Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 193110184
Kelas : 1B
B. Tahap orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung)
6. Minta pasien menahan nafas 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut
bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
otot
9. Memasang perlak pengalas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk,
atau didekat pasien bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kalil, yang ketiga
inspirasi, tahan nafas, dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lendir dalam sputum pot
12. Merapikan pasien
D. Tahap terminasi
1. Melalukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan kepada pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Indikasi
3. Fibrosis kistik
4. Bronkietaksis
5. Atelektasis
6. Pneumonia
Kontraindikasi
1. Tension pnemothoraks
2. Hemoptisis
6. Emfisema
7. Fistula bronkopleura
8. Tumor paru
9. Tuberkulosis
10. Osteoporosis
1. Bantal
3. Tisue
4. Handscon bersih
Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam
Prosedur
1. Mencuci tangan
4. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat. Bantu
klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien memposisikan
postur lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakan bantal untuk menyangga dan
kenyamanan. Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit
5. Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area yang didrainage
7. Setelah posisi pertama, minta klien duduk napas dalam dan batuk effektif.
Tampung sekret dalam pot sputum
9. Ulangi langkah 6-12. Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30 menit pada
bidang paru lain yang terjadi bendungan
Pengertian Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanul
digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24%
berikan 1 liter/menit, bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40% mendapat
4-6 liter/menit. Face mask digunakan untuk memberikan oksigen dengan
konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%) pada 5-8 liter/menit.
Tujuan Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
Indikasi
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen.
Kontra Indikasi
Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
Jaga humidikasi/kelembaban oksigen
Cegah terjadinya keracunan oksigen
Prosedur Persiapan Alat
Nasal kanul/masker oksigen
Selang oksigen
Sumber oksigen dengan flowmeter
Cairan steril
Humidifier
Bengkok, plester, kasa pembersih
Langkah-langkah
Persiapan lingkungan : tutup jendela/gorden atau pasang sampiran untuk
menjaga privasi klien.
Persiapan klien : (posisi, dll.)
Cuci tangan.
Pakai sarung tangan.
Kaji fungsi pernafasan klien, adanya tanda hipoksia, dan hasil analisis gas
darah klien.
Kaji kondisi mulut dan hidung klien (bila kotor, bersihkan)
Pastika tabung humidifier terisi cairan secara adekuat.
Sambungkan nasal kanul/masker ke selang oksigen dan ke sumber oksigen
yang sudah dihumifikasi.
Berikan oksigen sesuai dengan program terapi
Pastikan oksigen mengalir dengan baik ke klien
Beri fiksasi pada kanula.
Cek kanul/face mask, humidifier, dan sumber oksigen tiap 8 jam
Pertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu
Cuci tangan
SOP NEBULIZER
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara
yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik.
NaCL 0,9 %
Spuit 5 cc/10 cc
Tissue
Nierbeken
Prosedur Pelaksanaan
Dekatkan alat
Cek terapi pengobatan untuk memastikan nama pasien, nama obat, dosis dan
waktu pemberian.
Kaji respon pasien selama nebulizer (batuk, rasa panas, tidak tahan dengan
aerosol). Bila pasien batuk, buang sputumnya ke dalam sputum pot, bersihkan
mulut dan hidung dengan tissue. Bila pasien tidak tahan, hentikan sementara,
berikan waktu untuk istirahat, kemudian bisa dilanjutkan kembali.
Bimbing pasien dalam melakukan batuk efektif, kalau perlu lakukan fisioterapi
dada/clapping
Rapikan pasien dan peralatan, cuci tangan dan dokumentasikan dalam catatan
keperawatan
PENGERTIAN
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut
kembung dan kedinginan.
Kompres dingin adalah suatu metode atau cara dalam penggunaan suhu rendah
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta adema.
Kompres Hangat
Kompres Dingin
Mengurangi kongesti
Untuk keseleo pergelangan kaki, cidera berlebihan pada atlet atau luka memar
Kompres Hangat
Sepasme otot
Kompres Dingin
Penyakit buerger
KONTRA INDIKASI
Kompres Hangat
24 jam pertama setelah cidera atau trauma berat sebab rasa panas pada kompres itu sendiri justru
akan meningkatkan pendarahan atau pembengkakan
Perdarahan aktif karena panas pada kompres hangat akan memyebabkan terjadinya vasodilatasi
(pelebaran pembuluh darah) dan meningktakan terjadinya pendarahan
Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh karena rasa panas tersebut dapat
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
Kompres Dingin
Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan sebab kompres dingin dapat mengecilkan
pori-pori atau terjadinya penyimpitan pembuluh darah(vasokontriksi) sehingga mengurangi
sirkulasi ke luka terbuka.
Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan menyebabkan
kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit Reynaud rasa dingin justru akan meningkatkan
spasme (penyimpitan) arteri
Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien ada yang memiliki alergi terhadap
dingin yang biasanya dimanifestasikan ditandai dengan respon inflamasi (misalnya,
eritema,hive,bengkak,nyeri sendi dan kadang-kadangspasme otot), yang dapat membahayakan
bila orang tersebut hipersensitif alergi
PERSIAPAN ALAT
Kompres Hangat
Bak steril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
Pengalas
Korentang
Lap kerja
Kompres Dingin
PROSEDUR KERJA
DILAKUKAN
YA TDK
NO KEGIATAN
1. FASE PRAINTERAKSI
a. Persiapkan diri sebelum melakukan tindakan
b. Identifikasi pasien melalui data rekam medik: nama, umur, status
kesehatan pasien sebelumnya, nama ibu kandung, indikasi, dan
kontraindikasi
2. FASE ORIENTASI
a. Memberikan salam terapeutik(senyum, salam, tanyakan kondisi efektif)
b. Perkenalkan diri, identifikasi pasien, dan validasi identitas pasien
c. Jelaskan tindakan apa dan tujuan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien, tanyakan persetujuan pasien, sepakati kontrak waktu
d. Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Menutup pintu/jendela atau skerem untuk menjaga privasi
pasien
3. FASE KERJA
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan:
Kompres Hangat
Bak steril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang
sesuai
Pengalas
Lap kerja
Kompres Dingin
EVALUASI
Kompres Hangat
Dengan di lakukan nya tindakan keperawatan ini dapat membantu pasien untuk
mengurangi rasa sakit Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada pasien, Serta
menurunnya suhu tubuh ketika pasien mengalami demam.
Kompres Dingin
Mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien apakah sudah
berkurang nyeri atau pun edema dan menanyakan kembali apakah ada keluhan yang lain
setelah dilakukan tindakan keperawatan ini.
LINK VIDEO
ANALISIS SOP
1. Kompres hangat
hangat diberikan pada pasien yang memiliki suhu tubuh rendah, pasien dengan
perut kembung dan masih ada yang lainnya. Kompres hangat tidak boleh diberikan pada
pasien pasca 24 jam cidera, perdarahan aktif dan pada pasien gangguan kulit.
2. Kompres dingin
Kompres dingin dberikan pada pasien yang mengalami gangguan sensabi;itas
klut, penyakit buerger dan gangguan peredaran darah arteri perifer. Kompres dingin tidak
boleh diberikan pada pasien dengan gangguan sirkulasi, pasien yang mengalami luka
terbuka dan pada pasien yang hypersensitive pada dingin.
4. Nebulizer
Melakukan tindakan nebulizer pada pasien bertujuan untuk membantu pasien
membersihkan jalan napas pada psien yang sudah terhalang oleh secret yang berlebihan.
Tindakan nebulizer dilakukan pada pasien dengan menerapkan prinsip bersih, hanya
boleh dilakukan dalam waktu 10 menit, selebihnya pasien diajarkan Teknik batuk efektif
pada pasien untuk membantu pasien mengeluarkan secret yang tersisa.
5. Batuk efektif
efektif diajarkan pada pasien agar pasien tidak kehilangan banyak energi pada
saat batuk, Teknik batuk efektif dapat diajarkan pada klien agar klien dapat
mengeluarkan secret dengan baik dan setelah secret berhasil dikeluarkan maka jalan
napas pada pasien dapat dibersihkan dan pasien akan merasa sedikit lebih nyaman.
Dalam Teknik batuk efektif pasien juga diajarkan Teknik napas dalam.
6. Postural drainage
Pada tindakan postural drainage perawat diharuskan memakai handscoon dan
masker agar tidak terkena percikan cairan dari pasien, tindakan tidak boleh dilakukan
lebih dari 30 menit pada satu bidang paru.
Pada semua tindakan yang dilakukan, sebelum melakukan tindakan kita terlebih
dahulu harus mencuci tangan agar tangan kita terhindar dari kontaminasi bakteri yang
dapat mengakibatkan infeksi pada pasien yang memiliki luka.