Anda di halaman 1dari 3

Ujian Akhir Semester Ganjil 2020 /2021

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Metode Penelitian Pengembangan

Fakultas/Jurusan : MIPA / Fisika

Waktu : Selasa / 05 - 01 - 2021

Jam : 08.00 - 09.40

Dosen :

Hasil Ujian dikirim ke email : sipda , boleh tulis tangan boleh diketik

Berdasarkan Latar Belakang Masalah berikut ini , rancang sistematika penulisan proposal anda !

Abad-21 dipahami sebagai era global yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya menjadi momentum
untuk semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), tidak terkecuali SDM Indonesia.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ini, perlu didukung oleh berbagai aspek
kehidupan, salah satunya pendidikan. Secara esensi, pendidikan  memang merupakan aspek yang
paling potensial dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia, karena dalam praktiknya, pendidikan
berkaitan dengan penyampaian ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Melalui hal tersebut, pendidikan
dipahami sebagai garda terdepan dalam upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia berbasiskan
ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Sebenarnya, pendidikan telah mengarahkan praksis pembelajaran untuk mengembangkan


kemampuan peserta didik berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu
anjuran untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tercantum dalam standar kelulusan (SKL) Permendikbud No.54 Tahun 2013 yang
berbunyi: Bagi peserta didik tingkat SMA sederajat, pada ranah kognitif diupayakan peserta didik
memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa proses pembelajaran pada jenjang pendidikan
SMA diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam bingkai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Sebagai bagian dari mata pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik pada jenjang pendidikan
menengah atas, mata pelajaran Fisika pun diarahkan untuk dapat mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik melalui proses pembelajarannya. Sebagaimana yang tercantum dalam
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengenai standar isi pembelajaran Fisika yang menyatakan
bahwa, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.  

Fisika, sebagai ilmu yang mengkaji sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh interaksi
yang terjadi di dalamnya memiliki potensi mendukung perkembangan ilmu-ilmu lain dan tekhnologi
disamping juga
untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik berbasiskan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagaimana yang diharapkan pada dewasa ini. Namun, pada kenyataannya, orientasi
pembelajaran fisika untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik sebagaimana
yang diamanahkan, belum tercapai secara optimal. Hasil survei awal yang dilakukan pada 2 Agustus
2019 terhadap beberapa peserta didik di SMA Medan, menyatakan bahwa kesulitan dalam
mempelajari Fisika disebabkan materinya yg sangat padat dan pembelajaran di kelas yang tidak
kontekstual .
. Kemudian, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Henni Dilla pada tahun 2019 menunjukan
bahwa beberapa kesulitan yang dialami peserta didik pada mata pelajaran Fisika berkaitan dengan
kesulitan dalam memahami konsep, serta menghubungkan dan mengaplikasikan konsep. 

Berdasarkan kedua informasi yang telah dikemukakan, dapat dipahami bahwa prestasi belajar
peserta didik yang rendah dalam hal pemahaman, pengaplikasian dan penalaran pada mata
pelajaran Fisika menjadi hal yang wajar karena peserta didik sendiri masih memiliki kesulitan pada
tingkatan berpikir yang rendah. Oleh karena itu, agar peserta didik dapat mencapai pemahaman
yang lebih optimal terkait materi ajar Fisika maka diperlukanlah inovasi dalam proses pembelajaran
Fisika.
Diperlukannya inovasi dalam pembelajaran Fisika ini, dengan alasan pada pembelajaran
konvensional, umumnya belum memanfaatkan teknologi pembelajaran secara optimal. Salah satu
teknologi pembelajaran yang diharapkan dapat lebih memfasilitasi peserta didik dalam
mempelajarai Fisika adalah penggunaan media pembelajaran.

Menurut Daryanto (2010: 2) pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional mengakibatkan


siswa belajar tidak efektif dan tidak merasa kurang termotivasi sehingga menyebabkan siswa kurang
atau bahkan tidak memahami materi yang diberikan guru. Hal ini menunjukan kemampuan guru
dalam mengemas proses pembelajaran perlu mendapat perhatian. Berdasarkan teori Van Dallen,
dalam Sugiyarto (2014: 2) hasil belajar dipengaruhi 6 faktor, yaitu: guru, kurikulum, siswa, media
pembelajaran, lingkungan dan metode pembelajaran. Liliek Setiono (2009) mengatakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat dan
keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Dalam hal ini, salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran Fisika adalah dengan memanfaatkan
mobile learning. 

Mobile learning sendiri merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan proses
pembelajaran berlangsung dengan lebih fleksibel karena tidak harus selalu terpaku di dalam kelas.
Salah satu platform sistem operasi mobile yang banyak dikembangkan dalam pengembangan
program media pembelajaran yaitu program berbasis Android. Mobile learning berbasis Android
memang telah banyak dikembangkan menjadi media pembelajaran. Namun pengembangan mobile
learning berbasis Android umumnya belum memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan
multimedia. Padahal, mobile learning berbasis Android sangat potensial untuk dikembangkan,
karena peserta didik umumnya telah menggunakan Android dalam mengakses berbagai informasi.
Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka diperlukan pengembangan
media pembelajaran, mobile learning berbasis Android pada mata pelajaran Fisika. Hal ini perlu
dilakukan agar seluruh peserta didik dapat terfasilitasi pembelajaran Fisikanya, sehingga dapat
mencapai prestasi belajar Fisika sesuai dengan yang diharapkan. 

Anda mungkin juga menyukai