Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Akuntansi dalam Penjualan Konsinyasi”


Tugas ini disusun guna memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan
D o s e n P e n g a m p u : K h o l i d a A ti y a t u l M a u l a , S E . , A k t . , M . S i

Disusun oleh :

Frida Aulia Fajrin (1810630110070)


Ryski Dian Nugraha (1810630110072)
Rena Aulia Firdaus (1810630110087)
Tri Aniah (1810630110091)

Kelas : 5A

Semester 5

PROGRAM STUDI D3-AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KARAWANG

2020

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................2


2 . 1 P e n g e r ti a n K o n s i n y a s i ...................................................................................2
2 . 2 P e r j a n j i a n K o n s i n y a s i ....................................................................................3
2 . 3 P e r l a k u a n a t a s P e n j u a l a n K o n s i n y a s i .....................................................3
2 . 4 M a s a l a h y a n g T i m b u l A k i b a t P e n j u a l a n K o n s i n y a s i .........................3
2 . 5 F a k t o r P e n y e b a b M e m i l i h P e n j u a l a n K o n s i n y a s i ...............................4
2 . 6 K e u n t u n g a n P e n j u a l a n K o n s i n y a s i ...........................................................5
2 . 7 K e r u g i a n P e n j u a l a n K o n s i n y a s i .................................................................6
2 . 8 A k u n t a n s i K o n s i n y a s i .....................................................................................7
2 . 9 A k u n t a n s i O l e h P e n g a m a t ............................................................................7
2.10 Akuntansi oleh Komisioner…………………………………………………………..9
2.11 Contoh Soal Kasus………………………………………………………………………..11
2 . 1 2 L a ti h a n S o a l K a s u s … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . 1 4
B A B I I I . P E N U T U P ...................................................................................................1 5
3 . 1 K e s i m p u l a n .........................................................................................................1 5

D A F T A R P U S T A K A ..................................................................................................1 6

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “ Akuntasi dalam Penjualan Konsinyasi“ yang
dapat menjadi acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran
Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Terimakasih kepada rekan – rekan yang telah berpartisipasi menyelesaikan makalah ini
sehingga dapat memenuhi tugas yang telah diberikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Karawang, 16 November 2020

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan
penjualan dengan cara penitipan atau perdagangan komisi. Disini ada dua pihak yang
terlibat yaitu: pemilik barang sebagai consignor dan penerima barang sebagai consignee.
Selama barang konsinyasi belum terjual, hak milik barang berada di pihak consignor.
Salah satu tujuan dilakukannya penjualan secara konsinyasi adalah untuk memperluas
daerah pemasaran, sehingga diharapkan akan meningkatkan volume penjualan, dan
pada akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan. Penjualan yang dilakukan secara
konsinyasi merupakan alternatif lain, selain penjualan reguler. Oleh karena itu
diperlukan akuntansi yang berbeda untuk penjualan konsinyasi, sehingga informasi yang
disajikan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Konsinyasi
2. Bagaimana Perjanjian Konsinyasi
3. Bagaimana Konsinyasi bagi Pengamat
4. Bagaimana Konsinyasi bagi Komisioner
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
2. Mampu menjelaskan tentang pengertian Konsinyasi
3. Mampu menjelaskan bagaimana perjanjian Konsinyasi
4. Memahami bagaimana Konsinyasi bagi pengamat
5. Memahami bagaimana Konsinyasi bagi komisioner

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KONSINYASI


Menurut Suparwoto, 1992:201
Konsinyasi (consignment) adalah pemindahan/ penitipan barang dari pemilik kepada
pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur di dalam perjanjian.
Pemilik barang atau pihak yang menitipkan barang dinamakan pengamanat (consignor).
Pihak yang dititipi barang dinamakan komisioner atau pedagang komisi (consignee)
Bagi consignor, barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga
dan persyaratan tertentu dinamakan barang konsinyasi (consignment out). Barang
konsinyasi tidak berada di perusahaan akan tetapi masih tetap milik perusahaan. Oleh
karena itu barang konsinyasi harus tetap dimasukan sebagai elemen persediaan. Bagi
komisioner barang dari pihak lain dinamakan barang komisi atau barang titipan
(consignment in). Walaupun ada di perusahaan tapi barang komisi bukan milik perusahaan.
Oleh karena itu barang komisi tidak boleh dimasukan sebagai elemen persediaan bagi
komisioner
2.2 PERJANJIAN KONSINYASI
Kegiatan konsinyasi didahului dengan dibuatnya perjanjian konsinyasi. Perjanjian ini
dibuat dengan tujuan untuk menjamin dan melindungi kepentingan kedua belah pihak.
Perjanjian ini berisi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak.
Alasan masing-masing pihak mengadakan perjanjian konsinyasi adalah:
Alasan Pengamanat (Consignor), adalah:
1. Barang akan lebih cepat dikenal oleh konsumen.
2. Daerah pemasaran akan semakin luas.
3. Harga jual dan syarat penjualan dapat dikendalikan.
4. Jaminan akan kembalinya barang tetap terjamin.
Jika barang konsinyasi tidak terjual/komisioner bangkrut. Maka barang konsinyasi dapat
diterima kembali oleh consignor.
Alasan Komisioner (Consignee), adalah:

5
1. Terhindar dari kerugian barang tidak laku, barang rusak, atau fluktuasi harga.
2. Menghemat kebutuhan modal kerja.
3. Menghemat biaya, karena sebagian ditanggung pengamanat (consignor).
2.3 PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENJUALAN KONSINYASI
Terdapat perbedaan antara transaksi penjualan biasa (reguler) dengan penjualan
konsinyasi, yakni dalam hubungannya dengan pemindahan hak milik atas barang
bersangkutan. Dalam transaksi penjualan biasa (reguler) hak milik atas barang berpindah
kepada pembeli pada saat penyerahan barang, dan keadaan tersebut dalam akuntansi
digunakan sebagai dasar pengakuan terhadap timbulnya pendapatan. Sedangkan dalam
transaksi penjualan konsinyasi penyerahan barang dari pihak pengamanat kepada
komisioner tidak berarti adanya penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan, atau
hak milik atas barang tersebut akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah
berhasil menjualbarang tersebut kepada pembeli.
2.4 MASALAH YANG TIMBUL PASCA PENJUALAN KONSINYASI
1. Bagi pihak Komisioner :
a) Apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara terpisah maka pendapatan dan
laba dari penjualan konsinyasi ditentukan secara terpisah dari laba/rugi kegiatan
penjualan biasa (reguler).
b) Apabila transaksi penjualan konsinyasi dicatat secara tidak terpisah maka pendapatan
dan laba dari penjualan konsinyasi ditentukan tidak secara terpisah dari laba/rugi
kegiatan penjualan biasa (reguler).
c) Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara
lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan
dan lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli
ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam
perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.
d) Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut
persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system akuntansi.

6
Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system
Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan
e) Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah Accounts
Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat
berhubungan secara langsung dan dapat pula tidak.
f) Subs System Inventory, Purchase dan Invoice biasa merupakan subs system khusus
mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang
digunakan sebagai dasar pecatatan ke buku besar buku jurnal.
g) Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan
pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory.
Proses menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga
pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan
selanjutnya adalah tugasnya komputer.
2. Bagi pihak Komisioner:
Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak pengamanat tergantung pada :
Rekening-rekening pembukuan atas transaksi konsinyasi (Hasil Penjualan, Harga Pokok
Penjualan dan Biaya-biaya yang bersangkutan) itu deselenggarakan; dalam hal ini
terdapat 2 alternatif sbb:
a) Diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.
b) Tidak diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler.
2.5 FAKTOR PENYEBAB MEMILIH PENJUALAN KONSINYASI
1. Bagi pihak Pengamat:
a) Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin
oleh pihak produsen, pabrikan atau distributor.
b) Risiko tertentu dapat dihindarkan oleh pengamanat, seperti kebangkrutan yang
dialami pihak komisioner
c) Pihak pengamanat ingin memperoleh penjualan khusus dalam perdagangan
barangnya.
d) Harga barang eceran yang bersangkutan dapat dikontrol oleh pihak pengamanat

7
2. Bagi pihak Komisioner:
a) Pihak komisioner dilindungi dari kemungkinan risiko gagal untuk memasarkan barang
b) Risiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan
c) Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi
2.6 KEUNTUNGAN PENJUALAN KONSINYASI
1. Bagi Konsinyor/ Pengamat:
Konsinyasi merupakan suatu cara untu lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin
oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila :
a) Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk tidak
menentu dan belum terkenal.
b) Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak menguntungkan.
c) Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar bagi pihak
dealer apabila ia harus membeli barang-barang yang bersangkutan.
d) Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak
ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner sehingga resiko kerugian
dapat ditekan.
e) Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini
disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat sehingga
harga masih dapat dijangkau oleh konsumen.
f) Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudangkan mudah
dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan
memudahkan untuk rencana produksi.
2. Bagi pihak Komisioner:
a) Komisioner tidak dibebani resiko menaggung kerugian bila gagal dalam penjualan
barang- barang konsinyasi.
b) Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua
biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat.
c) Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi
sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.

8
d) Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.
2.7 KERUGIAN PENJUALAN KONSINYASI
1. Bagi pihak Pengamat:
a) Adanya risiko kerugian
Kekurangan dari sistem ini untuk Anda sebagai pemilik produk adalah akan
memungkinkan risiko kerugian. Kerugian yang dimaksudkan adalah kerugian karena
kesalahan dalam pemilihan penjual. Betul sekali bukan jika penjual yang telah Anda
pilih ternyata tidak menjual produk yang Anda percayakan dengan baik.
Maka, yang dirugikan adalah Anda, apalagi jika produk tersebut tidak laku dalam waktu
yang cukup lama. Untuk itu, agar tidak salah, Anda perlu memilih penjual yang terbaik
dan bisa diandalkan.
b) Promosi tidak sesuai ekspektasi
Kekurangan selanjutnya adalah memungkinkan terjadinya promosi yang tidak sesuai
dengan ekspektasi Anda. Kadangkala, promosi produk tidak berjalan dengan baik
bukan karena produknya tidak berkualitas, tetapi bisa juga karena penjualnya. Karena
penjualan yang dilakukan di sistem ini tidak secara langsung dilakukan oleh pihak
pemilik produk, biasanya promosi tidak sesuai ekspektasi.
Terlebih, jika Anda hanya menitipkan produk Anda di toko kelontong. Tentu, mereka
tidak akan melakukan promosi produk Anda. Lalu bagaimana solusinya? Solusinya
adalah menempatkan SPG pada mall atau supermarket. Sedangkan untuk toko
kelontong, Anda bisa memberikan tawaran fee untuk promosi produk Anda.
c) Uang tidak bisa langsung diterima
Kekurangan terakhir sistem penjualan konsinyasi bagi pemilik produk adalah uang
tidak bisa langsung diterima setelah produk sukses terjual. Sistem pembayaran yang
digunakan adalah sistem mingguan atau bulanan. Inilah yang menjadi penyebab
mengapa uang Anda tidak langsung Anda terima.
Jadi, tentu saja setiap minggu atau bulannya, Anda harus datang ke pihak penjual yang
menjual produk Anda. Barulah Anda bisa mengakumulasi pendapatan Anda dan
memberikan fee atau keuntungan kepada pihak penjual.

9
2. Bagi pihak Komisioner:
Selain pemilik produk, apakah pihak penjual pun juga merasakan kekurangan yang
dimiliki oleh sistem penjualan ini? Jawabannya tentu tidak. Pihak penjual tidak akan
merasakan risiko kerugian yang dihasilkan dari penjualan produk. Justru mereka lah
nantinya yang akan diuntungkan jika pihak pemilik produk memberikan bonus untuk
promosi produk.
Mengapa penjual tidak merasakan kekurangan dari sistem ini? Itu karena produk yang
mereka promosikan atau jual bukanlah produk sendiri. Jadi, mereka sama sekali tidak
dirugikan jika produk tidak terjual. Untuk keuntungannya sendiri dapat dihitung dari
banyaknya barang yang terjual. Semakin banyak semakin untunglah pihak penjual.
2.8 AKUNTANSI KONSINYASI
Akuntansi konsinyasi diselenggarakan oleh consignor (pengamanat) dan consignee
(komisioner).
Akuntansi oleh pengamat:
 Metode terpisah
 Metode tak terpisah
Akuntansi oleh komisioner:
 Metode terpisah
 Metode tak terpisah
2.9 AKUNTANSI OLEH PENGAMAT
Akuntansi oleh pengamanat dapat diselenggarakan dengan 2 metode yaitu: metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode akan menghasilkan laba/rugi dalam
jumlah yang sama.
1. Metode Terpisah
Pada metode ini, laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan dipisahkan
dari laba/rugi yang biasa. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan
biaya tersebut adalah rekening “barang konsinyasi”.
Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat (consignor) mencakup 4 transaksi:
1) Pengiriman barang konsinyasi

10
2) Pembayaran biaya angkut barang konsinyasi
3) Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
4) Menerima pembayaran dari komisioner.
Pencatatan terhadap transaksi oleh Pengamanat dengan menggunakan metode
terpisah adalah:
a) Pengiriman barang konsinyasi
Barang konsinyasi xxx
Persediaan xxx
b) Pembayaran biaya angkut barang konsinyasi
Barang konsinyasi xxx
Kas xxx
c) Menerima laporan pertanggungjawaban komisioner
Piutang-Komisioner xxx
Barang konsinyasi xxx
Barang konsinyasi xxx
d) Menerima pembayaran dari komisioner
Kas xxx
Piutang-Komisioner xxx
2. Metode Tak Terpisah
Pada metode ini laba/rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba (rugi)
dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu biaya dan pendapatan yang berhubungan
dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler.
Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat mencangkup 3 transaksi:
1) Pembayaran biaya angkut
2) Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
3) Menerima pembayaran dari komisoner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut oleh Pengamanat dengan metode tidak
terpisah adalah:

11
a) Pembayaran biaya angkut
Biaya transpot xxx
Kas xxx
b) Menerima Laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Piutang-komisioner xxx
Biaya xxx
Penjualan xxx
c) Menerima pembayaran dari komisoner
Kas xxx
Piutang-komisoner xxx
2.10 AKUNTANSI OLEH KOMISIONER
Akuntansi oleh komisioner dapat diselenggarakan dengan dua metode yaitu metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode akan menghasilkan laba/rugi sama.
1. Metode Terpisah
Pada metode ini, laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan
secara terpisah dari laba/rugi yang biasa. Untuk memisahkan, maka pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner harus dipisahkan. Alat yang
digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “barang
komisi”.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisoner hanya mencangkup 4 transaski:
1) Membayar biaya angkut/perakitan
2) Menjual barang komisi
3) Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
4) Mengirim pembayaran kepada pengamanat
Pencatatan terhadap transaksi oleh Komisioner dengan metode terpisah tersebut
adalah:
a) Membayar biaya angkut/perakitan
Barang komisi xxx
Kas xxx

12
b) Menjual barang komisi
Kas xxx
Barang Komisi xxx
c) Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
Barang komisi xxx
Utang-Pengamanat xxx
d) Mengirim pembayaran kepada pengamanat
Utang-Pengamanat xxx
Kas xxx
 Consignee tidak membuat ayat jurnal untuk penerimaan persediaan, tetapi dicatat
dalam jurnal memorandum untuk kepentingan pengendalian
2. Metode tak Terpisah
Pada metode ini semua laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan komisioner, tidak
dipisahkan dengan laba/rugi dari kegiatan reguler. Oleh karena itu pendapatan dan biaya
yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan kegiatan reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dilakukan oleh komisioner mencakup 3 transaksi, yaitu:
1) Membayar biaya angkut/perakitan
2) Menjual barang komisi
3) Mengirim pembayaran kepada pengamanat
Pencatatan terhadap transaksi oleh Komisioner menggunakan metode tidak terpisah
tersebut adalah:
a) Membayar biaya angkut/perakitan
Utang-Pengamanat xxxx
Kas xxxx
b) Menjual barang komisi
Kas xxxx
Penjualan xxxx
Harga Pokok Penjualan xxxx

13
Utang-Pengamanat xxxx
c) Mengirim pembayaran kepada pengamanat
Utang-Pengamanat xxxx
Kas xxxx
2.11 CONTOH SOAL
Akuntansi Konsinyasi oleh Pengamanat (Metode Terpisah)
Akuntansi Konsinyasi oleh Pengamanat (Metode Tidak Terpisah)
Pada tahun 2015, PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko XYZ. Isi perjanjian
tersebut adalah:
a) PT ABC menitipkan barang kepada Toko XYZ
b) Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
c) Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
d) Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi untuk bulan januari 2015 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang ke Toko XYZ. Harga pokok barang per unit adalah Rp
300.000 sedangkan harga jual per unit ditentukan Rp 500.000
2. PT ABC membayar biaya angkut Rp 500.000
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar Rp
200.000
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagang secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
Penjualan = 100 x Rp 500.000 = Rp 50.000.000
Komisi = 15%x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000
Biaya perakitan
(dibayar dulu oleh komisioner
= Rp 200.000 = Rp 7.700.000 -
dan selanjutnya dibebankan
pada pengamanat)
Kas yang dikirim = Rp 42.300.000
Diminta:

14
a. Buatlah jurnal atas transaski 1 s/d 6 oleh PT ABC sebagai pengamanat dengan menggunakan
meode terpisah!
b. Buatlah jurnal atas transaski 1 s/d 6 oleh PT ABC sebagai pengamanat dengan menggunakan
meode tidak terpisah!
Jawab
No
Keterangan Debit Kredit
Transaksi
1 Barang konsinyasi Rp 30.000.000
Persediaan Rp 30.000.000
2 Barang konsinyasi Rp 500.000
Kas Rp 500.000
3 Tidak dicatat oleh PT ABC
4 Tidak dicatat oleh PT ABC
5 Piutang-Komisioner Rp 42.300.000
Barang Konsinyasi Rp 7.700.000
Barang Konsinyasi Rp 50.000.000
6 Kas Rp 42.300.000
Piutang Komisioner Rp 42.300.000

Sehingga saldo rekening barang konsinyasi di PT ABC adalah:


Laba/rugi = Cr.Hasil penjualan – Dr. HPP – Dr. Biaya angkut – Dr.komisi+biaya
= Rp 50.000.000- Rp 30.000.000- Rp500.000- Rp 7.700.000
Laba = Rp 11.800.000 (Cr)

b. Jurnal yang dibuat PT ABC sebagai Pengamanat (Metode Tidak Terpisah)


No
Keterangan Debit Kredit
Transaksi
1 Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
2 Biaya Transport Rp 500.000
Kas Rp 500.000

15
3 Tidak dicatat oleh PT ABC
4 Tidak dicatat oleh PT ABC
5 Piutang-Komisioner Rp 42.300.000
Biaya Rp 7.700.000
Penjualan Rp 50.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 30.000.000
Persediaan Rp 30.000.000
6 Kas Rp 42.300.000
Piutang Komisioner Rp 42.300.000

Laba PT ABC
= Cr. Penjualan – Dr.HPP- (Dr. Biaya komisi+biaya perakitan)- Dr.biaya transport
= Rp50.000.000- Rp 30.000.000- Rp 7.700.000- Rp 500.000
= Rp 11.800.000 (Cr)

LATIHAN SOAL KASUS


Akuntansi Konsinyasi untuk Pengamanat dan Komisioner dengan Metode Terpisah dan
Akuntansi Konsinyasi untuk Pengamanat dan Komisioner dengan Metode Tidak Terpisah.
Pada tahun 2015, PT Mawar mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko Melati. Isi
perjanjian tersebut adalah:
a. PT Mawar menitipkan barang kepada Toko Melati
b. Toko Melati berhak atas komisi sebesar 10% dari hasil penjualan
c. Semua biaya ditanggung oleh PT Mawar
d. Toko Melati harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

16
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi untuk bulan januari 2015
adalah:
1. PT Mawar mengirim 50 unit barang ke Toko Melati. Harga pokok barang tersebut per unit
adalah Rp 750.000 sedangkan harga jual ditentukan Rp 1.100.000
2. PT Mawar membayar biaya angkut Rp 700.000
3. Toko Melati menerima kiriman barang dari PT Mawar dan membayar biaya perakitan
sebesar Rp 800.000
4. Toko Melati berhasil menjual seluruh barang dagang secara tunai
5. Toko Melati mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT Mawar
6. Toko melati mengirimkan kas yang menjadi hak PT Mawar, yaitu:
Penjualan = 100 x Rp 500.000 = Rp50.000.000
Komisi 15%x Rp 50.000.000 =Rp 7.500.000
Biaya perakitan =Rp 200.000 = Rp 7.700.000 -
Kas yang dikirim = Rp42.300.000

Diminta:
a. Buatlah jurnal untuk Pengamanat dan Komisioner dengan metode terpisah
b. Buatlah jurnal untuk Pengamanat dan Komisioner dengan metode tidak terpisah

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Penjualan kosinyasi terdiri dari pihak pengamanat (consignor) dan komisioner
(consignee).
 Pihak consignor dan consignee dapat melakukan akuntansi konsinyasi dengan
menggunkan metode terpisah dan metode tidak terpisah.
 Terpisah artinya laba/rugi kegiatan konsinyasi dipisahkan dari laba/rugi kegiatan
penjualan reguler.

17
 Tidak terpisah artinya laba/rugi kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba/rugi
dari kegiatan reguler.

DAFTAR PUSTAKA

https://jhanizam.wordpress.com/2016/12/12/1-masalah-khusus-akl/

https://finata.id/kelebihan-dan-kekurangannya-sistem-penjualan-konsinyasi/

https://www.academia.edu/27117070/AKUNTANSI_KONSINYASI_docx

http://putra-khan.blogspot.com/2014/10/penilaian-dan-perhitungan.html

18

Anda mungkin juga menyukai