Amatgs
Amatgs
KRITIS
TENTANG ARDS
(ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
AMBON
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang MahaEsaatasrahmatdankarunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kritis yang berjudul “ARDS “ ini dengan
baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik secara
penulisan, bahasa atau materi yang ada. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna lebih sempurnanya makalah ini.
Dengan mengucap Hamdallah kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
baik bagi kami maupun bagi kita semua.
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 1
1.3 Manfaat............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Teori
2.1.1 Pengertian............................................................................. 3
2.1.2 Etiologi................................................................................. 3
2.1.3 Patofisiologi......................................................................... 4
2.1.4 Manifestasi Klinis................................................................. 6
2.1.5 Penatalaksanaan...................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Menjelaskan tentang ARDS dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus
ARDS.
Tujuan khusus
1. Menjelaskan tentang ARDS.
2. Menjelaskan tentang penyebab dari ARDS.
3. Menjelaskan tentnag manifestasi klinis dari ARDS.
4. Menjelaskan tentang patofisiologi dari ARDS.
5. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk ARDS.
6. Menjelaskan tentang komplikasi ARDS.
7. Menjelaskan tentang penatalaksanaan ARDS.
1.3 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam
membuat asuhan keperawatan pada klien ARDS.
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan
teoritis pada klien ARDS.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep dasar teori
2.1.1 Pengertian
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru,
kardiovaskuler, atau tubuh secara luas. (Ellizabeth J. Corwin, 1997)
Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas
mendadak yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya.
Sulit untuk membuat definisi secara tepat,
karenapatogenesisnyabelumjelasdanterdapatbanyak factor
predisposisisepertisyokkarenaperdarahan, sepsis, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian
tubuh lainnya, pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon.
(Arif Muttaqin, 2009).
ARDS adalah bentuk khusus dari kegagalan pernapasan yang ditandai dengan
hipoksemia yang jekas dan tidak dapat diatasi dengan penanganan konvensional.ARDS
diawalai dengan berbagai penyakit yang srius yang pada akhirnya mengakibatkan edema
paru-paru difus nonkardiogenikyang khas. (Sylvia A. price & Lorraine M. Wilson, 1995)
SDPD adalah kondisi disfungsi parenkim paru yang dikarakteristikan oleh (1 )
kejadian antesenden mayor, (2 ) ekslusi kardiogenik menyebabkan edema paru, ( 3 ) adanya
takipnea dan hipoksia, dan (4 ) infiltrate pucat pada foto dada.(Marilynn E. Doenges, 2000).
Acult respiratory distress (ARDS) merupakan kelanjutan dari shock paru-paru,
kongesti atelaktasis, post traumatic paru-paru, post infusion paru, dan ventilasi paru.
(http://harnawatiaj.wordpress.com)
2.1.2 Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma
jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung .
Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
Pneumoni virus,bakteri,fungal
Contusio Paru
Aspirasi cairan lambung
Inhalasi asap berlebih
Inhalasi toksin
Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
Sepsis
Shock
DIC ( disseminated Intravaskular Coagulation )
Pankretitis
Uremia
Overdosis Obat
Idiophatic ( tidak diketahui )
Bedah Cardiobypass yang lama
Transfusi darah yang banyak
PIH (Pregnand Induced Hipertension )
Peningkatan PIH
Terapi radiasi.
2.1.3 Patofisiologi
ARDS selalu berhubungan dengan penambahan cairan dalam paru.Sindrom ini merupakan
suatu edema paru karena kelainan jantung.Dari segi histologis. Mula-mula terjadi kerusakan
membrane kapiler-alveoli, selanjutnya terjadi peningkatan permeabilitas endothelium kapiler
pa`ru dan epitel aveoli yang mengakibatkan terjadinya edema alveolidan interstitial.
Sel endotel mempunyai celah yang dapat menjadi lebih besar daripada 60 Å sehingga terjadi
perembesan cairan dan unsure-unsur lain darah kedalam alveoli dan terjadi edema paru.Mula-
mula cairan berkumpul di interstisium terlampaui, alveoli mulai terisi menyebabkan
atelektasis kongesti dan terjadi hubungan intrapulmoner (shunt).
Mekanisme kerusakan endotel pada ARDS dimulai dengan aktivitas komplemen sebagai
akibat trauma, Syok, dan lain lain. Selanjutnya aktivitas komplemen akan menghasilkan C5a
menyebabkan granulosit teraktivasi dan menempel serta merusak endothelium mikrovaskular
paru, sehingga mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Agregasi granulosit
neutrofit merusak sel endothelium dengan melepaskan protease yang menghancurkan struktur
protein seperti kolagen, elastin dan fibronektin, dan proteolisis protein plasma dalam sirkulasi
seperti factor Hageman, fibrinogen, dan komplemen.
Endotoksi bakteri, aspirasi asam lambung, dan intoksigasi oksigen dapat merusak sel
endothelium arteri pulmonalis dan leukosit dan neutrofityang teraktifasi akan memperbesar
kerusakan tersebut. Histamin, serotonin, atau bradikinin dapat menyebabkan kontraksi sel
endothelium dan mengakibatkan pelebaran porus interselular serta peningkatan permeabilitas
kapiler.
Adanya hipotensi dan pancreatitis akut dapat menghambat produksi surfaktan dan fosfolipase
A. selain itu,cairan edema terutama fibrinogen akan menghambat produksi dan aktivitas
surfaktan sehingga menyebabkan mikroakteletasis dan sirkulasi venoarterial bertambah.
Adanya perlambatan aliran kapiler sebab hipotensi, hiperkoagulabilitas dan asidosis,
hemolisis, toksin bakteri, dan lain-lain dapat merangsang timbulnya koagulasi intravascular
tersebar.
Adanya peningkatan permeabilitas kapiler akan menyebabkan cairan merembes ke jaringan
interstitial dan alveoli, menyebabkan edema paru dan atelektasi kongesif yang luas. Terjadi
pengurangan volume paru, paru menjadi kaku, dan komplian paru menurun.Kapasitas residu
fungsional juga menurun.Hipoksemia berat merupakan gejala penting ARDS dan penyebab
hipoksemia adalah ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, hubungan arterio-venous (aliran
darah mengalir ke alveoli yang kolaps), dan kelainan difusi alveoli-kapiler akibat penebalan
dinding alveoli-kapiler.
Peningkatan permeabilitas membrane alveoli-kapiler menimbulkan edema interstitial dan
alveolar serta atelektasi alveolar, sehingga jumlah udara sisa pada paru di akhir ekspirasi
normal dan kapasitas residu fungsional menurun.
2.1.5 Manifestasi klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:
Peningkatan jumlah pernapasan
Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
Penurunan kesadaran mental
Takikardi, takipnea
Dispnea dengan kesulitan bernafas
Terdapat retraksi interkosta
Sianosis
Hipoksemia
Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
Auskultasi jantung : bunyi jantung normal tanpa murmur atau gallop
2.1.6 Penatalaksanaan
Terapi / penatalaksanaan ARDS
Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab
Memastikan ventilasi yang adekuat
Memberikan dukungan sirkulasi
Memastikan volume cairan yang adequate
Memberikan dukungan nutrisi
Dukungan nutrisi yang adequat sangat penting dalam mengobati ARDS.Pasien
dengan ARDS membutuhkan 35 – 45 kkal/kg sehari untuk memenugi kebutuhan normal.
Pemberian makan enteral adalah pertimbangan pertama, namun nutrisi parenteral total dapat
saja diperlukan
Terapi :
Intubasi untuk pemasangan ETT
Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk
mempertahankan keadekuatan level O2 darah.
Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
a. Inotropik agent (Dopamine) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
b. Antibiotik untuk mengatasi infeksi
c. Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan
mempertahankan stabilitas membran paru
Pasang jalan nafas yang adekuat ( Pencegahan infeksi)
Ventilasi Mekanik ( Dukungan nutrisi)
TEAP Monitor system terhadap respon
Pemantauan oksigenasi arteri (Perawatan kondisi dasar)
Cairan
Farmakologi ( O2, Diuretik)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ARDS
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn.FE
Tgl masuk RS : 7 November 2020
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Kebun cengkeh
II.identitas keluarga
Nama : Ny.I
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kebun Cengkeh
B. Riwayat kesehatan
-riwayat kesehatan sebelum nya :keluarga mengatan klien tidak memiliki penyakit
-riwayat kesehatan keluarga : keluarga klien, istri kliean sehat dan tidak sakit
Pemeriksaan fisik
A. .kesadaran : Spoor coma(GSS : 6 E2 M2 V2)
Keadaan umum : lemah
6. Vena leher : -
7. Dada
a. Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea,
atau obstruksi jalan pernafasan)
b. Suara nafas (spontan)
c. Suara nafas tidak normal ( ronchi, wheezing,
8. Pola pernafasan
a. Pernafasan lambat (bradypnea)
PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway ( Jalan Napas)
a. Jalan nafas tidak normal
b. Terdengar adanya bunyi nafas ronchi dan whezeeng
c. Tidak ada jejas badan daerah dada
2. Breathing (pernafasan)
a. Peningkatan frekuensi nafas
b. Nafas dangkal dan cepat
c. Kelemahan otot pernafasan
d. Kesulitan bernafas (sianosis)
3. Circulation
a. Penurunan curah jantung: letargi(kelelahan), takikardia
b. Pingsan
c. Pusing
d. Mata berkunang-kunang
4. Disability
a. Dapat terjadi penurunan kesadaran
b. Treage (Merah)
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Pengkajian fisik
a. B1 (Breath): nafas spontan saat dilakukan RJP, ronkhi basah, wheezing.
b. B2 (Blood): pucat, sianosis (stadium lanjut), tekanan darah bisa normal (terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut(shock), takikardi(denyut jantung
cepat)
c. B3 (Brain): kesadaran menurun( spoor coma) tremor.
d. B4 (Bowel): -
e. B5 (Bladder): -
f. B6 (Bone):
DiagnosaKeperawatan Yang mungkinmuncul
1. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan penumpukan cairan di alveoli,
alveolar hipoventilasi
2. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat , penurunan
kemampuan untuk oksigenasi.
RencanaAsuhanKeperawatan
N DIAGNOS KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O A
1 Gangguan NOC NIC - Takipneua
pertukara Respiratory Airway dalahmekanismekompensasiuntukhipoksemi
n gas Status : Gas Management adanpeningkatanusahanafas
Definisi : exchange - Buka - Suaranafasmungkintidaksamaatautidakditem
kelebihan Respiratory jalan ukan.
atau deficit Status : nafas, - Selaluberartibiladiberikan O2 sebelum
pada ventilation guanaka Cyanosis muncul.
oksigenasi Vital Sign n teknik Tandayanosisdapatdinilaipadamulut, bibir
dan/atau Status chin lift yang indikasiadanyahipoksemiasistemik,
eliminasi Kriterla Hasil: atau jaw cyanosis perifersepertipada kuku
karbondiok Mendemonstr thrust danekstremitasadalahvasokontriksi
sida pada asikan bila - Hipoksemiadapatmenyebabakaniritabilitasdar
membrane peningkatan perlu imiokardium.
alveolar ventilasi dan - Posisika - Menyimpantenagapasien,
kapiler oksigenasi n pasien mengurangipenggunaanoksigen.
yang adekuat untuk - Memaksimalkanpertukaran
Memelihara memaks O2 secaraterusmenerusdengantekanan yang
kebersihan imalkan sesuai.
paru paru dan ventilasi - Peningkatanekspansiparumeningkatoksigenis
bebas dari - Identifi asi
tanda tanda kasi - Memperlihatkankongestiparu yang progresif,
distress pasien Untukmencegah ARDS
pernafasan perluny
Mendemonstr a
asikan batuk pemasa
efektif dan ngan
suara nafas alat
yang bersih, jalan
tidak- ada nafas
sianosis dan buatan
dyspneu - Lakuka
(mampu n
mengeluarka fisiotera
n sputum, pi dada
mampu jika
bemafas perlu
dengan - Keluark
mudah, tidak an
ada pursed sekret
lips) dengan
Tanda tanda batuk
vital dalam atau
rentang section
normal - Auskult
asi
suara
nafas,
catat
adanya
suara
nafas
tambaha
n
- Berika
bronkod
ilator
bial
perlu
- Berikan
pelemba
b udara
- Monitor
respirasi
dan
status
02
Respiratory
Monitoring
- Monitor
rata-
rata,
kedalam
an,
irama
dan
usaha
respirasi
- Catat
pergera
kan
dada,
amati
kesimet
risan,
tambaha
n,
retraksi
otot
supracla
vicular
dan
intercos
tal
- Monitor
suara
nafas,
seperti
dengkur
- Monitor
pola
penggu
naan
otot
bradipe
na,
takipeni
a,
kussma
ul,
hiperve
ntilasi,
cheyne
stokes,
blot
2 Ketidakefe NOC NIC -takipnea adalah mekanisme untuk hipoksemia dan
ktifan pola Respiratory Airway meningkatkan usahan nafas
nafas status: Management -pemeliharaan jalan nafas dengan paten
Definisi : Ventilation - Buka -mengeluarkan secret meningkatkan transport
Inspirasida Respiratory jalan oksigen
n/atau status : nafas, -meningkatkan drainase secret paru, meningkatan
ekspirasi Airway guanaka efesiensi penggunaan otot otot pernafasan.
yang tidak patency n teknik -untuk mengeluarkan secret
member Vital sign chin lift
venetilasi Status atau jaw
Kriteria Hasil : thrust
Mendemonstr bila
asikan batuk pertu
efektif dan - Posisika
suara nafas n pasien
yang bersih, untuk
tidak- ada memaks
sianosis dan imalkan
dyspneu ventilasi
(mampu - Identifi
mengeluarka kasi
n sputum, pasien
mampu perluny
bernafas a
dengan pemasa
mudah, tidak ngan
ada pursed alat
lips) jalan
Menunjukkan nafas
jalan nafas buatan
yang paten - Lakuka
(klien tidak n
merasa fisiotera
tercekik, pi dada
irama nafas, jika
frekuensi perhu
pernafasan - Keluark
dalam an
rentang sekret
nomal, tidak dengan
ada Suara batuk
nafas atau
abnormal. section
Sebuah - Auskult
Tanda Tanda asi
vital dalam suara
rentang nafas,
normal catat
(tekanan adanya
darah, nadi, suara
pernafasan) tambaha
n
- Berikan
bronkod
ilator
bila
perlu
- Berikan
pelemba
b udara
kassa
basa
NaCI
lembab
- Atur
Intake
untuk
cairan
mengop
timalka
n
keseimb
angan
- Monitor
respirasi
dan
status
02
Oxygen
Therapy
- Bersihk
an
mulut,
hidung
dan
sacret
trakea
- Pertaha
nkan
jalan
nafas
yang
paten
- Atur
peralata
n
oksigen
asi
- Monitor
aliran
oksigen
- Pertaha
nkan
posisi
pasien
- Observa
si
adanya
tanda-
tanda
hipoven
tilasi
- Monitor
adanya
kecema
san
pasien
terhada
p
oksigen
asi
Vital sign
Monitoring
- Monitor
TD,
nadi,
suhu,
dan RR
- Catat
adanya
fluktuas
i
tekanan
darah
- Monitor
VS saat
pasien
berbarin
g,
duduk,
atau
berdiri
- Auskult
asi TD
pada
kedua
lengan
dan
banding
kan
- Monitor
TD,
nadi,
RR,
sebelum
,
selama,
dan
setelah
aktivitas
- Monitor
kualitas
dari
nadi
- Monitor
frekuen
si dan
irama
pernapa
san
- Monitor
suara
paru
- Monitor
pola
pernapa
san
abnorm
al
- Monitor
suhu,
warna,
dan
kelemba
ban
kulit
adanya
epuea
tanda
IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
A. Kesimpulan
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru,
kardiovaskuler, atau tubuh secara luas.
Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas
mendadak yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya.
Sulit untuk membuat definisi secara tepat, karena patogenesisnya belum jelas dan terdapat
banyak factor predisposisi seperti syok karena perdarahan, spesies, rudakpaksa / trauma pada
paru atau bagian tubuh lainnya, pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin,
atau metadon.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan
kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau
sistematik penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca semua.Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat member manfaat
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA