Anda di halaman 1dari 13

Makalah Keperawatan Anak

”Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia”

DOSEN : Ns.Halina Rahayu,M.Kep


DISUSUN OLEH:
Aldi Purnomo Adji
Devi Citra Sari
Faturahman
Mahdiyah Azizah
Remitha Aulia

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS


PONTIANAK
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukimia”. Adapun penulisan
makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dilakukan
pada anak yang mengidap penyakit leukimea. Pada penulisan makalah ini, berbagai
permasalahan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu
saja bukan karena kerja keras penulis semata. Namun karena adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan
ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada Ibu pengajar mata kuliah
Keperawatan Anak jurusan Sarjana Terapan Keperawatan dan Ners Pontianak yang
telah senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-
persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam menyusun laporan percobaan ini, penulis sangat menyadari banyaknya
kekurangan yang terdapat di dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih
baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Pontianak, 06 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengkajian....................................................................................................................3
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................4
C. Intervensi Keperawatan................................................................................................4
D. Implementasi Keperawatan..........................................................................................5
E. Evaluasi........................................................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia adalah penyakit keganasan dari sumsum tulang dan darah ditandai
dengan proliferasi sel darah putih dengan manifestasi adanya sel abnormal dalam darah
tepi. Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan penyakit keganasan yang paling
sering terjadi pada anak. Faktor predisposisi LLA belum dapat diidentifikasi secara pasti,
namun terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai faktor predisposisi yaitu genetik,
sinar radioaktif dan infeksi virus.
Di dunia, ribuan anak dan remaja terdiagnosis LLA. Leukemia Limfoblastik Akut
merupakan jenis leukemia yang sering ditemukan yaitu sekitar 2-3 kasus per 100.000
orang dengan angka kematian sebesar 4%. Di negara maju, leukemia merupakan
penyebab kematian ke 4 pada anak berusia kurang dari 15 tahun. Insiden leukemia di
Indonesia adalah 2,5-4,0 per 100.000 anak dengan estimasi 200-320 kasus baru LLA tiap
tahunnya. Penelitian yang dilakukan di RSCM ditemukan bahwa leukemia merupakan
jenis kanker yang paling banyak terjadi pada anak (30-40 %).
Penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah didapatkan LLA merupakan kasus
hemato onkologi terbanyak yaitu sebesar 23,7 % kasus. Kanker pada anak berbeda
dibandingkan kanker pada orang dewasa. Perbedaan tersebut misalnya terletak pada
terapi dan efek samping terapi. Terapi kanker pada anak biasanya menggunakan dosis
yang lebih tinggi dan efek samping terapi lebih berbahaya dibandingkan orang dewasa,
karena tubuh anak masih tumbuh dan berkembang. Pada pasien leukemia akut, terapi
intervensi seperti kortikosteroid, kemoterapi dan radiasi serta adanya peningkatan risiko
terkena infeksi akan menurunkan kualitas hidup anak tersebut.
Anak yang terdiagnosis LLA saat memulai terapi akan berhadapan dengan
prosedur invasif, gangguan pada aktifitas sosial dan sekolah, keterbatasan aktifitas untuk
rekreasi, perubahan diet, nyeri, perpisahan dengan anggota keluarga lainnya, adaptasi
dengan suasana rumah sakit serta ketidakpastian kemajuan terapi. Gejala-gejala efek
kemoterapi seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan akan memengaruhi
aspek fisik dan psikososial pasien LLA. Gangguan pada aspek fisik dan psikososial ini

1
akan berpengaruh langsung terhadap kualitas hidup pasien LLA. Kualitas hidup pasien
LLA memerlukan perhatian yang besar.
Pemeriksaan kualitas hidup pada pasien LLA penting dilakukan, bertujuan agar
pasien LLA dan orang tua pasien bisa mengantisipasi kejadian-kejadian yang terjadi
selama terapi. Pemeriksaan kualitas hidup juga dapat membantu orangtua dan petugas
kesehatan terkait memilih strategi untuk meningkatkan kualitas hidup penderita LLA.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengkajian pada pasien anak dengan leukemia?
2. Bagaimana Diagnosa pada pasien anak dengan leukemia?
3. Bagiaman Intervensi pada pasien anak dengan leukemia?
4. Bagaimana Implementasi pada pasien anak dengan leukemia?
5. Bagaimana Evaluasi setelah dilakukan implementasi pada pasien anak dengan
leukemia?
C. Tujuan Makalah
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan yang seharusnya dilakukan pada anak dengan leukemia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa, tanggal 30 April 2013 pukul 13.15 WIB di
ruang Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Data di peroleh dengan cara
observasi, wawancara dengan keluarga, dan status pasien Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 7 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Belum Menikah
Alamat : Ledok Argomulya Salatiga
No. Rm : 01-16-66-76
Tanggal dirawat : 24 April 2011
Alamat : Ledok Argomulya Salatiga
Hub dgn klien : Ibu kandung
 Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan
menurut, demam, disertai sakit kepala. Keluarga pasien mengatakan
terjadi deficit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare. Pola tidur
pasien terganggu karena nyeri sendi. Mengalami intoleransi aktivitas
karena kelemahan tubuh.
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum tampak gelisah: kesadaran composmentis selama belum
terjadi komplikasi.
TTD: Suhu meningkat jika terjadi infeksi, RR Dipsneu, takhipneu.
Konjungtiva: anemis, terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke
SPP.

3
Rongga Mulut: Terdapat stomatitis pada mulut An. A.
Pemeriksaan integumen: ada ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgo
menurun.
Perawatan Dada dan thorax: tidak terdapat ronchi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada Tn. A adalah:
1. Risiko kekurangan volume cairan b.d ketidak seimbangan intake dan output
2. Nyeri akut b. agen injury fisik d.d kelemahan pada fisik, tidak mampu
mentutaskan aktivitas, pola tidur tidak teratur, badan lemas, mengalami
intoleransi aktivitas.
3. Disfungsi motilitas gastriointestinal b.d anoreksia, mual, muntah d.d mual,
muntah, diare, nafsu makan berkurang, porsi makan sedikit.
C. Intervensi Keperawatan
1. Risiko kekurangan volume cairan b.d ketidak seimbangan intake dan output
 Monitor intake dan output cairan
 Monitotor berat badan
 Monitor TD dan frekuensi jantung
 Evaluasi turgor kulit
 Beri masukan cairan 3-4l/hari
 Berikan diet makanan halus
 Kolaborasi cairan IV sesuai indikasi
 Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat,
natrium bikarbonat.
2. Nyeri akut b. agen injury fisik d.d kelemahan pada fisik, tidak mampu
mentutaskan aktivitas, pola tidur tidak teratur, badan lemas, mengalami
intoleransi aktivitas.
 Kaji keluhan nyeri
 Awasi tanda vital
 Berikan lingkungan tenang
 Tempatkan klien pada posisi nyaman

4
 Berikan tenik distraksi pada anak, seperti terapi bermain
 Kolaborasi pemberian analgesik asamtaminofen
3. Disfungsi motilitas gastriointestinal b.d anoreksia, mual, muntah d.d mual,
muntah, diare, nafsu makan berkurang, porsi makan sedikit.
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi makanan yang disukai
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Anjurkan posisi duduk
 Ajarkan diet yang di programkan
D. Implementasi Keperawatan
Dx 1:
 Memonitor intake dan output cairan, R/ Cairan yang masuk dari infus dan
saat pasien minum, dan cairan yang keluar dari BAK pasien dan pasien
mengatakan muntah 2x pada pagi hari
 Memonitor berat badan, R/ Berat badan sudah naik 0,1 kg selama di rawat
 Memonitor TD dan frekuensi jantung, R/ TD 120/80, frekuensi jantung
78x/menit
 Mengevaluasi turgor kulit, R/ tugor kulit normal
 Memberikan masukan cairan 3-4l/hari, R/ pasien mengatakan sudah
minum 3,4 L
 Memberikan diet makanan halus, R/ Pasien tampak makan dengan lahap
 Kolaborasi cairan IV sesuai indikasi, R/ Pasien terpasang infus di lengan
kiri
 Memberikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau asetat,
natrium bikarbonat. , R/ pasien tampak lebih tenang setelah diberikan
obat

5
Dx 2:
 Mengkaji keluhan nyeri, R/ Pasien mengatakan pusing dan mual serta
nyeri di persendian
 Mengawasi tanda vital, R/ TTV pasien normal
 Memberikan lingkungan tenang, R/ Keluarga mengatakan bahwa yang
menjaga pasien hanya 2 orang, sehingga pasien dapat beristirahat lebih
tenang
 Menempatkan klien pada posisi nyaman, R/ pasien mengatakan nyaman
berbaring dengan posisi sem fowler
 Memberikan tenik distraksi pada anak, seperti terapi bermain , R/ keluarga
mengatakan pasien senang bermain menyusun pazel
 Kolaborasi pemberian analgesik asamtaminofen, R/ pasien mengatakan
lebih tenang setelah di berikan obat
Dx 3:
 Mengidentifikasi status nutrisi, R/ status nutrisi pasien tercukupi, sesuai
dengan kondisi pasien
 Mengidentifikasi makanan yang disukai, R/ pasien mengatakan suka
makan ayam goreng dan kentang
 Memonitor asupan makanan, R/ asupan makanan pasien tercukupi, dan
pasien tampak lahap makan
 Memonitor berat badan, R/ berat badan pasien tampak perlahan naik
 Menyajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai, R/ keluarga
mengatakan sudah menyajikan makanan dengan menarik dan menyajikan
makanan yang di sukai oleh pasien
 Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi, R/ keluarga
mengatakan juga memberikan buah kepada pasien untuk memenuhi
kebutuhan serat
 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein, R/ keluarga
mengatakan memberikan makanan telur dan ikan untuk memenuhi
kebutuhan protein pasien

6
 Menganjurkan posisi duduk, R/ pasien tampak sesekali duduk saat
bermain dan makan
 Mengajarkan diet yang di programkan, R/ keluarga tampak mengerti
tentang makanan apa yang harus di berikan kepada pasien untuk
membantu proses penyembuhan pasien
E. Evaluasi
Setelah di lakukan implementasi pada pasien, adapun respon yang di berikan pasien
dan keluarga adalah sebagai berikut:
Dx 1: Risiko kekurangan volume cairan b.d ketidak seimbangan intake dan output
Data subjektif:
1. pasien mengatakan sudah minum 3,4 L
2. pasien mengatakan muntah 2x pada pagi hari

Data Objektif:

Cairan yang masuk dari infus dan saat pasien minum, dan cairan yang keluar dari
BAK pasien , TD 120/80, frekuensi jantung 78x/menit, Berat badan sudah naik 0,1 kg
selama di rawat, tugor kulit normal, Pasien tampak makan dengan lahap, Pasien
terpasang infus di lengan kiri, pasien tampak lebih tenang setelah diberikan obat.

Dari respon yang di berikan pasien, masalah teratasi sebagian. Maka intervensi
dilanjutkan.

Dx 2: Nyeri akut b. agen injury fisik d.d kelemahan pada fisik, tidak mampu
mentutaskan

Data subjektif:

1. Pasien mengatakan pusing dan mual serta nyeri di persendian


2. Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga pasien hanya 2 orang, sehingga
pasien dapat beristirahat lebih tenang
3. pasien mengatakan nyaman berbaring dengan posisi sem fowler
4. keluarga mengatakan pasien senang bermain menyusun pazel
5. pasien mengatakan lebih tenang setelah di berikan obat

7
Data objektif:

Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital semua nya normal, pernapasan


16x/menit, nadi 78/menit, dan tekanan darah 120/80, serta pasien tampak lebih tenang
setelah di berikan obat.

Dari respon yang di berikan pasien, masalah teratasi sebagian. Maka intervensi
dilanjutkan.

Dx 3: Disfungsi motilitas gastriointestinal b.d anoreksia, mual, muntah d.d mual,


muntah, diare, nafsu makan berkurang, porsi makan sedikit.

Data subjektif:

1. pasien mengatakan suka makan ayam goreng dan kentang


2. keluarga mengatakan sudah menyajikan makanan dengan menarik dan
menyajikan makanan yang di sukai oleh pasien
3. keluarga mengatakan juga memberikan buah kepada pasien untuk memenuhi
kebutuhan serat
4. keluarga mengatakan memberikan makanan telur dan ikan untuk memenuhi
kebutuhan protein pasien

Data Objektif:

Status nutrisi pasien tercukupi sesuai dengan kondisi pasien,asupan makanan pasien
tercukupi, dan pasien tampak lahap makan. Berat badan pasien tampak perlahan naik,
pasien tampak sesekali duduk saat bermain dan makan dan keluarga tampak mengerti
tentang makanan apa yang harus di berikan kepada pasien untuk membantu proses
penyembuhan pasien.

Dari respon yang di berikan pasien, masalah teratasi sebagian. Maka intervensi
dilanjutkan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa leukemia merupakan salah satu
penyakit yang mematikan terutama pada anak-anak. Pada saat seorang perawat merawat
anak yang terkena leukemia harus membuat asuhan keperawatan terlebih dahulu yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi untuk menunjang kesembuhan pasien.

B. Saran
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari bapak/ibu guru sangat kami harapkan. Agar makalah ini
bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/9c44277345f5b5a8902baccd08a5ef50.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/naskah_publikasi.pdf
https://www.slideshare.net/renarasyidah/asuhan-keperawatan-leukemia-pada-anak-jg

10

Anda mungkin juga menyukai