Anda di halaman 1dari 16

SOP TINDAKAN A KEPERAWATAN DASAR

Nama : PUTRI ASANI

Nim : 193110184

Kelas : 1B

SOP BATUK EFEKTIF


Pengertian : batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan secret secara m aksimal. Batuk
merupakan gerakan yang dilakukan tubuh sebagi mekanisme alamiah terutama untuk melindungi
paru-paru.

Pengertian Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan mengganggu di


saluran nafas dengan cara dibatukkan
Tujuan 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret.
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic laborat.
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret
Kebijakan A. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret.
B. Pemeriksaan diagnostic sputum di laboratorium
Peralatan 1. Kertas tissue.
2. Bengkok
3. Perlak pengalas.
4. Sputum pot berisi desinfektan.
5. Air minum hangat
Prosedur A. Tahap pra interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

B. Tahap orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien

C. Tahap kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)
6. Minta pasien menahan nafas 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut
bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
otot
9. Memasang perlak pengalas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk,
atau didekat pasien bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kalil, yang ketiga
inspirasi, tahan nafas, dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lendir dalam sputum pot
12. Merapikan pasien

D. Tahap terminasi
1. Melalukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan kepada pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

SOP POSTURAL DRAINAGE


Pengertian Postural drainage adalah tindakan keperawatan untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gravitasi.

Area yang dipilih untuk didrainase berdasarkan pada :

1. Pengetahuan akan kondisi klien dan proses penyakitnya

2. Pemeriksaan fisik dada

3. Hasil pemeriksaan rontgen dada

Tujuan 1. Mempercepat pengeluaran sekret

2. Mencegah terkumpulnya sekret pada saluran nafas

3. Mencegah terjadi ateletaksis

Indikasi

1. Pasien tirah baring lama

2. Pasien dengan peningkatan produksi sputum

3. Fibrosis kistik

4. Bronkietaksis

5. Atelektasis

6. Pneumonia

Kontraindikasi

1. Tension pnemothoraks

2. Hemoptisis

3. Gangguan kardiovaskular (hipertensi, hipotensi, infark miokard, aritmia)

4. Tekanan intrakranial yang meningkat

5. Cedera kepala dan leher

6. Emfisema

7. Fistula bronkopleura

8. Tumor paru
9. Tuberkulosis

10. Osteoporosis

11. Edem paru

12. Efusi pleura luas

13. Kondisi dimana dada sangat nyeri

Kebijakan Standar Operasional Prosedur Tindakan Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin


Tahun 2014

Prosedur Persiapan alat

1. Bantal

2. Ranjang yang dapat mengatur posisi klien

3. Tisue

4. Handscon bersih

5. Segelas air hangat

6. Pot sputum dengan desinfektan

Persiapan pasien

1. Mengucapkan salam

2. Menyebut/menanyakan nama pasien

3. Mengenalkan diri dan instansi

4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum melakukan tindakan

6. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.

Prosedur

1. Mencuci tangan

2. Memasang masker dan sarung tangan bersih

3. Pilih area tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua


bidang paru, data klinis dan gambar photo dada

4. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat. Bantu
klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien memposisikan
postur lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakan bantal untuk menyangga dan
kenyamanan. Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit

5. Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area yang didrainage

6. Berikan tisue untuk membersihkan sputum yang keluar

7. Setelah posisi pertama, minta klien duduk napas dalam dan batuk effektif.
Tampung sekret dalam pot sputum

8. Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit

9. Ulangi langkah 6-12. Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30 menit pada
bidang paru lain yang terjadi bendungan

SOP PEMBERIAN OKSIGEN PADA NASAL CANUL

Pengertian Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanul
digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24%
berikan 1 liter/menit, bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40% mendapat
4-6 liter/menit. Face mask digunakan untuk memberikan oksigen dengan
konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%) pada 5-8 liter/menit.
Tujuan Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
Indikasi
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen.

Kontra Indikasi
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
Jaga humidikasi/kelembaban oksigen
Cegah terjadinya keracunan oksigen
Prosedur Persiapan Alat
Nasal kanul/masker oksigen
Selang oksigen
Sumber oksigen dengan flowmeter
Cairan steril
Humidifier
Bengkok, plester, kasa pembersih

Langkah-langkah
Persiapan lingkungan : tutup jendela/gorden atau pasang sampiran untuk
menjaga privasi klien.
Persiapan klien : (posisi, dll.)
Cuci tangan.
Pakai sarung tangan.
Kaji fungsi pernafasan klien, adanya tanda hipoksia, dan hasil analisis gas
darah klien.
Kaji kondisi mulut dan hidung klien (bila kotor, bersihkan)
Pastika tabung humidifier terisi cairan secara adekuat.
Sambungkan nasal kanul/masker ke selang oksigen dan ke sumber oksigen
yang sudah dihumifikasi.
Berikan oksigen sesuai dengan program terapi
Pastikan oksigen mengalir dengan baik ke klien
Beri fiksasi pada kanula.
Cek kanul/face mask, humidifier, dan sumber oksigen tiap 8 jam
Pertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu
Cuci tangan

SOP NEBULIZER

Pengertian Nebulizer adalah suatu cara pemberian obat melalui


inhalasi/pernafasan.Nebulizer meruapakan mengubah partkel menjadi uap yang
di hirup sehingga langsung menuju paru paru.

Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara
yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik.

Tujuan Mengencerkan sekret agar mudah di keluarkan

Melonggarkan jalan nafas

Prosedur Set Mesin Nebulizer (compressor nebulizer/ultrasonik nebulizer )

Obat inhalasi sesuai terapi pengobatan

Sputum ot tertutup berisi air dan larutan desinfetan

NaCL 0,9 %

Spuit 5 cc/10 cc

Tissue

Nierbeken

Buku dan alat tulis

Prosedur Pelaksanaan

Dekatkan alat

Cek terapi pengobatan untuk memastikan nama pasien, nama obat, dosis dan
waktu pemberian.

Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih

Mengatur pasien dalam posisi duduk untuk memaksimalkan ventilasi/sesuai


kondisi pasien

Memastikan alat nebulizer berfungsi dengan baik, sambungkan selang dan


masker nebulizer

Menyiapkan obat dengan pengenceran NaCl 0,9% 10-15 cc untuk ultrasonic


nebulizer dan 2-4 cc untuk compressor nebulizer, masukan dalam tabung obat
pada mesin nebulizer

Memasang masker nebulizer menutup hidung dan mulut pasien

Mengatur timer 10 menit dan mengatur aliran aerosol sesuai indikasi.

Nyalakan mesin nebulizer.

Bimbing pasien untuk menghirup aerosol dengan bernafas dalam dan


mengeluarkan napas secara perlahan

Kaji respon pasien selama nebulizer (batuk, rasa panas, tidak tahan dengan
aerosol). Bila pasien batuk, buang sputumnya ke dalam sputum pot, bersihkan
mulut dan hidung dengan tissue. Bila pasien tidak tahan, hentikan sementara,
berikan waktu untuk istirahat, kemudian bisa dilanjutkan kembali.

Jika timer/obat sudah habis di alirkan, matikan mesin nebulizer

Bimbing pasien dalam melakukan batuk efektif, kalau perlu lakukan fisioterapi
dada/clapping

Rapikan pasien dan peralatan, cuci tangan dan dokumentasikan dalam catatan
keperawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KOMPERS (PANAS DAN DINGIN)

PENGERTIAN
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut
kembung dan kedinginan.

Kompres dingin adalah suatu metode atau cara dalam penggunaan suhu rendah
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta adema.

TUJUAN MENGKOMPRES PANAS DAN DINGIN

Kompres Hangat

Memperlancar sirkulasi darah

Menurunkan suhu tubuh

Mengurangi rasa sakit

Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien

Memperlancar pengeluaran eksudat

Merangsang peristaltik usus

Kompres Dingin

Menurunkan suhu tubuh

Mengurangi kongesti

Mengurangi perdarahan setempat

Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat

Untuk keseleo pergelangan kaki, cidera berlebihan pada atlet atau luka memar

Membantu mengobati luka bakar dan jerawat


INDIKASI

Kompres Hangat

Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)

Klien dengan perut kembung

Klien yang punya penyakit peraadangan seperti radang persendian

Sepasme otot

Adanya abses, hematoma

Kompres Dingin

Gangguan sensabilitas kulit

Penyakit buerger

Gangguan peredaran darah arteri perifer

KONTRA INDIKASI

Kompres Hangat

Untuk kompres hangat ini tidak boleh di berikan pada saat :

24 jam pertama setelah cidera atau trauma berat sebab rasa panas pada kompres itu sendiri justru
akan meningkatkan pendarahan atau pembengkakan

Perdarahan aktif karena panas pada kompres hangat akan memyebabkan terjadinya vasodilatasi
(pelebaran pembuluh darah) dan meningktakan terjadinya pendarahan

Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh karena rasa panas tersebut dapat
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
Kompres Dingin

Kompres dingin tidak boleh diberikan pada saat

Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan sebab kompres dingin dapat mengecilkan
pori-pori atau terjadinya penyimpitan pembuluh darah(vasokontriksi) sehingga mengurangi
sirkulasi ke luka terbuka.

Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan menyebabkan
kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit Reynaud rasa dingin justru akan meningkatkan
spasme (penyimpitan) arteri

Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien ada yang memiliki alergi terhadap
dingin yang biasanya dimanifestasikan ditandai dengan respon inflamasi (misalnya,
eritema,hive,bengkak,nyeri sendi dan kadang-kadangspasme otot), yang dapat membahayakan
bila orang tersebut hipersensitif alergi

PERSIAPAN ALAT

Kompres Hangat

Kompres hangat basah

Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46oc)

Bak steril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai

Kasa perban atau kain segitiga

Pengalas

Sarung tangan bersih di tempatnya

Bengkok 2 buah(satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)


Waslap 4 buah/ tergantung kebutuhan

Pinset anatomi 2 buah

Korentang

Kompres hangat kering

Buli-buli panas dan sarungnya

Termos berisi air panas

Thermometer air panas

Lap kerja

Kompres Dingin

Kirbat es dan sarungnya

Perlak kecil dan alasnya

Mangkok kecil berisi potongan es

Garam satu sendok kecil (agar tahan lama)

PROSEDUR KERJA
DILAKUKAN
YA TDK
NO KEGIATAN
1. FASE PRAINTERAKSI
a. Persiapkan diri sebelum melakukan tindakan
b. Identifikasi pasien melalui data rekam medik: nama, umur, status
kesehatan pasien sebelumnya, nama ibu kandung, indikasi, dan
kontraindikasi
2. FASE ORIENTASI
a. Memberikan salam terapeutik(senyum, salam, tanyakan kondisi efektif)
b. Perkenalkan diri, identifikasi pasien, dan validasi identitas pasien
c. Jelaskan tindakan apa dan tujuan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien, tanyakan persetujuan pasien, sepakati kontrak waktu
d. Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Menutup pintu/jendela atau skerem untuk menjaga privasi
pasien
3. FASE KERJA
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan:

Kompres Hangat

Kompres hangat basah

Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46oc)

Bak steril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang
sesuai

Kasa perban atau kain segitiga

Pengalas

Sarung tangan bersih di tempatnya

Bengkok 2 buah(satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

Waslap 4 buah/ tergantung kebutuhan

Pinset anatomi 2 buah


Korentang

Kompres hangat kering

Buli-buli panas dan sarungnya

Termos berisi air panas

Thermometer air panas

Lap kerja

Kompres Dingin

Kirbat es dan sarungnya

Perlak kecil dan alasnya

Mangkok kecil berisi potongan es

Garam satu sendok kecil (agar tahan lama)

b. Alat diletakkan di dekat tempat tidur pasien


c. Perawat mencuci tangan dan memakai handscoon
d. Mempersiapkan pasien
4. FASE TERMINASI
a.   
  

b. elakukan evaluasi tindakan agar p 
  

c. Berpamitan dengan pasien
d. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan untuk
pendokumentasian

EVALUASI
Kompres Hangat
Dengan di lakukan nya tindakan keperawatan ini dapat membantu pasien untuk
mengurangi rasa sakit Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada pasien, Serta
menurunnya suhu tubuh ketika pasien mengalami demam.
Kompres Dingin
Mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien apakah sudah
berkurang nyeri atau pun edema dan menanyakan kembali apakah ada keluhan yang lain
setelah dilakukan tindakan keperawatan ini.

LINK VIDEO

melatih batuk efektif (https://youtu.be/4z3vsjr7YNc)

melatih postural drainase (https://youtu.be/7r3xraGrxRg)

Pemberian oksigen pada nasal canul (https://youtu.be/Xg9lptCB94s)

Pemberian nebulizer (https://youtu.be/45-kPQHIvkw)

Memberikan kompres hangat dan dingin (https://youtu.be/Cqv-8qOTTxA)

ANALISIS SOP

1. Kompres hangat
hangat diberikan pada pasien yang memiliki suhu tubuh rendah, pasien dengan
perut kembung dan masih ada yang lainnya. Kompres hangat tidak boleh diberikan pada
pasien pasca 24 jam cidera, perdarahan aktif dan pada pasien gangguan kulit.

2. Kompres dingin
Kompres dingin dberikan pada pasien yang mengalami gangguan sensabi;itas
klut, penyakit buerger dan gangguan peredaran darah arteri perifer. Kompres dingin tidak
boleh diberikan pada pasien dengan gangguan sirkulasi, pasien yang mengalami luka
terbuka dan pada pasien yang hypersensitive pada dingin.

3. Pemberian oksigen pada nasal kanul


Pada pemberian oksigen pada nasal kanul perawat atau petugas pemasang
oksogen harus memperhatikan tekanan yang diberikan, tekanan tidak boleh terlalu rendah
dan tidak boleh terlalu tinggi, karena jika tekanan oksigen terlalu tinggi maka akan
mengakibatkan pasien sesak nafas dan tidak akan menanggulangi masalah yang terjadi
pda pasien.

4. Nebulizer
Melakukan tindakan nebulizer pada pasien bertujuan untuk membantu pasien
membersihkan jalan napas pada psien yang sudah terhalang oleh secret yang berlebihan.
Tindakan nebulizer dilakukan pada pasien dengan menerapkan prinsip bersih, hanya
boleh dilakukan dalam waktu 10 menit, selebihnya pasien diajarkan Teknik batuk efektif
pada pasien untuk membantu pasien mengeluarkan secret yang tersisa.

5. Batuk efektif
efektif diajarkan pada pasien agar pasien tidak kehilangan banyak energi pada
saat batuk, Teknik batuk efektif dapat diajarkan pada klien agar klien dapat
mengeluarkan secret dengan baik dan setelah secret berhasil dikeluarkan maka jalan
napas pada pasien dapat dibersihkan dan pasien akan merasa sedikit lebih nyaman.
Dalam Teknik batuk efektif pasien juga diajarkan Teknik napas dalam.

6. Postural drainage
Pada tindakan postural drainage perawat diharuskan memakai handscoon dan
masker agar tidak terkena percikan cairan dari pasien, tindakan tidak boleh dilakukan
lebih dari 30 menit pada satu bidang paru.
Pada semua tindakan yang dilakukan, sebelum melakukan tindakan kita terlebih
dahulu harus mencuci tangan agar tangan kita terhindar dari kontaminasi bakteri yang
dapat mengakibatkan infeksi pada pasien yang memiliki luka.

Anda mungkin juga menyukai