TINJAUAN PUSTAKA
Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+ membentuk
larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion NH4+ dapat berasal
dari garam NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4, atau garam dari campuran asam konjugasi
dengan asam kuat
2.1.5.3 Prinsip kerja larutan penyangga
Jika ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan bereaksi
dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika ditambahkan sedikit basa, basa
tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam.
1. Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan penyangga. Sebagai
contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan basa
konjugasinya (ion CH3COO-). Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam,
misalnya HCl akan terjadi reaksi berikut:
CH3COO-(aq) + HCl → CH3COOH(aq)+ Cl-(aq)
Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-) akan berkurang dan
asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme penambahan asam ke dalam larutan
penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi
asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.Jika ke dalam campuran
tersebut ditambahkan sedikit NaOH akan terjadi reaksi berikut:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH 3COOH akan berkurang dan basa
konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada penambahan sedikit asam,
perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.Contoh lain, larutan penyangga
dari campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan
asam akan bereaksi dengan zat yang bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi
dengan zat yang bersifat asam.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnyaHCl akan terjadi reaksi
sebagai berikut:
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq) +H2O(l)
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan terjadi reaksi
berikut:
[ asamlemah ]
[H+] = Ka x
[ basa konjugasi ]
2.1.6 Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif yang artinya dapat membawa hasil. Keefektifan
adalah suatu keadaan yang berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam
perbuatan yang dapat membawa hasil. Dalam penelitian ini, keefektifan yang dimaksud adalah
adanya pengaruh dari media belajar yang digunakan pada kemampuan berpikir serta model
pembelajaran yang dilakukan.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam
pengorganisasian dan penentuan informasi siswa tidak hanya pasif dalam menerima pengetahuan
yang diberikan oleh guru. Hasil belajar ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi, tetapi juga akan meningkatkan keterampilan berpikir siswa.
Pembelajaran dikatakan efektif jika siswa dipandang tuntas belajar. Seorang siswa
dikatakan tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai
tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Keberhasilan kelas dilihat
dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal sekurang-kurangnya 85%
dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebuttelah mencapai ketuntasan belajar (Mulyasa, 2007).
Pada penelitian ini pembelajaran menggunakan media materi ajar dikatakan efektif jika
nilai evaluasi pada akhir pembelajaran kelas eksperimen berbeda secara signifikandengan kelas
kontrol. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir kreatif dalam keefektifan materi ajar berbasis
pemecahan masalah ini diukur dengan soal uraian yang menggunakan indikator kemampuan
berpikir kreatif diantaranya: kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterperincian.
Posttest
2.4 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas maka peneliti dapat
merumuskan hipotesisnya yaitu materi ajar berbasis pemecahan masalah efektif pada kemampuan
berpikir kreatif dalam Problem Based Learning siswa SMA Negeri 1 Wonogiri.