementasi Respon Kelayan

1 20-08-2020 DP I Membina hubumgan salimg percaya dengan DO : Kelayan mau berkenalan seraya berjabat
cara memperkenalkan diri dan menjelaskan tangan dan mau menyebutkan namanya
maksud dan tujuan kepada kelayan. masing-masing dan mampu menyebutkan
kembali nama praktikan.
DS : 100 % kelayan mengatakan senang
mendapatkan kunjungan dan ditengok.

DO : Berdasarkan observasi 1 orang kelayan


Melakukan pengkajian pola aktifiitas dan
senang menyendiri, 2 orang kelayan
kebiasaan , riwauyat masa lalu , dan melakukan
21-08-2020 DP I sering makan di kamar, 1 orang kelayan
observasi pola interaksi masing 2 kelayan di
sering tidak berada di wisma dan 1 orang
dalam maupum diluar wisma.
kelayan terlihat sangat dominan dalam
pengaturan wisma.
DS : 1 orang kelayan mengatakan bahwa di
wisma ini perilaku penghuninya
bermacam-macam dan memang jarang
berkumpul bersama.
Data lengkap hasil pengukuran dan
pemeriksaan masing-masing kelayan terdapat
dalam dokumentasi data masing-masing
Melakukan pemeriksaan status depresi, kelayan (lampiran 1 laporan askep ini)
pemeriksaan MMS, pengukuran tanda 2 vital (
tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
22-08-2020 DP I tubuh), pengukuran BB dan TB dan keluhan
yang dirasakan kelayan.
DO : 100 % kelayan mau diajak berkumpul
bersama di ruang tamu selama 3 menit.
Memfasilitasi kelayan untuk berbincang- DS : 1 orang kelayan mengatakan harus segera
bincang bersama sambil menonton siaran ke dapur untuk memasak, 1 orang
televisi. kelayan yang dominan menceritakan
banyak hal yang biasa dilakukannya di
wisma. 2 orang kelayan lebih banyak
23-08-2020 DP I diam.

DO : 1 orang kelayan yang makan di ruang


makan dan sisanya membawa makanan
ke dalam kamar.
DS : 2 orang kelayan mengatakan belum lapar
Memfasilitasi seluruh kelayan untuk melakukan dan mau menyimpan makanan dulu di
aktivitas makan siang bersama diruang makan. kamar, 2 orang lainnya mengatakan lebih
suka makan di kamar.
24-08-2020 DP I DO : 1 orang kelayan ikut terlibat aktif dalam
kegiatan kerja bhakti sisanya
meninggalkan wisma dengan keperluan
masing-masing.
DS : Dari keempat kelayan yang tidak ikut
kerja bhakti, 1 orang kelayan mengatakan
Memotivasi kelayan untuk kegiatan kerja bhakti ada kegiatan kumpul di mushalla
bersama membersihkan wisma secara bersama- (padahal belum waktunya), 1 orang
sama. mengatakan kamarnya sudah dibersihkan
(padahal bau pesing), 1 orang
mengatakan sedang sakit dan pergi ke
poliklinik dan 1 orang lainnya
27-08-2020 DP I mengatakan mau memasak di dapur
umum.

DO : Kelayan yang tinggal sekamar dapat


menampilkan perilaku untuk saling
mengingatkan kawan sekamarnya untuk
makan.
DS : 100 % kelayan mengatakan mau untuk
saling menyapa kelayan lain baik di
dalam maupun di luar wisma.

DO : Terjadi interaksi antara sesama praktikan,


praktikan dg kelayan dan sesama kelayan
Memfasilitasi masing-masing kelayan untuk dengan diselingi senda gurau ketika
saling menyapa dan saling membantu sesama menonton siaran televisi selama 20
penghuni wisma agar tidak terjatuh ketika menit.
beraktifitas.
100 % kelayan mau berphoto bersama
praktikan.
DS : 2 orang kelayan mengatakan bahwa
28-08-2020 DP I sebelumnya pernah dilakukan kegiatan
berkumpul seperti ini oleh praktikan lain
namun kelayan tidak ingat waktunya

Memfasilitasi kelayan untuk berkumpul


bersama dan mendiskusikan tentang kenangan
yang menyenangkan dimasa lalu, diselingi oleh
gurauan,dilanjutkan dengan acara berfoto
bersama .

DP I

DO : Tidak dapat diobservasi


DS : 100 % kelayan mengatakan biasa berdoa
sebelum tidur dan selama seminggu ini
banyak hal menyenangkan yang mereka
rasakan.
Selengkapnya terlampir dalam laporan
pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam
laporan ini.

Selengkapnya terlampir dalam laporan


Menganjurkan kelayan untuk berdoa sebelum pelaksanaan terapi aktifitas kelompok dalam
tidur dan hanya membayangkan situasi yang laporan ini.
menyenangkan ketika menjelang tidur.

DO : Kelayan tampak memperhatikan arahan


yang diberikan oleh praktikan.
DS : Kelayan mengatakan dalam seminggu
terakhir ini mereka merasa saling akrab
Memberikan pendididkan kesehatan tentang satu sama lain. 2 orang kelayan
karakteristik interaksi sosial yang ideal dengan mengatakan bahwa kelayan yang
metode bermain peran dan diskusi. sebelumnya dominan sudah agak mau
30-08 -2020 DP I
mengalah dengan yang lain.

Melakukan therapi aktivitas kelompok tentang


interaksi sosial yang bermanfaat dengan metode DO : 4 orang kelayan mau terlibat dalam
makan bersama. kegiatan kerja bhakti membersihkan
kamarnya masing-masing dan ruangan
utama wisma. 1 orang kelayan memang
Memberikan arahan kepada kelayan untuk dianjurkan untuk istirahat sambil melihat
mempertahankan dan meningkatkan pola kegiatan berlangsung sebab mengalami
01-09-2020 DP I interaksi yangt sudah berjalan dengan di selingi gangguan gerak (sakit pada sendi bila
humor. Jika mengalami situasi yang tidak bergerak).
menyenangkan dalam interaksi selanjutnya di 1 orang kelayan menyapu lantai sambil
anjurkan untukm melihat kembali foto bersama berjoget dan disambut dengan tertawa
yang di pajang di ruang makan. oleh kelayan lainnya.
DP I
DS : 100 % kelayan mengatakan kegiatan ini
ramai sekali.

Memfasilitasi kelayan untuk membersihkan


lingkungan wisma bersama-sama sambil DO : 1 orang kelayan terlihat menangis saat
melakukan observasi terhadap pola interaksi berpamitan, 3 orang kelayan selalu
yang berlangsung. mendoakan praktikan yang berpamitan
dan 1 orang kelayan yang teridentifikasi
gangguan jiwa hanya tersenyum ketika
berpamitan.
DS : 100 % kelayan mengucapkan selamat
jalan kepada praktikan.

DP I

Melakukan terminasi hubungan dengan kelayan


seraya menganjurkan kelayan mempertahankan
interaksi yang sudah terjadi, berpamitan pada
masing-masing kelayan dan pengasuh wisma
dan saling mendoakan agar selamat, sehat, dan
selalu dilindungi oleh Allah SWT.

DP I
EVALUASI

No Tanggal Nomor Diagnosa Evaluasi Keterangan

DP 1 Evaluasi Struktur :
1. Kesediaan peralatan yang ingin di gunakan memadai , lengkap.
2. Suasana ruangan kondusif
3. Undangan yang datang 100%
4. Menggunakan metode berdiskusi bermain peran dan makan bersama
Evaluasi Proses :
1. Partisipan para pekerja selama keiatan baik
2. 100% klien ingin diajak kumpul bersama
3. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan sesuai dengan
peran,fungsi dan tugas nya masing masing.
Evaluasi Hasil :
1. 100% klien mengatakan mau saling menyapa, berkenalan satu sama
lain
2. Klien mampu memperkenalkan diri masing masing

Rencana tindak lanjut :


Anjurkan kelayan untuk melihat photo bersama yang terpampang di
ruang makan ketika rindu dan menemui masalah dalam interaksi.
Kepada pegawai dan pengasuh diharapkan dapat memberikan izin
pemasangan photot tsb di ruangan makan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan
pertolongan kepada lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun
Puskesmas, yang diberikan oleh perawat.

Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social maupun spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada
peningkatan kesehatan (helth promotion), pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan
kesehatan yang umum.

SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Apabila ada saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami
adalah hamba Allah yang masih dalam proses belajar dan tak luput dari salah, khilaf, dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/127519965/Asuhan-Keperawatan-Lanjut-Usia-Panti-Wredha

Nugroho, Wahyudi. 2008. Asuhan Keperawatan Gerontik .Jakarta : EGC

Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik .Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari Kurnianingsih.Editor; Eny
Meiliya, Monica Ester.Edisi 2. EGC.Jakarta. 2006

Anda mungkin juga menyukai