Anda di halaman 1dari 7

Dampak Berpikir Kritis Dalam Asuhan Keperawatan

Monika Naulia Marina / 181101145

Monikanaulia2@gmail.com

Abstrak

Latar belakang : Dalam pelaksaan asuhan keperawatan, kemampuan berpikir kritis


sangat diperlukan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktifitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir
itu terjadi. Tujuan : Untuk mengetahui dampak berpikir kritis perawat dalam asuhan
keperawatan kepada klien. Metode : Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode literatur review. Hasil : Menunjukkan ada hubungan antara
Asuhan keperawatan dengan kemampuan berpikir kritis sedangkan jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, lama bekerja, kecerdasan emosional, cemas dan motivasi tidak
mempunyai hubungan dengan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebut
diharapkan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengadopsi pola
penggunaan pembelajaran yang lebih menekankan kepada diskusi kasus, ronde
bersama, dan pendekatan kasus untuk mengembangkan kemampuan klinis dan
kemampuan berpikir kritis. Pembahasan : Perawat merupakan unsur vital dalam
sebuah Rumah Sakit karena perawat merupakan penjalin kontak pertama dan terlama
dengan pasien khususnya pasien rawat inap, dengan tugas utama perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan dari pengkajian, penegakan diagnose keperawatan,
intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi (Potter & Perry, 2009). Penutup :
Dalam melakukan tindakan, perawat akan menghadapi berbagai situasi. Oleh karena itu
sangat penting untuk perawat dalam berpikir kritis pada saat menghadapi berbagai
situasi. Kata kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Asuhan Keperawatan, Keperawatan.

Latar belakang Perawat merupakan unsur vital dalam

Perawat merupakan sumber daya sebuah Rumah Sakit karena perawat

manusia terpenting di rumah sakit. Dan merupakan penjalin kontak pertama dan
terlama dengan pasien khususnya pasien problem dan solusi yang teridentifikasi
rawat inap, dengan tugas utama perawat (Potter& Perry, 2010). Untuk berfikir
adalah memberikan asuhan keperawatan cerdas perawat harus mengembangkan
dari pengkajian, penegakan diagnose cara berfikir kritis dalam menghadapi
keperawatan, intervensi, implementasi setiap masalah dan pengalaman baru
sampai dengan evaluasi (Potter & Perry, yang menyangkut pasien.
2009). Perawat juga sebagai seorang dengan memiliki karakteristik percaya
praktisi yang berpendidikan diharapkan diri, berfikir mendalam, keadilan,
mempunyai kemampuan intelektual tanggung jawab dan akuntabilitas,
untuk menggunakan pemikiran rasional mengambil resiko, disiplin, kegigihan,
dan refektif saat perawat kreatif, rasa ingin tahu, integritas dan
mempertimbangkan pengamatan dan randah hati, dimana karakteristik
informasi tentang kondisi masing- tersebut dapat dilihat dari sikap dalam
masing pasien. Sepanjang komponen memberikan asuhan keperawatan dari
dari proses keperawatan, perawat keterlibatan, kedewasaan untuk
menggunakan sikap dan kemampuan mengontrol emosi dan inovasi
berfikir kritis untuk menentukan (Deswani, 2009).
relevansi, makna dan iterrelasi data
Berfikir kritis menjadi bagian yang tak
pasien serta untuk memilih dan
terpisahkan dari asuhan keperawatan
menetapkan asuhan keperawatan yang
yang dilakukan oleh perawat. Berfikir
sesuai (Cristensen & Kenney, 2009).
kritis penting dilakukan sebelum
Berfikir kritis penting dilakukan
mengambil keputusan dalam asuhan
sebelum mengambil keputusan dalam
keperawatan karena berfikir kritis dalam
asuhan keperawatan karena merupakan
keperawatan merupakan keterampilan
salah satu metode ilmiah dalam
berfikir perawat untuk menguji berbagai
menyelesaikan masalah klien.
alasan secara rasional sebelum
Kemampuan perawat mengidentifikasi
mengambil keputusan dalam asuhan
masalah klien dan memilih solusi
keperawatan (Ignatavicius, &
intervensi yang tepat tidak lepas dari
Workman, 2006).
kemampuan perawat berfikir kritis
Berfikir kritis mempunyai peluang
untuk mengali berbagai alasan
untuk membuat diagnosis yang
berdasarkan evidence base dari setiap
berkualitas dibandingkan dengan
responden yang tidak cenderung berfikir Metode
kritis. Menggunakan metode literature review.
Ignatavicius & Workman (2006) yang Terhadap beberapa kajian yang
mengungkapkan bahwa berfikir kritis berkenaan terhadap judul yang saya
merupakan kompetensi yang perlu ambil. Dengan menggunakan buku
dimiliki oleh perawat agar dapat referensi, jurnal,e-book dengan
memberikan asuhan keperawatan yang menganalisis.
berkualitas karena berfikir kritis sangat
berkaitan dengan pengambilan Hasil
keputusan dan penilaian klinis yang
Dalam melakukan asuhan keperawatan,
tepat.Hariyati (2014) mengatakan
perawat akan menghadapi bermacam-
bahwa dalam pengambilan keputusan
macam situasi klinis sehingga perawat
yang tepat tentunya harus didasari
harus mampu berfikir cerdas dalam
dengan kemampuan seorang perawat
setiap situasi yang dihadapinya untuk
dalam berfikir secara kritis. Perawat
mampu membuat keputusan yang tepat
harus mampu mengidentifikasi masalah
dan akurat terhadap asuhan keperawatan
pasien dan memilih solusi intervensi
yang dilakukan kepada pasien. Berfikir
yang tepat, karena perawat akan
kritis adalah suatu proses dimana
menghadapi bermacam-macam situasi
seseorang atau individu dituntut untuk
klinis yang berhubungan dengan pasien
menginterpretasikan dan mengevaluasi
dimana hal ini tak lepas dari
informasi untuk membuat sebuah
kemampuan perawat dalam berfikir
penilaian atau keputusan berdasarkan
krittis, karena dengan berfikir secara
kemampuan, menerapkan ilmu
kritis perawat dapat mengambil
pengetahuan dan pengalaman. (Pery &
keputusan secara sistematis dan tepat
Potter,2005). Menurut Bandman dan
dalam setiap tahapan asuhan
Bandman (1988), berpikir kritis adalah
keperawatan yang dilakukan.
pengujian secara rasional terhadap ide-
ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
Tujuan pemikiran, masalah, kepercayaan dan
Untuk mengetahui dampak berpikir tindakan. Menurut Strader (1992),
kritis perawat dalam asuhan bepikir kritis adalah suatu proses
keperawatan kepada klien. pengujian yang menitikberatkan
pendapat tentang kejadian atau fakta mengatakan bahwa terdapat hubungan
yang mutakhir dan yang bermakna antara berfikir kritis
menginterprestasikannya serta perawat dengan kualitas diagnosis
mengevaluasi pandapat-pandapat keperawatan di unit orthopedic. Hal ini
tersebut untuk mendapatkan suatu juga senada dengan hasil penelitian
kesimpulan tentang adanya perspektif yang dilakukan oleh Rusmegawati
pandangan baru. (2011) yang mengatakan bahwa ada
pengaruh supervise terhadap
Pembahasan
keterampilan berfikir kritis perawat
Dalam melakukan asuhan keperawatan,
dalam melaksanakan asuhan
perawat akan menghadapi bermacam-
keperawatan. Hasil penelitian tersebut
macam situasi klinis sehingga perawat
sesuai dengan teori Ignatavicius &
harus mampu berfikir cerdas dalam
Workman (2006) yang mengungkapkan
setiap situasi yang dihadapinya untuk
bahwa berfikir kritis merupakan
mampu membuat keputusan yang tepat
kompetensi yang perlu dimiliki oleh
dan akurat terhadap asuhan keperawatan
perawat agar dapat memberikan asuhan
yang dilakukan kepada pasien.Perawat
keperawatan yang berkualitas karena
yang memiliki kemampuan berfikir
berfikir kritis sangat berkaitan dengan
kritis akan menunjukkan sikap
pengambilan keputusan dan penilaian
keberanian intelektual, berfikir terbuka,
klinis yang tepat.
fleksibel, berfikir analisa, sistematis,
Hasil analisis peneliti lebih lanjut
percaya diri, rasa ingin tahu, dewasa,
didapatkan bahwa responden yang
kreatifitas, intuisi dan pemikiran
berfikir kritis mempunyai peluang 2,760
mendalam.
kali untuk dapat melakukan asuhan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
keperawatan dengan baik dibandingkan
Perry dan Potter (2010) yang
dengan responden yang berfikir
mengatakan bahwa asuhan keperawatan
kritisnya kurang. Berfikir kritis menjadi
merupakan kegiatan kompleks yang
bagian yang tak terpisahkan dari asuhan
menuntut keterampilan kognitif,
keperawatam. Perawat dengan
psikomotor dan afektif untuk menilai
kemampuan berfikir kritis yang baik
intuitive dan kreatifitas. Teori tersebut
akan menyadari perannya dan identitas
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
diri dalam kaitannya dengan hal-hal,
oleh Aprisunadi (2011) yang
peristiwa dan orang lain. Berfikir kritis dengan responden yang berfikir
penting dilakukan sebelum mengambil kritisnya kurang. Berfikir kritis menjadi
keputusan dalam asuhan keperawatan bagian yang tak terpisahkan dari asuhan
karena berfikir kritis dalam keperawatan keperawatam. Perawat dengan
merupakan keterampilan berfikir kemampuan berfikir kritis yang baik
perawat untuk menguji berbagai alasan akan menyadari perannya dan identitas
secara rasional sebelum mengambil diri dalam kaitannya dengan hal-hal,
keputusan dalam asuhan keperawatan peristiwa dan orang lain. Berfikir kritis
sehingga asuhan keperawatan yang penting dilakukan sebelum mengambil
diberikan akan maksimal dan jauh lebih keputusan dalam asuhan keperawatan
baik. karena berfikir kritis dalam keperawatan
Hal ini juga senada dengan hasil merupakan keterampilan berfikir
penelitian yang dilakukan oleh perawat untuk menguji berbagai alasan
Rusmegawati (2011) yang mengatakan secara rasional sebelum mengambil
bahwa ada pengaruh supervise terhadap keputusan dalam asuhan keperawatan
keterampilan berfikir kritis perawat sehingga asuhan keperawatan yang
dalam melaksanakan asuhan diberikan akan maksimal dan jauh lebih
keperawatan. Hasil penelitian tersebut baik. Perawat juga sebagai seorang
sesuai dengan teori Ignatavicius & praktisi yang berpendidikan diharapkan
Workman (2006) yang mengungkapkan mempunyai kemampuan intelektual
bahwa berfikir kritis merupakan untuk menggunakan pemikiran rasional
kompetensi yang perlu dimiliki oleh dan refektif saat perawat
perawat agar dapat memberikan asuhan mempertimbangkan pengamatan dan
keperawatan yang berkualitas karena informasi tentang kondisi masing-
berfikir kritis sangat berkaitan dengan masing pasien.
pengambilan keputusan dan penilaian
klinis yang tepat. Penutup
Hasil analisis peneliti lebih lanjut Dari kajian ini dapat disimpulkan
didapatkan bahwa responden yang bahwa, penerapan berpikir sangat
berfikir kritis mempunyai peluang 2,760 penting bagi perawat dalam
kali untuk dapat melakukan asuhan menjalankan asuhan keperawatan.
keperawatan dengan baik dibandingkan Sehingga perlu diketahui bagaimana
cara berpikir kritis dengan baik dan Mubarak, Iqbal Wahit (2009), Ilmu
benar. Dalam melakukan tindakan, Kesehatan Masyarakat : Teori dan
perawat akan menghadapi berbagai Aplikasi .Salemba Medika: Jakarta.
situasi. Oleh karena itu sangat penting
Mulyaningsih (2013) Peningkatan Perilaku
untuk perawat dalam berpikir kritis
Caring Melalui Kemampuan Berpikir Kritis
pada saat menghadapi berbagai situasi. Perawat. Jurnal Managemen Keperawatan.
Volume 1 No.2 November 2013; 100-106.

Referensi
Noorkasiani (2015) Faktor-Faktor Yang
Deinati kiki(2018), Pengaruh Berfikir Kritis Berhubungan Dengan Kelengkapan
Terhadap Kemampuan Perawat Pelaksana Dokumentasi Keperawatan. Jurnal
Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di Keperawatan Indonesia, Volume 18
Rumah Sakit Hermina Bekasi. Jurnal No.1, Maret 2015, hal 1-8
Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic
Potter Perry (2010), Fundamental
Healthcare), Volume 12, No.1, Januari
Keperawatan Buku I edisi 7. Salemba
2018: 21-25
Medika: Jakarta
Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K. (2007).
Deswan. (2009). Proses Kperawatan dan
Berpikir kritis dalam keperawatan. Jakarta :
Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika EGC

Hastuti, W (2017), Aplikasi Concept Sudono bambang (2017), Gambaran


Mapping Dalam Pemberian Asuhan Kemampuan Berpikir Kritis Perawat Primer
Keperawatan di Stase Maternitas. Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di
Nurscope. Jurnal Keperawatan dan Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal Ilmu

Pemikiran Ilmiah. 3 (3). 19-26 Keperawatan Indonesia Vol.10, No.1, April


2017
Insani, Aldina Ayunda (2016) Berfikir
Kritis Dasar Bidan Dalam Manajemen Sumartini, B. T. (2010). Pengaruh
Penerapan Panduan Coaching Kepala
Asuhan Kebidanan. Universitas Ruang
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan
andalas : Padang Pengambilan Keputusan Perawat
Primer Dalam Proses Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap PKSC. Depok : Tesis
FIK UI.
Sumijatum. (2009) Manjemen Keperawatan
dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.

Sutrianti,Y,Mulyadi (2019) Analisis Faktot-


faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis
Perawat dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit. Jurnal
Keperawatan Raflesia,1,(1),21-32

Terry, Cynhia Lee.2011. Keperawatan


Kritis. Yogyakarta: Rapha Publishing,

Anda mungkin juga menyukai