Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH 

KRITIS
TENTANG ARDS
(ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


DILY RAHMAWATI SOPALIU FAHRIA SOUMENA
FAIZA SALAMPESSY GERARD TAHAPARY
HANIFA TEHUAYO GRACHIA NOYA
GEBRIELA M PATIKAWA HESTIN GEMINI
HASAN MEWAR IDRUS GURIUM
HARTI NAIMU HAYATUDIN ULUPUTTY

                                                                                                                                                       
    
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
AMBON
2020 

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang MahaEsaatasrahmatdankarunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kritis yang berjudul “ARDS “ ini dengan
baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik secara
penulisan, bahasa atau materi yang ada. Untuk itu kami  mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna lebih sempurnanya makalah ini.
Dengan mengucap Hamdallah kami  berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
baik bagi kami maupun bagi kita semua.

Ambon , November 2020

penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL   
KATA PENGANTAR    
DAFTAR ISI  
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang................................................................................... 1    
1.2  Tujuan................................................................................................ 1
1.3  Manfaat............................................................................................. 2
    
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1  Konsep Dasar Teori
2.1.1        Pengertian............................................................................. 3
2.1.2        Etiologi................................................................................. 3
2.1.3        Patofisiologi......................................................................... 4
2.1.4        Manifestasi Klinis................................................................. 6
2.1.5        Penatalaksanaan...................................................................7

2.2  Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


2.2.1        Pengkajian teoritis lengkap................................................... 8
2.2.2        Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul..................... 9
2.2.3        Rencana asuhan keperawatan .............................................. 10

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan...................................................................................... 11
3.2  Saran................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang

Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan keadaan gagal napas


mendadak yang timbul pada klien dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari
sebelumnya.Sindrom gawat napas akut juga dikenal dengan edema paru
nonkardiogenik.Sindrom ini merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan
progresif kandunagnoksigen di arteri yang terjadi setelah penyakit atau cidera serius.ARDS
biasanya membutuhkan ventilasi mekanik yang lebih tinggi dari tekanan jalan napas normal.
Terdapat kisaran yang luas dari faktor yang berkaitan denganterjadinya ARDS termasuk
cidera langsung pada paru (seperti inhalasi asap) atau gangguan tidak langsung pada tubuh
(seperti syok).
ARDS (juga disebut syok paru) merupakan akibat kerusakan /cedera paru dimana
sebelumnya paru seaht.Sindrom ini mempengaruhi kurang lebih 150.000 sampai 200.000
pasien setiap tahun, dengan laju mortalitas untuk semua pasien yang mengalami ARDS.
Faktor lain termasuk trauma mayor,KID, tranfusi darah, aspirasi, tenggelam, inhalasi asap
atau kimia, gangguan matabolik toksik, pancreatitis, eklampsia, dan kelebihan dosis obat.
Perawatan akut secara khusus menangani perawatan klinis dengan intubasi dan ventilasi
mekanik.

1.2  Tujuan
Tujuan umum
Menjelaskan tentang ARDS dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus
ARDS.
Tujuan khusus
1.      Menjelaskan tentang ARDS.
2.      Menjelaskan tentang penyebab dari ARDS.
3.      Menjelaskan tentnag manifestasi klinis dari ARDS.
4.      Menjelaskan tentang patofisiologi dari ARDS.
5.      Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk ARDS.
6.      Menjelaskan tentang komplikasi ARDS.
7.      Menjelaskan tentang penatalaksanaan ARDS.

8. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan ARDS.

1.3  Manfaat
1.      Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam
membuat asuhan keperawatan pada klien ARDS.
2.      Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan
teoritis pada klien ARDS.
  

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1    Konsep dasar teori

2.1.1        Pengertian
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru,
kardiovaskuler, atau tubuh secara luas. (Ellizabeth J. Corwin, 1997)
Adult Respirator Distress Syndrome  (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas
mendadak yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya.
Sulit untuk membuat definisi secara tepat,
karenapatogenesisnyabelumjelasdanterdapatbanyak factor
predisposisisepertisyokkarenaperdarahan, sepsis, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian
tubuh lainnya, pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon.
(Arif Muttaqin, 2009).
ARDS adalah bentuk khusus dari kegagalan pernapasan yang ditandai dengan
hipoksemia yang jekas dan tidak dapat diatasi dengan penanganan konvensional.ARDS
diawalai dengan berbagai penyakit yang srius yang pada akhirnya mengakibatkan edema
paru-paru difus nonkardiogenikyang khas. (Sylvia A. price & Lorraine M. Wilson, 1995)
SDPD adalah kondisi disfungsi parenkim paru yang dikarakteristikan oleh (1 )
kejadian antesenden mayor, (2 ) ekslusi kardiogenik menyebabkan edema paru, ( 3 ) adanya
takipnea dan hipoksia, dan (4 ) infiltrate pucat pada foto dada.(Marilynn E. Doenges, 2000).
Acult respiratory distress (ARDS) merupakan kelanjutan dari shock paru-paru,
kongesti atelaktasis, post traumatic paru-paru, post infusion paru, dan ventilasi paru.
(http://harnawatiaj.wordpress.com)

2.1.2        Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma
jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung .
Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
         Pneumoni virus,bakteri,fungal
         Contusio Paru
         Aspirasi cairan lambung
         Inhalasi asap berlebih
         Inhalasi toksin
         Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
         Sepsis
         Shock
         DIC ( disseminated Intravaskular Coagulation )
         Pankretitis
         Uremia
         Overdosis Obat
         Idiophatic ( tidak diketahui )
         Bedah Cardiobypass yang lama
         Transfusi darah yang banyak
         PIH (Pregnand Induced Hipertension )
         Peningkatan PIH
         Terapi radiasi.

2.1.3        Patofisiologi
 ARDS selalu berhubungan dengan penambahan cairan dalam paru.Sindrom ini merupakan
suatu edema paru karena kelainan jantung.Dari segi histologis. Mula-mula terjadi kerusakan
membrane kapiler-alveoli, selanjutnya terjadi peningkatan permeabilitas endothelium kapiler
pa`ru dan epitel aveoli yang mengakibatkan terjadinya edema alveolidan interstitial.
Sel endotel mempunyai celah yang dapat menjadi lebih besar daripada 60 Å sehingga terjadi
perembesan cairan dan unsure-unsur lain darah kedalam alveoli dan terjadi edema paru.Mula-
mula cairan berkumpul di interstisium terlampaui, alveoli mulai terisi menyebabkan
atelektasis kongesti dan terjadi hubungan intrapulmoner (shunt).
Mekanisme kerusakan endotel pada ARDS dimulai dengan aktivitas komplemen sebagai
akibat trauma, Syok, dan lain lain. Selanjutnya aktivitas komplemen akan menghasilkan C5a
menyebabkan granulosit teraktivasi dan menempel serta merusak endothelium mikrovaskular
paru, sehingga mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Agregasi granulosit
neutrofit merusak sel endothelium dengan melepaskan protease yang menghancurkan struktur
protein seperti kolagen, elastin dan fibronektin, dan proteolisis protein plasma dalam sirkulasi
seperti factor Hageman, fibrinogen, dan komplemen.
Endotoksi bakteri, aspirasi asam lambung, dan intoksigasi oksigen dapat merusak sel
endothelium arteri pulmonalis dan leukosit dan neutrofityang teraktifasi akan memperbesar
kerusakan tersebut. Histamin, serotonin, atau bradikinin dapat menyebabkan kontraksi sel
endothelium dan mengakibatkan pelebaran porus interselular serta peningkatan permeabilitas
kapiler.
Adanya hipotensi dan pancreatitis akut dapat menghambat produksi surfaktan dan fosfolipase
A. selain itu,cairan edema terutama fibrinogen akan menghambat produksi dan aktivitas
surfaktan sehingga menyebabkan mikroakteletasis dan sirkulasi venoarterial bertambah.
Adanya perlambatan aliran kapiler sebab hipotensi, hiperkoagulabilitas dan asidosis,
hemolisis, toksin bakteri, dan lain-lain dapat merangsang timbulnya koagulasi intravascular
tersebar.
Adanya peningkatan permeabilitas kapiler akan menyebabkan cairan merembes ke jaringan
interstitial dan alveoli, menyebabkan edema paru dan atelektasi kongesif yang luas. Terjadi
pengurangan volume paru, paru menjadi kaku, dan komplian paru menurun.Kapasitas residu
fungsional juga menurun.Hipoksemia berat merupakan gejala penting ARDS dan penyebab
hipoksemia adalah ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, hubungan arterio-venous (aliran
darah mengalir ke alveoli yang kolaps), dan kelainan difusi alveoli-kapiler akibat penebalan
dinding alveoli-kapiler.
Peningkatan permeabilitas membrane alveoli-kapiler menimbulkan edema interstitial dan
alveolar serta atelektasi alveolar, sehingga jumlah udara sisa pada paru di akhir ekspirasi
normal dan kapasitas residu fungsional menurun.

2.1.5        Manifestasi klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:
           Peningkatan jumlah pernapasan
           Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
           Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
           Penurunan kesadaran mental
           Takikardi, takipnea
           Dispnea dengan kesulitan bernafas
           Terdapat retraksi interkosta
           Sianosis
           Hipoksemia
           Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
           Auskultasi jantung : bunyi jantung normal tanpa murmur atau gallop
2.1.6   Penatalaksanaan
Terapi / penatalaksanaan ARDS
           Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab
           Memastikan ventilasi yang adekuat
           Memberikan dukungan sirkulasi
           Memastikan volume cairan yang adequate
           Memberikan dukungan nutrisi
Dukungan nutrisi yang adequat sangat penting dalam mengobati ARDS.Pasien
dengan ARDS membutuhkan 35 – 45 kkal/kg sehari untuk memenugi kebutuhan normal.
Pemberian makan enteral adalah pertimbangan pertama, namun nutrisi parenteral total dapat
saja diperlukan
Terapi :
           Intubasi untuk pemasangan ETT
           Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure)  untuk
mempertahankan keadekuatan level O2 darah.
           Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat   pemasangan ventilator
           Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
a.       Inotropik agent (Dopamine) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
b.      Antibiotik untuk mengatasi infeksi
c.       Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan
mempertahankan stabilitas membran paru
           Pasang jalan nafas yang adekuat ( Pencegahan infeksi)
           Ventilasi Mekanik ( Dukungan nutrisi)
           TEAP  Monitor system terhadap respon
           Pemantauan oksigenasi arteri (Perawatan kondisi dasar)
           Cairan
           Farmakologi ( O2, Diuretik)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ARDS

A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn.FE
Tgl masuk RS : 7 November 2020
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Kebun cengkeh

II.identitas keluarga

Nama : Ny.I
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kebun Cengkeh

B. Riwayat kesehatan

-keluhan utama : klien masuk dengan penurunan kesadaran


-riwayat penyakit sekarang -keluhan saat dikaji : klien mengalami penurunana kesadaran
GCS 6 (Spoor coma) bunyi nafas rochi dan whezeeng, N: 160x/mnt, TD:130/80mmHg,
S:36 derajat,wajah pucat dan sianosis,CRT>2 det, suprasternal retaksi, akral dingin

C. Riwayat kesehatan masa lalu :

-riwayat kesehatan sebelum nya :keluarga mengatan klien tidak memiliki penyakit
-riwayat kesehatan keluarga : keluarga klien, istri kliean sehat dan tidak sakit

Pemeriksaan fisik
A. .kesadaran : Spoor coma(GSS : 6 E2 M2 V2)
Keadaan umum : lemah

B. .tanda tanda vital :


TD: 130/80 mmhg
P : 30x/mnt
N : 160x/mnt
S : 36 derajat Celcius
1. Mata
a. Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
2. Kulit 
a. Sianosis secara umum (hipoksemia, karena tidak cukup oksigen dalam jaringan
untuk mempertahankan fungsi tubuh)

3. Jari dan kuku


a. Sianosis 
4. Mulut dan bibir 
a. Membrane mukosa sianosis
5. Hidung 
a. Pernapasan dengan cuping hidung

6. Vena leher : -
7. Dada 
a. Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea,
atau obstruksi jalan pernafasan)
b. Suara nafas (spontan)
c. Suara nafas tidak normal ( ronchi, wheezing,
8. Pola pernafasan 
a. Pernafasan lambat (bradypnea)

PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway ( Jalan Napas)
a. Jalan nafas tidak normal
b. Terdengar adanya bunyi nafas ronchi dan whezeeng
c. Tidak ada jejas badan daerah dada

2. Breathing (pernafasan)
a. Peningkatan frekuensi nafas
b. Nafas dangkal dan cepat
c. Kelemahan otot pernafasan
d. Kesulitan bernafas (sianosis)

3. Circulation
a. Penurunan curah jantung: letargi(kelelahan), takikardia
b. Pingsan
c. Pusing
d. Mata berkunang-kunang

4. Disability
a. Dapat terjadi penurunan kesadaran
b. Treage (Merah)

PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Pengkajian fisik
a. B1 (Breath): nafas spontan saat dilakukan RJP, ronkhi basah, wheezing.
b. B2 (Blood): pucat, sianosis (stadium lanjut), tekanan darah bisa normal (terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut(shock), takikardi(denyut jantung
cepat)
c. B3 (Brain): kesadaran menurun( spoor coma) tremor.
d. B4 (Bowel): -
e. B5 (Bladder): -
f. B6 (Bone):
DiagnosaKeperawatan Yang mungkinmuncul
1. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan penumpukan cairan di alveoli,
alveolar hipoventilasi
2. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat , penurunan
kemampuan untuk oksigenasi.
RencanaAsuhanKeperawatan
N DIAGNOS KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O A
1 Gangguan NOC NIC - Takipneua
pertukara  Respiratory Airway dalahmekanismekompensasiuntukhipoksemi
n gas Status : Gas Management adanpeningkatanusahanafas
Definisi : exchange - Buka - Suaranafasmungkintidaksamaatautidakditem
kelebihan  Respiratory jalan ukan.
atau deficit Status : nafas, - Selaluberartibiladiberikan O2 sebelum
pada ventilation guanaka Cyanosis muncul.
oksigenasi  Vital Sign n teknik Tandayanosisdapatdinilaipadamulut, bibir
dan/atau Status chin lift yang indikasiadanyahipoksemiasistemik,
eliminasi Kriterla Hasil: atau jaw cyanosis perifersepertipada kuku
karbondiok  Mendemonstr thrust danekstremitasadalahvasokontriksi
sida pada asikan bila - Hipoksemiadapatmenyebabakaniritabilitasdar
membrane peningkatan perlu imiokardium.
alveolar ventilasi dan - Posisika - Menyimpantenagapasien,
kapiler oksigenasi n pasien mengurangipenggunaanoksigen.
yang adekuat untuk - Memaksimalkanpertukaran
 Memelihara memaks O2 secaraterusmenerusdengantekanan yang
kebersihan imalkan sesuai.
paru paru dan ventilasi - Peningkatanekspansiparumeningkatoksigenis
bebas dari - Identifi asi
tanda tanda kasi - Memperlihatkankongestiparu yang progresif,
distress pasien Untukmencegah ARDS
pernafasan perluny
 Mendemonstr a
asikan batuk pemasa
efektif dan ngan
suara nafas alat
yang bersih, jalan
tidak- ada nafas
sianosis dan buatan
dyspneu - Lakuka
(mampu n
mengeluarka fisiotera
n sputum, pi dada
mampu jika
bemafas perlu
dengan - Keluark
mudah, tidak an
ada pursed sekret
lips) dengan
 Tanda tanda batuk
vital dalam atau
rentang section
normal - Auskult
asi
suara
nafas,
catat
adanya
suara
nafas
tambaha
n
- Berika
bronkod
ilator
bial
perlu
- Berikan
pelemba
b udara
- Monitor
respirasi
dan
status
02
Respiratory
Monitoring
- Monitor
rata-
rata,
kedalam
an,
irama
dan
usaha
respirasi
- Catat
pergera
kan
dada,
amati
kesimet
risan,
tambaha
n,
retraksi
otot
supracla
vicular
dan
intercos
tal
- Monitor
suara
nafas,
seperti
dengkur
- Monitor
pola
penggu
naan
otot
bradipe
na,
takipeni
a,
kussma
ul,
hiperve
ntilasi,
cheyne
stokes,
blot
2 Ketidakefe NOC NIC -takipnea adalah mekanisme untuk hipoksemia dan
ktifan pola  Respiratory Airway meningkatkan usahan nafas
nafas status: Management -pemeliharaan jalan nafas dengan paten
Definisi : Ventilation - Buka -mengeluarkan secret meningkatkan transport
Inspirasida  Respiratory jalan oksigen
n/atau status : nafas, -meningkatkan drainase secret paru, meningkatan
ekspirasi Airway guanaka efesiensi penggunaan otot otot pernafasan.
yang tidak patency n teknik -untuk mengeluarkan secret
member  Vital sign chin lift
venetilasi Status atau jaw
Kriteria Hasil : thrust
 Mendemonstr bila
asikan batuk pertu
efektif dan - Posisika
suara nafas n pasien
yang bersih, untuk
tidak- ada memaks
sianosis dan imalkan
dyspneu ventilasi
(mampu - Identifi
mengeluarka kasi
n sputum, pasien
mampu perluny
bernafas a
dengan pemasa
mudah, tidak ngan
ada pursed alat
lips) jalan
 Menunjukkan nafas
jalan nafas buatan
yang paten - Lakuka
(klien tidak n
merasa fisiotera
tercekik, pi dada
irama nafas, jika
frekuensi perhu
pernafasan - Keluark
dalam an
rentang sekret
nomal, tidak dengan
ada Suara batuk
nafas atau
abnormal. section
 Sebuah - Auskult
Tanda Tanda asi
vital dalam suara
rentang nafas,
normal catat
(tekanan adanya
darah, nadi, suara
pernafasan) tambaha
n
- Berikan
bronkod
ilator
bila
perlu
- Berikan
pelemba
b udara
kassa
basa
NaCI
lembab
- Atur
Intake
untuk
cairan
mengop
timalka
n
keseimb
angan
- Monitor
respirasi
dan
status
02
Oxygen
Therapy
- Bersihk
an
mulut,
hidung
dan
sacret
trakea
- Pertaha
nkan
jalan
nafas
yang
paten
- Atur
peralata
n
oksigen
asi
- Monitor
aliran
oksigen
- Pertaha
nkan
posisi
pasien
- Observa
si
adanya
tanda-
tanda
hipoven
tilasi
- Monitor
adanya
kecema
san
pasien
terhada
p
oksigen
asi
Vital sign
Monitoring
- Monitor
TD,
nadi,
suhu,
dan RR
- Catat
adanya
fluktuas
i
tekanan
darah
- Monitor
VS saat
pasien
berbarin
g,
duduk,
atau
berdiri
- Auskult
asi TD
pada
kedua
lengan
dan
banding
kan
- Monitor
TD,
nadi,
RR,
sebelum
,
selama,
dan
setelah
aktivitas
- Monitor
kualitas
dari
nadi
- Monitor
frekuen
si dan
irama
pernapa
san
- Monitor
suara
paru
- Monitor
pola
pernapa
san
abnorm
al
- Monitor
suhu,
warna,
dan
kelemba
ban
kulit
adanya
epuea
tanda

IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 Gangguanpertukaran gas - Membuka jalan nafas menggunakan


S: Klien mengatakan
Definisi : kelebihan atau teknik chin lift atau jaw thrust
sudah dapat bernafas
deficit pada oksigenasi - Memposisikan pasien untuk
dengan normal
dan/atau eliminasi memaksimalkan ventilasi
karbondioksida pada - Mengidentifikasi pasien perlunya O: K.U baik
membrane alveolar kapiler pemasangan alat jalan nafas buatan
- Melakukan fisioterapi dada -bernafas dengan
- Mengeluarkan sekret dengan batuk normal
atau section TD:130/80mmhg
- Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara nafas tambahan S: 36,5 derajat
- Memberikan bronkodilator bial perlu
- Memberikan pelembab udara N:72x/mnt
- Memantau respirasi dan status 02 P: 24x/mnt
Respiratory Monitoring
- Memantau rata- rata, kedalaman, A: Masalah teratasi
irama dan usaha respirasi
- Mencatat pergerakan dada, amati P: pasien pulang
kesimetrisan, tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
- Mendegarkan suara nafas, seperti
dengkur
- Melihat pola penggunaan otot
bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, blot
2 Ketidakefektifan pola - Membuka jalan nafas, guanakan
S: klien mengatakan sesak
nafas teknik chin lift atau jaw thrust
berkurang
Definisi : - Posisikan pasien untuk
Inspirasidan/atauekspirasi memaksimalkan ventilasi O: TD:130/80mmhg
yang tidak member ventilasi - Mengidentifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan S: 36,5 derajat
- Melakukan fisioterapi dada N:72x/mnt
- Mengeluarkansekret dengan batuk
atau section P: 24x/mnt
- Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan A: masalah teratasi
- Memberikan bronkodilator bila perlu P: Intervensi dihentikan
- Memberikan pelembab udara kassa
basa NaCI lembab
- Memantau respirasi dan status 02
Oxygen Therapy
- Membersihkan mulut, hidung dan
sacret trakea
- Mempertahankan jalan nafas yang
paten
- Mengatur peralatan oksigenasi
- Memantau aliran oksigen
- Memantau adanya tanda-tanda
hipoventilasi
- Memantau adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru,
kardiovaskuler, atau tubuh secara luas.
Adult Respirator Distress Syndrome  (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas
mendadak yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya.
Sulit untuk membuat definisi secara tepat, karena patogenesisnya belum jelas dan terdapat
banyak factor predisposisi seperti syok karena perdarahan, spesies, rudakpaksa / trauma pada
paru atau bagian tubuh lainnya, pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin,
atau metadon.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan
kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau
sistematik penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca semua.Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat member manfaat
bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Nanda Tahun 2020


Buku NIC dan NOC
Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Buku Nanda NICNOC Tahun 2015
Muttaqin, Arif. 2009.Buku Ajar Asuhan Keperawata Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan; Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai